“Kurang ajar, heii jongos, kamu ternyata diam-diam ngintip saat kami latihan yaa. Kamu patut di hajar,” bentak Sawon, ditambah kompor dari 3 temannya, yang sebut Japra pencuri ilmu silat, makin murkalah Sawon.
Tanpa menunggu Japra bicara. Hiattt….hiatttt…Sawon langsung keluarkan jurus-jurus terhebatnya, dia seolah ingin hajar Japra dalam satu gebrakan.
Japra tentu saja kaget tak kepalang dengan serangan ganas Sawon ini. Tapi anak kecil ini tak gentar, dengan gesit dia mampu menghindar semua serangan ganas Sawon.
Walaupun baru 6 bulanan berlatih seorang diri, dengan lincah semua serangan Sawon berhasil Japra elakan.
Tapi Japra tak punya kesempatan membalas, kadang ada juga pukulan Sawon yang kena ke badan kurusnya. Japra menahan nyeri, tapi dia tak mau menyerah begitu saja.
"Aku tak salah apa-apa," batinnya mulai marah juga dengan kelakuan Sawon ini. Tanpa Japra sadari, jiwa pantang menyerang dan ingin membalas kalau disakiti mulai keluar tanpa dia sadari.
Japra bertekad akan melawan apapun resikonya, apalagi terlalu lama dia bersabar dengan kelakuan Sawon dan cs-nya ini.
“Heehh bangsat kamu ternyata lihai juga ya, dasar pencuri!” bentak Sawon makin murka.
Malu jurus-jurus silatnya mampu diimbangi seorang 'jongos' membuat kemarahannya naik ke ubun-ubun.
Perkelahian itu diam-diam di tonton seseorang, orang ini tidak melerai, hanya melihat saja sambil menatap dengan alis berkerut gerakan Japra yang gesit itu.
“Hebat sekali, gerakan si Japra! Kok seperti yang ku berikan dan sangat sulit dipahami murid-muridku sendiri. Tapi Japra sangat bagus memainkannya?” gumam orang itu penasaran.
Sawon yang sedang makin murka tak kepalang tiba-tiba merubah serangannya, lengannya berubah membiru,
Jurus Ular Kobra yang selama ini diajarkan Ki Boka, khusus buat anak kesayangannya ini dan jadi andalan kelompok tersebut dikeluarkan Sawon untuk menyerang Japra.
Japra yang baru beberapa bulan berlatih seorang diri dan belum pernah bertarung, tak tahu efek jurus dahsyat tersebut. Dia tak sadar kalau Sawon berniat ingin mencelakakannya.
“Sawon jangan gunakan jurus itu!” bentak orang itu yang tiba-tiba bergerak cepat.
Tapi peringatan itu terlambat, Sawon yang sedang marah sudah menyerang dengan kekuatan penuh ke arah Japra.
Dess…blarrr…Japra yang nekat menghadang jurus ini langsung terlempar dan terguling-guling hingga 5 meteran.
Wajahnya membiru, nafasnya kembang-kempis.
Orang ini melompat bak kilat dan tangannya mengibas ke arah Sawon, tubuh anak ini terjungkal, tapi tidak membahayakannya.
Orang ini ternyata Ki Boka adanya, dia lalu mendekati Japra dan langsung berikan pertolongan dengan salurkan tenaga dalamnya, dengan menempelkan tangan kanannya ke dada Japra.
“Astagaaa….!” Ki Boka sampai melompat hingga dua langkah.
Saat menempelkan tangannya ke dada Japra. Ada sebuah tenaga sedot yang kuat ingin ‘rampas’ tenaga dalamnya, yang tadi dia salurkan.
Kemudian perlahan-lahan tubuh Japra yang sempat membiru kembali normal, asap warna abu-abu keluar dari ubun-ubun kepalanya. Luka-luka dalam Japra sembuh sendiri.
“Anak ajaib…!”pikir Ki Boka masih takjub.
Tapi Ki Boka lega, nyawa Japra selamat, matanya kini melotot menatap Sawon. Marah dengan kelancangan anaknya ini.
“Sawon, kamu tak boleh lagi sembarangan keluarkan jurus itu, Japra bukan musuh! Bila masih bandel, kamu aku hukum berat.” suara Ki Boka mengguntur memarahi anak kesayangannya ini.
Sawon menunduk dan kemudian berlari bersama cs-nya, sambil mendelik tajam ke Japra yang masih memulihkan tenaganya. Ki Boka membiarkan saja, sambil geleng-geleng kepala.
Ucapan Ki Boka ini membekas dalam hati Japra, dibalik sifat kejam dan tegasnya, Ki Boka ternyata ‘sayang’ dengannya.
“Hmm…Kakang Palung agaknya tahu, Japra diam-diam punya keistimewaan. Darimana dia belajar ilmu menyedot tenaga dalamku ini,” batin Ki Boka lagi penasaran.
Ki Boka mendekati Japra yang kini justru sudah pulih seperti sedia kala.
“Japra, kamu jujur, di mana kamu pernah belajar silat!” tanya Ki Boka sambil menatap tajam wajah Japra.
“Ampun Mahaguru, aku selama 6 bulan ini hanya ngintip saat Mahaguru melatih murid-murid di sini, lalu aku latih diam-diam sendiri…aku ngaku salah guru, siap menerima hukuman!”
Japra tiba-tiba berlutut, seakan siap menerima hukuman atas kelancangannya selama ini.
“Kamu jangan bohong Japra!” dengus Ki Boka tak senang.
Tiba-tiba Ki Boka lancarkan serangan ke arah Japra, tentu saja Japra terguling-guling dan matanya berkunang-kunang.
“Hmm…aneh, sungguh aneh? Anak ini belum miliki ilmu kanuragan hebat!” pikir Ki Boka lagi, dia mendiamkan saja Japra yang bangkit perlahan dan disela bibirnya menetes darah.
Pukulan Ki Boka walaupun hanya kurang dari seperempat tenaganya dipukulkan pada Japra, tapi efeknya tetap hebat bagi anak seumuran Japra yang tak punya tenaga dalam sama sekali.
Ki Boka seorang pendekar dan perampok golongan hitam yang sangat berpengalaman berhadapan dengan musuh-musuhnya.
Saking penasarannya, diam-diam sambil menekan-nekan punggung Japra untuk mengobati efek pukulannya tadi. Ki Boka sekaligus selidiki tenaga dalam anak kecil ini.
Tapi Ki Boka lagi-lagi heran sendiri, tubuh Japra tak ada yang aneh, sama sekali tak ada tenaga dalam dalam diri Japra.
Tubuh anak ini masih bersih, tak ada tenaga dalam yang bikin dia kaget tadi.
“Japra, apakah kamu ingin berlatih silat seperti Sawon dan murid-muridku yang lain,” tiba-tiba Ki Boka ucapkan sebuah tawaran.
Japra langsung kaget, tapi anak ini cerdik, dengan mantap dia mengangguk!
Ki Boka pun meminta Japra kembali ke padepokan.
“Benar-benar calon pendekar, kini aku percaya kenapa Kakang Palung sampai berikan kalungnya itu pada Japra. Anak ini sangat istimewa,” batin Ki Boka menatap punggung kurus Japra, yang justru sedang berbahagia.
Kini dia tak perlu lagi mengintip dan sembunyi-sembunyi berlatih seorang diri.
“Aku harus jadi pendekar hebat kelak!” batin Japra bersorak kesenangan.
Japra buktikan keseriusannya, setiap kali tiba waktunya latihan, pagi-pagi Japra selesaikan tugasnya sebagai pembantu.
Lalu satu jam sebelum latihan dimulai, dia sudah bersiap duluan dan tekun mengikuti pelajaran silat dari Ki Boka atau anak buahnya.
Sejak Japra ikut berlatih yang otomatis 'naik pangkat' jadi murid di padeokan ini. Sawon tak berani lagi terang-terangan memusuhi Japra.
Namun aroma kemarahan dan kedengkian makin bertambah di hatinya.
Apalagi saat melihat selama latihan Japra sering di puji ayahnya dan anak buahnya. Sebab Japra dengan mudah hapal dan ulangi dengan sempurna semua pelajaran silat tersebut.
Kelebihan Japra ini sangat menonjol dibandingkan murid-murid lainnya, yang sebenarnya 'terpaksa' ikut berlatih, kalau menolak akan di hukum orang tua mereka.
Kedengkian Sawon membuat Japra sudah punya musuh sengit dan berbahaya di kemudian hari…!
Tapi Japra juga diam-diam punya pengagum dari seorang gadis cilik berwajah menggemaskan, yang juga murid di sini.
*****
BERSAMBUNG
“Japra aku ikut berlatih yaa!”Japra yang sedang bergerak lincah langsung berhenti, mendengar suara bening dari seorang gadis kecil.Matanya bulat bersinar terang, kulitnya putih bersih, dengan bulu-bulu halus di sekujur lengannya, menambah kecantikannya.“Aura…boleh, ayoo kita berlatih bareng, mengulang pelajaran dari Mahaguru kemarin,” sahut Japra dengan wajah berbinar.'Siapa yang tak senang berlatih ditemani bocil cantik ini-' pikir Japra sumringah. Kebiasaan berlatih seorang diri sudah jadi rutinitas Japra sejak jadi murid di sini.Japra tak pernah pedulikan apapun kelakuan Ki Boka dan anak buahnya, yang kadang berpesta usai sukses melakukan perampokan pada korban-korbannya. Ia hanya fokus berlatih!Keduanya pun berlatih dengan riang gembira. Tubuh Japra yang kini bergerak gesit dan luwes, 2 tahun lalu dan saat ini sudah berubah.Di usianya yang sudah 10 tahunan, badannya berisi tak lagi kurus, tubuhnya pun makin jangkung. Ditunjang pakaian hitam yang dia kenakan. Menambah ketampa
Ki Birawa dan Ki Boka terlihat pembicaraan serius. Saking asyiknya berbincang, Ki Birawa dan Ki Boka ngobrol, tak sadar Japra sudah kembali setelah tadi bertemu Aura, dan kini mendengarkan obrolan mereka.“Jadi Maharaja sudah digulingkan seorang pangeran yang juga adik raja terdahulu?” terdengar suara Ki Boka. “Betul Boka, kerajaan sekarang berganti penguasa, pembersihan dilakukan kerajaan. Hati-hatilah kalian, raja yang baru ini kabarnya juga akan babat siapapun yang ganggu kerajaan-nya, termasuk mengganggu warganya!” Ki Boka mengangguk tanda paham dengan peringatan Ki Birawa. Ki Boka pun berencana ‘istirahat’ dulu jalankan aksinya bersama komplotannya.Dia khawatir bila masih beraksi, justru akan bentrok dengan pasukan kerajaan yang baru dan bakal panjang urusannya.“Boka, aku heran, katanya peta pusaka bukit meratus sudah berhasil di rebut Ki Palung. Tapi anehnya, saat dia tewas ditangan 3 Pendekar Golok Putih, peta itu lenyap! Apakah selama ini kamu selidiki kemana lenyapnya p
“Rapalkan mantra yang sudah aku ajarkan sambil kerahkan tenaga dalammu. Lalu masuk ke dalam bejana itu cepat!” terdengar perintah Ki Birawa.Japra pun merapalkan mantera itu sambil tarik nafas dan salurkan seluruh kekuatan di dalam perutnya. Tubuhnya tiba-tiba dingin dan tanpa ragu dia masuk ke dalam tungku itu dan duduk di air mendidih.Anehnya panas air itu tak terasa di tubuhnya, Japra pun makin terkagum-kagum dengan kehebatan gurunya ini. Ki Birawa lalu beri petunjuk-petunjuk dan Japra dengan mudahnya mampu ikuti semua petunjuk tersebut. “He-he-he…ilmu pukulan Ular Kobra dan Jurus Halilintar yang aku ajarkan sudah bisa kamu serap Japra. Tinggal terus kamu latih maka 1 tahun lagi, seluruh anak buah Ki Boka bukan tandinganmu lagi,” terdengar suara Ki Birawa tertawa lepas khas burung hantu. Ki Birawa bangga bukan main, murid tunggalnya ini tak mengecewakannya, bahkan melebihi ekspektasinya.“Kelak kalau dia dewasa, Ki Boka bahkan aku sendiri bisa saja bukan tandingannya lagi, bi
“Japra, hari ini kita turun gunung, kita akan menemui orang-orang dari Kerajaan Daha, mereka ini bukan orang sembarangan.”“Baik guru!”Setelah berkemas seperlunya, keduanya berlari cepat menuju sebuah tempat, kalau dulu Japra sering tertinggal dari Ki Birawa. Kini sebaliknya, berjam-jam berlari cepat, wajahnya biasa saja.Terbalik dengan Ki Birawa, terdengar deru nafasnya, tanda kelelahan berlari cepat, di samping tenaga dalamnya belum pulih 100 persen. Faktor usia juga mempengaruhi kekuatannya.Apalagi 90 persen tenaga dalamnya sudah di oper ke tubuh murid tunggalnya ini.Tempat yang dituju ternyata sebuah kampung yang terletak di sebuah perbatasan dengan Kerajaan Daha ini. Dua minggu kemudian mereka sampai di sebuah kampung yang terlihat porak poranda, sepertinya bekas perampokan.“Hmm…siapa yang merampok habis-habisan kampung ini?” gumam Ki Birawa.Kakek tua ini mendekati seorang warga yang nafasnya senin kamis, golok masih tertancap di perutnya.“Siapa pelakunya,” tanya Ki Biraw
“Ilmu setan…? Ilmu apa itu guru?” dengan polosnya Japra malah balik bertanya. Ki Birawa seolah habis akal mendengar ucapan Japra ini.“Duduklah, kosongkan tubuhmu!” perintah Ki Birawa, dengan patuh Japra duduk dan mentaati perintah gurunya.Ki Birawa lalu meraba seluruh tubuh muridnya sambil kerahkan tenaga dalamnya. Sampai berulang-ulang dia lakukan itu, tapi tak ada yang aneh dengan tubuh Japra.“Aneh sungguh aneh…tenaga dalamnya hanya terisi seperti yang ku ajarkan selama ini, kenapa tadi dia bisa melakukan jurus setan itu?” pikir Ki Birawa kebingungan.“Guru, tolong ceritakan, apa yang sesungguhnya terjadi padaku?” Japra kini memandang gurunya, seakan meminta penjelasan.“Kita pergi dari sini, nanti di jalan aku ceritakan,” tanpa menunggu jawaban Japra, Ki Birawa jalan duluan.Saat akan pergi, alangkah kagetnya Japra, puluhan wanita yang tadi jadi korban penculikan dan pemerkosaan para perampok, sudah jadi mayat!“Astagaaa….apakah ini akibat perbuatanku..?” rasa sesal langsung men
“Paman Jenderal Bugi, mundur dulu..!” tegur Putri Reswari dengan tenang. Pengawal yang ternyata seorang jenderal ini langsung membungkuk hormat dan mundur ke tempatnya semula.“Ki Anom tolong anda juga kembali ke tempat duduk. Di sini ada paman kakekku Ki Birawa yang berjuluk Pendekar Halilintar. Tolong paman bantu jelaskan tujuan pertemuan kita hari ini!”Japra yang sempat ikutan tegang, melihat gurunya berdiri dan kini mendekati Putri Reswari, lalu beri hormat, kemudian dia berbalik ke semua undangan.Julukan Pendekar Halilintar membuat undangan yang gaduh langsung diam, siapa yang tidak kenal guru Japra ini.Seorang tokoh tua pendekar golongan hitam, yang kesaktiannya bikin ‘ngeri’ lawan-lawannya, sekaligus terkenal kekejamannya.“Terima kasih Yang Mulia Tuan putri dan Yang mulia Pangeran Warman, juga Temangggung Odor, Jenderal Bugi dan yang lainnya. Saya hargai ucapan Ki Anom tadi! Benar yang kita hadap
“Ha-ha…hanya segitu kemampuan muridmu Birawa, lihat dia sudah sekarat!” ejek Ki Anom terbahak-bahak.Anehnya Ki Birawa malah tenang-tenang saja, sementara Putri Reswari dan yang diam-diam mendukung Japra mulai gelisah.Muka Japra berubah memerah, kemarahan menjalari tubuhnya. “Aku belum kalah,” Japra bangkit dan kini kembali berdiri kokoh.Sambil mengusap darah yang menetes di bibirnya, Japra kerahkan tenaga dalamnya sepenuhnya ke kedua lengannya. “Hmm….agaknya saat marah jurus setan miliknya akan keluar, rasakan kalian Ki Anom dan Pendekar Codet,” batin Ki Birawa, bibirnya tersenyum-senyum.“Persetan…! Mampuslah!” Ki Anom dan Pendekar Codet barengan kembali bergerak cepat dan kerahkan jurus andalan mereka ke Japra.Semua melongo, tiba-tiba saja bak lintah, lengan kedua nya melekat di lengan Japra, tubuh mereka bergetar, lama-lama terdengar suara ‘ah auhh&rsquo
Japra masuk ke kamar lumayan luas dan berbau harum, si dayang genit tadi setelah memberi hormat, langsung keluar kamar dan membiarkan Japra bersama sang putri.“Japra, kesinilah mendekat…!” terdengar suara lembut memanggil.Japra yang masih duduk di lantai dan menundukan wajahnya mengangguk, lalu beringsut mendekati Putri Reswari, yang terlihat duduk santai di kursi, di depannya ada meja yang penuh buah-buahan segar dan arak!“Japra, berapakah usia kamu dan siapakah orang tuamu…? Ehh jangan menunduk, tataplah wajahku!” tegur si putri ini dengan suara lembut.“Usia hamba 14 tahun tuan putri, orang tua hamba…hamba hanya anak angkat dan sebelumnya tinggal di Desa Haliling!” usai berkata begitu, Japra kembali menunduk.Matanya ‘silau’ melihat kecantikan putri ini, yang saat ini justru berpakian agak minim, ini membuatnya makin gugup.Walaupun berpengalaman pernah melihat wanita