Ratu Reswari juga menerapkan aturan yang keras dan kejam, sehingga tak ada yang berani dengan perintahnya. Selain kesaktiannya yang luar biasa dan membuat semua pembantunya tunduk dengannya.Bahkan Ratu Reswari mulai kurangi peran para pendekar golongan hitam dan digantikannya dengan pejabat yang lebih cakap.Tapi Ratu Reswari ini tidak membuang begitu saja, dia berikan mereka hadiah dan daerah tertentu, yang membuat mereka tak bakal bikin repot kelak.“Kalian adalah pejuang pelopor, kami tetap akan butuh bantuan kalian kelak, untuk serbu musuh, atau pertahankan diri dari serbuan kerajaan lain. Saatnya kita nikmati apa yang sudah kita perjuangkan selama ini,” titah Ratu Reswari cerdik, hingga para pendekar golongan hitam ini tak ada yang protes.Ki Birawa pun sampai angkat topi dengan murid sekaligus kemenakan misannya ini. “Tak heran dulu Raja Daha begitu mencintainya, sayangnya saat itu dia belum se cerdik ini, hanya mikirin nafsu semata.” pikir Ki Birawa kagum,Diapun kini juga dap
Gara-gara mendengar pembicaraan inilah, Japra jadi tertarik. “Jangan-jangan mereka itu 3 Pendekar Hewan. Hmm…cukup jauh juga mereka berkeliaran di kerajaan ini?” batin Japra penasaran.Pendekar ini sebenarnya sangat penasaran dengan 3 pendekar hebat itu, Pakoi sang kepala suku yang dia tolong warganya dulu, ngaku tak kenal darimana ke 3 tokoh jahat itu berasal.“Yang pasti mereka itu sangat jahat, andai tuan pendekar lambat mengusir mereka, bisa jadi seluruh wanita yang ada di sini habis di culik mereka,”cerita Pakoi.Inilah yang membuat Japra jadi tertarik dan ingin tahu, siapa mereka itu sebenarnya, sehingga dia lupakan dulu persoalannya sendiri.Japra lalu lanjutkan perjalanan ke arah Kotaraja Barito, yang dikatakan sedang di kepung kaum pemberontak yang di pimpin Pangeran Kifaya.Dari cerita warga yang dia temui, Pangeran Kifaya sebenarnya putra mahkota asli, sedangkan yang berkuasa saat ini adalah paman tirinya, yang secara curang merebut tahtanya 10 tahunan yang lalu, saat Pange
“Baiklah paduka, hamba permisi dulu, terima kasih atas peringatan paduka, hamba akan taati,” Japra lalu bersiap melangkah mundur, untuk keluar dari tenda ini.“Tunggu Japra!” tahan Pangeran Kifaya, hingga Japra pun batalkan niatnya pergi.“Maaf paduka, ada apa…?” Japra bertanya keheranan. Makin heran lagi saat masuk seorang yang agaknya pengawal pribadi Pangeran Kifaya dan berbisik ke telinga pangeran ini.Pangeran ini lalu menatap wajah Japra, kini wajahnya malah tersenyum.“Kamu sudah berada di sini, aku ingin kamu bantu aku taklukan kotaraja ini. Kurasa dengan bantuanmu, juga julukanmu sebagai Pendekar Bukit Meratus, tentu makin memudahkan aku kembali rebut kerajaan ini,” ceplos Pangeran Kifaya, hingga Japra kaget, karena julukannya sudah diketahui pangeran ini.“Tuan Japra, aku Ki Bino, panglima pasukan ini, aku kenal baik dengan 3 Pendekar Golok Putih, kakak seperguruan kamu. Asal kamu tahu, aku dan paduka juga murid-murid Ki Durga. Mengingat hubungan baik ini, ku harap kamu jan
Japra kaget bukan main saat melihat 3 Pendekar Hewan membabati pasukan Pangeran Kifaya.“Bangsat, bagaimana ceritanya 3 manusia setan ini malah berbalik dan berkhianat dengan pasukan Pangeran Kifaya?” batin Japra marah tak ketulungan.Sambl masih melompati kepala pasukan yang tengah bertempur, Japra lalu kerahkan seluruh kekuatannya, untuk hajar 3 Pedekar Hewan, dan yang paling dekat si Muka Kuda.Suara angin berciutan yang sangat dingin langsung tertuju ke arah muka kuda yang tengah aseek membabati pasukan Pangeran Kifaya.Blarrr…si muka kuda secepat kilat menangkis serangan ini, hingga terjadilah ledakan dahsyat.Si muka kuda terlempar hingga 10 meteran lebih, dadanya langsung sesak dan matanya menggereng marah luar biasa, saat melihat orang yang menyerangnya.“Bangsat, kamu lagi ganggu kesenanganku,” bentak si Muka Kuda.“Kalianlah yang bangsat, bukankah kalian berada di pihak pasukan Pangeran Kifaya, kenapa malah membabati pasukan ini,” seru Japra sambil balas membentak.“Bukan ur
“Mereka tewas terkena pukulan dari 3 Pendekar Muka Hewan,” kata Japra saat melihat kondisi jasad paman tiri Pangeran Kifaya, sekaligus makin heran dengan kelakuan 3 pendekar aneh itu.Bingung berada di pihak mana ke 3 orang jahat itu, tapi memiliki kesaktian yang luar biasa.“Benar-benar tokoh sesat yang sukar di pegang ekornya, awalnya ikut kita, eh malah bantai pasukan kita. Kini malah bantai keluarga paman tiriku. Entah apa tujuan mereka…bahaya sekali!” kata Pangeran Kifaya kebingungan sendiri, sambil geleng-geleng kepala.Tapi Pangean Kifaya bersyukur, Japra bisa hentikan kekejaman ke 3 orang itu, bahkan salah satunya tewas.Andai Pangeran Kifaya maju melawan, walaupun dibantu puluhan pendekar lainnya yang membantunya. Belum tentu bisa mengalahkan ke 3 pendekar jahat yang sangat sakti itu.Setelah semua mayat disingkirkan, untuk di kubur massal dengan ribuan prajurit yang tewas, pasukan Pangeran Kifaya lalu bersihkan Istana ini dan hari ini sahihlah Pangeran Kifaya menjadi Mahara
“J-jadi…?” Japra tak bisa meneruskan kalimatnya, fakta yang baru disampaikan Mahapatih Bino membuatnya benar-benar kaget, syok dan hampir tak percaya.Artinya…Japra bukan keturunan orang sembarangan, tapi dua raja sekaligus. Ayahnya Maharaja Kanji dan ibunya, putri dari Maharaja Barito.Dan otomatis pria yang ada di depannya ini adalah pamannya sendiri, atau adik se ayah dari mendiang ibundanya.Mengetahui fakta ini, dengan tubuh bergetar, Japra pun bersujud di depan Prabu Kifaya, karena otomatis inilah keluarga terdekatnya.“Mohon maaf beribu maaf Paduka…paman-da, kalau Japra selama ini kurang ajar pada paduka!”Prabu Kifaya sampai turun dari peraduannya dan menarik tubuh Japra, lalu memeluknya dengan erat.“Tak apa Japra, aku malah bangga, punya ponakan yang luar biasa saktinya. Jangankan kamu, aku pun kaget setelah tahu informasi ini dari Mahapatih Bino, asal kamu tahu Japra Mahapatih Bino ini pun bukan orang lain bagi kamu, beliau adik ayahku, otomatis beliau ini kakek pamanmu se
Japra pun sampai di desa yang berada di kaki lembah tempat padepokan Ular Hitam ini berada. Dia teringat saat masih bocah berada di desa ini dan di hadang Agur dan Icok, dua anak buah Ki Boka.Desa ini terlihat tak banyak perubahan, malah makin sunyi dari dulu, hingga Japra heran sendiri.Hanya ada satu dua orang yang lalu lalang di desa ini. “Pada kemana mereka, kenapa sunyi begini, bukankah ini belum terlalu sore,” batin Japra heran sendiri.“Kisanak perlahan dulu,” Japra turun dari kudanya dan mendekati seorang setengah tua yang terlihat aneh memandangnya.“Iya ada apa? Kisanak siapa yaa, kok bisa nongol di sini?” tanya balik orang setengah tua ini.“Aku Japra…dulu aku murid padepokan ini,” kata Japra, orang ini terlihat kaget dan lalu menghela nafas panjang, mulai ingat sosok pemuda tampan perlente ini.“Sekarang situasi berubah total Japra, setelah Ki Boka dikalahkan, padepokan itu justru makin jahat saja. Padahal Ki Boka setelah diberi hadiah-hadiah besar dari Ratu Reswari di K
30 an orang ini langsung gentar, melihat kesaktian Japra, salah seorang terlihat berlari dan Japra paham, pasti orang itu akan panggil bos mereka, inilah yang di tunggu Japra.Japra kini di kurung 50 an orang, dari tampang mereka, Japra melihat hanya ada segelintir orang yang pernah jadi anak buah Ki Boka, sisanya dia tak kenal lagi.Artinya orang-orang ini anak buah si penguasa padepokan ini, yang dikatakan Ki Unu berhasilkan kalah guru pertama Japra. Japra juga melihat Agur dan Icok yang dia lihat kini ikut mengurungnya."Rupanya keduanya jadi anak buah orang itu-" pikir Japra kurang senang.Japra pun menatap keduanya tak pedulikan tatapan yang lainnya, yang seolah ingin menerkamnya, setelah di hajar Japra barusan.“Agur, Icok, kenapa kalian malah mau bersekutu dengan orang yang hancurkan padepokan kalian sendiri. Walaupun kalian ini golongan hitam, alangkah rendahnya kalian mau diperbudak orang pendatang!” tegur Japra sambil memandang kedua orang ini.Keduanya terlihat saling pand