“Diculik…?” Japra kaget dan kini memandang kedua orang ini dengan pandangan heran.“Iya, mereka bertiga datang baik-baik dan kami terima 2 hari lalu. Tak tahunya besoknya 3 wanita kami mereka bawa dan ngilang hingga kini. Mereka sebut julukannya 3 Pendekar Muka Hewan, muka mereka memang menakutkan mirip hewan!” sahut orang tersebut dengan pandangan masih curiga pada Japra dan Dehea.“Coba sebutkan di mana mereka bersembunyi, aku akan berusaha mencarinya, tapi aku dan temanku tak sengaja loh masuk ke kampung kalian, kami minta maaf!”Japra tak mau bemusuhan dengan warga lokal, yang agaknya tak suka orang luar memasuki wilayah mereka, langsung rubah sikap lebih ramah.Lebih heran lagi, ada orang yang mengaku 3 Pendekar Muka Hewan, baru kali ini Japra mendengar julukan aneh itu.Ditambah ilmu kanuragan mereka yang serampangan, tapi anehnya serangannya sangat berbahaya. Warga ini benar-benar bikin Japra terher
Mereka bertiga bergerak, saling pandang penuh rasa benci dan penasaran pada Japra.Kini Japra terkurung mereka bertiga yang berada di depan, samping dan belakangnya.Perlahan-lahan tiga orang itu melangkah maju dan otomatis membentuk barisan segi tiga.Tangan mereka sampai berbunyi kerotan, tanda tenaga dalam sepenuhnya sudah tersalur di tangan masing-masing.Japra tentu saja sudah waspada. Dalam hatinya ini yang ia kehendaki, maka ia tadi sengaja menghajar satu orang memancing mereka.Sekaligus ingin tahu, sampai dimana kehebatan manusia-manusia bermuka aneh ini.Pancingannya berhasil karena secara beruntun mereka, pertama-tama Si muka babi, yang melontarkan jurus luar biasa panas yang berbau busuk, mudah di duga jurus ini beracun.Hebatnya, jurus dari arah depan ini menuju ke jalan-jalan darah utama Japra.Kemudian disusul oleh serangan si muka kuda, yang tak kalah jahatnya, menyerang dari arah kanan.Si muka monyet ya
Begitu sadar, Japra kaget dia sudah berada di sebuah gubuk dan di depannya duduk Dehea yang memandangnya dengan wajah cemas.“Aku di mana?” keluh Japra sambil memegang dahinya, kepalanya sangat pusing sekali, pengaruh jurus beracun 3 Pendekar Hewan masih berasa.“Kamu tadi angkut dua orang warga itu dan di bawa ke sini!” sahut Dehea.“Ohh…begitu, berarti kita ada di kampung mereka?” Dehea langsung mengangguk membenarkan ucapan Japra.“Tuan Japra, baguslah kamu sudah sadar, tapi racun dari pukulan 3 Pendekar Hewan masih nge-don di tubuhmu, sebaiknya kamu makan buah ini. Kami sebut buah hijau, ini berguna usir segala racun yang ada di tubuhmu!”Pria yang tadi memimpin 9 anak buahnya lalu kenalkan diri dengan nama Pakoi dan dia adalah kepala suku di kampung sini.Japra pun tanpa ragu makan buah sebesar telor ayam ini, rasanya sepat, seperti buah sawo setengah matang, tapi juga agak manis.
Dehea tak setinggi Japra ilmu kanuragannya, dia pun mulai ter efek buah aneh itu. Tanpa sadar buah warna merah yang menyegarkan dan mengenyangkan itu, ternyata mempunyai efek samping, yakni meningkatkan libido.Pakor, sang kepala suku rupanya lupa memberitahu soal ini, sehingga kini Dehea dan Japra jadi ‘korban’.Pakor yang polos beranggapan, kedua pendekar tampan dan cantik ini adalah pasangan suami istri.Sehingga keduanya diberikan sebuah gubuk buat beristirahat dan tak perlu di beritahu efeknya.Awalnya Japra kaget juga, tapi lama-lama dia malah menikmati ciuman ini dan tanpa sungkan meladeninya.Akibatnya efek buah merah ini makin dahsyat saja, seperti obat kuat, yang bila pemakannya sudah terangsang, maka efeknya akan naik sangat cepat dan harus segera disalurkan.Ciuman ini makin meningkat ritmenya, kini tanpa sadar keduanya sama-sama melepas pakaian dan akhirnya sama-sama sudah tak berpakaian lagi.Melototlah mata Japra, baru kali ini dia menemukan tubuh wanita yang dimatanya
Kali ini mereka saling melumat dalam kondisi sama-sama sadar dan tidak terpengaruh buah merah.Keduanya lalu kembali mengulang kemesraan ini di semak-semak berumput tebal. Lalu mandi polos berdua di telaga ini dan seolah sedang bulan madu, tak ada puas-puasnya mereguk nafsu berahi di telaga sepi ini.Tanpa keduanya sadari, tempat ini sebenarnya tak jauh dari pondok, di mana Nyai Rombeng tengah beristirahat.Karena sedang di mabuk nafsu, keduanya tak sadar, kalau Nyai Rombeng yang sudah hampir sembuh ini hanya bisa geleng-geleng kepala melihat ulah kedua orang muda yang di mabuk berahi dan asmara ini.Kewaspadaan Japra apalagi Dehea berkurang, dan tak sadar kalau kelakuan mereka membuat Nyai Rombeng melengus dan balik ke pondoknya.Setelah 10 hari 10 malam di sana. Selain bercinta siang malam, Japra juga tak lupa beritahu kelemahan-kelemahan jurus-jurus yang Dehea miliki.Sehingga dalam waktu 10 harian ini keduanya berlatih sekaligus bercinta tiada bosan. Imbasnya, jurus kanuragan Dehe
Ratu Reswari juga menerapkan aturan yang keras dan kejam, sehingga tak ada yang berani dengan perintahnya. Selain kesaktiannya yang luar biasa dan membuat semua pembantunya tunduk dengannya.Bahkan Ratu Reswari mulai kurangi peran para pendekar golongan hitam dan digantikannya dengan pejabat yang lebih cakap.Tapi Ratu Reswari ini tidak membuang begitu saja, dia berikan mereka hadiah dan daerah tertentu, yang membuat mereka tak bakal bikin repot kelak.“Kalian adalah pejuang pelopor, kami tetap akan butuh bantuan kalian kelak, untuk serbu musuh, atau pertahankan diri dari serbuan kerajaan lain. Saatnya kita nikmati apa yang sudah kita perjuangkan selama ini,” titah Ratu Reswari cerdik, hingga para pendekar golongan hitam ini tak ada yang protes.Ki Birawa pun sampai angkat topi dengan murid sekaligus kemenakan misannya ini. “Tak heran dulu Raja Daha begitu mencintainya, sayangnya saat itu dia belum se cerdik ini, hanya mikirin nafsu semata.” pikir Ki Birawa kagum,Diapun kini juga dap
Gara-gara mendengar pembicaraan inilah, Japra jadi tertarik. “Jangan-jangan mereka itu 3 Pendekar Hewan. Hmm…cukup jauh juga mereka berkeliaran di kerajaan ini?” batin Japra penasaran.Pendekar ini sebenarnya sangat penasaran dengan 3 pendekar hebat itu, Pakoi sang kepala suku yang dia tolong warganya dulu, ngaku tak kenal darimana ke 3 tokoh jahat itu berasal.“Yang pasti mereka itu sangat jahat, andai tuan pendekar lambat mengusir mereka, bisa jadi seluruh wanita yang ada di sini habis di culik mereka,”cerita Pakoi.Inilah yang membuat Japra jadi tertarik dan ingin tahu, siapa mereka itu sebenarnya, sehingga dia lupakan dulu persoalannya sendiri.Japra lalu lanjutkan perjalanan ke arah Kotaraja Barito, yang dikatakan sedang di kepung kaum pemberontak yang di pimpin Pangeran Kifaya.Dari cerita warga yang dia temui, Pangeran Kifaya sebenarnya putra mahkota asli, sedangkan yang berkuasa saat ini adalah paman tirinya, yang secara curang merebut tahtanya 10 tahunan yang lalu, saat Pange
“Baiklah paduka, hamba permisi dulu, terima kasih atas peringatan paduka, hamba akan taati,” Japra lalu bersiap melangkah mundur, untuk keluar dari tenda ini.“Tunggu Japra!” tahan Pangeran Kifaya, hingga Japra pun batalkan niatnya pergi.“Maaf paduka, ada apa…?” Japra bertanya keheranan. Makin heran lagi saat masuk seorang yang agaknya pengawal pribadi Pangeran Kifaya dan berbisik ke telinga pangeran ini.Pangeran ini lalu menatap wajah Japra, kini wajahnya malah tersenyum.“Kamu sudah berada di sini, aku ingin kamu bantu aku taklukan kotaraja ini. Kurasa dengan bantuanmu, juga julukanmu sebagai Pendekar Bukit Meratus, tentu makin memudahkan aku kembali rebut kerajaan ini,” ceplos Pangeran Kifaya, hingga Japra kaget, karena julukannya sudah diketahui pangeran ini.“Tuan Japra, aku Ki Bino, panglima pasukan ini, aku kenal baik dengan 3 Pendekar Golok Putih, kakak seperguruan kamu. Asal kamu tahu, aku dan paduka juga murid-murid Ki Durga. Mengingat hubungan baik ini, ku harap kamu jan