Beranda / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 444: Bikin Tantangan

Share

Bab 444: Bikin Tantangan

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-26 19:02:07
Tranggg…!

"Iiihh...kenapa jadi ularrr!" teriak si Kumis terkejut setengah mampus.

Kedua orang ini serentak lepas goloknya dan jatuh berdenting di lantai warung makan ini. Golok mereka tiba-tiba berubah jadi ular kobra yang mematuk wajah mereka.

Pendekar Putul lalu berdiri dan berjalan dengan langkah terpincang-pincang dibantu tongkatnya.

Kemudian golok tadi dia ambil dan tongkatnya di kempit, dia ancam keduanya dengan golok tadi tepat di leher masing-masing.

“A-ampunnnn….ampunn…tuan pendekar,” kata keduanya tak malu-malu lagi, sebab kalau golok di tebaskan, maka amsionglah nyawa keduanya.

Apalagi tubuh mereka mendadak lumpuh, saking lihai Pendekar Putul ini menotok leher mereka melalui ujung golok tersebut.

Sebal juga hati Pendekar Putul melihat kepengecutan keduanya, tadi sok jagoan mengancam-ancam dirinya.

“Kalian bilang ke Ki Rawa atau Pendekar Gledek sekalian, aku Pendekar Putul menantang mereka duel sampai mati, di manapun tempatnya, silahkan tentukan tempatnya,” kata Si Putul den
mrd_bb

BERSAMBUNG

| 4
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 445: Nekat Ladeni Tantangan Ki Rawa

    Setelah cukup lama berbincang dengan Lihan dan Bombon, ketiganya lalu sepakat cari penginapan di kampung ini.Apalagi sampai malam mereka berada di warung ini, Ki Rawa dan Pendekar Gledek tak muncul, termasuk kaki tangannya."Mungkin dua orang yang aku hajar itu belum tiba di padepokan, sehingga Ki Rawa atau Pendekar Gledek belum muncul," ceplos Pendekar Putul, yang diiyakan Lihan dan Bombon. Pendekar Putul sepintas tahu, kedua pemuda yang seumuran dengannya ini bukan pendekar sembarangan, langkah kaki mereka menunjukan ke 2 nya memiliki ilmu kanuragan yang cukup tinggi.Pendekar Putul tak masalah keduanya kini jadi sahabatnya, apalagi keduanya juga sopan dan tidak menganggapnya ‘orang’ cacat.Dalam hati dia memuji sikap keduanya ini, yang dianggapnya berpendidikan, juga keduanya kadang suka melucu, sehingga hatinya terhibur juga mempunyai dua sahabat baru.Baru saja merebahkan tubuhnya, Pendekar Putul waspada saat ada gerakan mencurigakan di depan pintu.Lalu ada sesuatu yang di sodo

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 446: Perempuan Cantik Misterius

    “Di-dimana aku…siapa kamu?” wanita cantik ini malah balik bertanya dan dia sampai mundur dan mepet ke dinding gua, sambil sedapatnya rapikan pakaianya, agar tubuh mulusnya tak terlihat si Putul.Apalagi cahaya di dalam gua ini remang-remang, sehingga wanita cantik ini makin ketakutan.“Aku bukan orang jahat, aku justru mau tanya, siapa kamu dan kenapa kamu sampai di bawa ke sini,” sahut Putul perlahan, sehingga ketakutan di wajah wanita ini agak berkurang, apalai suara si Putul halus dan sopan.“Namaku Safa, aku di culik seorang dari kampung kami dan di bawa ke sini, aku nggak sadar sampai akhirnya di bawa ke gua ini,” katanya dengan wajah masih ketakutan.Walaupun sudah kenyang makan asam garam soal wanita, tapi entah kenapa Pendekar Putul kali ini agak lengah.Dia percaya saja apa yang barusan di katakan perempuan misterius ini.Pendekar Putul bahkan agak lupa, kalau dia sebenarnya datang ke tempat ini untuk bertarung dengan Ki Rawa.“Baiklah, mari kita keluar dari gua ini, kamu kini

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 447: Terjebak Permainan Safa

    Awalnya memang hanya berpelukan, namun setan burik mulai menari-nari di dalam hati Pendekar Putul.Cukup lama remaja yang kini sudah hampir jadi pemuda ini tidak berdekatan dengan wanita, saat ini tanpa di sangka-sangka, dia dapat ‘duren’ jinak."Kapan lagi dapat 'benda' jinak ini," batin Pendekar Putul, mulai terpancing.Apalagi tanpa ragu Safa mulai menggeser wajahnya dan saat Putul berpaling, tak terelakan lagi bibir mereka bertemu.Keduanya sama-sama kaget (walaupun Safa agaknya sengaja di buat-buat kagetnya).Sesaat Putul terpana, tapi sejurus kemudian secara alami, bibirnya mulai melumat bibir merah Safa.Sesaat adu gelut mulut bikin keduanya terlena, kini bahkan tanpa malu-malu lagi, Safa menarik tangan si Putul ke dadanya yang sudah terbuka sejak tadi tanpa di sadari si Putul.Putul bukanlah remaja kemarin sore, dia paham apa tujuan Safa menarik tangannya, apalagi kalau bukan minta diremas.Sebagai mantan pemain wanita, Pendekar Putul mulai lupa diri, tapi tidak lupa pelajaran

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 448: Adu Cerdik

    “Soal gampang itu, kapan aku bisa memenggal leher keduanya,” sahut Pendekar Putul kalem seolah tak ada beban.Ki Rawa dan Pendekar Gledek yang baru datang sampai kaget, termasuk Safa yang dari diam saja mendengar ucapan ini.“Heeh si buntung, kamu tahu kan siapa salah satu orang itu? Dia adalah Pangeran Daha, sekaligus putra mahkota kerajaan Muara Sungai, bahkan dia adik ibumu. Nah, satunya lagi adalah Pangeran Akmal, anak kedua dari Prabu Hata dari Kerajaan Loksana,” semprot Pendekar Gledek, yang aslinya sangat dongkol dengan bekas muridnya ini. “Justru karena dia Pangeran Daha makanya aku ingin membunuhnya, kan kamu pernah minta aku bersumpah agar membunuh semua keturunan Prabu Japra,” dengus si Putul tak mau kalah.Dan sama sekali tak tunjukan rasa hormatnya pada orang yang pernah memeliharanya sejak bayi. “He-he-he…rupanya dia belum tobat Gledek, buktinya dia malah ingin penggal leher pamannya sendiri,” ejek Ki Rawa.“Huhh hati-hati Rawa, si buntung ini kadang ajaib, otak susa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 449: Bersiap Jadi Algojo

    Pendekar Putul pun diam saja, bahkan sengaja pasang wajah kaget, sebab saat ini racun apapun yang di recoki ke tubuhnya, tak ada yang mampu membunuhnya.Buah ajaib yang dia makan dan sudah dia baca di kitab dalam gua itu saat dia berlatih seorang diri, ampuh atasi segala macam racun yang paling ganas sekalipun. Namun, agar sandiwaranya makin menyakinkan, dia pun pura-pura terkejut juga bikin wajahnya pucat. Sehingga Pendekar Gledek tak sadar terpengaruh dan tertawa-tawa saja. "Rasain!"ceplosnya.Pendekar Putul tak tanggapi ucapan Pendekar Gledek. Lagian dia pun saat ini belum ada kepikiran lari, tuh orang-orang yang ingin dia selamatkan belum satupun bebas.Apalagi kalau dia ngotot mengamuk saat ini, maka sama saja dengan bunuh diri, tempat ini banyak sekali orang-orang sakti, yang sudah jadi kaki tangan Ki Rawa.sehebat-hebatnya Pendekar Putul, di keroyok puluhan orang sakti, pasti dia keok juga! Si Putul kini bahkan di jamu di sebuah ruangan layaknya tamu agung saja, pendekar ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 450: Sihir yang Luar Biasa

    Singgg…!Pendekar Putul cabut pedang tipisnya yang sempat di rampas Ki Rawa dan dikembalikan lagi padanya, setelah ia di keluarkan dari ruang tahanan.Pedang ini adalah hadiah dari neneknya, Bunda Suri Putri Reswari. Pedang ini merupakan pedang kesayangan sang Putri dan ternyata hadiah dari mendiang Raja Daha.Semua orang tegang bukan main, saat Pendekar Putul melangkah terpincang-pincang dan kini berdiri di belakang Pangeran Daha dan Pangeran Akmal.Tangan kiri si Putul bergerak sambil tarik rambut kepala kedua pangeran ini secara kurang ajar bergantian.Bahkan dia sempat-sempatnya memukul punggung keduanya dengan tongkatnya. Bukkk…bukk…!Sampai terbungkuk kedua pangeran ini menerima pukulan tongkat si Putul ini. Semua orang kaget denga ulah si Putul yang kurang ajar ini.Tetapi Ki Rawa dan Pendekar Gledek senyum-senyum kecil melihat ulah si Putul yang seakan lampiaskan rasa marahnya itu. Mereka malah puas melihat aksi si Putul yang sengaja lecehkan kedua pangeran ini.Tass…tasss….!

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 451: Dikeroyok Tokoh Jahat

    Setelah melihat Putri Alona sehat, Pangeran Daha dan kakaknya ini berpisah, mereka kembali dengan tujuan masing-masing.Pengeran Daha masih penasaran dengan kelompok Ki Rawa Cs, sehingga dia pun kembali memata-matai tempat ini.Pangeran Akmal juga kembali ke Kerajaannya, untuk melaporkan aktivitas Ki Rawa Cs yang agaknya bakal bikin kekacauan di daerah perbatasan Kerajaan Loksana dan Muara Sungai.Pangeran Akmal ternyata punya jabatan penting di kerajaan ayahnya, yakni menjabat sebagai Panglima Muda, atau wakil Panglima Perang kerajaan tersebut. Namun tak sampai 1,5 bulan, Pangeran Daha dapat kabar, yang mengagetkan kalau Putri Alona tertawan 5 orang bertopeng dan berilmu tinggi.“5 Orang bertopeng…!” batin Pendekar Putul, tapi itu dia simpan di hati, tak mau menyela Pangeran Daha bercerita, dia masih sabar menanti kelanjutan cerita pamannya ini.Berbarengan dengan itu ada juga kabar duka, Bunda Suri Putri Reswari meninggal dunia di Kerajaan Hilir Sungai.Pangeran Daha lalu memutusk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 452: Menyamar

    Baik bantuan Pangeran Boon Me, juga Pendekar Budiman Cs, serta bantuan dari tokoh-tokoh sakti kerajaan Loksana, belum terlihat kedatangannya."Sebab informasinya, Ki Rawa sudah kirim utusan pada Kerajaan Loksana, mereka minta tebusan 2 kadipaten sekaligus, atau Putri Arumi akan mereka bunuh," kata Pangeran Akmal sambil gemelutukan gigi saking marahnya.Begitu juga dengan Putri Alona, dengan cerdik, Ki Rawa kirim utusan dengan permintaan yang sama, yakni minta dua kadipaten sebagai tebusannya.Harapan Ki Rawa, dengan 4 kadipaten yang luasnya hampir sama dengan Kerajaan Hilir Sungai tersebut. Ambisinya untuk menjadi seorang Maharaja Kerajaan Ular Hitam akan terwujud, tanpa perlu perang!Kalau pun nekat perang, Ki Rawa dan Pendekar Gledek sudah menghitung, pasukan mereka pasti mudah terbasmi kedua kerajaan besar itu, yang miliki ribuan pasukan terlatih dan bersenjata lengkap pula.Belum lagi pendekar-pendekar sakti yang pastinya akan membantu kedua kerajaan tersebut.Sehingga mereka pun p

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29

Bab terbaru

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 517: Titik Hitam Diam-diam Sudah di Ketahui

    “Tenang adik Aura, aku siap menjaga mu,” ceplos Bafin spontan, Pangeran Boon Me kaget lagi, termasuk Pangeran Wasi, lancang betul ni orang, pikir Pangeran Wasi tak senang.“Ayo kita berangkat sekarang, keburu kabur kawanan perampok itu,” potong Pangeran Durga, karena tak enak hati melihat pandangan ayahnya, terutama Pangeran Wasi terhadap kelancangan Bafin ini.Ke 4 orang ini naik kuda dan langsung menuju ke desa yang di satroni para perampok dan kabarnya sampai kini masih kuasai kawanan jahat itu.Walaupun secara usia Pangeran Durga tertua, tapi si Pangeran Wasi seolah ingin tunjukan dominasinya.Dia bilang pada Pangeran Durga, Bafin dan Putri Aura, untuk menahan diri kelak.“Biar aku yang akan bicara dulu dengan para perampok itu, sebelum kita bertindak keras!” kata Pangeran Wasi.“Siapppp baginda pangeran,” sahut Bafin agak sinis sambil rangkapkan kedua tangannya, hingga Durga dan Putri Aura menahan tawa melihat sikap Bafin begitu.Setelah berkuda hampir 3 jam, akhirnya mereka sam

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 516: Pangeran Wasi si Putra Mahkota

    Semenjak kehadiran Putri Aura, Bafin makin semangat latihan, dia bahkan selalu datang lebih dulu dari murid-murid yang lain.Putri Aura sebenarnya mirip kelakuan dengan Bafin, ceria, suka bercanda dan selalu ramah pada siapa saja.Kebalikannya dengan Pangeran Durga yang tenang dan kalem, serta tak banyak gaya.Putri Aura juga cepat akrab dengan dua saudara angkat ini. Dia kagum melihat kehebatan Bafin dan Pangeran Durga saat latihan berdua.Kalau sudah keluarkan jurus kaki ajaibnya, sampai silau mata Putri Aura melihat gerakan Bafin yang mirip kilat, saking cepatnya.“Hebat sekali kamu Bafin,” puji Putri Aura spontan, hingga si Bafin makin ‘sengaja’ bergaya, keluarkan kemampuan terhebatnya.Durga…hanya senyum kecil melihat ulah adik angkatnya ini.Tapi diam-diam Puti Aura juga semakin kagum saat melihat gaya bersilat Pangeran Durga, biarkan tak segesit dan secepat Bafi gerakannya.Tapi dengan jurus kapas rajawalinya yang makin matang, semua serangan Bafin tak bisa menembus kokohnya pe

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 515: Jadi Anak Angkat Pangeran Boon Me

    Pendekar sakti ini memang hanya punya dua anak, yakni Putri Dao yang kini ikut Pangeran Akmal, suaminya di Kerajaan Loksana dan Pangeran Durga ini.“Sudah tahu kedua kakekmu mangkat, kamunya malah lambat balik sini, ngelayap kemana sih?” sungut Putri Kalia memarahi Pangeran Durga.Sekaligus sama terkejut dengan suaminya, karena mertuanya yang mantan maharaja itu sudah mangkat.Putri Kalia tetap cantik di usia setengah tuanya, tapi dia heran menatap wajah Bafin, sahabat anaknya ini.“Ganteng banget, siapa anak ini, sayangnya badannya kurus...?” batin Putri Kalia.Bafin sendiri sangat kagum menatap Pangeran Boon Me yang tadi sudah terbang dengan rajawali raksasa dan Putri Kalia ini, dia langsung minder dengan kedua keturunan bangsawan ini.Selain sangat kaya raya bahkan terkaya di Lembah Rajawali ini, pakaian mereka juga perlente, bahkan tetap terlihat sangat tampan dan cantik, walaupun usia keduanya sudah 50 tahunan lebih.Suasana berkabung langsung terlihat di Lembah ini, karena mangk

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 514: Jadi Saudara Angkat

    “Sudahlah, ayo bantu aku kuburkan jasad kakek, sesuai wasiatnya, kuburkan di halaman pesanggrahan ini, di samping makam sahabatnya, yang juga kakek angkatku,” ajak Pangeran Durga.Proses penguburan sederhana ini berlangsung cepat, karena keduanya sama-sama remaja sakti.Kini keduanya duduk bersimpuh di samping dua kuburan ini.Bafin kadang melirik ke Pangeran Durga, kagum sekali dia melihat betapa tenang dan berwibawanya cucu Kakek Japra ini.Padahal tadi Pangeran Durga bilang usianya baru 17 tahunan, artinya hanya selisih 3 tahunan dengan usianya yang kini menginjak 14 tahun.Pangeran Durga duluan cerita.Dia sengaj menyusul ke sini karena di suruh ayahnya, Pangeran Boon Me, sebab neneknya Putri Dehea baru 3 mingguan yang lalu mangkat, setelah berkunjung ke Lembah Rajawali, setelah lama di Lembah Neraka.Awalnya dia ingin beritahu kakeknya ini, untuk beri kabar soal nenek Putri Dehea, tak di sangka, si kakek sakti ini juga mangkat hari ini.“Bafin…sebelum bertemu kedua kakekku di hut

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 513: Pangeran Durga

    Kakek Japra yang melihat ini senyum kecil. Dia mengangguk-anggukan kepala, tanda mengagumi kehebatan Bafin ini.“Hebat sekali anak ini, benar-benar anak istimewa, dia dengan mudah paham apa yang ku ajarkan, anak ajaib! Pasti orangtuanya bukan orang sembarangan,” batin kakek Japra, sekaligus menebak-nebak, anak siapakah Bafin ini.Kemudian kakek Japra mulai menyalurkan hawa sakti di ke tubuhnya yang terluka dalam, yang justru memperburuk keadaan kakek sakti iniketika tadi oper hawa saktinya buat Bafin.Sehingga dadanya makin sesak tenaganya juga makin lemah. Tapi pendekar hebat ini tetap bisa tersenyum dan rasa sesak di dadanya bisa dia tekan, dengan salurkan kemampuan tenaga dalamnya yang memang istimewa ini.Bahkan dengan kekuatan tersisa yang saat ini dia miliki, Kakek Japra pun tetap kirim suara sakti berupa petunjuk ini dan itu, yang hanya Bafin yang mendengar.Sehingga Bafin pun makin semangat dan tak kenal lelah terus berlatih jurus baru ini. Dia hanya berhenti kalau sangat lela

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 512: Wasiat Kakek Slegean

    Begitu Bafin buka matanya dia kaget, saat ini mereka tidak lagi berada di sebuah hutan, tapi di sebuah rumah mirip pesangggrahan.Tanpa Bafin sadari, pesanggrahan ini dulunya milik Putri Reswari dan di sini pula Pendekar Putul bertemu neneknya tersebut dan di berikan wasiat jurus pedang pencabut nyawa.Tempat ini juga sebagai pertemuan favorit Japra dan Putri Reswari untuk lepas kangen, dan mereka biasanya bersama hampir seminggu.“Bagaimana caranya kakek Japra membawaku ke sini, tanpa aku tahu?” batin Bafin sambil menghela nafas lega, sebab kini dia sudah sehat kembali.“Kek…?” dengan perlahan Bafin membangunkan kakek Japra yang terlihat masih terpejam matanya dan sedang lakukan semedi.“Iya anak baik ada apa?” Japra menyahut sambil membuka matanya yang sama tajamnya seperti milik Bafin.“Kita di mana dan di mana Kakek Slengean?” tanya Bafin, karena di sini hanya dia saja berduaan. Japra malah tersenyum kecil lalu hela nafas panjang.“Sahabatku itu sudah duluan pergi ke tempat abadi

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 511: Hampir Kalah

    Diam-diam si kakek yang dulu membiarkan rambutnya riap-riapan, tapi berubah rapi setelah sering di marahi cucu kesayangannya, Putri Dao, kini sudah terluka dalam.Keroyokan yang dilancarkan Pendekar Ulat Beracun dan 9 orang temannya sungguh hebat. Apalagi mereka masih muda dan tenaganya kuat-kuat.Japra tahu hal ini, dia diam-diam usap punggung sahabatnya ini, hingga nafas Kakek Slengean normal lagi.Merah padamlah wajah Raja Iblis, hinaan si Kakek Slengean yang sesuai dengan julukannya, suka ngomong apa adanya, benar-benar bikin dia seolah tak ada muka lagi di depan dua pendekar kosin ini. Raja Iblis Cs menulikan telinga dengan ejekan yang bikin panas kuping dan hatinya ini, kini dia keluarkan tenaga dalamnya yang hebat diikuti ke 14 orang lainnya.Pertarungan kini berubah menjadi lebih dahsyat, karena gunakan tenaga dalam yang tak terlihat.Hiatttttt….!Raja Iblis dan 4 rekannya mulai serang Pendekar Bukit Meratus dan 10 orang lainnya serang Kakek Slengean.Bafin yang kini dapat

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 510: Hadapi Keroyokan Raja Iblis

    Biarpun dirinya terlihat santai, tapi kedua matanya yang tak kalah tajam dari mata Japra tentu saja awas melihat gerakan si Pendekar Ular Beracun ini.“Bafin, jangan sampai kamu bentrok langsung dengan tangannya, tangan itu mengandung racun yang sangat jahat dan berbahaya.”Tiba-tiba ada suara dan Bafin langsung kaget dan senang, yang kirim suara itu adalah Pendekar Bukit Meratus. Bafin pun dengan cerdik ikuti perintah ini. Serangan ini bukan main-main, si Pendekar Ular Beracun agaknya ingin secepatnya selesaikan pertarungan ini, sehingga jurus yang dia keluarkan langsung tingkat tinggi.Bahkan setiap kali lancarkan serangan, tercium bau amis yang bikin kepala Bafin pusing. Tapi dia ingat, jurus miliknya sebenarnya beracun, sehingga tak ragu Bafin keluarkan jurusnya ini."Hmm...sama-sama beracun, tapi milik Bafin belum sempurna jurusnya, justru bisa merugikan dirinya sendiri," batin Japra. Dengan gerakan kaki ajaibnya, Bafin mampu menghindar, dia juga kini mulai keluarkan jurus mega

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 509: Raja Iblis Musuh Japra dan Kakek Slengean

    “Ih pakaian kamu kok sama warganya dengan sahabatku ini, suka ya warna abu-abu,” ceplos Kakek Slengean.“Iya kek, suka saja, enak di lihat, warnanya enggak menyolok, tapi juga tidak terlalu gelap,” sahut Bafin. Japra hanya senyum kecil saja, si bocah nanggung ini miliki kesamaan dengannya soal warna pakaian.“Jangan-jangan kamu ini turunan raja, wajah kamu kayak cewek saja, cakep tau ndak,” seloroh kakek slengean, hingga Japra ikutan menatap wajah Bafin dan si kakek sakti ini baru nyadar, wajah Bafin memang sangat tampan.'Kakek kok ngelantur mulu, siapa sih musuh kakek berdua?" potong Bafin tak sabaran."Orang itu berjuluk Raja Iblis, aku sendiri tak tahu siapa dia sebenarnya, dia ajukan tantangan pada kami berdua. Dengan alasan kami sudah membinasakan guru-guru mereka, nah siapa guru mereka, aku sendiri sudah lupa..?" kali ini Japra yang menyahut pertanyaan Bafin."Aku pun tak tahu, siapa guru mereka, tapi kalau urusan berkelahi, woww itu hoby aku sejak muda. Apalagi ada yang nantang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status