Beranda / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 481: Bertemu Musuh Besar, Tapi...?

Share

Bab 481: Bertemu Musuh Besar, Tapi...?

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-12 18:30:20
Pendekar Putul tak mau buang waktu, dia percaya apa yang di katakan Jinari dan Jamari tak bohong. Dia pun hela kudanya menuju ke tempat yang di sebutkan kedua pendekar ganjen itu.

Walaupun belum pernah mendengar yang namanya Lembah Neraka. Namun si Putul cerdik, saat hajar kembali para penjahat, diapun beri dua pilihan, tunjukan di mana lembah neraka atau leher mereka putus…!

Tentu saja para penjahat yang ia taklukan memilih menunjukan lembah neraka tersebut. Tapi wajah mereka menunjukan rasa jerih dan ketakutan, tap mereka tak punya pilihan selain tunjukan letak lembah neraka tersebut.

“Jauh juga ternyata letaknya,” gumam Pendekar Putul sambil kembali hela kuda hitamnya, lanjutka perjalanan.

Petunjuk yang dia dapat, dari desa terdekat masih harus melanjutkan perjalanan naik kuda 1 bulan lagi ke arah matahari terbenam atau ke Barat.

3 minggu kemudian dia sudah berada di sebuah desa, lembah neraka sudah terlihat di kejauhan.

Pendear Putul pun memutuskan singgah dulu di sebuah warung d
mrd_bb

BERSAMBUNG

| 4
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 482: Adu Strategi

    Mendengar ancaman mengerikan si Putul ini, Ki Rawa Cs sampai bergidik juga, mereka masih ingat bagaimana hebatnya si Putul bantai 5 Pendekar Bertopeng, ketika terjadi pemberontakan yang gagal dahulu.Dan juga sekali hantam, Pendekar Gledek sampai kini masih merasakan efeknya dan itu membuatnya sering merasa sesak di dada, apalagi tubuhnya yang makin renta, sehingga efeknya justru makin menyiksanya.Inilah yang membuat dia dendam bukan kepalang pada si Putul dan akhirnya lampiaskan pada Putri Alona, ibu kandungnya, yang tanpa ampun mereka bantai.“Nggak usah banyak bacot kamu kaki buntung, sekali saja kamu bergerak, maka leher mulus Putri Arumi akan putus dan dia akan jadi hantu tanpa kepala,” dengus Pendekar Gledek yang sangat dendam tak kepalang dengan anak muda ini.Mau tak mau Pendekar Putul pun menoleh ke arah Putri Arumi yang kini di bawah todongan pedang dari Pendekar Serigala.Tentu saja si Putul paham, komplotan Ki Rawa Cs ini tak segan buktikan ancamannya.Sesaat dia dilematis

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 483: Cari Buah Ajaib

    “Hayaaaa…sialan betul kita kali ini, apa yang dikatakan si kaki buntung benar juga,” sahut Ki Rawa serba pusing.“Hey tunggu dulu murid sialan, jangan buru-buru pergi. Kamu beri aku buah ajaib itu, agar luka dalam di tubuhku ini sembuh, atau setidaknya kamu sebutkan di mana mendapatkannya. Tapi kalau kamu tak mau, terpaksa Putri Arumi benaran kami sembelih, tuh aku tetap akan mati juga, gara-gara jurus rajawali mencaplok mangsa sialan milikmu tu!”Tiba-tiba Pendekar Gledek ajukan usul yang cerdik dan licik, sehingga Pendekar Putul tak jadi hela kudanya dan kini menatap bekas gurunya ini. “Hmm…benar juga, ayo kaki buntung, berikan buah itu, aku juga minta satu!” cetus Ki Rawa, yang diam-diam sudah tahu khasiat buah ajaib tersebut.Dia rupanya ingin memakan buah yang bisa meningkatkan kesaktiannya tersebut.Kali ini si Putul yang gantian kaget.Benar-benar licik dan selalu penuh muslihat, tak heran mereka di juluki dedengkotnya golongan hitam, selalu ada saja akalnya,” batin si Putul k

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 484: Terjungkal Berdua

    Dua minggu kemudian mereka sampai di tempat di mana dulu Pendekar Putul terjungkal ke jurang, setelah berduel dengit dengan Pendekar Budiman dan akhirnya di hantam Ki Samonang, yang saat itu mengira si Putul salah satu pendekar golongan hitam.Walaupun belakangan keduanya sudah minta maaf pada pendekar ini, tapi kala itu si Putul malah bergurau, kalau dia tak terjungkal ke jurang, belum tentu dia sehebat sekarang.Ketegangan mulai terasa, saat Ki Rawa minta Si Putul turun ke bawah jurang yang tak kelihatan dasarnya ini.“Kenapa bukan kalian saja, tuh aku sudah membawa kalian jauh-jauh ke sini, pohon ajaib itu ada di dinding jurang. Dengan kesaktian kalian, ku rasa sangat mudah kalian mengambilnya,” cetus Si Putul, yang sejatinya sudah menduga hal ini, tapi dia sengaja, untul ulur waktu sekaligus cari cara bebaskan diri dari orang-orang ini.“Hehh Putul, kamu jangan menipu kami, mana aku tahu seperti apa pohonnya. Cepat kamu turun dan kami tunggu di sini. Pendekar Serigala, ambil lagi P

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 485: Tertolong Akar Pohon

    Suara jeritan Putri Arumi memantul di dinding jurang dan seolah bersahut-sahutan, lalu suara ini lenyap.Ke 6 orang ini konta terdiam dan tak menyangka si Putul dan Putri Arumi akan terjungkal ke jurang.Ki Rawa, Pendekar Gledek, 3 Pendekar Tikus dan Pendekar Serigala sampai melongok ke dalam jurang, ingin lihat tubuh si Putul dan Putri Arumi yang melayang ke bawah.Namun mereka hanya melihat jurang hitam yang sangat dalam dan tidak kelihatan dasarnya.Tubuh keduanya sangat deras masuk ke jurang dalam hitungan kuran dari sedetik sudah lenyap di dalam jurang hitam dan diselimuti halimun ini.Ki Rawa dan 3 Pendekar Tikus bahkan nekat mencoba merayap ke dinding jurang, bermaksud mencari buah ajaib itu, mereka tak peduli dengan nasib si Putul dan juga Putri Arumi.Tapi mereka menyerah dan tak berhasil menemukan pohon buah ajaib tersebut, padahal mereka sudah sangat dalam dan jauh sekali turun ke bawah.Biarpun ke 4 nya sangat sakti, tapi beberapa kali mereka hampir tergelincir dan akhirnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 486: Terjebak di Terowongan Panjang

    Pendekar Putul cepat-cepat turunkan tubuh Putri Arumi ke tebing datar ini dan memeriksa nadi dan lehernya. Khawatir sekali dia, kalau terjadi apa-apa dengan si putri pujaan hatinya ini.Si Putul lega, Putri Arumi hanya pingsan saja, dan tangannya membiru, akibat terbentur dinding jurang tadi, karena saat itu lengan lentik ini memeluk perutnya dan otomatis terbentur dinding cadas ini.Si Putul lalu mengurut-urut perlahan dan tangan si putri yang tadi membiru dan bengkak kini berkurang bengkaknya. Bahkan tulang yang tergeser urat berhasil Putul kembalikan lagi.Untungnya Putri Arumi masih pingsan, andai sadar, pasti dia akan melolong sakit, saat di Putul benarin lagi lengannya.Dia lalu urut tengkuk putih mulus si putri jelita ini dan dia pun lega, Putri Arumi kini mulai tersadar dari pingsannya.“Kita d mana ini..?” mata Putri Arumi menatap si Putul, saat melirik ke samping, hampir saja dia menjerit lagi, melihat jurang hitam yang menganga.Tanpa sadar dia memeluk Pendekar Putul lagi,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 487: Rasa yang Makin Kuat

    Tanpa setahu Putri Arumi yang masih nyenyak tidur, dengan jurus kaki ajaibnya, Pendekar Putul genjot tubuhnya sangat cepat, dia ingin tahu di mana ujung terowongan panjang berkelok-kelok ini.Kalau saja Putri Arumi terbangun tentu dia akan terheran-heran, karena tubuhnya bak di bawa terbang saja oleh Pendekar Putul.Hampir 3,5 jam kemudian, si Putul lega sekaligus plong, saat melihat di kejauhan ada sinar rembulan yang masuk.Ini menandakan dia sudah berada di ujung terowongan. Makin cepatlah dia genjot tubuhnya, akibatnya Putri Arumi terbangun dan memeluk erat punggung si Putul.Kaget dia tubuh mereka yang mepet kini berjalan luar biasa cepatnya, mengalahkan laju seekor kuda jantan.Akhirnya Putri Arumi turun dari punggung si Putul dan takjub melihat di depan mereka adalah hamparan pasir putih yang berada di bawahnya.Mereka sampai di tebing terowongan dan dibawahnya sekitar 20 meteran adalah sebuah pantai. Bulan bersinar amat terang dan menerangi laut lepas yang terlihat sangat tenan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 488: Temukan Tulisan Pangeran Wasi

    "Buat…buat apaan sihh?” sungut Putri Arumi, yang justru belum melihat buah ajaib yang di tunjuk Pendekar Putul.Pendekar Putul tak menyahuti ucapa Putri Arumi, dengan terpincang-pincang dia menuju ke pohon yang dia sebut buah ajaib tadi.Tentu saja Putri Arumi tak melihat jelas, karena letaknya agak tersembunyi.Letaknya agak menjorok ke dalam gua atau terowongan, inilah sebabnya Putri Arumi tak melihatnya, apalagi kesaktiannya tak sehebat pendekar kaki buntung ini, yang bisa melihat dari jarak yang sangat jauh sekalipun.Setelah berjalan lumayan jauh, akhirnya mereka sampai juga di depan sebuah pohon yang tumbuhnya aneh tersebut.Yakni seperti menempel di dinding gua dan mampu menembus dinding cadas ini hingga keluarTapi daunnya kecil-kecil mirip daun pohon beringin, buahnya kecil-kecil seperti buah ceri dan berwarna merah tua.“Ini pohon dan buahnya itu ya Putul?” tanya Putri Arumi, yang kini lebih senang panggil begitu, karena pendekar ini minta panggil nama ‘poyokannya’ saja.“Ben

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 489: Godaan Dahsyat!

    “Hm…berarti kamu sendiri secara langsung keturunan dari Pangeran Wasi dan Dewi Lintah yaa?” kata Putri Arumi sambil memandang gundukan pasir di bawah tulisan itu.“Boleh dibilang begitu…tapi aku tak mau eufhoria,” sahut si Putul yang turut memandang gundukan tersebut dan dia tak mencegah, saat Putri Arumi secara tiba-tiba mendekati gundukan itu dan…menggalinya.Si Putul hanya memperhatikan, tapi dia tetap waspada, namun kini malah berbalik penasaran.“Apa yang kamu lakukan Putri?” tanya si Putul keheranan, karena Putri Arumi tanpa ragu menggali pasir putih itu dengan tangannya lentiknya.“Lihat ada peti hitam,” tunjuk Putri Arumi dan si Putul buru-buru mendekat. “Jangan buru-buru di buka putri, takutnya ada jebakan!” kata si Putul cepat, dirinya berpengalaman menemukan benda-benda rahasia yang tak sengaja di temukan dan biasanya ada jebakan berbahaya.Si Putul lalu pelan-pelan angkat peti ini dan baru saja dia meletakan di atas pasir.Putri Arumi kembali berseru, karena dia menemukan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16

Bab terbaru

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 515: Jadi Anak Angkat Pangeran Boon Me

    Pendekar sakti ini memang hanya punya dua anak, yakni Putri Dao yang kini ikut Pangeran Akmal, suaminya di Kerajaan Loksana dan Pangeran Durga ini.“Sudah tahu kedua kakekmu mangkat, kamunya malah lambat balik sini, ngelayap kemana sih?” sungut Putri Kalia memarahi Pangeran Durga.Sekaligus sama terkejut dengan suaminya, karena mertuanya yang mantan maharaja itu sudah mangkat.Putri Kalia tetap cantik di usia setengah tuanya, tapi dia heran menatap wajah Bafin, sahabat anaknya ini.“Ganteng banget, siapa anak ini, sayangnya badannya kurus...?” batin Putri Kalia.Bafin sendiri sangat kagum menatap Pangeran Boon Me yang tadi sudah terbang dengan rajawali raksasa dan Putri Kalia ini, dia langsung minder dengan kedua keturunan bangsawan ini.Selain sangat kaya raya bahkan terkaya di Lembah Rajawali ini, pakaian mereka juga perlente, bahkan tetap terlihat sangat tampan dan cantik, walaupun usia keduanya sudah 50 tahunan lebih.Suasana berkabung langsung terlihat di Lembah ini, karena mangk

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 514: Jadi Saudara Angkat

    “Sudahlah, ayo bantu aku kuburkan jasad kakek, sesuai wasiatnya, kuburkan di halaman pesanggrahan ini, di samping makam sahabatnya, yang juga kakek angkatku,” ajak Pangeran Durga.Proses penguburan sederhana ini berlangsung cepat, karena keduanya sama-sama remaja sakti.Kini keduanya duduk bersimpuh di samping dua kuburan ini.Bafin kadang melirik ke Pangeran Durga, kagum sekali dia melihat betapa tenang dan berwibawanya cucu Kakek Japra ini.Padahal tadi Pangeran Durga bilang usianya baru 17 tahunan, artinya hanya selisih 3 tahunan dengan usianya yang kini menginjak 14 tahun.Pangeran Durga duluan cerita.Dia sengaj menyusul ke sini karena di suruh ayahnya, Pangeran Boon Me, sebab neneknya Putri Dehea baru 3 mingguan yang lalu mangkat, setelah berkunjung ke Lembah Rajawali, setelah lama di Lembah Neraka.Awalnya dia ingin beritahu kakeknya ini, untuk beri kabar soal nenek Putri Dehea, tak di sangka, si kakek sakti ini juga mangkat hari ini.“Bafin…sebelum bertemu kedua kakekku di hut

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 513: Pangeran Durga

    Kakek Japra yang melihat ini senyum kecil. Dia mengangguk-anggukan kepala, tanda mengagumi kehebatan Bafin ini.“Hebat sekali anak ini, benar-benar anak istimewa, dia dengan mudah paham apa yang ku ajarkan, anak ajaib! Pasti orangtuanya bukan orang sembarangan,” batin kakek Japra, sekaligus menebak-nebak, anak siapakah Bafin ini.Kemudian kakek Japra mulai menyalurkan hawa sakti di ke tubuhnya yang terluka dalam, yang justru memperburuk keadaan kakek sakti iniketika tadi oper hawa saktinya buat Bafin.Sehingga dadanya makin sesak tenaganya juga makin lemah. Tapi pendekar hebat ini tetap bisa tersenyum dan rasa sesak di dadanya bisa dia tekan, dengan salurkan kemampuan tenaga dalamnya yang memang istimewa ini.Bahkan dengan kekuatan tersisa yang saat ini dia miliki, Kakek Japra pun tetap kirim suara sakti berupa petunjuk ini dan itu, yang hanya Bafin yang mendengar.Sehingga Bafin pun makin semangat dan tak kenal lelah terus berlatih jurus baru ini. Dia hanya berhenti kalau sangat lela

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 512: Wasiat Kakek Slegean

    Begitu Bafin buka matanya dia kaget, saat ini mereka tidak lagi berada di sebuah hutan, tapi di sebuah rumah mirip pesangggrahan.Tanpa Bafin sadari, pesanggrahan ini dulunya milik Putri Reswari dan di sini pula Pendekar Putul bertemu neneknya tersebut dan di berikan wasiat jurus pedang pencabut nyawa.Tempat ini juga sebagai pertemuan favorit Japra dan Putri Reswari untuk lepas kangen, dan mereka biasanya bersama hampir seminggu.“Bagaimana caranya kakek Japra membawaku ke sini, tanpa aku tahu?” batin Bafin sambil menghela nafas lega, sebab kini dia sudah sehat kembali.“Kek…?” dengan perlahan Bafin membangunkan kakek Japra yang terlihat masih terpejam matanya dan sedang lakukan semedi.“Iya anak baik ada apa?” Japra menyahut sambil membuka matanya yang sama tajamnya seperti milik Bafin.“Kita di mana dan di mana Kakek Slengean?” tanya Bafin, karena di sini hanya dia saja berduaan. Japra malah tersenyum kecil lalu hela nafas panjang.“Sahabatku itu sudah duluan pergi ke tempat abadi

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 511: Hampir Kalah

    Diam-diam si kakek yang dulu membiarkan rambutnya riap-riapan, tapi berubah rapi setelah sering di marahi cucu kesayangannya, Putri Dao, kini sudah terluka dalam.Keroyokan yang dilancarkan Pendekar Ulat Beracun dan 9 orang temannya sungguh hebat. Apalagi mereka masih muda dan tenaganya kuat-kuat.Japra tahu hal ini, dia diam-diam usap punggung sahabatnya ini, hingga nafas Kakek Slengean normal lagi.Merah padamlah wajah Raja Iblis, hinaan si Kakek Slengean yang sesuai dengan julukannya, suka ngomong apa adanya, benar-benar bikin dia seolah tak ada muka lagi di depan dua pendekar kosin ini. Raja Iblis Cs menulikan telinga dengan ejekan yang bikin panas kuping dan hatinya ini, kini dia keluarkan tenaga dalamnya yang hebat diikuti ke 14 orang lainnya.Pertarungan kini berubah menjadi lebih dahsyat, karena gunakan tenaga dalam yang tak terlihat.Hiatttttt….!Raja Iblis dan 4 rekannya mulai serang Pendekar Bukit Meratus dan 10 orang lainnya serang Kakek Slengean.Bafin yang kini dapat

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 510: Hadapi Keroyokan Raja Iblis

    Biarpun dirinya terlihat santai, tapi kedua matanya yang tak kalah tajam dari mata Japra tentu saja awas melihat gerakan si Pendekar Ular Beracun ini.“Bafin, jangan sampai kamu bentrok langsung dengan tangannya, tangan itu mengandung racun yang sangat jahat dan berbahaya.”Tiba-tiba ada suara dan Bafin langsung kaget dan senang, yang kirim suara itu adalah Pendekar Bukit Meratus. Bafin pun dengan cerdik ikuti perintah ini. Serangan ini bukan main-main, si Pendekar Ular Beracun agaknya ingin secepatnya selesaikan pertarungan ini, sehingga jurus yang dia keluarkan langsung tingkat tinggi.Bahkan setiap kali lancarkan serangan, tercium bau amis yang bikin kepala Bafin pusing. Tapi dia ingat, jurus miliknya sebenarnya beracun, sehingga tak ragu Bafin keluarkan jurusnya ini."Hmm...sama-sama beracun, tapi milik Bafin belum sempurna jurusnya, justru bisa merugikan dirinya sendiri," batin Japra. Dengan gerakan kaki ajaibnya, Bafin mampu menghindar, dia juga kini mulai keluarkan jurus meg

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 509: Raja Iblis Musuh Japra dan Kakek Slengean

    “Ih pakaian kamu kok sama warganya dengan sahabatku ini, suka ya warna abu-abu,” ceplos Kakek Slengean.“Iya kek, suka saja, enak di lihat, warnanya enggak menyolok, tapi juga tidak terlalu gelap,” sahut Bafin. Japra hanya senyum kecil saja, si bocah nanggung ini miliki kesamaan dengannya soal warna pakaian.“Jangan-jangan kamu ini turunan raja, wajah kamu kayak cewek saja, cakep tau ndak,” seloroh kakek slengean, hingga Japra ikutan menatap wajah Bafin dan si kakek sakti ini baru nyadar, wajah Bafin memang sangat tampan.'Kakek kok ngelantur mulu, siapa sih musuh kakek berdua?" potong Bafin tak sabaran."Orang itu berjuluk Raja Iblis, aku sendiri tak tahu siapa dia sebenarnya, dia ajukan tantangan pada kami berdua. Dengan alasan kami sudah membinasakan guru-guru mereka, nah siapa guru mereka, aku sendiri sudah lupa..?" kali ini Japra yang menyahut pertanyaan Bafin."Aku pun tak tahu, siapa guru mereka, tapi kalau urusan berkelahi, woww itu hoby aku sejak muda. Apalagi ada yang nantan

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 508: Bertemu Dua Kakek Sakti

    “Aku hanya seorang penggembara kek, namaku Bafin,” Bafin langsung kenalkan diri.“Masih muda sudah jadi penggembara, hebat juga kamu, siapa gurumu Bafin?” tanya si kakek tua ini dengan senyum ramah.Beda sekali dengan Pendekar Gledek dulu, yang suka pasang wajah masam, kayak abis makan jeruk asam saja. Wajah kakek ini menimbulkan ketenangan dan kedamaian, juga rasa suka.Namun belum juga Bafin menjawab, tiba-tiba terdengar suara yang makin lama makin nyaring dan memekan telinga.Bafin langsung kerahkan tenaga dalamnya, tapi suara itu tetap nyaring dan seakan menusuk-nusuk telinganya.Dia sampai terduduk di sisi kakek ini dan meramkan mata sambil kerahkan kesaktiannya. Si kakek tua ini makin lebar senyumnya, seakan tahu kalau Bafin bukan anak sembarangan.Namun suara itu makin hebat saja, tiba-tiba Bafin merasa punggungnya seperti di usap dan suara yang menusuk kuping itu tiba-tiba berubah jadi sayup-sayup saja di kupingnya.Telinganya tak lagi terasa sakit dan kini dia bisa membuka ma

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 507: Tragedi Keluarga Renggo

    Berpikir sampai di sini, dengan kelihaiannya yang tentu saja sangat tinggi, Bafin mencongkel jendela dan…dia pun dengan gerakan yang luar biasa cepatnya, tangan Bafin seolah mengusap, lalu tubuh keduanya yang sedang asyik menyatu ini kaku, tak bisa di gerakan lagi.Bafin sudah gunakan jurus usap gledek, yang membuat keduanya kaku bak patung dan mulut terkunci. Mereka juga tak tahu siapa yang melakukan ini.Sebab semua itu dilakukan Bafin luar biasa cepatnya dan tubuhnya kembali hilang dari pandangan kedua orang yang sedang memadu cinta ini.Inilah salah satu jurus hebat yang diajarkan Pendekar Gledek buat murid terakhirnya ini dan sudah sempurna Bafin kuasai, tinggal di matangkan saja lagi.Setelah itu Bafin pun pergi dan dia keliling-keliling saja sampai ke kampug sebelah, melihat desa-desa itu yang sudah lebih 5 tahunan di tinggalkannya.Sorenya, seperti biasa Renggo pulang dan dia heran, pintu rumah depan tak terkunci dan ada kuda nangkring di halaman rumahnya ini.Dia panggil-pan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status