BERSAMBUNG
Pertemuan akbar golongan hitam pun berlangsung, hampir 800 an orang berkumpul di halaman padepokan Ular Hitam yang luas ini.Yang menjadi tamu kehormatan atau tamu VIP di sediakan bangku panjang, yang hanya tamu biasa, hanya bisa berdiri atau malah nemprok saja duduk di tanah.Ki Rawa terlihat duduk dengan pakaiannya yang mewah tapi agak kedodoran, karena tubuhnya kurus tinggi dan agak bungkuk.Bagi yang pernah berjumpa dengan Ki Birawa, melihat wajah Ki Rawa, pasti mengira pentolan golongan hitam ini hidup lagi, karena wajah mereka mirip.Di sampingnya terlihat Pendekar Gledek yang mendampinginya, juga ada Dua Kembar Rubah Betina, Pendekar Serigala, serta puluhan pendekar golongan hitam lainnya.Dan pastinya seorang wanita matang yang cantik, yang penampilanya mirip putri-putri bangsawan, yang tak lain dan tak bukan adalah Putri Alona. Dan di tatap kaget oleh dua orang yang tengah menyamar!Yakni Pangeran Daha dan juga Putri Dao, yang sama seperti Pendekar Putul, tak habis pikir ken
“He-he-he...memang aku tak memungkiri, dua orang yang miring otaknya itu muridku, tapi aku bukan segolongan dengan mereka, juga tidak pernah tahu tindak tanduknya.""Tapi ini soal pemberontakan, kurasa mending kamu batalkan niat gilamu itu Ki Rawa, balik saja ke Kerajaan Kubu Raya sono dan lalu diam di sana sampai koit, lagian kamu juga sudah membunuh Ki Boka, pemilik asli tempat ini, kelakuanmu sudah cukup bagiku untuk jadi musuhmu!” ejek si Kakek Slenge’an.Wajah Ki Rawa memerah, ini menandakan dia bukan orang asli di ke dua kerajaan yang ingin dia taklukan, tapi hanya pendatang yang punya ambisi besar, yakni jadi Raja!“Hmm…kamu menantangku, mentang-mentang lagi dekat dengan keluarga si Prabu Japra, kamu tinggi hati. Sudah bosan berkeliaran di bumi ternyata,” dengus Ki Rawa, kedua tangannya terlihat mulai mengeras, tanda tenaga dalamnya mulai terkumpul.“Ho-ho…dengan senang hati Ki Rawa, aku juga sudah lama tidak baku pukul he-he!” sahut Kakek Slenge’an tanpa rasa keder.Tiba-tiba m
“Brakkk!” serangan dahsyat Pendekar Gledek kena tanah, tapi luput mengenai Kakek Slenge’an.Sambil menggelinding si kakek slenge'n secara hebat gunakan jurus merangkak bumi miliknya dan luput dari serangan hebat ini Tapi tak urung serangan mematikan ini menyerempet kena si kakek, hingga Pendekar Gledek terbahak dan makin gencar serang si kakek lucu ini, yang makin lama makin kepayahan hadapi keganasan pentolan tokoh hitam ini.Pendekar Gledek seakan tak mau beri kesempatan bagi si kakek lucu ini bernafas, bahkan tongkatnya seolah berubah jadi pedang yang sangat tajam.Setiap kali di ayunkan, berdesing bunyinya dan kalau kena tubuh, bisa jadi si kakek lucu ini akan terbelah dua, saking hebatnya tongkat ini di tangan Pendekar Gledek.Posisi kakek slenge'an makin terdesak hebat dan agaknya dalam hitungan, bakalan kalah telak! Saat posisi kakek slenge’an makin terpojok, tiba-tiba melayanglah tubuh seseorang dan secara lihai papaki serangan Pendekar Gledek.“Nenek lancang, siapa kamu bent
Kaget bukan kepalang Ki Rawa dan Pendekar Gledek juga pengeroyok lainnya, termasuk ratusan penonton yang takjub melihat pertarungan hebat ini.Di depan mereka sudah berdiri 3 pemuda gagah, tentu saja yang paling menyolok adalah yang kakinya hanya satu, yakni Pendekar Putul.Sedangkan kedua lainnya, juga bikin semua orang kagum, tapi semua sepakat bilang, 3 pemuda ini sangat tampan, terutama wajah si Putul, tapi sayangnya dia hanya miliki satu kaki.“Ka-kamu si Putul, heh kamu juga Pengeran Daha dan Pangeran Akmal,” bentak Pendekar Gledek yang kaget dan agak gentar menatap ke 3 pemuda gagah ini.Matanya melotot, seakan tak percaya, kemunculan 3 pemuda ini mampu buyarkan semua serangan mereka.“He-he-he…bagus, kalian datang untuk di tangkap, hei para undangan, kenapa kalian diam, inilah manusia-manusia bangsat yang ingin rusak rencana kita. Ayo kalian maju, kita basmi ke 5 orang ini sekaligus,” seru Ki Rawa dan ratusan pendekar golongan hitam langsung bersiap keroyok ke 5 orang ini.Tap
Pendekar Putul kini lega, 4 orang sudah selamat dari Ki Rawa dan Pendekar Gledek serta ratusan pendekar golongan hitam.Dia sengaja pergi berbeda jurusan dengan Pengeran Daha Cs, padahal pamannya itu dengan lihai sudah kirim suara, mereka bertemu di sebuah tempat.Namun Pendekar Putul masih malu berkumpul dengan keluarganya sendiri.Apa yang dia lakukan bersama Pangeran Daha, Kakek Slenge’an, Putri Dao dan Pangeran Akmal jadi perbincangan semua kaum pendekar, baik golongan hitam juga golongan putih.Kehebatannya ‘acak-acak’ padepokan yang di kuasai Ki Rawa dan ratusan anak buahnya dianggap luar biasa beraninya.Terlebih selama ini cukup banyak pendekar golongan putih yang jadi korban.Kehebatannya ini menjadi gosip panas hingga berbulan-bulan, termasuk Pangeran Daha, Putri Dao, si kakek slenge'an juga Pangeran Akmal.Kesaktiannya yang hebat itu bikin Ki Rawa si majikan Padepokan Ular Hitam kelabakan, termasuk Pendekar Gledek bekas gurunya yang sangat sakti, sehingga membuat semua orang
“Apa lagi Nyai, jawaban sudah aku berikan, kurasa sudah cukup!”Setelah berkata begitu, secepat kilat Pendekar Putul melompat dan lenyap seketika dari hadapan Putri Alona.Dia tak mau lagi menunggu jawaban Putri Alona, dadanya tiba-tiba terasa sesak, ia melihat Putri Alona yang dia duga pasti ibu kandungnya sendiri ini seakan tidak ada rasa penyesalan sama sekali.“Ibu macam apa ini, apa karena dia seorang bangsawan, sehingga malu punya anak seperti aku yang cacat ini?” batin Pendekar Putul kesal dan marah dan sekaligus sedih bercampur jadi satu.Pendekar Putul ini juga sengaja pergi, karena sekilas dia melihat seseorang datang dan berdiri termangu menatap dia dan Putri Alona, seakan tak mau campuri keduanya.Andai si Putul bertahan, dia akan melihat pemandangan yang memilukan.Putri Alona menangis sesengukan di pelukan…adiknya, Pangeran Daha, yang mendengar ucapan bernada marah dari keponakannya itu pada ibu kandungnya sendiri.Sesaat sebelum si Putul menghilang ke dalam hutan yang le
Di saat ibu kandung dan keluarganya sibuk bicarakan dia, Pendekar Putul kini malah tak ada niat sama sekali untuk kembali mencari ibu kandungnya.Hatinya terlampau sakit dan beranggapan kisah Pendekar Gledek tidak bohong, kalau dia sengaja di buang, karena kedua orang tuanya malu punya anak cacat seperti dirinya.Dia bahkan tak peduli lagi soal Padepokan Ular Hitam, si Putul malah berpetualang lagi dan tak sadar memasuki wilayah kerajaan ayah kandungnya, Kerajaan Hilir Sungai.Kerajaan Hilir Sungai di bawah kekuasaan Prabu Harman sudah menjadi kerajaan yang makmur dan maju pesat.Walaupun dibandingkan Kerajaan Muara Sungai atau Kerajaan Loksana, kerajaan ini jauh lebih kecil, tapi karena kecil itulah, mudah bagi Prabu Harman memakmurkan rakyatnya.Dulu ayahnya Prabu Japra pernah tawarkan 5 kadipaten buat di serahkan ke Prabu Harman.Namun putranya dari Putri Reswari ini menolak dengan halus, sebab dia yakin bakalan timbul masalah baru kelak.Pendekar Putul senang melihat warga kerajaan
Terkejutlah Pendekar Putul, tak dia sangka wanita cantik ini sudah berusia sangat tua. Tapi penampiln fisiknya bak masih berusia 35-40 tahunan.Namun dia diam saja dan konsentrasi untuk mengeluarkan racun di dalam tubuh si nenek awet cantik tersebut.Terlihatkan hawa berwarna ke abu-abun keluar dari ubun-ubun wanita ini, yang kini langsung semedi sambil pejamkan matanya, untuk salurkan hawa saktinya sendiri.“Sudah cukup anak muda, istirahatlah!” perintah si nenek, sehingga Pendekar Putul hentikan penyaluran hawa murninya, apalagi asap itu sudah berubah jadi putih seperti air mendidih.“Tolong obati 5 pengawalku itu, ke orang bertopeng itu benar-benar hebat sekaligus licik, pedang mereka sudah di olesi racun mematikan!” kata si nenek ini lagi.Lalu si Putul tanpa membantah bergantian obati ke 5 pengawal itu, sampai semua racun itu keluar dari tubuh mereka.Dan kini di mintanya bersemedi sambil pulihkan tenaga sekaligus membebat luka akibat tebasan pedang 5 orang bertopeng tadi, dengan
Raja Iblis menatap tajam Pendekar Tanpa Bayangan yang terlihat lengket dengan Melania. Bahkan Pangeran Kumu juga Ki Samosi dan beberapa orang anak buah utama sang Raja Iblis heran sendiri.Bafin lebih menyukai wanita dengan wajah ‘standar’, tapi memiliki tubuh denok ini. Padahal 9 dayang lainnya yang di pilihkan buat Bafin memiliki wajah jauh lebih cantik dari Melania saat ini, tubuh mereka pun juga bagus.Padahal hanya Bafin yang tahu, di balik wajah standar Melania, tertutup wajah sangat cantik jelita wanita ini yang asli, keturunan bangsawan pula..!“Silahkan duduk, mari kita nikmati hidangan ini,” kata si Raja Iblis dengan sikap dingin dan berwibawa.Bafin yang lama tak berjumpa dengan musuh kakek Japra dan kakek Slengean sepintas juga sadar, pria yang separu mukanya tertutup topeng ini makin sakti saja.Setelah makan dengan gaya tak ubahnya perjamuan di sebuah istana kerajaan, Raja Iblis kini menatap kembali wajah Bafin.“Kurasa selain miliki julukan Pendekar Tanpa Bayangan, kam
Namun secepat kilat, Melania kembali memasang topeng tipisnya, lengkap dengan tahu lalatnya itu, sehingga wajah jelitanya tak bisa lama-lama di tatap pendekar biawak ini."Jangan lama-lama menatapku, nanti sifat biawakmu muncul, aku nggak suka laki-laki biawak," dengus Melania. Bafin sampai menahan tawa melihat kelakuan si putri yang sedang menyamar ini.“Sekarang apa rencana kamu Melania,” tanya Bafin dan kini mulai serius.Melihat sosok asli Melania, kini Bafin lupakan main-main dengan si janda jelita ini, dia malah penasaran ingin tahu, apa siasat Melania sekarang.“Aku masih selidiki apakah kelompok mereka ini menyekap Pangeran Raya di Istana ini, juga apakah mereka terlibat pembunuhan ayahandaku setahunan yang lalu," cetus Melania.Melania juga cerita, di sini juga ada sebuah tahanan yang letaknya di bawah tanah."Aku belum sempat ke sana, karena di jaga sangat ketat.”Bafin pun mengangguk dan bilang nanti dia pun akan ikut selidiki soal tahanan tersebut.“Melania…aku masih pena
“Tuan pendekar, agaknya tuan ini…maaf kurang pengalaman dan tentunya kurang perhitungan, tuan masuk ke sini sama saja dengan masuk sarang harimau, tak tahu seberapa hebat kekuatan si Raja Iblis ini,” ceplos Melania, hingga bikin wajah Bafin merah padam.Dia dianggap remeh oleh wanita bertahi lalat ini, yang lebih aneh lagi, Melania begitu saja sebut si Raja Iblis, tanpa embel-embel yang mulia.“Itu urusanku Melania, kamu tak perlu tahu berlebihan, yang jelas Ki Samosi dan Raja Iblis adalah musuh besarku, karena mereka sudah membunuh kakek Japra dan kakek Slengean, juga si Samosi sudah membunuh ibuku,” dengus Bafin kurang senang.Jawaban Bafin ketus dan seolah meremehkan Melania.Melania tak marah mendengar jawaban ketus Bafin, dia malah tersenyum saja, seolah sedang hadapi anak kecil yang sedang ngambek.Melania memang lebih tua dari Bafin, usianya saat ini sudah 21 tahunan, lebih tua 2 tahunan dari Bafin yang baru berusia 19 tahunan tiga harian yang lalu. “Asal tuan pendekar tahu,
Bafin menatap satu persatu ke 10 wanita cantik ini, dia memandang wajah-wajah yang terlihat menunduk ini.Tapi ada juga yang terlihat menatap ke depan dan inilah yang bikin Bafin tertarik, wanita ini sebenarnya tidak terlalu cantik di bandingkan ke 9 lainnya.Bahkan ada tahi lalat sebesar kerikil pasir di dagunya. Tapi memiliki wajah yang manis dan aneh.Sikapnya pun beda, sama sekali tak terlihat takut, wanita bertahi lalat ini bahkan menantang mata tajam Bafin, saat pemuda ini meneliti satu persatu wanita-wanita cantik ini.Bafin lalu mundur dan berbisik ke Pangeran Kumu, si pangeran ini tersenyum sambil mengangguk.“Pendekar Tanpa Bayangan sudah menentukan pilihannya, dia memilih Melania sebagai temannya di sini, yang lainnya silahkan kembali ke tempat istirahat,” perintah Pangeran Kumu, yang aslinya kaget juga, kenapa Bafin justru memilih yang ‘tak terlalu’ cantik?Aneh juga pendekar ini, seleranya bukan wanita terlalu cantik, tapi suka body aduhai, pikir Pangeran Kumu dengan seny
Pria ini senyum kecil dengan sikap sinis melihat sikap pongah Bafin, yang di anggapnya masih kekanak-kanakan ini.“Hmm…luar biasa sekali, benar-benar pendekat hebat! Namaku Pangeran Kumu, atau boleh kamu panggil Ki Kumu, ku rasa daripada kita bermusuhan, alangkah baiknya kalau kita jalin persahabatan bukan?”Ucapan Ki Kumu ini sebuah pesan ‘persahabatan’. Otomatis Bafin yang aslinya kurang pengalaman ini mulai tertarik. Kenapa ada seorang pangeran yang ikut kelompok ini?“Apa untungnya aku bersahabat dengan kelompok iblis segala, walaupun kamu mengaku pangeran. Aku akui memang tak bisa lihat wanita denok, tapi aku bukan penjahat wanita atau perampok,” dengus Bafin, tetap sengaja bergaya angkuh.“Justru itu, kalau kamu mau, lebih dari Lira dan Bina akan mudah kamu dapatkan! Jadi bagaimana kisanak Pendekar Tanpa Bayangan, mari kita ke Istana Lembah Iblis, di sana kisanak akan kami jamu penuh penghormatan dan soal wanita, aku jamin kisanak akan kesulitan memilihnya…!” janji Ki Kumu.Sua
Begitu sampai di penginapan Lira dan Bina yang bermaksud akan pergi, langsug di gandeng Bafin untuk masuk ke penginapan ini.“Mau kemana kalian, temani aku yuks…di luar mau turun hujan, mending kita nyantai saja, sambl minum arak,” bujuk Bafin.Keduanya tak kuasa menolak, apalagi Bafin kembali gunakan ilmu hitamnya yang hebat, keduanya bak kerbau di cokok di hidung saja dan mandah di ajak masuk ke kamar penginapan ini.Senyum ceria pun terhias di bibir Bafin yang kini telah berubah jadi laki-laki flamboyan yang lengkap segalanya, tampan dan sakti, serta royal sekaligus nekat dan ganas.Pelayan penginapan langsung bawakan pesanan Bafin, koin emas yang di berikan Bafin lebih dari cukup memenuhi pesanan pendekar tampan ini.Begitu sudah minum, sifat asli keduanya pun keluar, sehingga Bafin tertawa sinis, setelah keduanya mulai binal dan tak malu-malu lagi dengannya."He-he-he tubuh kalian emank denok, sini sayang," tarik Bafin dan tak malu-malu lagi, lumat bibir Lira dan Bina bergantian.
Kembali ke 10 orang ini menggerakan senjatanya menyerang Bafin, tapi kali ini Bafin sengaja tak mau bergerak seperti tadi.Lima orang yang tadi senjata jatuh juga sudah buru-buru ambil lagi goloknya dan makin ganas menyerang.Tapi Bafin malah secara lihai merampas salah satu golok mereka dan tiga orang langsung terpental ketika ditangkis golok rampasan tadi.Lalu dengan cepat ia menerjang dengan golok mereka.Akibatnya, kembali 3 orang terpental ke belakang dan golok mereka putus terbabat golok yang ada di tangan Bafin.“Hmmm…sudah cukup aku main-main, cacing-cacing tiada guna yang hanya bisa menyakiti orang lemah, harus aku musnahkan, baru setelah ini giliran Samosi,” dengus Bafin dan kini dia mulai salurkan tenaga dalamnya yang hebat ke kedua tangannya.Bafin lalu menggerakkan golok ini, jurus ‘pedang’ halilintar yang ia pelajari dari Pendekar Gledek dan di sempurnakan Pangeran Boon Me bergerak sangat mengerikan.Gerakannya sangat halus, cepat dan tidak menimbulkan suara yang nyaring
Dari kaget, kini wajah Bafin berubah jadi sinis dan matanya berapi-api, yang datang adalah Ki Samosi, si musuh besarnya, pembunuh ibundanya, inilah orang yang ia cari-cari.Ki Samosi tentu saja tidak sadar dan tidak kenal lagi, kalau yang sedang dia hadapi saat ini orang yang pernah dia sebut anak dewa.Apalagi kini Bafin bukanlah lagi anak kecil berusia 4-5 tahunan, namun sudah menjelma jadi pemuda tampan.Ki Samosi memang pemuja dewa-dewi, yang di bawa gurunya yang aslinya negeri prindavan, itulah sebabnya dia punya semacam ilmu tertentu yang bisa menilai seseorang punya kelebihan.“Hehh…berani sekali kamu muncu di sini, setelah memotong lengan anak buah dari Lembah Iblis, rupanya nyawa kamu rangkap 10,” bentak Ki Samosi yang datang diikuti 10 anak buahnya.“Hmm…ternyata kamu mengabdi di sini Samosi, menjadi anak buah manusia bertopeng!” balas Bafin, sengaja mengejeknya, sekaligus sindir pimpinan besar mereka. Samosi kini berbalik kaget, Bafin justru kenal dirinya. Srattt…!10 ana
Bafin sebaliknya, dia tetap santai saja, sama sekali tidak takut. “Itulah lembahnya tuan pendekar,” tunjuk Suliti dengan tangan agak gemetar.Gentar sekali hatinya, kini sudah sampai di kaki lembah ini.Bafin mengecup bibir Suliti, lalu ambil sekantong koin emas dari tas ransel miliknya, yang berisi pakaian ganti dan juga koin-koin emas miliknya yang tak pernah habis.“Suliti, bawalah kantong koin emas ini, pergilah kamu jauh-jauh dari tempat ini, mulailah kamu hidup baru, tugasmu sudah sudah cukup sampai di sini, sampia jumpa lagi. Ku harap saat kita jumpa lagi, kamu sudah lebih bahagia...!”Setelah berkata begitu, lalu Bafin genjot tubuhnya dan Suliti melongo, saat tubuh Bafin sudah sangat jauh hanya berupa titik abu-abu lalu lenyap di lebatnya pepohonan di kaki lembah Iblis ini.“Benar-benar pendekar sakti, tiba-tiba saja ngilang, sesuai dengan julukannya, pasti geger lembah ini,” gumam Suliti yang lalu putar balik dan pergi sejauh-jauhnya dari kaki lembah ini.Bafin kini memantau l