"berbakat atau tidak, bukanlah sebuah alasan untuk tidak mencoba sesuatu. Kau harus melakukannya atau kita tak akan pernah bisa kembali ke rumah, hanya dua pilihan itu yang bisa kau ambil. Bagiamana apakah kau ingin mencobanya," ucap Sasa.Long cai yang dia lihat itu membuatnya sedikit geram bagi Sasa yang setiap hari berjuang keras melihat orang yang gampang menyerah seperti itu dia ingin membuatnya sadar kembali."Sasa kau yang berbakat tak akan mengerti perasaan ku," ucap Long cai.Dia tetap percaya bahwa dirinya tak berbakat, sekeras apapun seseorang mencoba menyadarkan orang tua sudah tertutup hatinya, maka hanya kegagalan saja yang pasti akan diperoleh oleh orang yang menasehatinya.Itulah sebuah kenyataan yang sedikit memuakkan, mereka keras kepala dan tak mau mendengar. Bukankah orang yang merendahkan diri seperti itu adalah orang yang paling sombong?"Aku berbakat jangan mengada ada long cai, asal tahu saja aku terus berlatih tanpa henti hanya untuk mengejar Lixuan yang berke
Semua orang yang masih kebingungan atas kematian temannya yang secara tiba tiba itu dikejutkan oleh dua anak yang terbebas, didalam benak mereka semua berkata. Bagaimana caranya mereka terlepas dari ikatan yang menjerat dengan erat itu.Sebagian orang memang terlihat terkejut, namun sebagaian lain telah terkapar lemas dilantai ditemani oleh cangkir disamping mereka. Sesuatu yang tak terduga telah terjadi, mereka tak pernah memprediksi semua itu sama sekali.Orang orang yang masih sadar dari minuman alkohol yang memabukkan hanya beberapa orang saja, mereka semua mengambil senjata bersiap untuk menangkap anak itu seperti sebelumnya."Bagaimana kami bisa terlepas? Tentu saja semua itu karena kelalaian kalian paman," ucap Long cai dengan angkuhnya.Dia sekarang memiliki rasa senang yang cukup besar, semua itu tentu saja karena keberhasilan yang dia lakukan untuk mencapai tahap inti beladiri yang sebenarnya. Pedepokan Uruk akan menganggap orang orang yang bisa menggunakan kemampuan manipu
"hey ada apa dengan kalian semua dimana letak kesombongan yang kalian tujukan pada kami sebelumnya?" Teriak Sasa.Dia pun semakin menggila saja, Sasa yang sudah menghabisi satu nyawa itu belum merasa puas sedikit pun. Dia pun mengejar satu persatu para bajak laut yang lari ketakutan, dia menemukannya satu orang sedang bersembunyi dibawah meja. Mungkin karena berharap untuk selamat dia menjadi bodoh, peria itu menutup tangannya seperti anak kecil yang masih belum memiliki akal sama sekali. Pandangannya memang gelap, namun itu tak bisa membuat dia tidak terlihat."Paman kenapa kau bersembunyi dibawah situ," ucap Sasa. Dia menurunkan kepalanya kebawah meja tersebut. Peria yang sedang bersembunyi dibalik telapak tangannya pun dengan ragu ragu mengintip sedikit, dia melihat wanita berambut perak yang sedang menatapnya dengan tajam."Baba... Bagaimana kau bisa melihat ku," ucap peria itu tertatah tatah.Mendengar kalian yang terputus putus membuat Sasa merasa geram, dia pun mengepalkan ta
Sasa menoleh kearah Long cai, mata yang telah berubah menjadi merah itu menatap long cai dengan tajam, Sasa saat ini terlihat seperti orang yang berbeda. "Berhenti? Apa yang kau katakan long cai, mereka pantas mendapatkan sesuatu yang setimpal atas perbuatan mereka," ucap Sasa. Dia pun melepaskan tangan yang menempel dipundaknya, Long cai yang menyadari sesuatu itu mundur beberapa langkah menjauhi Sasa yang terlihat amat berbeda.Dia mengingat sesuatu yang mengerikan yang pernah dia alami sebelumnya, saat itu hujan mengguyur ibu kota kerajaan Alrnat. Berdirilah sosok wanita yang menggema pedang miliknya, dia berlari kesana kemari menghabisi para pembunuh itu.Wanita bermata merah itu tak memberikan ampunan sedikit pun pada lawan yang dia hadapi, ada sekitar 10 orang yang bersiap mengepung dirinya."Apakah ini adalah Sasa yang pernah aku kenali?" Ucap sosok peria yang sebelumnya bersama mereka. Pada saat ini tubuhnya penuh luka goresan pedang, dia cukup terlihat kelelahan sekali. Na
Penyesalan yang amat mendalam itu melanda gadis yang malang, Sasa tak ingin melakukan itu semua. Dia telah mengkhianati janji yang dia buat, apapun yang terjadi dia tak akan pernah membunuh manusia lagi.Namun naasnya takdir berkata lain, semuanya tak memihak Sasa yang malang. Saat ini gadis yang malang itu hanya bisa meringkuk meratapi kesedihan akibat tindakan yang dia lakukan. Long cai yang sudah tahu bahwa Sasa telah kembali seperti semula itu pun mencoba mendekati wanita tersebut. Sesampainya ditempat Sasa berada, Long cai merasa kasihan dengan wanita itu. dia membelai kepala Sasa dengan lembut."Sasa sudah lah jangan bersedih, apa yang telah terjadi tak akan pernah bisa kembali lagi. Kita yang telah melakukan kesalahan haruslah menatap kedepan untuk menghadapi sesuatu yang akan datang dimasa depan," ucap long cai.Sebelumnya Long cai pasti tak akan pernah mau mengatakan kalimat itu, dia yang tak menatap kedepan ketika takdir tak berpihak padanya tak seharusnya mengatakan kalima
Kapal yang amat besar itu berlayar di lautan yang amat luas, corak naga yang ada disisi kana dan kiri itu adalah pertanda yang cukup bagus. Naga adalah mahluk kuat, tangguh dan penuh keyakinan. Begitu pun kapal tersebut, dahulu siapapun akan menghindari kapal itu jika bertemu. Namun naasnya saat ini semua kru yang sangat ditakuti oleh dunia itu telah musnah tak bersisa. Yap semua itu disebabkan oleh wanita yang telah kehilangan kendali, seandainya saja para keru itu tak lalai mungkin kejadian yang menyeramkan itu tak akan pernah terjadi. Semua nya disebabkan air yang katanya Air surga yang memberikan kenikmatan pada orang yang meminumnya. Namun kenyataannya itu hanya membawa malapetaka saja. Sungguh ironis.Kapal yang dahulunya menunjukkan ketangguhan telah sirna, benda itu hanya menjadi kapal biasa apabila ditangan nahkoda yang tidak tepat. Badai mengerikan yang telah dilalau kapal itu hanya menjadi sia sia, benda itu tak terkendali semuanya penuh lubang. Nyaris saja benda itu aka
Kapal kecil yang buruk rupa itu terapung di lautan lepas, dua orang yang menaikinya sedang kesusahan untuk mendayung dengan tangan mereka."Ah sial mau sampai kapan kita akan tiba didaratan jika tetap seperti ini," ucap Sasa yang marah marah tidak jelas.Hey hey dia kira semua ini ulah siapa, sosok wanita yang selalu benar itu mengomel dengan kalimat yang serupa. Long cai yang mendengar itu terus menerus mengeluarkan urat didahinya, dia mengepalkan tangannya dengan erat.Tiba tiba saja aura membunuh mulai muncul dari dalam tubuh Long cai, dia ingin sekali menghancurkan kepala Sasa yang mungil itu. Namun mengingat kemampuannya tak cukup hebat, dia hanya mengurungkan niatnya itu dihatinya.Sasa yang masih belum sadar atas kesalahannya itu tak mau membantu Long cai mendayung sedikit pun, dia berleha leha menatap langit yang sudah mulai gelap."Sasa jika kau ingin cepat keluar dari lautan ini, aku mohon bantu aku mendayung sampan ini," ucap long cai.Daripada memaksa dengan kekerasan Long
"Lixuan mengapa kau masih diluar, lihatlah awan yang ada diatas sana, jika kau ingin tersambar petir sih terserah kau saja," ucap Lisa yang menujuk keaatas atas awan.Memang benar pada saat ini langit mulai menghitam, selayaknya panci gosong yang terbakar bara api. Namun bukan api yang akan menjadi malapetaka bagi mereka, melainkan sebaliknya.Lixuan entah mengapa tak ingin segera masuk untuk melindungi dirinya dari air yang akan turun, seolah olah ada sesuatu yang memanggilnya diujung lautan itu."Lisa kau masuklah dahulu, jika cuaca mulai memburuk aku akan menyusul, entah mengapa ada sesuatu yang menahan ku sekarang," ucap Lixuan.Entah apa perasaan itu, Lixuan juga tidak mengetahuinya. Perasan yang hampir sirna itu mulai diingatnya lagi, itu adalah perasaan ingin bertemu dengan seseorang. Namun siapa yang ingin dia temui, mungkinkah devil atau orang lain yang sedang kesulitan dilautan sana?Jika sekarang yang mengendalikan tubuh Lixuan adalah Lixuan yang sebenarnya, maka tak menghe