BERSAMBUNG
Pendekar Putul benar-benar kembali pulang ke Lembah Bidadari, dia merasa terlalu lama merantau, hampir 1,5 tahunan dan saatnya harus kembali kunjungi ibu kandungnya, Putri Alona.Kuda jantannya terus dia hela dan hanya berhenti saat kecapekan atau kudanya kelaparan.Akhirnya kurang dari 3 bulanan, atau 6 bulan setelah pemberontakan yang gagal, dia sampai juga di kaki bukit lembah Bidadari.“Hmm…aneh, kenapa kampung ini jadi sepi, dulu sangat ramai?” batin Pendekar Putul, sambil jalankan kudanya perlahan-lahan.“Paman…!” si Putul langsung panggil seorang pria tua yang terlihat keluar dari rumahnya.“Putul…kenapa kamu baru datang!” si paman tua ini tak senang, seakan menegur si Putul, si paman tua ini seolah menyimpan sesuatu yang rahasia.Sehingga pemuda ini mengerutkan alisnya, heran orang tua ini sama sekali tak menghormatinya, malah terlihat marah.“Maaf paman…aku memang kelamaan merantau, kemana orang-orang di sini, kenapa lembah ini jadi sepi,” tanya Si Putul sambil turun dari kuda
Perjalanan menuju ke wilayah Kerajaan Loksana bukanlah perjalanan yang dekat, si Putul harus melewati ratusan kampung, baik yang ramai maupun yang terpencil.Bahkan dia harus melewati hutan-hutan yang lebat dan sunyi. Akibatnya si Putul sering di hadang para perampok atau penjahat.Tapi…semuanya habis di babat si Putul tanpa tersisa!Pemuda sakti yang masih sakit hati dengan kematian ibundanya, benar-benar tak pernah beri ampun pada kaum penjahat.“Biar mereka tak lagi kotori dunia ini, malas kerja, malah jadi begal dan rampok, pantas kalian di kirim pindah alam!” dengus si Putul, setiap kali usai beraksi.Bahkan tak sekali dua kali dia membasmi kaum begal dan perampok, yang kedapatan tengah beraksi di sebuah kampung atau desa, bahkan kota, tapi di saat bersamaan ia ada di sana.Akibatnya tak satupun yang lolos dari hukumannya, semuanya di babat dengan kepala putus, kena hajar pedang tipisnya.Pedang warisan Putri Reswari benar-benar sudah berubah jadi pedang pencabut nyawa bagi para p
“Kamu tak usah berkecil hati Arya, kalau bukan jodoh, tak perlu kamu patah hati. Tuh kelak masih ada wanita cantik yang akan menerima kamu apa adanya!” kata mendiang ibunya, Putri Alona.Teringat kematian ibunya yang tragis bersama 28 muridnya, dendam membara pun kembali bangkit di dadanya pada Ki Rawa Cs.Wajah tampan pemuda sakti yang selalu mendung ini makin keruh saja. Teringat kasih sayang ibunya yang singkat, makin membuat sakit hati di dalam dirinya berkobar.“Aku harus temukan Ki Rawa dan komplotannya, soal Putri Arumi bukan urusanku. Biarlah pihak Kerajaan Loksana yang akan cari dia,” gumam Pendekar Putul lalu tidur nyenyak dan tak mau memikirkan wanita yang pernah bikin dia patah hati ini.Masuk wilayah kerajaan Loksana, si Putul mulai cari-cari informasi, apakah ada yang melihat Ki Rawa Cs.Tapi hampir semingguan di kota ini, tak ada informasi yang dia dapatkan, akhirnya hari ke 8 dia pun bersiap lanjutkan perjalanan, untuk mencari persembunyian musuh besarnya.Namun, saat a
Jinari dan Jamari bak sedang berlomba berpakaian, tapi karena sedang gugup, memasang pakaian bikin mereka jadi salah-salah mulu.Apalagi mulut si Putul senyam senyum seakan mengejek kelakuan keduanya.“Kenapa beha dan celdamnya nggak di pakai, ntar kalau sobek keliatan perabotan kalian itu,” kembali Pendekar Putul mengejek.Cappp…tiba-tiba melayang sebuah kain menuju ke wajah si Putul dan tapi dengan santainya si tangan kiri si Putul tangkap kain itu.Saat menatap itu adalah…celana dalam yang di lempar Jinari, si Putul tertawa kecil.Dengan cueknya si Putul mencium dan bersikap seolah merem melek. "Hmm...harum juga, entah kamu kasih parfum apa, tapi baunya bikin aku jadi pingin juga memompa tubuh kalian," kembali si Putul sengaja bersikap tengil.Hingga Jinari dan Jamari yang sampai melongo dan saling pandang. "Ehemm....!" sahut Jamari,“Enak juga baunya, pantas ke dua pangeran itu jadi kesengsem dengan kalian, walaupun tahu perabotan kalian pasti sudah longgar,” cetus Pendekar Putul l
Pendekar Putul tak mau buang waktu, dia percaya apa yang di katakan Jinari dan Jamari tak bohong. Dia pun hela kudanya menuju ke tempat yang di sebutkan kedua pendekar ganjen itu.Walaupun belum pernah mendengar yang namanya Lembah Neraka. Namun si Putul cerdik, saat hajar kembali para penjahat, diapun beri dua pilihan, tunjukan di mana lembah neraka atau leher mereka putus…!Tentu saja para penjahat yang ia taklukan memilih menunjukan lembah neraka tersebut. Tapi wajah mereka menunjukan rasa jerih dan ketakutan, tap mereka tak punya pilihan selain tunjukan letak lembah neraka tersebut. “Jauh juga ternyata letaknya,” gumam Pendekar Putul sambil kembali hela kuda hitamnya, lanjutka perjalanan.Petunjuk yang dia dapat, dari desa terdekat masih harus melanjutkan perjalanan naik kuda 1 bulan lagi ke arah matahari terbenam atau ke Barat.3 minggu kemudian dia sudah berada di sebuah desa, lembah neraka sudah terlihat di kejauhan.Pendear Putul pun memutuskan singgah dulu di sebuah warung d
Mendengar ancaman mengerikan si Putul ini, Ki Rawa Cs sampai bergidik juga, mereka masih ingat bagaimana hebatnya si Putul bantai 5 Pendekar Bertopeng, ketika terjadi pemberontakan yang gagal dahulu.Dan juga sekali hantam, Pendekar Gledek sampai kini masih merasakan efeknya dan itu membuatnya sering merasa sesak di dada, apalagi tubuhnya yang makin renta, sehingga efeknya justru makin menyiksanya.Inilah yang membuat dia dendam bukan kepalang pada si Putul dan akhirnya lampiaskan pada Putri Alona, ibu kandungnya, yang tanpa ampun mereka bantai.“Nggak usah banyak bacot kamu kaki buntung, sekali saja kamu bergerak, maka leher mulus Putri Arumi akan putus dan dia akan jadi hantu tanpa kepala,” dengus Pendekar Gledek yang sangat dendam tak kepalang dengan anak muda ini.Mau tak mau Pendekar Putul pun menoleh ke arah Putri Arumi yang kini di bawah todongan pedang dari Pendekar Serigala.Tentu saja si Putul paham, komplotan Ki Rawa Cs ini tak segan buktikan ancamannya.Sesaat dia dilematis
“Hayaaaa…sialan betul kita kali ini, apa yang dikatakan si kaki buntung benar juga,” sahut Ki Rawa serba pusing.“Hey tunggu dulu murid sialan, jangan buru-buru pergi. Kamu beri aku buah ajaib itu, agar luka dalam di tubuhku ini sembuh, atau setidaknya kamu sebutkan di mana mendapatkannya. Tapi kalau kamu tak mau, terpaksa Putri Arumi benaran kami sembelih, tuh aku tetap akan mati juga, gara-gara jurus rajawali mencaplok mangsa sialan milikmu tu!”Tiba-tiba Pendekar Gledek ajukan usul yang cerdik dan licik, sehingga Pendekar Putul tak jadi hela kudanya dan kini menatap bekas gurunya ini. “Hmm…benar juga, ayo kaki buntung, berikan buah itu, aku juga minta satu!” cetus Ki Rawa, yang diam-diam sudah tahu khasiat buah ajaib tersebut.Dia rupanya ingin memakan buah yang bisa meningkatkan kesaktiannya tersebut.Kali ini si Putul yang gantian kaget.Benar-benar licik dan selalu penuh muslihat, tak heran mereka di juluki dedengkotnya golongan hitam, selalu ada saja akalnya,” batin si Putul k
Dua minggu kemudian mereka sampai di tempat di mana dulu Pendekar Putul terjungkal ke jurang, setelah berduel dengit dengan Pendekar Budiman dan akhirnya di hantam Ki Samonang, yang saat itu mengira si Putul salah satu pendekar golongan hitam.Walaupun belakangan keduanya sudah minta maaf pada pendekar ini, tapi kala itu si Putul malah bergurau, kalau dia tak terjungkal ke jurang, belum tentu dia sehebat sekarang.Ketegangan mulai terasa, saat Ki Rawa minta Si Putul turun ke bawah jurang yang tak kelihatan dasarnya ini.“Kenapa bukan kalian saja, tuh aku sudah membawa kalian jauh-jauh ke sini, pohon ajaib itu ada di dinding jurang. Dengan kesaktian kalian, ku rasa sangat mudah kalian mengambilnya,” cetus Si Putul, yang sejatinya sudah menduga hal ini, tapi dia sengaja, untul ulur waktu sekaligus cari cara bebaskan diri dari orang-orang ini.“Hehh Putul, kamu jangan menipu kami, mana aku tahu seperti apa pohonnya. Cepat kamu turun dan kami tunggu di sini. Pendekar Serigala, ambil lagi P
Raja Iblis menatap tajam Pendekar Tanpa Bayangan yang terlihat lengket dengan Melania. Bahkan Pangeran Kumu juga Ki Samosi dan beberapa orang anak buah utama sang Raja Iblis heran sendiri.Bafin lebih menyukai wanita dengan wajah ‘standar’, tapi memiliki tubuh denok ini. Padahal 9 dayang lainnya yang di pilihkan buat Bafin memiliki wajah jauh lebih cantik dari Melania saat ini, tubuh mereka pun juga bagus.Padahal hanya Bafin yang tahu, di balik wajah standar Melania, tertutup wajah sangat cantik jelita wanita ini yang asli, keturunan bangsawan pula..!“Silahkan duduk, mari kita nikmati hidangan ini,” kata si Raja Iblis dengan sikap dingin dan berwibawa.Bafin yang lama tak berjumpa dengan musuh kakek Japra dan kakek Slengean sepintas juga sadar, pria yang separu mukanya tertutup topeng ini makin sakti saja.Setelah makan dengan gaya tak ubahnya perjamuan di sebuah istana kerajaan, Raja Iblis kini menatap kembali wajah Bafin.“Kurasa selain miliki julukan Pendekar Tanpa Bayangan, kam
Namun secepat kilat, Melania kembali memasang topeng tipisnya, lengkap dengan tahu lalatnya itu, sehingga wajah jelitanya tak bisa lama-lama di tatap pendekar biawak ini."Jangan lama-lama menatapku, nanti sifat biawakmu muncul, aku nggak suka laki-laki biawak," dengus Melania. Bafin sampai menahan tawa melihat kelakuan si putri yang sedang menyamar ini.“Sekarang apa rencana kamu Melania,” tanya Bafin dan kini mulai serius.Melihat sosok asli Melania, kini Bafin lupakan main-main dengan si janda jelita ini, dia malah penasaran ingin tahu, apa siasat Melania sekarang.“Aku masih selidiki apakah kelompok mereka ini menyekap Pangeran Raya di Istana ini, juga apakah mereka terlibat pembunuhan ayahandaku setahunan yang lalu," cetus Melania.Melania juga cerita, di sini juga ada sebuah tahanan yang letaknya di bawah tanah."Aku belum sempat ke sana, karena di jaga sangat ketat.”Bafin pun mengangguk dan bilang nanti dia pun akan ikut selidiki soal tahanan tersebut.“Melania…aku masih pena
“Tuan pendekar, agaknya tuan ini…maaf kurang pengalaman dan tentunya kurang perhitungan, tuan masuk ke sini sama saja dengan masuk sarang harimau, tak tahu seberapa hebat kekuatan si Raja Iblis ini,” ceplos Melania, hingga bikin wajah Bafin merah padam.Dia dianggap remeh oleh wanita bertahi lalat ini, yang lebih aneh lagi, Melania begitu saja sebut si Raja Iblis, tanpa embel-embel yang mulia.“Itu urusanku Melania, kamu tak perlu tahu berlebihan, yang jelas Ki Samosi dan Raja Iblis adalah musuh besarku, karena mereka sudah membunuh kakek Japra dan kakek Slengean, juga si Samosi sudah membunuh ibuku,” dengus Bafin kurang senang.Jawaban Bafin ketus dan seolah meremehkan Melania.Melania tak marah mendengar jawaban ketus Bafin, dia malah tersenyum saja, seolah sedang hadapi anak kecil yang sedang ngambek.Melania memang lebih tua dari Bafin, usianya saat ini sudah 21 tahunan, lebih tua 2 tahunan dari Bafin yang baru berusia 19 tahunan tiga harian yang lalu. “Asal tuan pendekar tahu,
Bafin menatap satu persatu ke 10 wanita cantik ini, dia memandang wajah-wajah yang terlihat menunduk ini.Tapi ada juga yang terlihat menatap ke depan dan inilah yang bikin Bafin tertarik, wanita ini sebenarnya tidak terlalu cantik di bandingkan ke 9 lainnya.Bahkan ada tahi lalat sebesar kerikil pasir di dagunya. Tapi memiliki wajah yang manis dan aneh.Sikapnya pun beda, sama sekali tak terlihat takut, wanita bertahi lalat ini bahkan menantang mata tajam Bafin, saat pemuda ini meneliti satu persatu wanita-wanita cantik ini.Bafin lalu mundur dan berbisik ke Pangeran Kumu, si pangeran ini tersenyum sambil mengangguk.“Pendekar Tanpa Bayangan sudah menentukan pilihannya, dia memilih Melania sebagai temannya di sini, yang lainnya silahkan kembali ke tempat istirahat,” perintah Pangeran Kumu, yang aslinya kaget juga, kenapa Bafin justru memilih yang ‘tak terlalu’ cantik?Aneh juga pendekar ini, seleranya bukan wanita terlalu cantik, tapi suka body aduhai, pikir Pangeran Kumu dengan seny
Pria ini senyum kecil dengan sikap sinis melihat sikap pongah Bafin, yang di anggapnya masih kekanak-kanakan ini.“Hmm…luar biasa sekali, benar-benar pendekat hebat! Namaku Pangeran Kumu, atau boleh kamu panggil Ki Kumu, ku rasa daripada kita bermusuhan, alangkah baiknya kalau kita jalin persahabatan bukan?”Ucapan Ki Kumu ini sebuah pesan ‘persahabatan’. Otomatis Bafin yang aslinya kurang pengalaman ini mulai tertarik. Kenapa ada seorang pangeran yang ikut kelompok ini?“Apa untungnya aku bersahabat dengan kelompok iblis segala, walaupun kamu mengaku pangeran. Aku akui memang tak bisa lihat wanita denok, tapi aku bukan penjahat wanita atau perampok,” dengus Bafin, tetap sengaja bergaya angkuh.“Justru itu, kalau kamu mau, lebih dari Lira dan Bina akan mudah kamu dapatkan! Jadi bagaimana kisanak Pendekar Tanpa Bayangan, mari kita ke Istana Lembah Iblis, di sana kisanak akan kami jamu penuh penghormatan dan soal wanita, aku jamin kisanak akan kesulitan memilihnya…!” janji Ki Kumu.Sua
Begitu sampai di penginapan Lira dan Bina yang bermaksud akan pergi, langsug di gandeng Bafin untuk masuk ke penginapan ini.“Mau kemana kalian, temani aku yuks…di luar mau turun hujan, mending kita nyantai saja, sambl minum arak,” bujuk Bafin.Keduanya tak kuasa menolak, apalagi Bafin kembali gunakan ilmu hitamnya yang hebat, keduanya bak kerbau di cokok di hidung saja dan mandah di ajak masuk ke kamar penginapan ini.Senyum ceria pun terhias di bibir Bafin yang kini telah berubah jadi laki-laki flamboyan yang lengkap segalanya, tampan dan sakti, serta royal sekaligus nekat dan ganas.Pelayan penginapan langsung bawakan pesanan Bafin, koin emas yang di berikan Bafin lebih dari cukup memenuhi pesanan pendekar tampan ini.Begitu sudah minum, sifat asli keduanya pun keluar, sehingga Bafin tertawa sinis, setelah keduanya mulai binal dan tak malu-malu lagi dengannya."He-he-he tubuh kalian emank denok, sini sayang," tarik Bafin dan tak malu-malu lagi, lumat bibir Lira dan Bina bergantian.
Kembali ke 10 orang ini menggerakan senjatanya menyerang Bafin, tapi kali ini Bafin sengaja tak mau bergerak seperti tadi.Lima orang yang tadi senjata jatuh juga sudah buru-buru ambil lagi goloknya dan makin ganas menyerang.Tapi Bafin malah secara lihai merampas salah satu golok mereka dan tiga orang langsung terpental ketika ditangkis golok rampasan tadi.Lalu dengan cepat ia menerjang dengan golok mereka.Akibatnya, kembali 3 orang terpental ke belakang dan golok mereka putus terbabat golok yang ada di tangan Bafin.“Hmmm…sudah cukup aku main-main, cacing-cacing tiada guna yang hanya bisa menyakiti orang lemah, harus aku musnahkan, baru setelah ini giliran Samosi,” dengus Bafin dan kini dia mulai salurkan tenaga dalamnya yang hebat ke kedua tangannya.Bafin lalu menggerakkan golok ini, jurus ‘pedang’ halilintar yang ia pelajari dari Pendekar Gledek dan di sempurnakan Pangeran Boon Me bergerak sangat mengerikan.Gerakannya sangat halus, cepat dan tidak menimbulkan suara yang nyaring
Dari kaget, kini wajah Bafin berubah jadi sinis dan matanya berapi-api, yang datang adalah Ki Samosi, si musuh besarnya, pembunuh ibundanya, inilah orang yang ia cari-cari.Ki Samosi tentu saja tidak sadar dan tidak kenal lagi, kalau yang sedang dia hadapi saat ini orang yang pernah dia sebut anak dewa.Apalagi kini Bafin bukanlah lagi anak kecil berusia 4-5 tahunan, namun sudah menjelma jadi pemuda tampan.Ki Samosi memang pemuja dewa-dewi, yang di bawa gurunya yang aslinya negeri prindavan, itulah sebabnya dia punya semacam ilmu tertentu yang bisa menilai seseorang punya kelebihan.“Hehh…berani sekali kamu muncu di sini, setelah memotong lengan anak buah dari Lembah Iblis, rupanya nyawa kamu rangkap 10,” bentak Ki Samosi yang datang diikuti 10 anak buahnya.“Hmm…ternyata kamu mengabdi di sini Samosi, menjadi anak buah manusia bertopeng!” balas Bafin, sengaja mengejeknya, sekaligus sindir pimpinan besar mereka. Samosi kini berbalik kaget, Bafin justru kenal dirinya. Srattt…!10 ana
Bafin sebaliknya, dia tetap santai saja, sama sekali tidak takut. “Itulah lembahnya tuan pendekar,” tunjuk Suliti dengan tangan agak gemetar.Gentar sekali hatinya, kini sudah sampai di kaki lembah ini.Bafin mengecup bibir Suliti, lalu ambil sekantong koin emas dari tas ransel miliknya, yang berisi pakaian ganti dan juga koin-koin emas miliknya yang tak pernah habis.“Suliti, bawalah kantong koin emas ini, pergilah kamu jauh-jauh dari tempat ini, mulailah kamu hidup baru, tugasmu sudah sudah cukup sampai di sini, sampia jumpa lagi. Ku harap saat kita jumpa lagi, kamu sudah lebih bahagia...!”Setelah berkata begitu, lalu Bafin genjot tubuhnya dan Suliti melongo, saat tubuh Bafin sudah sangat jauh hanya berupa titik abu-abu lalu lenyap di lebatnya pepohonan di kaki lembah Iblis ini.“Benar-benar pendekar sakti, tiba-tiba saja ngilang, sesuai dengan julukannya, pasti geger lembah ini,” gumam Suliti yang lalu putar balik dan pergi sejauh-jauhnya dari kaki lembah ini.Bafin kini memantau l