BERSAMBUNG
“Siapakah kamu sebenarnya..?” Tanya Pendekar Mabuk sambil menatap orang bercadar ini, yang di yakininya seorang wanita.Urat-urat syaraf di tubuhnya mulai menegang, ia tak bisa menebak, siapa orang aneh ini dan apa tujuannya menemuinya saat ini.“Aku mau tanya…apakah kamu benar-benar menyukai Putri Tidar?” si cadar ini malah balik bertanya, hingga pendekar ini kaget bukan main.Selain pertanyaan itu terkesan aneh…suara orang bercadar ini, mengingatkannya pada seseorang nun jauh di Neger Thai sono.Pendekar Mabuk tentu saja terheran-heran, apa maksudnya orang bercadar ini bertanya soal Putri Tidar.“Kalau kamu tanyakan itu…jawabannya tidak!” sahut Pendekar Mabuk tanpa tedeng aling-aling. Matanya kini makin tajam, seakan ingin jenguk isi hati wanita bercadar ini.“Hmmm kenapa? Dia kan cantik, tubuhnya bagus, ahli silat hebat lagi, kurang apa? Lagian kamu bilang ingin jadikan dia istri…?” desak si cadar ini, hingga makin ‘ngaco’ saja pikir Pendekar Mabuk.“Huhh kamu tau apa soal hatiku,”
“Putri…Kalia…ceritalah kenapa kamu ada di sini, apakah ayahmu tahu kamu di sini? Juga kenapa kamu menyamar jadi Putri Tidar, terus kenapa sampai adakan sayembara cari jodoh segala?” Pendekar Mabuk langsung saja bertanya.“Kok kamu tak tanya, apa alasanku sampai rela jauh-jauh ke sini” pancing Putri Kalia, tak gubris pertanyaan Pendekar Mabu, lalu diapun…tersenyum, manis sekali senyum ini, apalagi kedua pipi Putri Kalia kemerah-merahan."Amboii...cantiknyaa..?" batin Pendekar Mabuk.Senyum yang bikin Pendekar Mabuk tak bisa move on sampai kini pun tersungging di bibirnya dan bikin pendekar ini gemes, sejak Putri Kalia masih menyamar jadi Putri Tidar, dia sebenarnya sudah geregetan dengan bibir itu, sebab ingatkan dia dengan Putri Kalia yang ternyata aslinya memang wanita ini.“Hmm…iya apa alasan kamu ke sini?” tanya Pendekar Mabuk ini lagi.“Karena aku butuh kepastian atas janji seseorang yang ingin menikahiku…hmm…tak tahu malah ikutan sayembara segala, lelaki macam apa itu? Mana main
“Tau nggak, setelah dengar sepak terjang kamu, aku jadi penasaran sendiri, makanya aku sengaja iya-iya saja tahu ada sayembara ini, aku yakin kamu pasti muncul, ehh benaran, tapi kamu emank pemuda biawak, natap aku saat masih nyamar kayak natap anak ayam saja, dasarrr!” tanpa ragu Putri Kalia langsung cubit paha Pendekar Mabuk dan…cupp, bibir Pendekar Mabuk langsung mengecup bibir Putri Kalia.Sesaat keduanya larut dalam kemesraan, rasa kangen yang lama di tahan kini seakan tumpah saat ini.Mereka tak sadar ular merah yang dulu sama-sama mereka makan, kini seakan ingin segera menyatu!Saat keduanya makin lupa diri, tiba-tiba Putri Kalia mendorong tubuh Pendekar Mabuk.“Kenapa sayanggg…?” tanya Pendekar Mabuk yang mulai terbakar nafsu.“Sekarang kamu bersumpahlah…mulai detik ini akan jadi suamiku, dan tak ada lagi wanita lain di hatimu selamanya! Ayoo lakukan, kalau tidak, aku tak akan mau lagi menemuimu selamanya!” dengus Putri Kalia. Pendekar Mabuk mengangguk dan dia berdiri menghad
Putri Kalia mengangguk sambil membelai kepala Pendekar Mabuk. “Sekarang kamu sudah dapatkan apa yang semua laki-laki mau di dunia ini?” desah Putri Kalia, pendekar ini tersenyum lalu berbisik mesra.“Hmm…awas kalau bohong,” sahut Putri Kalia bahagia. Pendekar Mabuk sudah bersumpah, dia tak akan lagi menduakan Putri Kalia selamanya dan mereka juga tak berpisah lagi, kecuali maut.Putri Kalia terpekik manja, saat kepala Pendekar Mabuk kembali tenggelam di antara kedua pahanya."Doyan amat sih, apa nggak bau?" bisik Putri Kalia, geli-geli nikmat."Kalau bau mana doyan aku sayang," balas Pendekar Mabuk, Putri Kaliaa tertawa dan malah meminta suaminya berlama-lama di sana, sampai di klimaks lagi.Keduanya kembali tenggelam dalam manisnya cinta dan bulan madu siang dan malam. Sampai lupa waktu dan waktu yang di limitkan Jenderal Alo tinggal 2 harian lagi.“Sudah sayang, ini hari ke 5, kita harus segera kembali ke markas itu, ingat 3 anak buahmu yang lucu-lucu itu kini dalam bahaya?” Putri Ka
Kembali Pendekar Gledek menerjang maju, dari kedua tangannya keluar hawa pukulan yang berputar-putar yang amat panas, saking panasnya 10 prajurit yang berada dekat pertarungan ini langsung berlarian menjauh, tubuh mereka seperti terbakar saja .Terpaksa kali ini Pendekar Mabuk menggunakan jurus hebatnya, yakni Jurus Rajawali.Untuk menangkis serangan ini, karena selain tak mungkin menghadapi desakan lawan tangguh hanya dengan berkelit, juga ia ingin menguji kekuatan ke 3 lawannya sekaligus.Tentu saja 3 orang yang sangat sakti ini gembira, mereka yakin kali ini Pendekar Mabuk akan kena batunya, gabungan 3 kekuatan besar ini mereka yakini bakal kalahkan pendekar muda yang sangat mereka benci tersebut.Ketika lengan-lengan sakti ini bertemu, Pendekar Gledek, Pendeta Suli dan Ki Jarni kaget sekali. Karena merasa betapa tanaganya seperti tenggelam dan tangan lawan yang sedemikian lunaknya.Inilah jurus rahasia yang baru kali ini Pendekar Mabuk keluarkan, yang dinamakan dengan Jurus kapas
Terdengar teriakan dahsyat dari mulut Pendekar Mabuk. Gedebuk….terdengar 3 benda terjatuh sangat keras.Pendekar Gledek, Pendeta Suli dan Ki Jarni terlempar dan jatuh hingga 10 meteran, dari mulut ketiganya keluar darah segar.Pendeta Suli dan Ki Jarni berkelonjotan dan tewas tak lama kemudian, Pendekar Gledek terlihat langsung duduk dengan tubuh sempoyongan dan dia bersemedi, tak peduli saat ini sedang di kelilingi ribuan pasukan Kerajaan Loksana.Jantungnya serasa mau pecah, pendekar tua ini sudah menderita luka dalam yang teramat parah.Hari ini Pendekar Gledek menderita kekalahan yang teramat telak, agaknya nyawanya pun tak bakalan lama.Berbarengan dengan Putri Kalia, Ki Balo dan Luna juga menewaskan lawan-lawannya. Si Banci, Sawon dan Bihi tamat riwayatnya menyusul Pendeta Suli dan Ki Jarni.Putri Kali langsung mendekati Pendekar Mabuk dan memegang tangan suaminya, sambil tak sadar lepaskan cadar di wajahnya, sehingga semua orang kaget dan kagum melihat wajah cantik si putri dari
Pelantikan Raja baru Kerajaan Loksana berlangsung sangat meriah, pesta rakyat di gelar di semua kadipaten yang jadi wilayah kerajaan Loksana.Pusatnya sudah pasti di kotaraja, kini Prabu Sana yang sudah sepuh dan sakit-sakitan di usia 77 tahunan, resmi meletakan jabatannya di gantikan Putra nya, Pangeran Hata yang sudah berusia 40 tahunan.Peralihan kekuasaan ini atas saran penasehat kerajaan, agar tak perlu menunggu sang raja mangkat. Dengan alasan sang mantan maharaja ini bisa jadi lambang pemersatu rakyat Kerajaan Loksana.Apalagi Pangeran Hata sudah dewasa dan terbukti sepak terjangnya tidak mengecewakan.Maharaja baru ini bersanding dengan permaisurinya yang cantik dan 5 selirnya yang juga cantik-cantik, serta anak-anaknya yang sebagian sudah remaja.Setelah Pangeran Hata resmi menjadi Maharaja Loksana, Pendekar Mabuk dan Putri Kalia bersama Trio Gook Hitam pun pamit.Tujuan mereka ke Kerajaan Hilir Sungai, perjalanan ini bukanlah waktu yang singkat. Hampir 3 bulan baru sampai den
Selain pemuda ini, mereka juga menemukan lagi mayat seorang wanita cantik yang juga berpakaian tak kalah mewahnya dan 3 laki-laki yang agaknya jadi pengawalnya tersebut, terlihat dari pakainnya.Dengan hati-hati, Si Muka Pucat dan si Codet di bantu si Juling lepas sepatu orang tadi dan mereka menemukan lipatan kertas kecil yang setelah di buka merupakan sebuah peta.Setelah menguburkan ke 5 nya, kini mereka duduk di depan kuburan baru ini. Pendekar Mabuk, Putri Kalia juga tiga Pendekar Pedang Bayangin kini tenggelam dalam pikiran masing-masing.Penasaran siapa sebenarnya ‘Pangeran dan Putri’ serta 3 pengawalnya ini dan siapa itu Kelompok Bingkarung Hitam.“Aku baru dengar ada kelompok ini?” kata Putri Kalia.Si Juling, Muka Pucat dan Codet pun mengangguk sama, sama sekali tak pernah dengar ada kelompok tersebut, apalagi kenal ke 5 orang yang baru mereka kuburkan.“Izin mahaguru, bolehkah aku baca peta itu?” kata si Codet.Pendekar Mabuk pun serahkan peta kecil tadi dan kini di hamparka
“Kakek tua…kek…!” dengan perlahaan sambil memanggil Pendekar Gledek, Bafin mengguncang-guncang tubuh kurus ini, tapi sang pendekar tua golongan hitam ini tak bergerak lagi.Saat itulah Bafin melihat daun lontar di pangkuan Pendekar Gledek.Dan dia membacanya perlahan. Selama ini Pendekar Gledek juga mengajarinya membaca dan menulis, Bafin anak cerdas, dia dengan mudah menerima pelajaran itu.Dengan serius diapun membaca surat ‘wasiat’ gurunya ini.“Bafin, aku senang sekali kamu keturunan Pangeran Busu, kelak carilah dia, ku dengar dia kini lumpuh dan tak punya kesaktian lagi, setelah di hukum Prabu Japra, yang berjuluk Pendekar Bukit Meratus. Kelak kalau kamu bertemu Pangeran Boon Me dan Pendekar Putul, kamu wakililah aku untuk bikin mereka kalah. Saatnya aku pergi, semua ilmu kanuraganku sudah kamu kuasai, tak ada yang tersisa. Mayatku jangan dibakar, tapi kuburkanlah dekat pondokku ini. Setelah ini, terserah kamu, apakah ingin bertahan di sini sampai remaja, atau merantau. Tapi jang
4 Tahun kemudian…!Bocah berusia 10 tahunan ini bergerak sangat lincah, gerakannya seolah setan saja, sangat cepat menghilang dari satu batu ke batu lainnya.Wajahnya sangat tampan, bibirnya selalu tersenyum manis, bak anak cewek, kulitnya putih bersih dan tubuhnya mulai jangkung.Tak jauh dari tempatnya berlatih, terlihat seoang kakek tua yang sudah ringkih, badannya kurus dan pakaiannya sampai kedodoran, saking kurusnya.Sesekali si bocah ini memukul dan hawa mendadak berubah sangat panas. Walaupun usianya baru 10 tahunan, tapi pukulannya itu benar-benar hebat sekali.Agaknya paling lama 2 atau 3 tahunan lagi, si bocah ini akan menjelma menjadi pendekar muda sakti mandraguna yang sukar di cari lawannya.Itulah jurus mega halilintar yang sudah sempurna ia kuasai, tinggal di matangkan saja lagi, maka jurus-jurusnya ini akan makin dahsyat.Si kakek tua yang tak lain adalah Pendekar Gledek senyum senang, tak sia-sia dia melatih muridnya ini selama 4 tahun.Sebab dalam usia masih kanak-k
Lama-lama dia merasa nyaman dan kuat berjalan, akhirnya dia tak ragu ikuti semua perintah Pendekar Gledek, padahal dia tak menahu siapa orang yang ia panggil kakek tua ini.Tanpa Bafin sadari, inilah jurus kaki ajaib yang mulai di ajarkan Pendekar Gledek padanya.“Ni anak bakatnya tak beda jauh dari si Putul dan Pangeran Boon Me. Heran sekali, siapa orang tuanya dan kenapa ibunya tewas di bunuh Ki Samosir Cs. Padahal dengan miliki anak sehebat ini, harusnya ibunya sakti?” batin Pendekar Gledek bingung sendiri. Pendekar Gledek memang pernah jadi guru Pangeran Boon Me dan Pendekar Putul, inilah yang membuat dia tidak pernah di bunuh kedua orang yang justru jadi musuh besarnya itu.Apalagi Pendekar Putul!Dia sangat hutang budi pada Pendekar Gledek, apalagi istrinya Putri Arumi pernah di tolong bekas gurunya ini saat akan di perkosa Pendekar Serigala dan 3 Pendekar Tikus, walaupun tahu Pendekar Gledek bukan orang baik-baik.Dan kini…dia kembali jatuh cinta pada Bafin, si bocah tampan ya
“Hmm…kalian ini harus belajar puluhan tahun lagi, baru bisa imbangi Pangeran Boon Me dan Si Putul. Itupun belum tentu kalian menang, aku saja Pendekar Gledek yang pernah jadi guru mereka keok! Apalagi kalian, anak ingusan yang baru tahu dunia persilatan,” dengus si kakek ini, yang tak lain Pendekar Gledek.Ki Samosi Cs langsung pucat wajahnya dan tanpa diperintah lagi mereka pun langsung beri hormat ke si kakek tua ini dan izin mau melanjutkan perjalanan.Tak berani lagi petentang petenteng di hadapan tokoh golongan hitam yang sakti ini.“Heii tunggu dulu, kalian tinggal anak itu di sini!” tegur Pendekar Gledek, saat anak buah Ki Samosi mau gendong anak itu lagi.“Ta-tapi…anak ini ajaib dan akan kami persembahkan bua Dewa Api di Gunung Sudur tuan?” Ki Samosi kaget dan menolak serahkan anak tampan ini.“Tolol kalian ini, anak bertulang pendekar mau kalian persembahkan buat dewa goblok yang kalian sembah. Cari saja yang lain, atau kalian ku bikin mampus dulu,” bentak si kakek tua ini mar
Dengan langkah terpincang-pincang Pendekar Putul bersama Putri Arumi memenuhi keinginan Pangeran Daha, untuk jemput putri mereka di Istana pamannya ini.Dan keduanya saling pandang, saat melihat Putri Alona dan Pangeran Wasi asyik bermain di temani seorang putri jelita dan…Pangeran Daha.Kedua anak kecil turunan bangsawan ini terlihat sangat akrab, seolah sudah kenal lama.Si Putra Mahkota beberapa kali terbahak melihat kelakuan dua anak kecil ini, yang kadang berbantahan gunakan bahasa planet.Tapi Pangeran Wasi banyak ngalahnya pada keponakan misannya ini.“Hei kalian ke sini, lihat cocok banget dua orang ini, paman dan ponakan misan,” kata Pangeran Daha terkekeh.“Paman…pangeran…ma..?” ucapan si Putul terpotong, Pangeran Daha sudah berdiri di depannya dan si Putul di ikuti Putri Arumi langsung bersimpuh beri hormat.“Ha-ha-ha...sudahlah, kalian tak perlu banyak adat, aku sudah memutuskan merestui kalian, tapi aku akan hukum kalian berdua!”Kagetlah Pendekar Putul dan Putri Arumi.“D
Pangeran Daha keluar dari ruang pribadi ayahandanya, kini dia antara bingung dan patah hati. Pujaan hatinya ternyata tidak mencintainya.Tak pernah seujung kukupun dia menyangka, wanita yang dia sukai ternyata lebih memilih keponakannya yang…buntung.Berkali-kali si Putra Mahkota ini menarik nafas panjang meredakan hati yang sesak dan benar-benar di luar dugaannya.“Cinta…memang aneh, dia lebih memilih si Putul. Apa yang harus aku lakukan kini? Ayahanda bilang hanya aku yang bisa memberi ampun pada kesalahan si Putul dan Putri Arumi?” batin Pangeran Daha.Lalu dia ingat, si Putul pernah menolongnya saat di tawan dua pendekar cabul Dua Kembar Rubah Betina, Jinari dan Jamari. Dia bahkan di beri buah ajaib, yang membuat tenaga dalamnya naik berlipat-lipat.Ingat ini, hati Pangeran Daha luluh, tapi kadang hatinya panas mendengar Putri Arumi sudah jadi istri Pendekar Putul.Dalam kegalauannya ini, Pangeran Daha tak sadar malah berjalan ke arah Istana di mana para permaisuri tinggal, bukan k
“Bagus, akupun tak suka basa-basi berlebihan, majulah kalian semuanya dan lihatlah, aku pun kini ada 10 orang, kini kita seimbang bukan..!???”Dan tiba-tiba samua orang terkejut bukan kepalang, tubuh Pangeran Boon Me benar-benar memecah jadi 10 orang, hebatnya lagi dan membuat semua orang sampai menggosok-gosok mata.9 orang kembaran Pangeran Boon Me bergerak tak ada yang sama, seolah-olah mereka sama tapi orang yang berbeda.Inilah demonstrasi ilmu sihir yang luar biasa sempurna Pangeran Boon Me kuasai, si Putul pun belum bisa sehebat ini, kalau di minta praktekan ilmu sihir seperti Pangeran Boon Me ini.“Hayaaaa….!” Ki Samosi dan 9 orang temannya sampai berlompatan mundur hingga 5 langkah ke belakang saking kagetnya.Bagaimana tak kaget mereka, 9 oran kembaran itu malah menunjuk-nunjuk mereka, seolah-olah membagi-bagi siapa musuh mereka kelak kalau bertarung.Dan terjadilah keanehan pada si bocah tampan itu, dia malah tak terpengaruh, apalagi kaget seperti Ki Samosi dan juga puluhan
Tak buang waktu, besoknya, Prabu Japra, Permaisuri Dehea diikuti Pendekar Putul dan Putri Arumi berangkat ke kotaraja Muara Sungai dengan menunggang 4 ekor kuda jantan.Permaisuri Dehea tak mau jauh-jauh dari buyutnya ini, dia selama perjalanan selalu gendong Putri Alona. Bahkan kadang Prabu Japra juga ambil alih si bayi menggemaskan ini.Yang seakan tahu, orang yang gendong dirinya kakek dan nenek buyutnya sendiri. Permaisuri Dehea bahkan janji akan menurunkan ilmu-ilmu kanuragannya yang hebat buat si buyut ini kelak.Sehingga Pendekar Putul dan Putri Arumi kadang senyum sendiri melihat kakek dan nenek ini sesekali berebut gendong putri cantik mereka.Pangeran Boon Me bertahan dulu di lembah neraka ini.Dia khawatir selama si Putul dan Putri Arumi ke Kotaraja, tempat ini akan di serbu orang-orang jahat, mengingat banyaknya harta karun di sini, tak beda jauh dengan harta miliknya di Lembah Rajawali.Tapi di lembah miliknya, semua murid-muridnya sangat sakti-sakti, apalagi 3 pembantunya
“Serba salah, yang satu anakku, satunya cucuku…!” keluh Prabu Japra, yang didengarkan Permaisuri Dehea dengan wajah khawatir.Walaupun bisa saja dengan mudah Prabu Japra bebaska si Putul, tapi dia juga tahu, suaminya ini sangat taat dengan undang-undang kerajaan.Prabu Japra tentu saja juga tahu, Si Putul dan Putri Arumi memang saling mencintai dan hasilnya, seorang buyut mereka yang menggemaskan sudah hadir di antara keduanya.Tak ada unsur paksaan, apalagi ilmu sihir dalam menaklukan hati Putri Arumi yang dilakukan Pendekar Putul. Tapi murni dari hati dan saling mencintai...!Tiba-tiba terdengarlah suara burung rajawali dar kejauhan, wajah Prabu Japra yang semula keruh berubah ceria.“Hmm…syukurlah, Pangeran Boon Me datang, ayoo kita sambut anak kita itu,” ajak Prabu Japra pada Permaisuri Dehea.Sang maharaja ini akui dalam hati, dari semua anak-anaknya, sebenarnya Pangeran Boon Me inilah yang paling bijak dan wawasannya pada setiap masalah tak beda jauh dengannya.Andai saja Pangera