“J-jadi…?” Japra tak bisa meneruskan kalimatnya, fakta yang baru disampaikan Mahapatih Bino membuatnya benar-benar kaget, syok dan hampir tak percaya.Artinya…Japra bukan keturunan orang sembarangan, tapi dua raja sekaligus. Ayahnya Maharaja Kanji dan ibunya, putri dari Maharaja Barito.Dan otomatis pria yang ada di depannya ini adalah pamannya sendiri, atau adik se ayah dari mendiang ibundanya.Mengetahui fakta ini, dengan tubuh bergetar, Japra pun bersujud di depan Prabu Kifaya, karena otomatis inilah keluarga terdekatnya.“Mohon maaf beribu maaf Paduka…paman-da, kalau Japra selama ini kurang ajar pada paduka!”Prabu Kifaya sampai turun dari peraduannya dan menarik tubuh Japra, lalu memeluknya dengan erat.“Tak apa Japra, aku malah bangga, punya ponakan yang luar biasa saktinya. Jangankan kamu, aku pun kaget setelah tahu informasi ini dari Mahapatih Bino, asal kamu tahu Japra Mahapatih Bino ini pun bukan orang lain bagi kamu, beliau adik ayahku, otomatis beliau ini kakek pamanmu se
Japra pun sampai di desa yang berada di kaki lembah tempat padepokan Ular Hitam ini berada. Dia teringat saat masih bocah berada di desa ini dan di hadang Agur dan Icok, dua anak buah Ki Boka.Desa ini terlihat tak banyak perubahan, malah makin sunyi dari dulu, hingga Japra heran sendiri.Hanya ada satu dua orang yang lalu lalang di desa ini. “Pada kemana mereka, kenapa sunyi begini, bukankah ini belum terlalu sore,” batin Japra heran sendiri.“Kisanak perlahan dulu,” Japra turun dari kudanya dan mendekati seorang setengah tua yang terlihat aneh memandangnya.“Iya ada apa? Kisanak siapa yaa, kok bisa nongol di sini?” tanya balik orang setengah tua ini.“Aku Japra…dulu aku murid padepokan ini,” kata Japra, orang ini terlihat kaget dan lalu menghela nafas panjang, mulai ingat sosok pemuda tampan perlente ini.“Sekarang situasi berubah total Japra, setelah Ki Boka dikalahkan, padepokan itu justru makin jahat saja. Padahal Ki Boka setelah diberi hadiah-hadiah besar dari Ratu Reswari di K
30 an orang ini langsung gentar, melihat kesaktian Japra, salah seorang terlihat berlari dan Japra paham, pasti orang itu akan panggil bos mereka, inilah yang di tunggu Japra.Japra kini di kurung 50 an orang, dari tampang mereka, Japra melihat hanya ada segelintir orang yang pernah jadi anak buah Ki Boka, sisanya dia tak kenal lagi.Artinya orang-orang ini anak buah si penguasa padepokan ini, yang dikatakan Ki Unu berhasilkan kalah guru pertama Japra. Japra juga melihat Agur dan Icok yang dia lihat kini ikut mengurungnya."Rupanya keduanya jadi anak buah orang itu-" pikir Japra kurang senang.Japra pun menatap keduanya tak pedulikan tatapan yang lainnya, yang seolah ingin menerkamnya, setelah di hajar Japra barusan.“Agur, Icok, kenapa kalian malah mau bersekutu dengan orang yang hancurkan padepokan kalian sendiri. Walaupun kalian ini golongan hitam, alangkah rendahnya kalian mau diperbudak orang pendatang!” tegur Japra sambil memandang kedua orang ini.Keduanya terlihat saling pand
"Bangsat! Mampuslah!!" "Tass…tass blarrrr...!!" Pendekar Gledek langsung menyerbu Japra.Japra kaget juga, serangan pendekar pesolek ini luar biasa panasnya, sehingga kalau tadi sangat dingin, kini cuaca mendadak berubah 180 derajat, menjadi panas membara.Tanda Pendekar Gledek sudah kerahkan 100 persen tenaga dalamnya.Japra langsung maklum akan kelihaian si pesolek ini, maka cepat ia mengelak, menangkis dan membalas menyerang sambil mengerahkan seluruh tenaga dan kegesitannya.Japra mainkan jurus kelelawar yang di padu dengan jurus ular kobra, ilmu-ilmu simpanannya ini berguna sebagai pertahanan yang sangat kokoh.Terjadilah duel yang amat hebat di antara kedua orang berilmu tinggi ini. Melihat betapa Japra mampu redam semua serangannya, si pesolek ini makin marah dan keluarkan semua jurus-jurusnya yang paling hebat.Setiap kali keluarkan jurusnya, dan terkena tangkisan Japra, terdengarlah suara menggelegar seperti petir.Inilah Jurus Gledek yang benar-benar ampuh dan bisa bikin jan
Sebelum Ki Boka bercerita, Japra perintahkan agar Agur dan Icok mengubur mayat-mayat di halaman itu, saat akan bergerak bangkit wajah keduanya terlihat makin pucat.Ini tak luput dar perhatian Japra.“Kalian kena racun, cepat minum sisa obat guru Ki Boka ini, lalu salurkan tenaga dalam kalian dan akan ku bantu dengan hawa sakti!” kata Japra, yang baru sadar keduanya pun tak lebih baik kondisinya dibandingkan Ki Boka.Ternyata selama ini Agur dan Icok terpaksa jadi anak buah si Pendekar Gledek, setelah kena racun jahat dari pukulan pendekar pesolek itu.Pukulan Pendekar Gledek memang mengandung racun mematikan, jahatnya lagi, racun itu tak langsung menewaskan yang kena, tapi bisa bertahan seminggu lebih atau bulanan, tergantung pukulan yang dia lesakan.Japra pun sampai penasaran, darimana pria pesolek itu berasal, jurus-jurusnya sangat aneh dan tak dia kenal. Tak sampai 10 menitan, keduanya juga memuntahkan isi perutnya. Hasilnya keduanya sehat kembali, bahkan tenaga mereka naik berl
Japra benar-benar bantu Ki Boka, masih untung harta-harta di sini masih banyak, Pendekar Gledek ternyata tak sempat ambil semua harta milik Ki Boka, setelah kalah dan kabur dari Japra.Dengan harta inilah K Boka mulai perbaiki padepokan tersebut, Japra bahkan turun tangan jadi pelatih semua murid-murid baru.Tapi buat Agur, Icok dan Ki Unu, Japra melatihnya secara khusus.“Nanti setelah aku pergi, kalianlah yang bantu Ki Boka, untuk melatih murid-murid di Padepokan Ular Putih ini,” kata Japra, yang di terima dengan hati suka cita ke tiganya.Japra bahkan tak sungkan sempurnakan jurus-jurus Ular Kobra Ki Boka, sekaligus ikut bantu buang racun dari jurus hebat ini di tubuh gurunya itu.Akibatnya kehebatan Ki Boka pun naik berlipat-lipat, hingga Ki Boka berseloroh, kini kebalik dia yang jadi murid Japra.“Jangan guru, bagiku guru adalah tetap guru sampai kapanpun,” ungkap Japra, hingga bikin Ki Boka makin terharu. Japra benar-benar orang yang tahu diri.Tanpa sungkan Japra pun akui kalau
Ingat pesan Ki Boka, Japra pun kembali berpetualang ke kerajaan Hilir Sungai, kali ini tujuannya ingin mencari Aura.Dua bulanan kemudian dia sudah berada di wilayah kerajaan yang makin maju ini. Japra tiba di sebuah kadipaten yang dulunya masuk Kerajaan Daha, tapi kini sudah jadi wilayah Kerajaan Hilir Sungai.Makin kagumlah Japra, daerah yang dulunya hanya desa kecil, kini berubah jadi kadipaten yang sangat ramai.Lalu lintas perahu di Sungai Tawilong yang merupakan anak Sungai Barito sangat ramai, aktivitas perdagangan maju pesat. Namun anehnya, sangat banyak warga kerajaan Daha yang juga berniaga dan hilir mudik di sungai ini.“Apakah Kerajaan Daha dan Kerajaan Hilir Sungai kini bersahabat?” batin Japra keheranan, sambil duduk di sebuah warung yang lumayan ramai, di pinggir Sungai Tawilong ini.Japra juga tak menyalahkan kalau kini warga di kadipaten ini lebih memilih jadi bagian Kerajaan Hilir Sungai, dibandingkan masih jadi rakyat Kerajaan Daha.“Hebat sekali Ratu Reswari,” gum
Akhirnya dengan runtut Japra ceritakan apa yang sudah Ki Boka kisahkan padanya, tak lupa di akhir ceritanya, ia sebut padepokan Ular Hitam sudah berubah nama menjadi padepokan Ular Putih.Yang artinya berubah pula kelompok ini menjadi kelompok golongan putih, bukan lagi kelompok jahat yang suka merampok desa atau para pedagang yang lewat di wilayah kelompok ini.Aura termenung mengetahui jati dirinya yang ternyata anak kandung Ki Palung, ayahnya ternyata bukan adik kandung Ki Boka.Anehnya Aura tak merasa gembira tahu hal itu, dia malah menarik nafas panjang, seolah ada beban berat di hatinya.Japra hanya mendiamkan, melihat Aura yang tak begitu terkesan dengan pengungkapan jati dirinya tersebut.Japra lalu rengut kalung dari lehernya, inilah kalung yang selama ini melingkar dan kini dia lepas.“Aura, kalung ini dahulu pemberian Ki Palung, sudah selayaknya kamu yang miliki kalung tersebut saat ini,” cetus Japra, sambil meletakan kalung itu di meja.Aura melirik kalung itu, lalu mengge