Qou Lin berhasil menemukan kunci pintu penjara tersebut, selesainya mengambil kunci tersebut Qou Lin dengan tenang berjalan keluar dari ruangan penjara.Hey hey seharusnya dia langsung membuka sel penjara saja bukan? Lantas mengapa dia tak melakukan itu."Mungkin mereka yang ada diluar tahu letak teman teman mereka, jika aku salah membuka maka para bajiangan tak tahu malu bisa bisa terlepas," ucap Qou Lin.Jadi itu alasan dia melakukan tindakan itu, namun setelah dipikir pikir bukankah Qou Lin adalah salah satu bajiangan itu? Begini begini jangan salah paham dahulu. Sebelumnya Qou Lin tanpa malu menerobos masuk kedalam tempat penjara itu, bukannya dia tidak memiliki alasan. Qou Lin memiliki alasan untuk dalih yang akan dia berikan pada semua orang. Namun bukankah sebelumnya dia meminta makanan? Selayaknya pengemis yang tak tahu malu, setelah mereka mendapatkan apa yang dia inginkan dari sipemberi maka pengemis itu akan menganggap sipemberi untuk memberikan apa yang dia inginkan adal
Pemandangan bintang gemintang menghiasi langit yang gelap, seolah olah benda itu menawarkan keindahan pada manusia yang berada di dek kapal. Semua orang menuangkan cairan ungu mereka saling berbagi menandakan kesolidtan yang cukup besar. Semua orang yang ada disana sedang menari menikmati musik yang terus menyuguhkan kenikmatan digendang telinga mereka semua. "Semuanya mari kita berpesta, tangkapan kali ini sungguh besar sekali," ucap seseorang petinggi yang ada disana.Pada saat ini ada dua anak yang diikat ditiang yang digunakan untuk bahtera berkibar, sayangnya kenikmatan yang dirasakan oleh orang orang yang berada di kapal tersebut tak bisa dinikmati oleh kedua anak itu. Sungguh malang dan ironis sekali nasib mereka berdua, satu orang adalah wanita dan satunya lagi adalah peria."Sasa semua ini ulahmu mengapa kau mengajakku kekapal para bajak laut ini," ucap anak peria yang bernama Long cai. Semenjak kepergian Lixuan dari desa Uruk hubungan antara kedua anak itu semakin dekat
"Long cai aku melihat sesuatu benda yang bisa membebaskan kita dari sini," ucap Sasa ketika peria besar mengerikan itu telah meninggal mereka berdua disana.Long cai yang memejamkan matanya itu pun membukanya, dia akhirnya tak perlu lagi berusaha berpikir dengan cara yang seperti itu. Terkadang manusia memiliki cara yang berbeda untuk fokus, ada manusia yang harus berada ditempat sunyi dan manusia yang harus berada ditempat ramai, berhubung Long cai adalah tipe yang pertama dia cukup kesulitan untuk memikirkan rencana. Namun ucapan Sasa barusan membawa angin segar untuk Long cai, jika ada cara untuk terbebas lantas mengapa tak digunakan semaksimal mungkin."Benda apa yang kau maksud Sasa? Tunggu apalagi ayo kita ambil itu," ucap Long cai. Dia penasaran namun rasa ketidak sabaran untuk segera terbebas dari tempat ini cukup besar, lagian selama mereka ditangkap tak ada satupun orang yang memberikan makanan. Sudah satu hari penuh perut mereka tak terisi, kedua orang itu juga merasa hau
"berbakat atau tidak, bukanlah sebuah alasan untuk tidak mencoba sesuatu. Kau harus melakukannya atau kita tak akan pernah bisa kembali ke rumah, hanya dua pilihan itu yang bisa kau ambil. Bagiamana apakah kau ingin mencobanya," ucap Sasa.Long cai yang dia lihat itu membuatnya sedikit geram bagi Sasa yang setiap hari berjuang keras melihat orang yang gampang menyerah seperti itu dia ingin membuatnya sadar kembali."Sasa kau yang berbakat tak akan mengerti perasaan ku," ucap Long cai.Dia tetap percaya bahwa dirinya tak berbakat, sekeras apapun seseorang mencoba menyadarkan orang tua sudah tertutup hatinya, maka hanya kegagalan saja yang pasti akan diperoleh oleh orang yang menasehatinya.Itulah sebuah kenyataan yang sedikit memuakkan, mereka keras kepala dan tak mau mendengar. Bukankah orang yang merendahkan diri seperti itu adalah orang yang paling sombong?"Aku berbakat jangan mengada ada long cai, asal tahu saja aku terus berlatih tanpa henti hanya untuk mengejar Lixuan yang berke
Semua orang yang masih kebingungan atas kematian temannya yang secara tiba tiba itu dikejutkan oleh dua anak yang terbebas, didalam benak mereka semua berkata. Bagaimana caranya mereka terlepas dari ikatan yang menjerat dengan erat itu.Sebagian orang memang terlihat terkejut, namun sebagaian lain telah terkapar lemas dilantai ditemani oleh cangkir disamping mereka. Sesuatu yang tak terduga telah terjadi, mereka tak pernah memprediksi semua itu sama sekali.Orang orang yang masih sadar dari minuman alkohol yang memabukkan hanya beberapa orang saja, mereka semua mengambil senjata bersiap untuk menangkap anak itu seperti sebelumnya."Bagaimana kami bisa terlepas? Tentu saja semua itu karena kelalaian kalian paman," ucap Long cai dengan angkuhnya.Dia sekarang memiliki rasa senang yang cukup besar, semua itu tentu saja karena keberhasilan yang dia lakukan untuk mencapai tahap inti beladiri yang sebenarnya. Pedepokan Uruk akan menganggap orang orang yang bisa menggunakan kemampuan manipu
"hey ada apa dengan kalian semua dimana letak kesombongan yang kalian tujukan pada kami sebelumnya?" Teriak Sasa.Dia pun semakin menggila saja, Sasa yang sudah menghabisi satu nyawa itu belum merasa puas sedikit pun. Dia pun mengejar satu persatu para bajak laut yang lari ketakutan, dia menemukannya satu orang sedang bersembunyi dibawah meja. Mungkin karena berharap untuk selamat dia menjadi bodoh, peria itu menutup tangannya seperti anak kecil yang masih belum memiliki akal sama sekali. Pandangannya memang gelap, namun itu tak bisa membuat dia tidak terlihat."Paman kenapa kau bersembunyi dibawah situ," ucap Sasa. Dia menurunkan kepalanya kebawah meja tersebut. Peria yang sedang bersembunyi dibalik telapak tangannya pun dengan ragu ragu mengintip sedikit, dia melihat wanita berambut perak yang sedang menatapnya dengan tajam."Baba... Bagaimana kau bisa melihat ku," ucap peria itu tertatah tatah.Mendengar kalian yang terputus putus membuat Sasa merasa geram, dia pun mengepalkan ta
Sasa menoleh kearah Long cai, mata yang telah berubah menjadi merah itu menatap long cai dengan tajam, Sasa saat ini terlihat seperti orang yang berbeda. "Berhenti? Apa yang kau katakan long cai, mereka pantas mendapatkan sesuatu yang setimpal atas perbuatan mereka," ucap Sasa. Dia pun melepaskan tangan yang menempel dipundaknya, Long cai yang menyadari sesuatu itu mundur beberapa langkah menjauhi Sasa yang terlihat amat berbeda.Dia mengingat sesuatu yang mengerikan yang pernah dia alami sebelumnya, saat itu hujan mengguyur ibu kota kerajaan Alrnat. Berdirilah sosok wanita yang menggema pedang miliknya, dia berlari kesana kemari menghabisi para pembunuh itu.Wanita bermata merah itu tak memberikan ampunan sedikit pun pada lawan yang dia hadapi, ada sekitar 10 orang yang bersiap mengepung dirinya."Apakah ini adalah Sasa yang pernah aku kenali?" Ucap sosok peria yang sebelumnya bersama mereka. Pada saat ini tubuhnya penuh luka goresan pedang, dia cukup terlihat kelelahan sekali. Na
Penyesalan yang amat mendalam itu melanda gadis yang malang, Sasa tak ingin melakukan itu semua. Dia telah mengkhianati janji yang dia buat, apapun yang terjadi dia tak akan pernah membunuh manusia lagi.Namun naasnya takdir berkata lain, semuanya tak memihak Sasa yang malang. Saat ini gadis yang malang itu hanya bisa meringkuk meratapi kesedihan akibat tindakan yang dia lakukan. Long cai yang sudah tahu bahwa Sasa telah kembali seperti semula itu pun mencoba mendekati wanita tersebut. Sesampainya ditempat Sasa berada, Long cai merasa kasihan dengan wanita itu. dia membelai kepala Sasa dengan lembut."Sasa sudah lah jangan bersedih, apa yang telah terjadi tak akan pernah bisa kembali lagi. Kita yang telah melakukan kesalahan haruslah menatap kedepan untuk menghadapi sesuatu yang akan datang dimasa depan," ucap long cai.Sebelumnya Long cai pasti tak akan pernah mau mengatakan kalimat itu, dia yang tak menatap kedepan ketika takdir tak berpihak padanya tak seharusnya mengatakan kalima