Home / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 7: Diam-diam Dididik Jadi Pendekar Jahat

Share

Bab 7: Diam-diam Dididik Jadi Pendekar Jahat

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2024-06-29 17:25:55

“Rapalkan mantra yang sudah aku ajarkan sambil kerahkan tenaga dalammu. Lalu masuk ke dalam bejana itu cepat!” terdengar perintah Ki Birawa.

Japra pun merapalkan mantera itu sambil tarik nafas dan salurkan seluruh kekuatan di dalam perutnya. 

Tubuhnya tiba-tiba dingin dan tanpa ragu dia masuk ke dalam tungku itu dan duduk di air mendidih.

Anehnya panas air itu tak terasa di tubuhnya, Japra pun makin terkagum-kagum dengan kehebatan gurunya ini. 

Ki Birawa lalu beri petunjuk-petunjuk dan Japra dengan mudahnya mampu ikuti semua petunjuk tersebut. 

“He-he-he…ilmu pukulan Ular Kobra dan Jurus Halilintar yang aku ajarkan sudah bisa kamu serap Japra. Tinggal terus kamu latih maka 1 tahun  lagi, seluruh anak buah Ki Boka bukan tandinganmu lagi,” terdengar suara Ki Birawa tertawa lepas khas burung hantu. 

Ki Birawa bangga bukan main, murid tunggalnya ini tak mengecewakannya, bahkan melebihi ekspektasinya.

“Kelak kalau dia dewasa, Ki Boka bahkan aku sendiri bisa saja bukan tandingannya lagi, bisa jadi 3 Pendekar Golok Putih juga keok!” batin Ki Birawa senang bukan main. 

Niatnya untuk balas dendam pada musuh-musuhnya melalui muridnya ini seakan menemukan jalannya.

Ki Birawa sadar, usianya makin tua dan musuh-musuhnya banyak, tak mampu dia sendirian menghadapi!

Dengan cerdik dan licik dia sedang ciptakan calon pendekar jahat yang lebih jahat darinya!

Sejak itulah, sebulan sekali Japra harus berendam dalam air mendidih, yang ternyata makin menambah hebatnya tenaga dalam miliknya.

Termasuk Jurus Halilintar dan Jurus Ular Kobra yang diajarkan Ki Birawa, yang dilatih Japra siang malam tanpa kenal lelah.

Sebagai salah satu tokoh golongan hitam, lagi-lagi caranya tak lumrah bagi orang biasa.

Japra juga sering di minta bergantung di batang pohon dengan kepala di bawah, kaki di atas bak kelelawar. Mau pecah rasanya kepala anak tanggung ini.

Dia digantung sampai 3 jam lebih, lagi-lagi Japra terkagum-kagum, setelah mendengar suara petunjuk Ki Birawa yang meminta rapalkan mantra-mantra darinya.

Lalu diminta salurkan tenaga dalamnya ke seluruh tubuhnya.

Kepalanya yang tadi berasa pecah, pelan-pelan jadi ringan. Bahkan Japra keenakan terus bergelantungan seperti kelelawar tersebut. 

Anehnya, sejak bergelantungan begitu, mata Japra makin tajam. Dia bahkan mampu melihat dengan jelas di kegelapan malam.

“Itu dasar Jurus Kelelawar milikku, yang sebenarnya baru aku ciptakan selama 5 tahunan ini. Kamu terus latih, nanti ku ajarkan tekhniknya!”cetus K Birawa.

Kini Japra fokus melatih 3 jurus hebat ini, Jurus Ular Kobra yang dia dapat dari Ki Boka dan Jurus Halilintar serta Jurus Kelelawar dari Ki Birawa.

Hasilnya jurus yang dikuasai Japra makin meningkat tajam, andai di adu dengan Sawon, anak Ki Boka itu bukan tandingannya lagi.

Selama jadi murid, Japra akhirnya tahu siapa Ki Birawa ini sesungguhnya.

Selain adik seperguruan dari guru Ki Palung dan Ki Boka, Ki Birawa juga seorang petualang dan sudah merantau kemana-mana, dia berguru dengan siapapun yang mampu kalahkan dirinya. 

Jurus andalannya selama ini adalah Jurus Halilintar, sehingga Ki Birawa dapat julukan Pendekar Halilintar, julukan ini bikin keder semua lawan-lawannya.

Tapi dimusuhi golongan putih, karena kerjaannya memperkosa, merampok dan membunuh (kebanyakan pendekar golongan putih). Setelah usianya menginjak 60 tahun, Ki Birawa pun mengurangi kelakuan jahatnya.

Tapi kelakuannya di masa muda itu tetap bikin musuh-musuhnya dendam hingga kini!

Andai Japra tahu kalau Ki Birawa aslinya lebih jahat dari Ki Boka dan anak buahnya, mungkin dia akan berpikir 100X  jadi murid salah satu tokoh golongan hitam ini.

“Aku tahu kematian Ki Palung setelah bentrok dengan murid Ki Durga. Setelah sembuh barulah mengunjungi padepokannya,” cerita Ki Birawa, yang tak disangka-sangka malah menarik Japra jadi murid tunggalnya, dengan tujuan yang tak pernah Japra ketahui.

Japra tak paham kenapa ada pertentangan apa sebenarnya antara Ki Birawa dengan musuh-musuhnya dari golongan putih itu.

Pikirannya hanya satu, berlatih sampai tamat dengan gurunya ini. Tanpa sadar kalau pelajaran ilmu silatnya ini justru berakar dari golongan hitam.

Dua tahun kemudian…

Ki Birawa makin kagum menatap perubahan fisik Japra, tubuh murid tunggalnya makin menjulang tinggi, hampir sama dengan tingginya.

Di usianya yang sudah 14 tahun, Japra menjelma menjadi remaja tampan yang sakti. Walaupun tubuhnya kurus dan pakaiannya sederhana. Tapi tubuh sakti Japra kokoh dan kuat, sedangkan dia makin menua di usia hampir 70 tahunan.

“Japra, bersiaplah, aku akan salurkan hawa murni ke dalam tubuhmu, begitu sudah berada ke tubuhmu, maka tenaga dalammu akan naik berlipat-lipat dari yang ada sekarang. Lepas bajumu dan buka seluruh aliran darah, jangan melawan saat hawa murni ini masuk!” 

Japra langsung mengangguk, kini dia dalam posisi duduk dan bersiap menerima hawa sakti dari gurunya. 

Setelah merapal ajiannya, lalu mengerahkan tenaga dalamnya, Ki Birawa lalu menempelkan lengan kanannya ke ubun-ubun Japra.

“Ingat jangan melawan, kalau itu kamu lakukan, otakmu bisa pecah dan kamu mati seketika!” terdengar suara Ki Birawa yang membuat Japra bergidik.

Japra pun otomatis mengosongkan semua tenaga dan pikiran…lalu perlahan-lahan hawa hangat mulai menjalari kepalanya dan turun ke seluruh tubuhnya.

Hawa hangat berubah jadi panas dan makin panas, hampir tak tertahankan dirasakan Japra.

Tapi ketabahan remaja ini benar-benar hebat, dia pasrah saja dan yakin tak mungkin gurunya mencelakakannya.

Setelah hampir satu jam, Ki Birawa hentikan penyaluran hawa murni. Wajahnya pucat, tubuhnya bergoyang-goyang.

Cepat-cepat Ki Birawa bersemedi pulihkan lagi tenaga dalamnya. Kakek tua ini tak tanggung-tanggung salurkan hawa saktinya, hampir 90 persen di oper ke Japra.

“Japra kamu segera berlatih, salurkan semua tenaga dalam tadi dan lakukan berulang-ulang 3 jurus yang sudah kamu kuasai!” terdengar lirih suara Ki Birawa.

Japra patuhi perintah ini, badannya masih terbakar saking panasnya. Ia pun salurkan semua tenaga dalam ini pada kedua lengannya.

Saat melompat, hampir saja Japra berteriak saking kagetnya, lompatannya sangat tinggi dan tubuhnya ringan sekali.

Lompatan itu hampir 15 meter jauhnya dari tempatnya tadi, Japra pun bersorak gembira di hati. 

Kini tubuhnya bergerak luar biasa cepatnya, setiap lompatan yang ia lakukan bak terbang saja.

Begitu melihat sebuah batu sebesar kerbau, tanpa ragu Japra lepaskan jurus Halilintar….blarrr…terdengar suara bak petir saking kerasnya batu besar itu pecah berkeping-keping.

“Astagaaa….!” Sorak Japra kesenangan.

Saking senangnya melihat hasilnya, Japra terus berlatih hingga berjam-jam, tubuhnya yang tadi serasa terbakar kini sudah pulih.

Tubuhnya berkelabatan ke sana kemari, saking cepatnya gerakan Japra berubah jadi bayangan saja lagi.

Japra tak sadar, sejak tadi Ki Birawa sudah menyudahi semedi-nya dan senyum-senyum senang melihat kehebatan muridnya ini.

“Telah lahir Pendekar Bukit Meratus, dia akan lebih sakti dan kelak lebih jahat dari aku atau si Palung serta si Boka he-he-he!” gumam Ki Birawa.

Butuh waktu hingga satu bulan bagi Ki Birawa pulihkan tenaga dalamnya, setelah 90 persen dia oper ke tubuh Japra.

Tapi di sisi lain, kesaktian Japra meningkat luar biasa, setelah menerima hawa murni dan dilatihnya siang malam.

Anehnya, kadang Japra heran, gurunya bisa pergi meninggalkanya berhari-hari, lalu kembali lagi.

Dia sungkan bertanya, kemana gurunya itu menghilang…!

*****

BERSAMBUNG

Related chapters

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 8: Jurus Ajaib

    “Japra, hari ini kita turun gunung, kita akan menemui orang-orang dari Kerajaan Daha, mereka ini bukan orang sembarangan.”“Baik guru!”Setelah berkemas seperlunya, keduanya berlari cepat menuju sebuah tempat, kalau dulu Japra sering tertinggal dari Ki Birawa. Kini sebaliknya, berjam-jam berlari cepat, wajahnya biasa saja.Terbalik dengan Ki Birawa, terdengar deru nafasnya, tanda kelelahan berlari cepat, di samping tenaga dalamnya belum pulih 100 persen. Faktor usia juga mempengaruhi kekuatannya.Apalagi 90 persen tenaga dalamnya sudah di oper ke tubuh murid tunggalnya ini.Tempat yang dituju ternyata sebuah kampung yang terletak di sebuah perbatasan dengan Kerajaan Daha ini. Dua minggu kemudian mereka sampai di sebuah kampung yang terlihat porak poranda, sepertinya bekas perampokan.“Hmm…siapa yang merampok habis-habisan kampung ini?” gumam Ki Birawa.Kakek tua ini mendekati seorang warga yang nafasnya senin kamis, golok masih tertancap di perutnya.“Siapa pelakunya,” tanya Ki Biraw

    Last Updated : 2024-06-30
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 9: Mantan Selir Cantik

    “Ilmu setan…? Ilmu apa itu guru?” dengan polosnya Japra malah balik bertanya. Ki Birawa seolah habis akal mendengar ucapan Japra ini.“Duduklah, kosongkan tubuhmu!” perintah Ki Birawa, dengan patuh Japra duduk dan mentaati perintah gurunya.Ki Birawa lalu meraba seluruh tubuh muridnya sambil kerahkan tenaga dalamnya. Sampai berulang-ulang dia lakukan itu, tapi tak ada yang aneh dengan tubuh Japra.“Aneh sungguh aneh…tenaga dalamnya hanya terisi seperti yang ku ajarkan selama ini, kenapa tadi dia bisa melakukan jurus setan itu?” pikir Ki Birawa kebingungan.“Guru, tolong ceritakan, apa yang sesungguhnya terjadi padaku?” Japra kini memandang gurunya, seakan meminta penjelasan.“Kita pergi dari sini, nanti di jalan aku ceritakan,” tanpa menunggu jawaban Japra, Ki Birawa jalan duluan.Saat akan pergi, alangkah kagetnya Japra, puluhan wanita yang tadi jadi korban penculikan dan pemerkosaan para perampok, sudah jadi mayat!“Astagaaa….apakah ini akibat perbuatanku..?” rasa sesal langsung men

    Last Updated : 2024-06-30
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 10: Di Adu Dengan 2 Musuh Tangguh

    “Paman Jenderal Bugi, mundur dulu..!” tegur Putri Reswari dengan tenang. Pengawal yang ternyata seorang jenderal ini langsung membungkuk hormat dan mundur ke tempatnya semula.“Ki Anom tolong anda juga kembali ke tempat duduk. Di sini ada paman kakekku Ki Birawa yang berjuluk Pendekar Halilintar. Tolong paman bantu jelaskan tujuan pertemuan kita hari ini!”Japra yang sempat ikutan tegang, melihat gurunya berdiri dan kini mendekati Putri Reswari, lalu beri hormat, kemudian dia berbalik ke semua undangan.Julukan Pendekar Halilintar membuat undangan yang gaduh langsung diam, siapa yang tidak kenal guru Japra ini.Seorang tokoh tua pendekar golongan hitam, yang kesaktiannya bikin ‘ngeri’ lawan-lawannya, sekaligus terkenal kekejamannya.“Terima kasih Yang Mulia Tuan putri dan Yang mulia Pangeran Warman, juga Temangggung Odor, Jenderal Bugi dan yang lainnya. Saya hargai ucapan Ki Anom tadi! Benar yang kita hadap

    Last Updated : 2024-07-01
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 11: Dapat Julukan Pendekar Bukit Meratus

    “Ha-ha…hanya segitu kemampuan muridmu Birawa, lihat dia sudah sekarat!” ejek Ki Anom terbahak-bahak.Anehnya Ki Birawa malah tenang-tenang saja, sementara Putri Reswari dan yang diam-diam mendukung Japra mulai gelisah.Muka Japra berubah memerah, kemarahan menjalari tubuhnya. “Aku belum kalah,” Japra bangkit dan kini kembali berdiri kokoh.Sambil mengusap darah yang menetes di bibirnya, Japra kerahkan tenaga dalamnya sepenuhnya ke kedua lengannya. “Hmm….agaknya saat marah jurus setan miliknya akan keluar, rasakan kalian Ki Anom dan Pendekar Codet,” batin Ki Birawa, bibirnya tersenyum-senyum.“Persetan…! Mampuslah!” Ki Anom dan Pendekar Codet barengan kembali bergerak cepat dan kerahkan jurus andalan mereka ke Japra.Semua melongo, tiba-tiba saja bak lintah, lengan kedua nya melekat di lengan Japra, tubuh mereka bergetar, lama-lama terdengar suara ‘ah auhh&rsquo

    Last Updated : 2024-07-01
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 12: Godaan Sang Mantan Selir

    Japra masuk ke kamar lumayan luas dan berbau harum, si dayang genit tadi setelah memberi hormat, langsung keluar kamar dan membiarkan Japra bersama sang putri.“Japra, kesinilah mendekat…!” terdengar suara lembut memanggil.Japra yang masih duduk di lantai dan menundukan wajahnya mengangguk, lalu beringsut mendekati Putri Reswari, yang terlihat duduk santai di kursi, di depannya ada meja yang penuh buah-buahan segar dan arak!“Japra, berapakah usia kamu dan siapakah orang tuamu…? Ehh jangan menunduk, tataplah wajahku!” tegur si putri ini dengan suara lembut.“Usia hamba 14 tahun tuan putri, orang tua hamba…hamba hanya anak angkat dan sebelumnya tinggal di Desa Haliling!” usai berkata begitu, Japra kembali menunduk.Matanya ‘silau’ melihat kecantikan putri ini, yang saat ini justru berpakian agak minim, ini membuatnya makin gugup.Walaupun berpengalaman pernah melihat wanita

    Last Updated : 2024-07-02
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 13: Bertemu Musuh Besar Ki Palung

    Tapi diam-diam Putri Reswari dendam bukan kepalang, kini semua fasilitas waah tak bisa lagi dia nikmati. Dia dibuang tanpa boleh membawa harta sepeserpun., kecuali perhiasan yang melekat di tubuhnya.Putri selir cantik ini dimiskinkan!Itulah sebabnya sejak 2 tahunan ini, dia mulai kumpulkan kekuatan untuk lakukan pemberontakan. Orang-orang yang tak suka Pangeran Kanji mulai putri ini hubungi melalui orang-orangnya.Tapi soal nafsu…dia tak bisa ngerem dan saat ini dia buktikan! Dengan mulai merayu Japra. Putri Reswari tak peduli, Japra ini seusia anaknya, Pangeran Warman dan dari kasta ‘rendah’.Japra hanyalah remaja tak berpengalaman, apalagi setelah minum arak keras, otak sehatnya tak jalan lagi.Dia bahkan seolah melayang saat Putri Reswari mengajaknya ke ranjang yang harum dan empuk.Pelan tapi pasti Putri Reswari mulai membelai dan melepas satu persatu pakaiannya. Japra yang masih terpesona dan seolah mimpi, mangap me

    Last Updated : 2024-07-02
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 14: Sarang Pemberontak di Serbu

    Namun Japra kecele, tiga pendekar ini tak bisa disamakan dengan Ki Anom si Bajak Sungai Barito dan Pendekar Codet si jagoan Pesisir Sungai Kapuas, apalagi 26 perampok yang sudah dia bunuh.Mereka dengan gesit dan sangat cepat mampu menghindari serangan ganas Japra. Bahkan saat lakukan serangan balasan, Japra langsung kerepotan setengah mati.Remaja ganas ini seolah di serang dari semua jurusan dan datangnya bergelombang, silih beranti tiada henti.Baru kali ini Japra bertemu lawan sepadan, bahkan kehebatan ketiganya benar-benar jauh di atasnya.Anehnya, melihat Japra hanya seorang diri, mereka tak jadi mengeroyok. Dua orang langsung melompat mundur, hanya satu orang yang kini meladeni Japra.Tapi bukan berarti Japra mudah mengalahkan satu orang pendekar golok putih ini, justru lama-lama dia terlihat mulai keteteran.Salah satu Pendekar Golok Putih tersebut benar-benar sakti dan terlihat matang pengalaman.Sisa dua orang lainnya malah

    Last Updated : 2024-07-03
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 15: Ki Durga si Dewa Persilatan

    “Apa yang kalian lakukan pada anak itu!” suara itu terdengar lembut sekali, mirip kidung saja.Ki Usu tiba-tiba tarik lagi tangannya, yang tinggal sekali pukul maka lumpuhlah kekuatan Japra selamanya.Japra melongo, saat ketiga pendekar ini tiba-tiba bersimpuh, ke arah barat.Tak sampai 1 menit, sudah berdiri seorang kakek yang sangat tua kurus, jenggot dan rambutnya yang jarang berwarna putih semua.Sukar ditaksir berapa usianya…bisa jadi lebih 90 tahunan, atau malah 100 tahunan lebih!Tubuh kakek ini sebenarnya tinggi jangkung, tapi kini agak bungkuk, karena faktor usianya yang sudah renta.Kedatangannya bak hantu saja, tiba-tiba muncul, setelah berhembus angin halus yang dingin.Di tanganya ada tongkat butut, untuk membantunya berjalan. Pakaiannya putih lusuh, penampilannya seolah pertapa tua.Japra tertegun dan terpana, wajah kakek tua ini begitu damai dan tenang, kadang ada senyuman kecil ramah ter

    Last Updated : 2024-07-03

Latest chapter

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 566: Harta Ki Samosi Sangat Banyak

    Sebuah pukulan keras yang mengandung tenaga dalam hebat Bafin arahkan ke musuh besarnya ini.Ki Samosi terjengkang dan langsung muntah darah, Bafin agaknya tak tanggung-tanggung hajar musuhnya ini dengan jurus mega halilintarnya yang sudah sangat sempurna ia kuasai di bawah bimbingan ayahnya.Namun hebatnya, jurusnya ini tidak langsung bikin Ki Samosi koit, tapi hanya menderita luka dalam yang hebat, sehingga tak bisa lagi melarikan diri.Makin ketakutanlah Ki Samosi, kini tak ada jalan untuk kabur, dadanya hampir pecah saking sesaknya, kakinya pun terasa lumpuh buat berdiri.Bafin kini sengaja permainkan seluruh anak buah Ki Samosi, sesekali dia menempeleng wajah-wajah mereka. Tidak keras, tapi akibatnya ribuan bintang bertebaran di mata mereka.Di saat lain, Bafin juga sengaja putuskan tali kolor mereka.Kemudian terlihat pemandangan menggelikan, semuanya kelabakan saat pelatuk mereka ‘unjai-unjai’ terlihat termasuk lato-lato-nya, yang bikin si wanita denok tadi sakit perut tertawa

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 565: Tak Ada Jalan Kabur

    Tanpa sadar Ki Samosi langsung layangkan pukulan mautnya ke arah anak buahnya, akibatnya si gigi tongos tewas seketika dengan tubuh membiru dan mulut keluarkan busa.Dalam kemarahannya, Ki Samosi langsung kerahkan tenaga dalamnya yang hebat dan mengandung racun mematikan.Bafin, tetap tersenyum-senyum kecil, sama sekali tidak aneh ataupun takut dengan kelakuan Ki Samosi ini.Saat berpaling ke arah Bafin, biji matanya bak mau keluar saking marahnya menatap pemuda sakti yang sangat lihai ilmu sihir.Ki Samosi yang sejatinya juga lihai ilmu sihir ini, hari ini bak bertemuu suhunya, dia tak bisa keluarkan kemampuannya karena sudah keok duluan.“Tunggu dulu, sebelum kita bertarung, alangkah baiknya tu pentungan hitam di simpan dulu, atau aku potong saja, biar tak untai-untai kayak biji buah nangka?” Kembali Bafin ledek Ki Samosi dan si wanita yang tadi pucat melihat si tongos tewas, kini tak sadar kembali terkekeh. Ledekan ini benar-benar makin bikin wajah Ki Samosi sudah tak berbentuk lag

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 564: Bertemu Musuh Besar

    “Persembahkan dua orang gadis cantik, entah di manakan anak buah Ki Samosi dapat calon persembahan itu,” kata salah satu warga itu.Mendengar nama Ki Samosi di bawa-bawa, Bafin pun menajamkan telinganya mendengarkan pembicaran duawarga tadi, dan kini dia tahu tempat persembunyian musuh besarnya.Bafin akhirnya mencari penginapan sederhana dan kembali ia tidak mau menonjolkan diri, dirinya bahkan malas jalan-jalan siang hari, kecuali malam hari, untuk lihat-lihat situasi saja.Dan ini di malam kedua, kembali Bafin jalan-jalan sambil sesekali berhenti melihat situasi, yang bikin Bafin merasa aneh adalah, kalau malam hari kampung ini sangat sepi, seolah tak ada penghuninya. Agaknya warga di sini seperti di cekam ketakutan, tapi apa sebabnya, ini yang bikin Bafin penasaran dan ingin menyelidikinya, apalagi ini belum terlalu malam. Saat itulah dia melihat ada pemandangan ganjil, yakni ada dua orang yang tingkahnya mencurigakan, terlihat mengindap-indap dan sepertinya mengintai sebuah rum

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 563: Dendam Membara

    “Benar Bafin, dia marah denganku yang dianggap menyeludupkan kamu ke sini dan Paman Renggo kena imbasnya karena membelaku,” kata Suliti mulai bercerita.Kenapa dia sampai hilang ingatan dan tangannya di buntungi dan kenapa mereka malah jadi dekat saat masih sama-sama sehat dan hilang ingatan.Bafin juga baru tahu, kalau Paman Renggo dan Suliti satu desa di Kampung Ilung. Sehingga hubungan mereka jadi dekat dan di tambah lagi dengan satu nasib, sama-sama di buntungi Ki Manyan.“Tenanglah kalian berdua…aku akan mencari keduanya. Aku pun masih punya urusan dengan kedua orang itu dan harus aku tuntaskan!” sahut Bafin menahan kemarahannya.Dia memang bertujuan akan cari semua musuh-musuh besarnya sambil mencari Putri Melania yang pergi dengan ayahnya Pangeran Busu alias si Raja Iblis.Hening sesaat, tak lama Tabib Loro yang tadi sedang meracik obat kembali lagi. Lalu meminta keduanya kembali minum ramuan obat ini, yang tak suruh 2X langsung keduanya teguk sampai habis, sehingga ingatan me

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 562: Tabib Loro

    “Yang sakit jiwa mereka, bukan tubuh..deuhh apakah aku harus bawa ke duanya mencari seorang tabib?” gumam Bafin sampai menatap keduanya yang kini sudah jinak. Tiba-tiba terdengar suara seperti lonceng di pukul dan suara seseorang yang seperti membaca kitab-kitab kuno!Bafin lalu keluar menyongsong suara itu, yang agaknya memang menuju ke Istana Lembah Iblis ini.Dari kejauhan dia melihat seorang kakek yaang sangat tua berjalan menuju ke arah istana ini. Agaknya dia ingin berteduh di sini, apalagi saat ini hujan mulai turun rintik-rintik.“Ho-ho-ho ternyata ada pemilik istana ini, bolehkah aku berteduh sebentar di sini anak muda?” kata si kakek ini ramah. “Tentu saja kek, aku juga hanya kebetulan mampir di sini, namaku Bafin!” sahut Bafin sambil buru-buru beri hormat.Karena di lihatnya kakek ini bukan orang jahat, malah wajahnya terlihat ceria dan menimbulkan rasa suka siapa saja yang melihatnya. Tanpa ragu Bafin pun sambut dan beri penghormatan.“Bafin…Pangeran Bafin, aura kamu seba

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 561: Nasib Malang Suliti dan Paman Renggo

    Namun Bafin bukanlah orang yang penakut, dia senyum saja dan malah tetap tenang melangkah ke arah suara tadi.Walaupun istana Lembah Iblis ini makin menyeramkan dia memasuki bagian depan Istana ini, tapi hatinya tetap tenang.Malah ada semacam perasaan aneh yang menjalari hatinya, apalagi kalau bukan kenangan indah bersama kekasihnya, Putri Melania.Senyum dan rajukan manja Putri Melania terbayang jelas di pelupuk matanya. Bafin langsung hela nafas panjang.Tass..tasss…!Bafin kaget ada serangan gelap menuju ke arahnya, namun dengan dengan tetap tenang dia hanya miringkan sedikit kepalanya, serangan gelap itu luput.Biarpun otaknya sedang teringat kekasihnya, tapi ilmu silatnya yang sudah mendarah daging membuatnya tetap waspada. “Hmm…siapa dia ini, kenapa malah menyerangku,” batin Bafin sambil mengitari pandangannya ke arah pilar-pilar besar Istana, yang penuh lumut dan semak belukar ini.Saat melihat ada bayangan, tanpa ragu Bafin lalu pukul dengan jurus mega halilintar, tapi sengaj

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 560: Mencari Cinta yang Hilang

    “Kami sekeluarga pasti datang saat kamu dan Putri Aura menikah,” janji Pendekar Putul, saat Pangeran Durga izin pamit.Seandainya tak keduluan Pangeran Wasi si Putra Mahkota, Pendekar Putul dengan senang hati akan jodohkan Putri Alona dengan Pangeran Durga ini.Walaupun tak setampan Bafin atau Pangeran Wasi, tapi Pangeran Durga punya wibawa kuat dan selalu tenang hadapi masalah berat sekalipun, persis sifat Prabu Japra kakeknya.Sejak saat itu, Pendekar Putul buktikan janjinya, Bafin dia latih sempurnakan semua jurus-jurusnya, terutama jurus-jurus yang Bafin warisi dari Pendekar Gledek.Juga ilmu sihirnya, sehingga makin saktilah Bafin kini, dia pun mulai tahu jurus-jurus mana yang perlu di sempurnakan.Kadang Bafin malu sendiri karena terlalu pongah dan jumawa, ternyata llmu kanuragannya tak ada apa-apanya di bandingkan ayah kandungnya, apalagi si Raja Iblis atau Pangeran Busu.“Pangeran Busu kehebatannya tak beda jauh dengan ayahandamu ini, tapi dia punya titik lemah, tak bisa salurk

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 559: Putri Melania Mengandung

    Kegagalan kedua dan ini yang paling menyesakan dadanya, membuat Pangeran Busu benar-benar stress tak terkira.Bawaannya ingin marah terus dan Putri Melania pun kadang jadi sasaran kemarahanya, tapi si putri jelita ini diam saja, tak pernah membantah apapun gerutuan ayah kandungnya.Pangeran Busu kini kembali ke tempat lamanya kala dulu menyembuhkan luka-luka yang di derita setelah di hajar Prabu Japra.Tempat ini berada di kaki bukit Pegunungan Meratus Bagian Tenggara, yang sudah masuk perbatasan Kerajaan Hilir Sungai dan Kerajaan Barito Timur, berjarak 2,5 bulanan naik kuda dari Istana Lembah Iblis.Di sinilah dia membangun sebuah pesanggrahan yang lumayan besar, sebab saat kabur dahulu dari Kadipaten Tapanah, dia membawa banyak harta benda dan di manfaatkan bangn tempat ini.Hiburan 3 selirnya tak membuatnya berkurang amarah, malah makin murka setelah 2,5 bulan kemudian Putri Melania muntah—muntah tanda…hamil.“Pasti anak si Bafin, tak salah lagi, kalian gulang-galing berminggu-ming

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 558: Hubungan Bafin dengan Melania Tak Direstui

    Bafin kaget, mendengar ucapan Pangeran Durga yang tak di sangka-sangka ini.Pendekar Putul yang kenyang pengalaman soal asmara kini hanya mendengarkan anak dan sepupunya ini bicara soal cinta.“Ti-idak Bang, eh paman, Putri Aura justru sangat mencintai paman, jujur aku pernah menemuinya dan Putri Aura sudah terbuka soal kita. Dia memilih paman dan aku dari hati yang terdalam sangat mendukung,” sahut Bafin jantan dan bibirnya tersenyum.“Benarkah…ahhh kamu dasar nakal, berani sekali menemui bibi sendiri,” cetus Durga sambil dorong dahi Bafin, persis seperti kelakuan mereka kalau sudah bercanda di Lembah Rajawali dulu.Mereka pun tertawa bersama, Pendekar Putul ikutan senyum, kini kedua anak muda ini kembali dekat, setelah sempat renggang gara-gara...rebutan cewek.Teringatlah Pendekar Putul dengan Pangeran Daha, yang kini jadi Maharaja Muara Sungai, dulu mereka juga rebutan wanita, tapi dia yang menang, Putri Arumi pilih dirinya.Bahkan kini mereka sebentar lagi bakalan besanan...!Pang

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status