BERSAMBUNG
Kembali Pendekar Gledek menerjang maju, dari kedua tangannya keluar hawa pukulan yang berputar-putar yang amat panas, saking panasnya 10 prajurit yang berada dekat pertarungan ini langsung berlarian menjauh, tubuh mereka seperti terbakar saja .Terpaksa kali ini Pendekar Mabuk menggunakan jurus hebatnya, yakni Jurus Rajawali.Untuk menangkis serangan ini, karena selain tak mungkin menghadapi desakan lawan tangguh hanya dengan berkelit, juga ia ingin menguji kekuatan ke 3 lawannya sekaligus.Tentu saja 3 orang yang sangat sakti ini gembira, mereka yakin kali ini Pendekar Mabuk akan kena batunya, gabungan 3 kekuatan besar ini mereka yakini bakal kalahkan pendekar muda yang sangat mereka benci tersebut.Ketika lengan-lengan sakti ini bertemu, Pendekar Gledek, Pendeta Suli dan Ki Jarni kaget sekali. Karena merasa betapa tanaganya seperti tenggelam dan tangan lawan yang sedemikian lunaknya.Inilah jurus rahasia yang baru kali ini Pendekar Mabuk keluarkan, yang dinamakan dengan Jurus kapas
Terdengar teriakan dahsyat dari mulut Pendekar Mabuk. Gedebuk….terdengar 3 benda terjatuh sangat keras.Pendekar Gledek, Pendeta Suli dan Ki Jarni terlempar dan jatuh hingga 10 meteran, dari mulut ketiganya keluar darah segar.Pendeta Suli dan Ki Jarni berkelonjotan dan tewas tak lama kemudian, Pendekar Gledek terlihat langsung duduk dengan tubuh sempoyongan dan dia bersemedi, tak peduli saat ini sedang di kelilingi ribuan pasukan Kerajaan Loksana.Jantungnya serasa mau pecah, pendekar tua ini sudah menderita luka dalam yang teramat parah.Hari ini Pendekar Gledek menderita kekalahan yang teramat telak, agaknya nyawanya pun tak bakalan lama.Berbarengan dengan Putri Kalia, Ki Balo dan Luna juga menewaskan lawan-lawannya. Si Banci, Sawon dan Bihi tamat riwayatnya menyusul Pendeta Suli dan Ki Jarni.Putri Kali langsung mendekati Pendekar Mabuk dan memegang tangan suaminya, sambil tak sadar lepaskan cadar di wajahnya, sehingga semua orang kaget dan kagum melihat wajah cantik si putri dari
Pelantikan Raja baru Kerajaan Loksana berlangsung sangat meriah, pesta rakyat di gelar di semua kadipaten yang jadi wilayah kerajaan Loksana.Pusatnya sudah pasti di kotaraja, kini Prabu Sana yang sudah sepuh dan sakit-sakitan di usia 77 tahunan, resmi meletakan jabatannya di gantikan Putra nya, Pangeran Hata yang sudah berusia 40 tahunan.Peralihan kekuasaan ini atas saran penasehat kerajaan, agar tak perlu menunggu sang raja mangkat. Dengan alasan sang mantan maharaja ini bisa jadi lambang pemersatu rakyat Kerajaan Loksana.Apalagi Pangeran Hata sudah dewasa dan terbukti sepak terjangnya tidak mengecewakan.Maharaja baru ini bersanding dengan permaisurinya yang cantik dan 5 selirnya yang juga cantik-cantik, serta anak-anaknya yang sebagian sudah remaja.Setelah Pangeran Hata resmi menjadi Maharaja Loksana, Pendekar Mabuk dan Putri Kalia bersama Trio Gook Hitam pun pamit.Tujuan mereka ke Kerajaan Hilir Sungai, perjalanan ini bukanlah waktu yang singkat. Hampir 3 bulan baru sampai den
Selain pemuda ini, mereka juga menemukan lagi mayat seorang wanita cantik yang juga berpakaian tak kalah mewahnya dan 3 laki-laki yang agaknya jadi pengawalnya tersebut, terlihat dari pakainnya.Dengan hati-hati, Si Muka Pucat dan si Codet di bantu si Juling lepas sepatu orang tadi dan mereka menemukan lipatan kertas kecil yang setelah di buka merupakan sebuah peta.Setelah menguburkan ke 5 nya, kini mereka duduk di depan kuburan baru ini. Pendekar Mabuk, Putri Kalia juga tiga Pendekar Pedang Bayangin kini tenggelam dalam pikiran masing-masing.Penasaran siapa sebenarnya ‘Pangeran dan Putri’ serta 3 pengawalnya ini dan siapa itu Kelompok Bingkarung Hitam.“Aku baru dengar ada kelompok ini?” kata Putri Kalia.Si Juling, Muka Pucat dan Codet pun mengangguk sama, sama sekali tak pernah dengar ada kelompok tersebut, apalagi kenal ke 5 orang yang baru mereka kuburkan.“Izin mahaguru, bolehkah aku baca peta itu?” kata si Codet.Pendekar Mabuk pun serahkan peta kecil tadi dan kini di hamparka
Sebagai pendekar sakti, Pendekar Mabuk dari kejauhan sudah melihat ke 15 orang yang semuanya naik kuda ini sedang menuju ke arah mereka.“Astaga mereka siapa?” tanya Putri Kalia langsung bersiap, tapi saat melihat wajah suaminya yang tenang-tenang saja, si cantik jelita ini lalu lega.“Saatnya Si Juling, Si Muka Pucat dan Si Codet buktikan kehebatan mereka. Agar julukan Trio Golok atau Pedang Bayangan tidak asal julukan saja!” kata Pendekar Mabuk kalem.Tanpa di minta pun ketiga orang ini sudah menghadang ke 15 orang ini dengan gagah berani.“Bunuh 3 anjing ini, lalu kita bunuh juga dua orang muda itu,” teriak seseorang yang agaknya jadi pemimpinnya.“Hei bangsat siapa kalian ini main bunuh saja” bentak si Juling dan srattt…dia sudah cabut goloknya yang bergagang hitam, diikuti si Muka Pucat dan si Codet.Namun teguran si Juling tak di hiraukan ke 15 orang ini, mereka seperti segerombolan anjing liar melihat mangsa lunak.Selama ini, ke 3 orang ini tak pernah berhenti berlatih, sehingg
“Bangkitlah Ki Sia, kenapa kalian malah bersujud?” kata Pendekar Mabuk keheranan sendiri.“Benarkah kami sedang berhadapan dengan Pangeran Boon Me dan ada ciri tanda lahir di bahu kiri?” tanya Ki Sia memberanikan diri.Pendekar Mabuk langsung terdiam, tapi perlahan dia membuka jubahnya dan memperlihatkan tanda lahir itu.Setelah itu dia kembali merapikan pakaiannya, Ki Sia langsung membenturkan dahinya ke pasir berkali-kali.“Akhirnya tugas berat dari Prabu Harman kami tuntaskan, yang mulia, Prabu Harman menugaskan kami agar mencari pangeran dan tanda lahir itulah cirinya, juga julukannya adalah Pendekar Mabuk. Yang Mulia adalah adik dari Prabu Harman dan ayah yang mulia berdua adalah Prabu Japra, maharaja Muara Sungai!” kata Ki Sia sambil terus bersimpuh. Pendekar Mabuk sampai tak bisa bicara apa-apa, Putri Kalia dan trio Golok Bayangan melongo.Sejak menemukan lima orang yang tewas dan di kuburkan, kembali pendekar ini bersama istri dan 3 muridnya alami hal-hal membingungkan.“Ki Si
Pendekar Mabuk kini duduk di sebuah batu bersama Putri Kalia, di bawahnya Trio Golok Bayangan dan Ki Sia Cs duduk takjim, seolah-olah mereka semua adalah ‘murid-murid’ Pendekar Mabuk.Padahal usianya baru 24 tahunan, sedangkan Ki Sia sudah berusia 35 tahunan dan anak buahnya beragam, sebagian berusia sama seperti Si Juling Cs.Tapi melihat kesaktian pemuda tampan ini, semuanya sudah takluk dan ada anak buah Ki Sia bilang, jangan-jangan Pendekar Mabuk ini turun lelembut (mahluk halus yang menjelma manusia).Si Juling yang dengar itu dengan berseloroh laangsung iyakan saja, hingga anak buah Ki Sia makin serem sendiri.“Jadi wilayah ini masih masuk wilayah Kerajaan Loksana?” tanya Pendekar Mabuk.“Sebenarnya ini wilayah perbatasan mahaguru, separu masuk wilayah Hilir Sungai, separunya masuk Kerajaan Loksana, tapi yang di arah barat sono, itu justru masuk kerajaan Muara Sungai!” kata Ki Sia, tirukan ucapan Trio Golok Bayangan yang sebut Pendekar Mabuk dengan sebutan Mahaguru.Di panggil Ma
Si Juling dan Si Muka Pucat di bantu Si Codet sibuk membantu agar perahu ini tidak terbalik, di sisi lain Pendekar Mabuk menjaga Putri Kalia yang lemas setelah muntah-muntah tadi.Pendekar Mabuk juga kerahkan kesaktiannya, dengan menjaga keseimbangan perahu ini agar tak terbalik.Inilah yang membuat tiga muridnya tenang, saat melihat Pendekar Mabuk kerahkan seluruh kesaktiannya, agar ombak besar ini tidak menggulung perahu mereka.Hampir 3 jam mereka berjibaku melawan keganasan alam ini, lalu perlahan-lahan cuaca kembali cerah dan ombak pun surut serta lautan mulai tenang lagi."Ahhh...akhirnya raja laut berhenti ngamuk," seru si Juling lega bukan main.Trio Golok Bayangan sampai rebahan saking lelahnya dan tak lama kemudian malah ketiduran, termasuk Putri Kalia yang tadi muntah-muntah terus.Hanya Pendekar Mabuk yang terlihat tetap fit, tapi dia pun buru-buru bersemedi untuk pulihkan tenaga dalamnya.Saat membuka matanya lagi, Pendekar Mabuk heran melihat Putri Kalia terlihat segar se
Putri Melania yang memang menyamar sebagai nenek-nenek ini tersenyum manis sekali dan dia kaget saat tubuhnya tiba-tiba di raih Bafin dan di lemparnya ke atas, lalu di sambut dengan pelukan dan ciuman bertubi-tubi.“Sayangggkuuu istrikuuuu…ya Tuhan, kenapa kamu sampai nyamar jadi nenek-nenek sih,” seru Bafin dengan wajah berseri-seri.Tak lama kemudian terdengar suara anak kecil memanggil ibu, yang berlari dan di iringi 5 wanita cantik, selir-selir Bafin.“Kalian…syukurlah kalian tak apa-apa, eh itu siapa anak kecil itu?” seru Bafin sambil lepaskan pelukannya dari tubuh harum Putri Melania.Kini ia menatap anak kecil yang usianya antara 2-3 tahunan ini, wajahnya sangat tampan dan mirip anak perempuan, saking tampangnya.“Pangeran Bome, cepat beri hormat pada ayah kandungmu, dialah ayah yang selama ini kamu cari-cari!” tegur Putri Melania ke si anak kecil ini.Si anak kecil yang di panggil Pangeran Bome ini awalnya kaget, lalu dengan cepat bersimpuh dan beri hormat pada Bafin dengan sik
Pendekar Tanpa Bayangan ini tentu saja kaget bukan kepalang, serangan ini tidak bercanda. Mau tak mau dia pun langsung bergerak dengan gunakan jurus kaki ajaibnya.Sehingga serangan pertama ini luput, si nenek tak di kenal ini kembali lakukan serangan lebih dahsyat dari tadi.“Pantas saja ke 5 selirku tak mampu ladeni si nenek ini, pukulan-pukulannya sangat dahsyat,” batin Bafin, yang sengaja belum membalas, kecuali bergerak lincah dan selalu menghindar.Ia tak ingin menyakiti si nenek ini, apalagi belum tahu apa motifnya menculik ke 5 selirnya tersebut.“Nek, sabar dulu, aku mau tanya kamu apakan selir-selirku itu dan di mana mereka kamu tawan?” sambil menghindar Bafin sengaja bertanya.Tapi si nenek ini tak menggubris pertanyaan Bafin, dia malah makin lama makin beringas menyerang Bafin.Bahkan sudah 50 jurus, jangankan mampu taklukan Bafin, mengenai tubuh pemuda sakti ini saja tidak. Makin murkalah si nenek berbody aduhai ini.Tapi ada yang aneh, dari tubuh si nenek yang terlihat p
Bafin baru saja pulang dari Kerajaan Hilir Sungai, untuk menemui kakeknya Prabu Harman, sekaligus minta izin menempati Istana Lembah Iblis dan kakeknya ini tak keberatan, bahkan janji kelak akan berkunjung ke sana.“Bagus cucuku, sayang bangunan istana itu dibiarkan terbengkalai, nanti aku akan kirim tukang-tukang bangunan Istana buat percantik istana itu,” janji Prabu Harman dan Bafin banyak bawa pulang hadiah-hadiah waah dari Maharaja ini.Namun, setelah dua seminggu dan tiba kembali ke sini, Bafin merasa aneh sendiri.Istana-nya yang biasanya ramai dengan celotehan ke 5 selirnya hari ini sunyi. Bafin memang tak khawatir tinggalkan selir-selirnya sementara, sebab ke 5 nya sudah miliki kesaktian tinggi, biarpun saat ini ke limanya kompak sedang hamil muda dan kini sudah jalan 3,5 bulanan.Di tambah lagi tempat ini tak lagi seperti dulu, sudah ramai dan menjadi sebuah perkampungan yang mulai padat warganya.Bahkan anak-anak kecil pun sering jadikan halaman istana yang luas ini jadi t
“Kalian memang hebat, kini aku lega, semua ilmu silat yang aku ajarkan sudah sempurna kallian kuasai, tinggal di matangkan lagi,” Bafin tanpa ragu menciumi ke 5 nya satu persatu.Kelakuan Bafin sudah tak aneh bagi mereka dan pastinya langsung paham, dan kini mereka pun ‘pesta’ kecil-kecilan di sebuah ruangan istana ini.Dan pastinya di akhiri dengan membuka paha masing-masing, untuk di lumat bibir Bafin dan kemudian dimasuki pelatuk perkasa si pendekar flamboyan ini.Anehnya, energy bercinta Bafin makin lama makin hebat saja. Sehingga ke 5 selirnya kadang berseloroh, Bafin harus nambah selir lagi untuk layani keperkasaan pendekar flamboyan ini.Demikian lah sejak saat itu nama 5 Bidadari Lembah Iblis langsung menggema ke mana-mana, terlebih saat itu juga orang-orang menyebut kalau ke 5 wanita yang memang cantik jelita adalah selir dari Pendekar Tanpa Bayangan. Tak berhenti sampai di sana, sepak terjang 5 Bidadari Lembah Iblis dan sesekali Bafin turun tangan, juga membasmi banyak penja
Salah satu kawanan 10 Pendekar Setan yang bertubuh agak gemuk tiba-tiba mulai lakukan serangan ke arah Nyai Laras dengan goloknya.Serangan sangat mematikan, karenadi sertai dengan tenaga dalam yang kuat. Namun si cantik ini dengan amat lincahnya mengelak, si gendut tak dapat mengendalikan dirinya lagi dan diapun terdorong oleh tenaganya sendiri, tanpa kakinya dapat mengatur keseimbangan badan lagi, tubuhnya tersungkur ke depan.Pada saat itu, kaki Nyai Laras melayang dan kali ini ‘menciumnya’, tapi bukan mencium mulut, namun dada sebelah kiri yang jadi sasaran.”Ngekk...!" Si gendut terpelanting dan tahu-tahu goloknya telah terampas oleh Nyai Laras.Sambil tersenyum, Nyai Laras menggerakkan golok rampasan ke arah si gendut yang memandang terbelalak dan wajahnya pucat sekali, karena dia tahu bahwa maut telah siap menerkamnya.Tiba-tiba golok itu dilepas oleh si Nyai Laras dan meluncur ke bawah, tapi gagangnya di depan dan menyambar ke arah si gendut.Nyai Laras ternyata tidak langsun
Kemudian...Bafin kembali gauli mereka bergantian kali ini giliran Nyai Larasyag dapat tumpahanlahar panasnya.Percumbuan ini lanjut di kamar istana dan berturut-turut mereka menerima limpahan lahar si pejantan beruntung ini.Andai Bafin tak memiliki tenaga dalam yang hebat, dia tentu akan kewalahan meladeni selir-selir jelitanya ini, yang makin lama makin candu dengan cumbuan yang ia berikan.Uniknya mereka tak pernah berebutan di layani Bafin, semuanya dengan sabar menunggu giiliran, dan semuanya juga selalu puas tak terkira.Bafin kini benar-benar menikmati menjadi seorang pangeran, siang malam ke 5 nya menerima lahar panas dari si pendekar tampan ini.Namun mereka tak melulu bercinta saja, Bafin pun tetap latih mereka ilmu silat sangat serius dan kadang keras, sehingga makin lama ke 5 selirnya ini makin sakti saja.Lama-lama mereka pun sepakat mengatur waktu, kapan bercinta dan kapan giat berlatih silat. Bafin juga lega, ke limanya ternyata berbakat sekali dengan jurus-jurus yang ia
Bafin iseng-iseng lalu ngintip kelakuan ke 5 orang wanita cantik ini, yang sedang bersemedi. “Dibuang sayang, di ambil jadi selir…bagaimana tanggapan Putri Melania kelak yaa?” batinnya lagi.Bafin tentu saja masih ingat janjinya dengan si putri cantik anak Pangeran Busu itu, untuk kelak akan kembali bersama. Dalam hatinya yang paling dalam, Bafin ingin seperti Pendekar Putul ayahnya, yang tak memiliki selir, hanya satu istri, yakni Putri Arumi, ayahnya setia dengan satu istri.Atau paman kakeknya Pangeran Boon Me yang juga hanya miliki 1 istri tanpa selir, padahal si paman kakeknya ini menurut cerita Pangeran Durga, saat muda sangat flamboyan."Tapi takluk dengan ibundaku, eh ayahmu juga sama, takluk dengan ibunda sambungmu itu," cerita Pangeran Durga dahulu.Tapi kalau ingat kakek buyutnya Prabu Japra, Bafin senyum sendiri, mendiang kakeknya yang sangat sakti dan berjuluk Pendekar Bukit Meratus itu miliki 4 permaisuri, juga kakeknya Prabu Harman di Kerajaan Hilir Sungai, memiliki 20
Langkah pertama melatih ke limanya, Bafin minta mereka bersemedi untuk mulai himpun tenaga sakti dalam tubuh mereka.Punggung ke 5 nya sengaja Bafin tepuk, untuk membuka aliran darah masing-masing. Kemudian mulailah Bafin beri mereka petunjuk dasar-dasar ilmu silat.Bafin ternyata tak main-main, bukan jurus ecek-ecek yang ia berikan, tapi langsung dasar ilmu silat Mega Halilintar yang hebat itu.Sehingga perjalanan mereka yang harusnya di tempuh dalam waktu 3 minggu, kini menjadi lama, sebab setiap hari usai sarapan, Bafin dengan serius melatih ke 5 nya ilmu silat, setelah capek, baru melanjutkan perjalanan lagi.Hasilnya terlihat setelah 1 bulan, tubuh ke 5 wanita cantik ini makin kuat, fisik mereka juga tak lagi lemah.Dan…tubuh-tubuh denok ini makin hari makin bikin puyeng kepala Bafin!Bahkan ke 5 nya ternyata punya bakat melatih jurus kaki ajaib, sehingga kini gerakan mereka tak lagi kaku, makin hari makin lincah dan trengginas.Jurus mega halilintar yang mereka latih setiap hari
Kini Bafin dengan sabar dengarkan kisah sedih kelima wanita cantik ini, secara bergantian mereka curhat segalanya dan bahkan soal yang paling pribadi sekalipun mereka ceritakan bergantian.Dan inilah yang bikin Bafin melongo, ternyata dari ke 5 orang ini, 4 orang masih perawan.Termasuk Nyai Laras, hanya Nyai Nyali yang sudah tidak, karena saat di culik gerombolan Ki Manyan, dia baru menikah selama 2 minggu dan sudah di gauli suaminya.“Itupun baru…3X kali tuan pendekar,” kata Nyai Nyali malu-malu, hingga Bafin senyum kecil.Beda dengan Nyai Laras, Nyai Meni, Nyai Puti dan Nyai Geni, di culik ketika baru saja melangsungkan pernikahan dan belum sempat bulan madu dengan suami masing-masing yang sudah tewas tersebut.Mereka sempat bergidik, saat acara ‘bercinta’ itu aslinya hanya permainan sihir belaka. Aslinya mereka seakan tidur saat itu, inilah yang membuat mereka rada-rada ngeri dengan Bafin, yang dikatakan Nyai Nyali, jangan-jangan Bafin ini jelmaan hantu gunung meratus.“Huss…ada-ad