BERSAMBUNG
Di saat ibu kandung dan keluarganya sibuk bicarakan dia, Pendekar Putul kini malah tak ada niat sama sekali untuk kembali mencari ibu kandungnya.Hatinya terlampau sakit dan beranggapan kisah Pendekar Gledek tidak bohong, kalau dia sengaja di buang, karena kedua orang tuanya malu punya anak cacat seperti dirinya.Dia bahkan tak peduli lagi soal Padepokan Ular Hitam, si Putul malah berpetualang lagi dan tak sadar memasuki wilayah kerajaan ayah kandungnya, Kerajaan Hilir Sungai.Kerajaan Hilir Sungai di bawah kekuasaan Prabu Harman sudah menjadi kerajaan yang makmur dan maju pesat.Walaupun dibandingkan Kerajaan Muara Sungai atau Kerajaan Loksana, kerajaan ini jauh lebih kecil, tapi karena kecil itulah, mudah bagi Prabu Harman memakmurkan rakyatnya.Dulu ayahnya Prabu Japra pernah tawarkan 5 kadipaten buat di serahkan ke Prabu Harman.Namun putranya dari Putri Reswari ini menolak dengan halus, sebab dia yakin bakalan timbul masalah baru kelak.Pendekar Putul senang melihat warga kerajaan
Terkejutlah Pendekar Putul, tak dia sangka wanita cantik ini sudah berusia sangat tua. Tapi penampiln fisiknya bak masih berusia 35-40 tahunan.Namun dia diam saja dan konsentrasi untuk mengeluarkan racun di dalam tubuh si nenek awet cantik tersebut.Terlihatkan hawa berwarna ke abu-abun keluar dari ubun-ubun wanita ini, yang kini langsung semedi sambil pejamkan matanya, untuk salurkan hawa saktinya sendiri.“Sudah cukup anak muda, istirahatlah!” perintah si nenek, sehingga Pendekar Putul hentikan penyaluran hawa murninya, apalagi asap itu sudah berubah jadi putih seperti air mendidih.“Tolong obati 5 pengawalku itu, ke orang bertopeng itu benar-benar hebat sekaligus licik, pedang mereka sudah di olesi racun mematikan!” kata si nenek ini lagi.Lalu si Putul tanpa membantah bergantian obati ke 5 pengawal itu, sampai semua racun itu keluar dari tubuh mereka.Dan kini di mintanya bersemedi sambil pulihkan tenaga sekaligus membebat luka akibat tebasan pedang 5 orang bertopeng tadi, dengan
Setelah berkata begitu, Putri Reswari tiba-tiba menekan dadanya, lalu pingsan setelah muntah darah.Pendekar Putul tentu saja kaget bukan kepalang, dia langsung membopong tubuh neneknya sambil mengepit tongkatnya dan memindahkannya ke sebuah pesanggrahan.Setelah salah satu pengawal yang sudah sembuh tadi menunjukan tempatnya. Tempat ini memang jadi wahana bersantai keluarga kerajaan Hilir Sungai dan tempat favorit Putri Reswari menikmati masa tuanya.Bahkan bila bertemu suami tercintanya, Prabu Japra, mereka lepas kangen di pesanggrahan ini.Entah kenapa melihat kondisi neneknya begitu, hati keras Pendekar Putul luluh dan dia kali ini tak mau meninggalkan neneknya ini.Dia setia menunggui Putri Reswari dan merasa dekat dengan si nenek cantik ini.Sedangkan dua orang pengawal tadi diam-diam pergi dan melapor ke Istana Kerajaan Hilir Sungai, sedangkan sisa 3 orang berjaga di luar pesanggrahan.Mereka tentu tahu kalau si Putul ini cucu sang Putri Reswari, sesaat sebelum pingsan, ke 5 pen
Terlongo lah Pendekar Putul, ia percaya kisah neneknya ini. Pantas aku di minta bersumpah segala, agar membunuh kakek dan pamanku sendiri, batinnya gemas dan marah bukan main pada bekas gurunya tersebut."Tak bakal lagi aku turuti sumpah konyol itu, sampai kapanpun, masa aku harus musuhi kakek dan pamanku sendiri. Walaupun Pendekar Gledek pernah memelihara dan menjadi guruku!" batin Pendekar Putul.“Arya cucuku…tahukah kamu kalau ibu kandungmu dan ayah kandungmu itu…sebenarnya…bersaudara, satu ayah beda…!”“A-apaaaa….ja-jadi…ibuku Putri Alona dan Prabu Harman itu bersaudara?”Hampir terjungkal Pendekar Putul mengetahui fakta yang di luar dugaan ini, bagaimana bisa ayah dan ibunya bisa sedarah?“Benar cucuku…mungkin itulah salah satu sebab, kamu lahir dalam kondisi...cacat. Karena kedua orangtuamu itu adalah keturunan Prabu Japra kakekmu, kamu terlahir karena hubungan sedarah..!” sahut Putri Reswari dan memandang kasian pada Pendekar Putul yang mendadak pucat wajahnya.“Ya Tuhan…kenapa
Walaupun Prabu Harman bertahun-tahun melatihnya. Tapi, bakat si Putul memang di atas rata-rata dan Pendekar Gledek pun dulu akui kelebihan muridnya ini.Sehingga dia dulu sayang dengan muridnya ini dan berharap si murid mampu balaskan kekalahannya pada musuh-musuh besarnya.Bahkan di hari kedua, kehebatan Jurus Pedang Dewa ini makin membuat Putri Reswari makin berdecak saking kagumnya.Tak menyangka luar biasanya Pendekar Putul ini dalam waktu yang amat singkat mampu memainkan jurus ini begitu sempurna.Putri Reswari sampai memaksakan diri menyaksikan si Putul bersilat, berkali-kali dia berseru bahagia, saking kagumnya melihat cucunya ini berlatih.“Agaknya hanya Prabu Japra kakeknya dan pamannya si Pangeran Boon Me yang mampu imbangi kehebatannya, kelak kalau dia sudah matang melatih jurus Pedang Dewa ini,” gumam Putri Reswari dengan wajah berseri-seri.Setiap hari Pendekar Putul senang sekali melihat neneknya dilihatnya makin sehat, dan selalu membelai kepalanyaa penuh kasih sayang,
Setelah berhari-hari menunggu, Pendekar Putul pun dapat kesempatan menziarahi makan neneknya, walaupun kuburan ini di jaga sangat ketat prajurit kerajaan.Tapi dengan mudah si Putul masuk dan kini bersimpuh di depan makam yang di hiasi indah, sebagai penghormatan bagi pendiri kerajaan ini.Ingat kebaikan neneknya selama seminggu dan di beri jurus yang sangat hebat, tak terasa Pendekar Putul meneteskan airmata.“Maafkan aku nek…aku bersumpah mulai kini akan jadi pendekar yang baik seperti pesan nenek dan akan seperti kakek Prabu Japra. Aku juga tak bakal lepaskan 5 orang bertopeng, kemanapun akan aku cari” lirih sekali suara Pendekar Putul.Tanpa sadar dari tadi sikapnya di perhatikan seseorang yang mendiamkan saja ulahnya, kakinya saat menginjak lantai kompleks pekuburan khusus keluarga kerajaan sama sekali tak menimbulkan suara apapun, saking lihainya.Walaupun si Putul saat ini sangat sakti, tapi orang yang memperhatikannya jauh lebih sakti.Buktinya walaupun jaraknya hanya 10 metera
2,5 bulan kemudian, Pendekar Putul sudah tiba di kaki bukit meratus bagian barat, di mana padepokan ular hitam berada.Apa yang dikatakan Pangeran Boon Me benar adanya, kini di mana-mana berkibar bendera Ular Hitam dan banyak sekali orang-orang berpakaian hitam dengan sulaman ular di pakaian mereka, baik pria maupun wanita dan rata-rata masih muda.Dipinggang mereka pun terselip golok-golok dan jalan bak jagoan saja, seolah daerah ini wilayah yang mereka jaga.Ini seklaigus menandakan, daerah ini sudah di kuasai kelompok Ki Rawa dan Pandekar Gledek, sekaligus anak buahnya makin hari makin bertambah banyak saja dan datang dari 9 penjuru angin.Tapi Pendekar Putul yang terlanjur marah mendengar ibunya tertawan, sama sekali tidak gentar.Dirinya bahkan sengaja duduk berterang di sebuah warung di desa kaki bukit meratus ini.Padahal desa ini sudah masuk dalam kekuasaan kelompok Ular Hitam.Pendekar Putul sengaja, untuk pancing sang ular besarnya keluar, dia percaya diri dengan kemampuan si
Tranggg…!"Iiihh...kenapa jadi ularrr!" teriak si Kumis terkejut setengah mampus.Kedua orang ini serentak lepas goloknya dan jatuh berdenting di lantai warung makan ini. Golok mereka tiba-tiba berubah jadi ular kobra yang mematuk wajah mereka.Pendekar Putul lalu berdiri dan berjalan dengan langkah terpincang-pincang dibantu tongkatnya.Kemudian golok tadi dia ambil dan tongkatnya di kempit, dia ancam keduanya dengan golok tadi tepat di leher masing-masing.“A-ampunnnn….ampunn…tuan pendekar,” kata keduanya tak malu-malu lagi, sebab kalau golok di tebaskan, maka amsionglah nyawa keduanya.Apalagi tubuh mereka mendadak lumpuh, saking lihai Pendekar Putul ini menotok leher mereka melalui ujung golok tersebut.Sebal juga hati Pendekar Putul melihat kepengecutan keduanya, tadi sok jagoan mengancam-ancam dirinya.“Kalian bilang ke Ki Rawa atau Pendekar Gledek sekalian, aku Pendekar Putul menantang mereka duel sampai mati, di manapun tempatnya, silahkan tentukan tempatnya,” kata Si Putul den
Putri Melania yang memang menyamar sebagai nenek-nenek ini tersenyum manis sekali dan dia kaget saat tubuhnya tiba-tiba di raih Bafin dan di lemparnya ke atas, lalu di sambut dengan pelukan dan ciuman bertubi-tubi.“Sayangggkuuu istrikuuuu…ya Tuhan, kenapa kamu sampai nyamar jadi nenek-nenek sih,” seru Bafin dengan wajah berseri-seri.Tak lama kemudian terdengar suara anak kecil memanggil ibu, yang berlari dan di iringi 5 wanita cantik, selir-selir Bafin.“Kalian…syukurlah kalian tak apa-apa, eh itu siapa anak kecil itu?” seru Bafin sambil lepaskan pelukannya dari tubuh harum Putri Melania.Kini ia menatap anak kecil yang usianya antara 2-3 tahunan ini, wajahnya sangat tampan dan mirip anak perempuan, saking tampangnya.“Pangeran Bome, cepat beri hormat pada ayah kandungmu, dialah ayah yang selama ini kamu cari-cari!” tegur Putri Melania ke si anak kecil ini.Si anak kecil yang di panggil Pangeran Bome ini awalnya kaget, lalu dengan cepat bersimpuh dan beri hormat pada Bafin dengan sik
Pendekar Tanpa Bayangan ini tentu saja kaget bukan kepalang, serangan ini tidak bercanda. Mau tak mau dia pun langsung bergerak dengan gunakan jurus kaki ajaibnya.Sehingga serangan pertama ini luput, si nenek tak di kenal ini kembali lakukan serangan lebih dahsyat dari tadi.“Pantas saja ke 5 selirku tak mampu ladeni si nenek ini, pukulan-pukulannya sangat dahsyat,” batin Bafin, yang sengaja belum membalas, kecuali bergerak lincah dan selalu menghindar.Ia tak ingin menyakiti si nenek ini, apalagi belum tahu apa motifnya menculik ke 5 selirnya tersebut.“Nek, sabar dulu, aku mau tanya kamu apakan selir-selirku itu dan di mana mereka kamu tawan?” sambil menghindar Bafin sengaja bertanya.Tapi si nenek ini tak menggubris pertanyaan Bafin, dia malah makin lama makin beringas menyerang Bafin.Bahkan sudah 50 jurus, jangankan mampu taklukan Bafin, mengenai tubuh pemuda sakti ini saja tidak. Makin murkalah si nenek berbody aduhai ini.Tapi ada yang aneh, dari tubuh si nenek yang terlihat p
Bafin baru saja pulang dari Kerajaan Hilir Sungai, untuk menemui kakeknya Prabu Harman, sekaligus minta izin menempati Istana Lembah Iblis dan kakeknya ini tak keberatan, bahkan janji kelak akan berkunjung ke sana.“Bagus cucuku, sayang bangunan istana itu dibiarkan terbengkalai, nanti aku akan kirim tukang-tukang bangunan Istana buat percantik istana itu,” janji Prabu Harman dan Bafin banyak bawa pulang hadiah-hadiah waah dari Maharaja ini.Namun, setelah dua seminggu dan tiba kembali ke sini, Bafin merasa aneh sendiri.Istana-nya yang biasanya ramai dengan celotehan ke 5 selirnya hari ini sunyi. Bafin memang tak khawatir tinggalkan selir-selirnya sementara, sebab ke 5 nya sudah miliki kesaktian tinggi, biarpun saat ini ke limanya kompak sedang hamil muda dan kini sudah jalan 3,5 bulanan.Di tambah lagi tempat ini tak lagi seperti dulu, sudah ramai dan menjadi sebuah perkampungan yang mulai padat warganya.Bahkan anak-anak kecil pun sering jadikan halaman istana yang luas ini jadi t
“Kalian memang hebat, kini aku lega, semua ilmu silat yang aku ajarkan sudah sempurna kallian kuasai, tinggal di matangkan lagi,” Bafin tanpa ragu menciumi ke 5 nya satu persatu.Kelakuan Bafin sudah tak aneh bagi mereka dan pastinya langsung paham, dan kini mereka pun ‘pesta’ kecil-kecilan di sebuah ruangan istana ini.Dan pastinya di akhiri dengan membuka paha masing-masing, untuk di lumat bibir Bafin dan kemudian dimasuki pelatuk perkasa si pendekar flamboyan ini.Anehnya, energy bercinta Bafin makin lama makin hebat saja. Sehingga ke 5 selirnya kadang berseloroh, Bafin harus nambah selir lagi untuk layani keperkasaan pendekar flamboyan ini.Demikian lah sejak saat itu nama 5 Bidadari Lembah Iblis langsung menggema ke mana-mana, terlebih saat itu juga orang-orang menyebut kalau ke 5 wanita yang memang cantik jelita adalah selir dari Pendekar Tanpa Bayangan. Tak berhenti sampai di sana, sepak terjang 5 Bidadari Lembah Iblis dan sesekali Bafin turun tangan, juga membasmi banyak penja
Salah satu kawanan 10 Pendekar Setan yang bertubuh agak gemuk tiba-tiba mulai lakukan serangan ke arah Nyai Laras dengan goloknya.Serangan sangat mematikan, karenadi sertai dengan tenaga dalam yang kuat. Namun si cantik ini dengan amat lincahnya mengelak, si gendut tak dapat mengendalikan dirinya lagi dan diapun terdorong oleh tenaganya sendiri, tanpa kakinya dapat mengatur keseimbangan badan lagi, tubuhnya tersungkur ke depan.Pada saat itu, kaki Nyai Laras melayang dan kali ini ‘menciumnya’, tapi bukan mencium mulut, namun dada sebelah kiri yang jadi sasaran.”Ngekk...!" Si gendut terpelanting dan tahu-tahu goloknya telah terampas oleh Nyai Laras.Sambil tersenyum, Nyai Laras menggerakkan golok rampasan ke arah si gendut yang memandang terbelalak dan wajahnya pucat sekali, karena dia tahu bahwa maut telah siap menerkamnya.Tiba-tiba golok itu dilepas oleh si Nyai Laras dan meluncur ke bawah, tapi gagangnya di depan dan menyambar ke arah si gendut.Nyai Laras ternyata tidak langsun
Kemudian...Bafin kembali gauli mereka bergantian kali ini giliran Nyai Larasyag dapat tumpahanlahar panasnya.Percumbuan ini lanjut di kamar istana dan berturut-turut mereka menerima limpahan lahar si pejantan beruntung ini.Andai Bafin tak memiliki tenaga dalam yang hebat, dia tentu akan kewalahan meladeni selir-selir jelitanya ini, yang makin lama makin candu dengan cumbuan yang ia berikan.Uniknya mereka tak pernah berebutan di layani Bafin, semuanya dengan sabar menunggu giiliran, dan semuanya juga selalu puas tak terkira.Bafin kini benar-benar menikmati menjadi seorang pangeran, siang malam ke 5 nya menerima lahar panas dari si pendekar tampan ini.Namun mereka tak melulu bercinta saja, Bafin pun tetap latih mereka ilmu silat sangat serius dan kadang keras, sehingga makin lama ke 5 selirnya ini makin sakti saja.Lama-lama mereka pun sepakat mengatur waktu, kapan bercinta dan kapan giat berlatih silat. Bafin juga lega, ke limanya ternyata berbakat sekali dengan jurus-jurus yang ia
Bafin iseng-iseng lalu ngintip kelakuan ke 5 orang wanita cantik ini, yang sedang bersemedi. “Dibuang sayang, di ambil jadi selir…bagaimana tanggapan Putri Melania kelak yaa?” batinnya lagi.Bafin tentu saja masih ingat janjinya dengan si putri cantik anak Pangeran Busu itu, untuk kelak akan kembali bersama. Dalam hatinya yang paling dalam, Bafin ingin seperti Pendekar Putul ayahnya, yang tak memiliki selir, hanya satu istri, yakni Putri Arumi, ayahnya setia dengan satu istri.Atau paman kakeknya Pangeran Boon Me yang juga hanya miliki 1 istri tanpa selir, padahal si paman kakeknya ini menurut cerita Pangeran Durga, saat muda sangat flamboyan."Tapi takluk dengan ibundaku, eh ayahmu juga sama, takluk dengan ibunda sambungmu itu," cerita Pangeran Durga dahulu.Tapi kalau ingat kakek buyutnya Prabu Japra, Bafin senyum sendiri, mendiang kakeknya yang sangat sakti dan berjuluk Pendekar Bukit Meratus itu miliki 4 permaisuri, juga kakeknya Prabu Harman di Kerajaan Hilir Sungai, memiliki 20
Langkah pertama melatih ke limanya, Bafin minta mereka bersemedi untuk mulai himpun tenaga sakti dalam tubuh mereka.Punggung ke 5 nya sengaja Bafin tepuk, untuk membuka aliran darah masing-masing. Kemudian mulailah Bafin beri mereka petunjuk dasar-dasar ilmu silat.Bafin ternyata tak main-main, bukan jurus ecek-ecek yang ia berikan, tapi langsung dasar ilmu silat Mega Halilintar yang hebat itu.Sehingga perjalanan mereka yang harusnya di tempuh dalam waktu 3 minggu, kini menjadi lama, sebab setiap hari usai sarapan, Bafin dengan serius melatih ke 5 nya ilmu silat, setelah capek, baru melanjutkan perjalanan lagi.Hasilnya terlihat setelah 1 bulan, tubuh ke 5 wanita cantik ini makin kuat, fisik mereka juga tak lagi lemah.Dan…tubuh-tubuh denok ini makin hari makin bikin puyeng kepala Bafin!Bahkan ke 5 nya ternyata punya bakat melatih jurus kaki ajaib, sehingga kini gerakan mereka tak lagi kaku, makin hari makin lincah dan trengginas.Jurus mega halilintar yang mereka latih setiap hari
Kini Bafin dengan sabar dengarkan kisah sedih kelima wanita cantik ini, secara bergantian mereka curhat segalanya dan bahkan soal yang paling pribadi sekalipun mereka ceritakan bergantian.Dan inilah yang bikin Bafin melongo, ternyata dari ke 5 orang ini, 4 orang masih perawan.Termasuk Nyai Laras, hanya Nyai Nyali yang sudah tidak, karena saat di culik gerombolan Ki Manyan, dia baru menikah selama 2 minggu dan sudah di gauli suaminya.“Itupun baru…3X kali tuan pendekar,” kata Nyai Nyali malu-malu, hingga Bafin senyum kecil.Beda dengan Nyai Laras, Nyai Meni, Nyai Puti dan Nyai Geni, di culik ketika baru saja melangsungkan pernikahan dan belum sempat bulan madu dengan suami masing-masing yang sudah tewas tersebut.Mereka sempat bergidik, saat acara ‘bercinta’ itu aslinya hanya permainan sihir belaka. Aslinya mereka seakan tidur saat itu, inilah yang membuat mereka rada-rada ngeri dengan Bafin, yang dikatakan Nyai Nyali, jangan-jangan Bafin ini jelmaan hantu gunung meratus.“Huss…ada-ad