BERSAMBUNG
Marah bukan main si Putul, musuh besarnya lolos dari tongkatnya, apalagi saat bersamaan 20 orang pasukan pemberontak ini menyerbunya.Ini membuat serangannya terhalang oleh ke 20 pasukan pemberontak ini, yang tak menduga kalau pendekar muda ini sedang di amuk amarah yang luar biasa.Tentu saja ke 20 orang ini bukan tandingan pemuda sakti yang sedang di amuk amarah tersebut. Mereka sama saja dengan mengantar nyawa untuk pindah alam.Trass…trasss…!Pedang dan tongkat Pendekar Putul berubah jadi senjata pencabut nyawa, ke 20 orang pasukan itu tewas dengan tubuh putus di tengah-tengah, bahkan hebatnya lagi.Pedang dan tongkatnya sama sekali tidak bernoda darah, ini menandakan jurus Pedang Pencabut Nyawa ini seakan benar-benar bernyawa dan tak ampun bunuh siapa saja yang nekat melawannya.Si Putul makin marah, melihat musuh-musuh besarnya tak terlihat lagi di antara ribuan pasukan yang sedang berperang ini.“Bangsaattt, mereka berhasil kabur menyelinap di antara ribuan pasukan,” dengus si P
“Perbuatanmu benar-benar tak bisa di ampunkan lagi, lihat korban-korban akibat ambisimu itu, ribuan orang mati sia-sia, mereka bukan musuh, tapi rakyat Kerajaan Muara Sungai saudara-saudara kita sendiri…!” suara Prabu Japra terdengar dingin, tanda menahan kemarahan yang luar biasa di dadanya.Ini aib bagi kerajaan yang dia pimpin, selama puluhan tahun jadi maharaja dan sering perang dengan kerajaan lain yang coba-coba ganggu wilayahnya. Tapi baru kali ini terjadi perang saudara dengan korban yang tak sedikit.Belum lagi kerugian materi yang juga sangat banyak, serta efek lainnya, rasa trauma yang melanda rakyatnya. Ini sangat menyakitkan hati Prabu Japra, yang bertanggun jawab dengan rakyatnya sendiri.Pangeran Busu hanya bisa terdiam, walaupun tubuhnya tertotok, tapi mulutnya bisa bicara. Namun mana berani dia membantah ucapan sang Maharaja yang sedang murka ini.“Bersiaplah kamu menerima hukuman!” kata Prabu Japra lagi dan kedua lengannya kini telah berubah membiru.Brassss…!Pangera
Sambil menunggang kuda dengan santai, Nyai Sawitri kini selalu tersenyum bahagia sepanjang jalan, hingga kecantikannya makin terlihat jelas.Tubuhnya yang sekal dan bikin jakun si Putul kadang naik makin terlihat indah di atas kuda jantan, yang sebelumnya Putul beli dari peternak kuda di sebuah desa.Pendekar Putul menjemput mantan selir Pangeran Busu di tempat persembunyiannya dan sesuai janjinya, akan mengantar pulang Nyai Sawitri ini kembali ke desanya.Nyai Sawitri lega, Pangeran Busu sudah menerima hukuman berat dari Prabu Japra, yang murka gara-gara perang saudara itu.Si Putul sudah ceritakan soal ini, sehingga kini Nyai Sawitri tak perlu khawatir lagi dengan keselamatannya, sebab Pangeran Busu sudah tak bisa lagi gunakan kesaktiannya.“Pendekar Putul…setelah mengantar aku pulang ke desaku, kamu akan kemana?” tanya Nyai Sawitri, sambil menatap si Putul yang berkuda di sisi kudanya.“Mungkin…aku akan kembali ke Lembah Bidadari, karena ibundaku di sana, sudah lebih setahun aku mer
Kedua kini mulai kepermainan yang sesungguhnya, dinginnya cuaca makin membuat keduanya makin hot.Pendekar Putul dengan pengalamannya yang sudah tinggi soal bercinta, dengan mudah membuatnya mampu membuat Nyai Sawitri tak bisa lagi ngitung berapa kali melayang di bikin si kaki buntung ini.Apalagi saat perkakas si Putul mulai masuk dan mengaduk-ngaduk rahimnya.Tubuhnya berguncang oleh pompaan si Putul, lenguhannya dan erangannya makin membuat si Putul lupa diri, apalagi Nyai Sawitri.Harus Si Putul akui, dari semua wanita yang perna dia gauli, selain Nyai Safitri, Nyai Sawitri inilah yang bikin dia ketagihan bercinta."Tak aneh si Pangeran Busu sangat demem, perabotannya harum, tubuhnya woww...permainannya juga bikin tak pernah bosan," batin si Putul bahagia, walaupun 'janda' tapi kelebihan Nyai Sawitri membuatnya bikin mabuk si Putul.Nyai Sawitri juga makin demem dengan ritual foreplay yang dipraktekan Pendekar Putul. “Enak banget ternyata…tapi harum kan sayang,” desis Nyai Sawitri
Pendekar Putul benar-benar kembali pulang ke Lembah Bidadari, dia merasa terlalu lama merantau, hampir 1,5 tahunan dan saatnya harus kembali kunjungi ibu kandungnya, Putri Alona.Kuda jantannya terus dia hela dan hanya berhenti saat kecapekan atau kudanya kelaparan.Akhirnya kurang dari 3 bulanan, atau 6 bulan setelah pemberontakan yang gagal, dia sampai juga di kaki bukit lembah Bidadari.“Hmm…aneh, kenapa kampung ini jadi sepi, dulu sangat ramai?” batin Pendekar Putul, sambil jalankan kudanya perlahan-lahan.“Paman…!” si Putul langsung panggil seorang pria tua yang terlihat keluar dari rumahnya.“Putul…kenapa kamu baru datang!” si paman tua ini tak senang, seakan menegur si Putul, si paman tua ini seolah menyimpan sesuatu yang rahasia.Sehingga pemuda ini mengerutkan alisnya, heran orang tua ini sama sekali tak menghormatinya, malah terlihat marah.“Maaf paman…aku memang kelamaan merantau, kemana orang-orang di sini, kenapa lembah ini jadi sepi,” tanya Si Putul sambil turun dari kuda
Perjalanan menuju ke wilayah Kerajaan Loksana bukanlah perjalanan yang dekat, si Putul harus melewati ratusan kampung, baik yang ramai maupun yang terpencil.Bahkan dia harus melewati hutan-hutan yang lebat dan sunyi. Akibatnya si Putul sering di hadang para perampok atau penjahat.Tapi…semuanya habis di babat si Putul tanpa tersisa!Pemuda sakti yang masih sakit hati dengan kematian ibundanya, benar-benar tak pernah beri ampun pada kaum penjahat.“Biar mereka tak lagi kotori dunia ini, malas kerja, malah jadi begal dan rampok, pantas kalian di kirim pindah alam!” dengus si Putul, setiap kali usai beraksi.Bahkan tak sekali dua kali dia membasmi kaum begal dan perampok, yang kedapatan tengah beraksi di sebuah kampung atau desa, bahkan kota, tapi di saat bersamaan ia ada di sana.Akibatnya tak satupun yang lolos dari hukumannya, semuanya di babat dengan kepala putus, kena hajar pedang tipisnya.Pedang warisan Putri Reswari benar-benar sudah berubah jadi pedang pencabut nyawa bagi para p
“Kamu tak usah berkecil hati Arya, kalau bukan jodoh, tak perlu kamu patah hati. Tuh kelak masih ada wanita cantik yang akan menerima kamu apa adanya!” kata mendiang ibunya, Putri Alona.Teringat kematian ibunya yang tragis bersama 28 muridnya, dendam membara pun kembali bangkit di dadanya pada Ki Rawa Cs.Wajah tampan pemuda sakti yang selalu mendung ini makin keruh saja. Teringat kasih sayang ibunya yang singkat, makin membuat sakit hati di dalam dirinya berkobar.“Aku harus temukan Ki Rawa dan komplotannya, soal Putri Arumi bukan urusanku. Biarlah pihak Kerajaan Loksana yang akan cari dia,” gumam Pendekar Putul lalu tidur nyenyak dan tak mau memikirkan wanita yang pernah bikin dia patah hati ini.Masuk wilayah kerajaan Loksana, si Putul mulai cari-cari informasi, apakah ada yang melihat Ki Rawa Cs.Tapi hampir semingguan di kota ini, tak ada informasi yang dia dapatkan, akhirnya hari ke 8 dia pun bersiap lanjutkan perjalanan, untuk mencari persembunyian musuh besarnya.Namun, saat a
Jinari dan Jamari bak sedang berlomba berpakaian, tapi karena sedang gugup, memasang pakaian bikin mereka jadi salah-salah mulu.Apalagi mulut si Putul senyam senyum seakan mengejek kelakuan keduanya.“Kenapa beha dan celdamnya nggak di pakai, ntar kalau sobek keliatan perabotan kalian itu,” kembali Pendekar Putul mengejek.Cappp…tiba-tiba melayang sebuah kain menuju ke wajah si Putul dan tapi dengan santainya si tangan kiri si Putul tangkap kain itu.Saat menatap itu adalah…celana dalam yang di lempar Jinari, si Putul tertawa kecil.Dengan cueknya si Putul mencium dan bersikap seolah merem melek. "Hmm...harum juga, entah kamu kasih parfum apa, tapi baunya bikin aku jadi pingin juga memompa tubuh kalian," kembali si Putul sengaja bersikap tengil.Hingga Jinari dan Jamari yang sampai melongo dan saling pandang. "Ehemm....!" sahut Jamari,“Enak juga baunya, pantas ke dua pangeran itu jadi kesengsem dengan kalian, walaupun tahu perabotan kalian pasti sudah longgar,” cetus Pendekar Putul l
Putri Melania yang memang menyamar sebagai nenek-nenek ini tersenyum manis sekali dan dia kaget saat tubuhnya tiba-tiba di raih Bafin dan di lemparnya ke atas, lalu di sambut dengan pelukan dan ciuman bertubi-tubi.“Sayangggkuuu istrikuuuu…ya Tuhan, kenapa kamu sampai nyamar jadi nenek-nenek sih,” seru Bafin dengan wajah berseri-seri.Tak lama kemudian terdengar suara anak kecil memanggil ibu, yang berlari dan di iringi 5 wanita cantik, selir-selir Bafin.“Kalian…syukurlah kalian tak apa-apa, eh itu siapa anak kecil itu?” seru Bafin sambil lepaskan pelukannya dari tubuh harum Putri Melania.Kini ia menatap anak kecil yang usianya antara 2-3 tahunan ini, wajahnya sangat tampan dan mirip anak perempuan, saking tampangnya.“Pangeran Bome, cepat beri hormat pada ayah kandungmu, dialah ayah yang selama ini kamu cari-cari!” tegur Putri Melania ke si anak kecil ini.Si anak kecil yang di panggil Pangeran Bome ini awalnya kaget, lalu dengan cepat bersimpuh dan beri hormat pada Bafin dengan sik
Pendekar Tanpa Bayangan ini tentu saja kaget bukan kepalang, serangan ini tidak bercanda. Mau tak mau dia pun langsung bergerak dengan gunakan jurus kaki ajaibnya.Sehingga serangan pertama ini luput, si nenek tak di kenal ini kembali lakukan serangan lebih dahsyat dari tadi.“Pantas saja ke 5 selirku tak mampu ladeni si nenek ini, pukulan-pukulannya sangat dahsyat,” batin Bafin, yang sengaja belum membalas, kecuali bergerak lincah dan selalu menghindar.Ia tak ingin menyakiti si nenek ini, apalagi belum tahu apa motifnya menculik ke 5 selirnya tersebut.“Nek, sabar dulu, aku mau tanya kamu apakan selir-selirku itu dan di mana mereka kamu tawan?” sambil menghindar Bafin sengaja bertanya.Tapi si nenek ini tak menggubris pertanyaan Bafin, dia malah makin lama makin beringas menyerang Bafin.Bahkan sudah 50 jurus, jangankan mampu taklukan Bafin, mengenai tubuh pemuda sakti ini saja tidak. Makin murkalah si nenek berbody aduhai ini.Tapi ada yang aneh, dari tubuh si nenek yang terlihat p
Bafin baru saja pulang dari Kerajaan Hilir Sungai, untuk menemui kakeknya Prabu Harman, sekaligus minta izin menempati Istana Lembah Iblis dan kakeknya ini tak keberatan, bahkan janji kelak akan berkunjung ke sana.“Bagus cucuku, sayang bangunan istana itu dibiarkan terbengkalai, nanti aku akan kirim tukang-tukang bangunan Istana buat percantik istana itu,” janji Prabu Harman dan Bafin banyak bawa pulang hadiah-hadiah waah dari Maharaja ini.Namun, setelah dua seminggu dan tiba kembali ke sini, Bafin merasa aneh sendiri.Istana-nya yang biasanya ramai dengan celotehan ke 5 selirnya hari ini sunyi. Bafin memang tak khawatir tinggalkan selir-selirnya sementara, sebab ke 5 nya sudah miliki kesaktian tinggi, biarpun saat ini ke limanya kompak sedang hamil muda dan kini sudah jalan 3,5 bulanan.Di tambah lagi tempat ini tak lagi seperti dulu, sudah ramai dan menjadi sebuah perkampungan yang mulai padat warganya.Bahkan anak-anak kecil pun sering jadikan halaman istana yang luas ini jadi t
“Kalian memang hebat, kini aku lega, semua ilmu silat yang aku ajarkan sudah sempurna kallian kuasai, tinggal di matangkan lagi,” Bafin tanpa ragu menciumi ke 5 nya satu persatu.Kelakuan Bafin sudah tak aneh bagi mereka dan pastinya langsung paham, dan kini mereka pun ‘pesta’ kecil-kecilan di sebuah ruangan istana ini.Dan pastinya di akhiri dengan membuka paha masing-masing, untuk di lumat bibir Bafin dan kemudian dimasuki pelatuk perkasa si pendekar flamboyan ini.Anehnya, energy bercinta Bafin makin lama makin hebat saja. Sehingga ke 5 selirnya kadang berseloroh, Bafin harus nambah selir lagi untuk layani keperkasaan pendekar flamboyan ini.Demikian lah sejak saat itu nama 5 Bidadari Lembah Iblis langsung menggema ke mana-mana, terlebih saat itu juga orang-orang menyebut kalau ke 5 wanita yang memang cantik jelita adalah selir dari Pendekar Tanpa Bayangan. Tak berhenti sampai di sana, sepak terjang 5 Bidadari Lembah Iblis dan sesekali Bafin turun tangan, juga membasmi banyak penja
Salah satu kawanan 10 Pendekar Setan yang bertubuh agak gemuk tiba-tiba mulai lakukan serangan ke arah Nyai Laras dengan goloknya.Serangan sangat mematikan, karenadi sertai dengan tenaga dalam yang kuat. Namun si cantik ini dengan amat lincahnya mengelak, si gendut tak dapat mengendalikan dirinya lagi dan diapun terdorong oleh tenaganya sendiri, tanpa kakinya dapat mengatur keseimbangan badan lagi, tubuhnya tersungkur ke depan.Pada saat itu, kaki Nyai Laras melayang dan kali ini ‘menciumnya’, tapi bukan mencium mulut, namun dada sebelah kiri yang jadi sasaran.”Ngekk...!" Si gendut terpelanting dan tahu-tahu goloknya telah terampas oleh Nyai Laras.Sambil tersenyum, Nyai Laras menggerakkan golok rampasan ke arah si gendut yang memandang terbelalak dan wajahnya pucat sekali, karena dia tahu bahwa maut telah siap menerkamnya.Tiba-tiba golok itu dilepas oleh si Nyai Laras dan meluncur ke bawah, tapi gagangnya di depan dan menyambar ke arah si gendut.Nyai Laras ternyata tidak langsun
Kemudian...Bafin kembali gauli mereka bergantian kali ini giliran Nyai Larasyag dapat tumpahanlahar panasnya.Percumbuan ini lanjut di kamar istana dan berturut-turut mereka menerima limpahan lahar si pejantan beruntung ini.Andai Bafin tak memiliki tenaga dalam yang hebat, dia tentu akan kewalahan meladeni selir-selir jelitanya ini, yang makin lama makin candu dengan cumbuan yang ia berikan.Uniknya mereka tak pernah berebutan di layani Bafin, semuanya dengan sabar menunggu giiliran, dan semuanya juga selalu puas tak terkira.Bafin kini benar-benar menikmati menjadi seorang pangeran, siang malam ke 5 nya menerima lahar panas dari si pendekar tampan ini.Namun mereka tak melulu bercinta saja, Bafin pun tetap latih mereka ilmu silat sangat serius dan kadang keras, sehingga makin lama ke 5 selirnya ini makin sakti saja.Lama-lama mereka pun sepakat mengatur waktu, kapan bercinta dan kapan giat berlatih silat. Bafin juga lega, ke limanya ternyata berbakat sekali dengan jurus-jurus yang ia
Bafin iseng-iseng lalu ngintip kelakuan ke 5 orang wanita cantik ini, yang sedang bersemedi. “Dibuang sayang, di ambil jadi selir…bagaimana tanggapan Putri Melania kelak yaa?” batinnya lagi.Bafin tentu saja masih ingat janjinya dengan si putri cantik anak Pangeran Busu itu, untuk kelak akan kembali bersama. Dalam hatinya yang paling dalam, Bafin ingin seperti Pendekar Putul ayahnya, yang tak memiliki selir, hanya satu istri, yakni Putri Arumi, ayahnya setia dengan satu istri.Atau paman kakeknya Pangeran Boon Me yang juga hanya miliki 1 istri tanpa selir, padahal si paman kakeknya ini menurut cerita Pangeran Durga, saat muda sangat flamboyan."Tapi takluk dengan ibundaku, eh ayahmu juga sama, takluk dengan ibunda sambungmu itu," cerita Pangeran Durga dahulu.Tapi kalau ingat kakek buyutnya Prabu Japra, Bafin senyum sendiri, mendiang kakeknya yang sangat sakti dan berjuluk Pendekar Bukit Meratus itu miliki 4 permaisuri, juga kakeknya Prabu Harman di Kerajaan Hilir Sungai, memiliki 20
Langkah pertama melatih ke limanya, Bafin minta mereka bersemedi untuk mulai himpun tenaga sakti dalam tubuh mereka.Punggung ke 5 nya sengaja Bafin tepuk, untuk membuka aliran darah masing-masing. Kemudian mulailah Bafin beri mereka petunjuk dasar-dasar ilmu silat.Bafin ternyata tak main-main, bukan jurus ecek-ecek yang ia berikan, tapi langsung dasar ilmu silat Mega Halilintar yang hebat itu.Sehingga perjalanan mereka yang harusnya di tempuh dalam waktu 3 minggu, kini menjadi lama, sebab setiap hari usai sarapan, Bafin dengan serius melatih ke 5 nya ilmu silat, setelah capek, baru melanjutkan perjalanan lagi.Hasilnya terlihat setelah 1 bulan, tubuh ke 5 wanita cantik ini makin kuat, fisik mereka juga tak lagi lemah.Dan…tubuh-tubuh denok ini makin hari makin bikin puyeng kepala Bafin!Bahkan ke 5 nya ternyata punya bakat melatih jurus kaki ajaib, sehingga kini gerakan mereka tak lagi kaku, makin hari makin lincah dan trengginas.Jurus mega halilintar yang mereka latih setiap hari
Kini Bafin dengan sabar dengarkan kisah sedih kelima wanita cantik ini, secara bergantian mereka curhat segalanya dan bahkan soal yang paling pribadi sekalipun mereka ceritakan bergantian.Dan inilah yang bikin Bafin melongo, ternyata dari ke 5 orang ini, 4 orang masih perawan.Termasuk Nyai Laras, hanya Nyai Nyali yang sudah tidak, karena saat di culik gerombolan Ki Manyan, dia baru menikah selama 2 minggu dan sudah di gauli suaminya.“Itupun baru…3X kali tuan pendekar,” kata Nyai Nyali malu-malu, hingga Bafin senyum kecil.Beda dengan Nyai Laras, Nyai Meni, Nyai Puti dan Nyai Geni, di culik ketika baru saja melangsungkan pernikahan dan belum sempat bulan madu dengan suami masing-masing yang sudah tewas tersebut.Mereka sempat bergidik, saat acara ‘bercinta’ itu aslinya hanya permainan sihir belaka. Aslinya mereka seakan tidur saat itu, inilah yang membuat mereka rada-rada ngeri dengan Bafin, yang dikatakan Nyai Nyali, jangan-jangan Bafin ini jelmaan hantu gunung meratus.“Huss…ada-ad