Beranda / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 312: Mulai Saling Cinta…!

Share

Bab 312: Mulai Saling Cinta…!

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-06 10:05:11
Gelapnya malam dan juga lebatnya hutan membuat Alona yang tak hapal jalan tersesat jauh, dari gua yang sudah di sebutkan Pendekar Mabuk sebelumnya.

Dia pun akhirnya hanya berpikir lari sejauh-jauhnya dengan ilmu mengejar anginnya yang istimewa, agar terbebas dari kejaran kelompok pemberontak ini.

Akhirnya setelah tengah malam dan hampir subuh dan berlari berjam-jam, Alona pun berhenti di dekat sebuah air terjun yang lumayan deras dan ada gua kecil di dekatnya.

Setelah turunkan pondongannya dan juga melepas karung yang membungkus badan Pangeran Harman, kini Alona menurunkan tubuh pangeran ini ke lantai gua.

Dia lalu nyalakan api ungun, untuk penerangan.

“Aku harus sadarkan pangeran ini,” batin Alona, lalu dia menekan dada pangeran yang sudah bikin dadanya terguncang karena…cinta!

Pelan-pelan hawa dingin masuk ke tubuh Pangeran Harman, sehingga lambat laun tubuhnya yang pucat mulai berubah normal. Kini sang pangeran terlihat seperti orang tidur saja.

Ilmu pengobatan ini tentu saja Alona
mrd_bb

BERSAMBUNG

| 4
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Zonah Za
kenapa hanya 2 bab saja?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 313: Bablas Juga

    Kini keduanya menyusup-nyusup untuk kembali ke Kotaraja Hilir Sungai. Kadang mereka berlari cepat dan…sambil bergandengan tangan.Bahkan saat sama-sama bersembunyi agar tak kepergok kaum pemberontak yang sedang berkeliaran, tubuh keduanya malah saling berdempetan.Keduanya sesaat saling tatap dan…Pangeran Harman pelan-pelan tapi pasti mendekatkan wajahnya dan Alona menerimanya dengan pasrah.Keduanya saling melumat dan pelukan makin erat…kalau sudah begini, Alona lupa, kalau dia sudah punya tunangan seorang perwira di kerajaan ayahnya.Hingga suatu malam saat mereka berada di sebuah hutan yang sepi dan saat itu hujan yang sangat deras, di dalam sebuah gua yang sepi dan gelap.Kedua manusia yang sedang di landa cinta ini, tak kuasa menahan hasrat yang menggebu-ngebu.Keduanya tenggelam dalam manisnya cinta, dinginnya cuaca di tambah rasa cinta yang menggeora, membuat Alona pasrah saat satu persatu pakaiannya mulai di lucuti pangeran ini.Dia pun makin terbuai saat Pangeran Harman mulai

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 314: Sepasang Pendekar Tahi Lalat

    Sedangkan Pendekar Mabuk kini pakai kumis dan jenggot panjang, yang diambil dari rambutnya, lalu di beri perekat. Sehingga penampilan nya terlihat lebih tua beberapa tahun.“Sempurna Bang, tapi ada yang kurang?” cetus Betani, hingga Pendekar Mabuk menatapnya.“Hmm apa itu yang kurang Betani?” tanya Pendekar Mabuk.“Kita harus ganti pakaian, masa begini pakaian kita, yang ada malah gagal penyamarannya,” sungut Betani, karena melihat Pendekar Mabuk tertawa-tawa melihat penampilannya yang berubah jadi wanita dewasa dengan tali lalat besar di pipi."Apaan sihh ketawa mulu dari tadi, apanya yang lucu, namanya juga nyamar, masa aku harus tampil bak putri raja," dengus Betani dan kembali mencebi, ciri khasnya yang tiba-tiba saja mengingatkan Pendekar Mabuk pada....Putri Kalia.“Baiklah adikku yang cantik, tunggu sebentar di sini!” Pendekar Mabuk kedipkan mata, hingga Betani makin mencebi.Tass…Pendekar Mabuk langsung menghilang dari pandangan Betani. Tak sampai 10 menitan Pendekar Mabuk sudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 315: Jurus Pedang Bayangan

    Pendekar Mabuk kini sudah berhadapan dengan Ki Anom dan Pendekar Codet sekaligus.Saat memandang pedang miliknya ada di pinggang Ki Anom, kemarahan sesaat berkobar di dada pendekar ini.Namun di saat itu pula, dia teringat dengan sebuah jurus yang tak sengaja dia dan Putri Kalia ciptakan, yakni jurus pedang bayangan.“Istriku…aku pinjam pedangmu dulu yaa, agaknya biar cepat, biarlah aku sekalian gunakan senjata saja,” kata pendekar ini, sambil kedipkan mata.“Bagus, tak perlu banyak basa-basa, heiii Ki Anom, Codet, cabut juga senjata kalian. Hadapi Pendekar Tahi Lalat ini sekaligus, jangan sungkan,” perintah Pendekar Halilintar, sambil duduk di sebuah kursi dan juga meja di depannya, yang disediakan anak buahnya.Putri Seruni dan Nya Aura juga ikutan duduk dan menyaksikan pertarungan ini. Mereka seolah sedang saksikan sebuah pertunjukan saja, juga terlihat Pendeta Suli, Sawon dan pendekar-pendekar golongan hitam lainnya, yang tak Pendekar Mabuk kenal.Hari sudah beranjak malam, bulan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 316: Putri Seruni Curiga

    Merasa sudah cukup bermain-main, Pendekar Mabuk lalu kirim jurus kilat yang sangat dingin.Brasss….!Tubuh Ki Anom dan si Codet mendadak kaku, lalu dengan santainya, Pendekar Mabuk berjalan mendekati keduanya dan…telll…bukkk….!Jarinya menyentil dahi kedua tokoh tua golongan hitam ini bergantian, hingga keduanya terjengkang ke tanah, jatuh berdebuk kayak nangka masak.Keduanya pingsan dan kalah telak, oleh kelihaian Pendekar Mabuk. Andai tidak disaksikan Pendekar Gledek Cs, sudah gatal tangan Pendekar Mabuk kirim ke duanya pindah alam.Semuanya melongo, kaget dan takjub. Walapun gayanya setengah mabuk, tapi semua gerakan pendekar ini menunjukan kalau kedua tokoh hitam itu bukanlah lawannya.Plok…plok…plokkk, saking gembiranya Betani langsung bertepuk tangan dan Pendekar Mabuk kemudian beri hormat ke 3 penjuru.Hingga yang menonton lalu ikut-ikutan bertepuk tangan, sedangkan Ki Anom dan si Codet kini sudah di angkat anak buahnya ke dalam markas untuk di obati.Pendekar Gledek Cs baru te

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 317: Putri Seruni dan Betani Ternyata…!

    “Hmm…kamu jangan ngomong plintat-plintut, hayo ngaku siapa kamu dan suamimu itu sebenarnya?” Putri Seruni sudah pegang gagang pedangnya hingga Betani kaget juga. Tiba-tiba Betani mulai hapus penyamarannya, bahkan tahi lalat besar di pipinya dia copot, makin terbelalak lah mata indah Putri Seruni, setelah melihat wajah aslinya Putri Betani yang sangat cantik jeliat ini.“Kaka cantik banget, bola mata kaka seperti bintang kejora, kayaknya kaka cocok bersanding dengan Abang Boon Me! Soalnya dia tak suka aku, yang dibilangnya masih kanak-kanak, emank sih usiaku baru 16 tahun kurang 3 bulan,” ceplos Putri Betani lagi polos. Putri Seruni sampai mangap, sesaat tak bisa berkata-kata lagi.Betani yang secantik bidadari ini malah terus-terus memuji dirinya, padahal diapun terkagum-kagum menatap wajah Betani.“Jadi…astaga iya….jurusnya panas dan dingin, tak salah lagi, dialah si Pendekar Mabuk alias Boon Me!” ucap Putri Seruni dan menutup mulutnya, saking kagetnya.Tiba-tiba Putri Seruni men

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 318: Ratu Reswari Restui Alona dan Pangeran Harman

    Putri Seruni kini menghela nafas panjang. “Betani…pernahkah ayahanda prabu bercerita soal ibuku..?” Seruni kini malah balik bertanya.Tanpa di nyana Betani langsung menggangguk.“Ayahanda pernah bilang memiliki seorang istri, tapi berpisah dan sama sekali tak tahu istrinya itu hamil muda dan melahirkan kakak,” kata Betani apa adanya.“Ibunda…beliau terlalu keras hati adikku, dia maunya ayahanda kita ikuti kemauannya. Jelas tak mungkin…!” kata Seruni seolah menyayangkan kelakuan ibundanya, Nyi Aura.“Tadi…pertanyaanku belum di jawab, kenapa sih kakak dan bunda Nyi Aura mau bergabung dengan Pendekar Gledek untuk memberontak pada kerajaannya Pangeran Harman dan Ratu Reswari…?” desa Betani lagi.“Hmmm…adikku yang cerewet, tahukah kamu kalau Pendekar Gledek alias Pangeran Huti itu pamanku sendiri, juga paman Sawon, Pendekar Ulat Bulu yang mirip banci itu!”“Hahh…kok bisa ka, cerita donkk…?” sahut Betani spontan.Seruni geleng-geleng kepala, bertemu Betani yang notabene adik se-ayahnya ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 319: Bujuk Nyi Aura

    Pangeran Harman sangat gagah dengan seragam militernya, di sisinya Putri Alona juga tak kalah cantiknya.Sepintas keduanya merupakan sejoli yang sangat serasi…!Kadang keduanya salin tatap 'mesra' seakan saling menguatkan dan siap berperang tanpa rasa takut sediktpun.10 ribu pasukan terlatih yang di pimpin Pangeran Harman langsung bergerak ke lereng Pegunungan Meratus bagian Timur, yang menjadi markas pasukan kaum pemberontak.Tak main-main pasukan ini, selain sangat terlatih dan mempunyai seragam khusus, mereka juga sangat berpengalaman terjun dalam pertempuran-pertempuran besar.Inilah yang membuat kerajaan kecil yang di apit kerajaan Muara Sungai dan Kerajaan Loksana sangat di segani sampai saat ini.Keberangkatan pasukan besar ini mengundang kekaguman sekaligus pertanyaan rakyat Hilir Sungai, mereka heran mau perang kemana pasukan bersenjata lengkap ini.Bahkan mata-mata pasukan pemberontak sampai ngeri sendiri melihat pergerakan pasukan ini, dan mereka langsung lapor ke markas pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 320: Peperangan Seru

    Wajah Nyi Aura berubah-ubah, tak dia sangka Betani ini adik seayah putrinya, dan orang itu adalah mantan suaminya sendiri, yang sampai kini rasa cintanya tak pernah berubah.“Tidak bisa…aku tetap…!”Tiba-tiba kalimat Nyi Aura terhenti, saat terdengar bunyi terompet di kejauhan dan teriakan-teriakan yang menyebutkan npasukan Hilir Sungai tiba dan melakukan serbuan mendadak.Ini di luar prediksi Pendekar Gledek dan pasukannya, mereka awalnya mengira, pasukan Pangeran Harman akan tiba 1 mingguan lagi.Tanpa setahu siapapun, pasukan khusus ini kirim 2.500 pasukan pelopor yang di pimpin Temanggung Odol dan Jenderak Bugi, sebelum pasukan inti yang di pimpin Pangeran Harman tiba.Serbuan mendadak ini tentu saja bikin kelabakan pasukan pemberontak, yang tak menyangka begitu cepatnya pasukan ini datang.Tanpa berkata-kata lagi, Nyi Aura seolah terbang meninggalkan ke 4 orang ini.“Aduhh bagaimana ini ka Seruni, bibi Aura tetap ngotot…?” seru Betani khawatir bukan main.“Aku akan jaga bibi Aura

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09

Bab terbaru

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 426: Pangeran Akmal Tertawan

    Pendekar Putul kini menyamar seperti kakek tua, dia sengaja ke sini dan berlakon bak tamu di padepokan pimpinan Ki Rawa ini.Santernya soal padepokan ular hitam yang makin menancapkan kukunya di dunia persilatan, membuat Pendekar Putul tergerak turun tangan, apalagi pemimpinnya Ki Rawa, yang ingin dia hadapi saat ini.Dia pun juga kenalkan diri sebagai si Kakek Pincang, saat di terima Jinari dan Jamari di gerbang padepokan ini.Pendekar Putul melihat kedua wanita binal ini yang jadi ketua penyambutan tamu sampai menatapnya lama, terutama kakinya yang hanya satu.“Kenapa…ada yang aneh? Kakiku begini karena pernah bentrok dengan musuh hebat,” sungut si Putul jengkel, karena pandang mata kedua wanita cabul ini seakan meremehkannya.“Hmm…ya sudah, silahkan masuk, karena kamu bukan tamu VIP, penginapan buat kamu adanya di bagian barat, di barak sono!” cetus Jinari cuek dan pastinya anggap Pendekar Putul ini tak seberapa kesaktiannya.Si Putul pun dengan terpincang-pincang menuju ke barak ya

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 425: Pertemuan Akbar Golongan Hitam

    Padepokan Ular Hitam berubah total semenjak di ambil alih Ki Rawa bersama Pandekar Gledek dari tangan Ki Boka.Seluruh murid-murid Ki Boka di paksa jadi anak buah mereka dan kembali menyeleweng seperti saat jaman Ki Palung dan Ki Boka sebelum tobat setelah bertemu Prabu Japra, yang melawan mereka bunuh.Sehingga banyak yang tak suka dengan Ki Rawa, diam-diam memilih kabur dan meminta pertolongan dengan kaum pendekar golongan putih.Inilah yang membuat banyak golongan putih tewas atau terluka, setelah bentrok dengan kelompok Ular Hitam tersebut, yang semakin hari semakin kuat saja, sengan banyaknya kelompok golongan hitam bergabung.Permaisuri Aura sudah tahu soal ini, makanya dia mengutus Ki Roja atau Pendekar Budiman, untuk selidiki padepokan milik pamannya ini, sekaligus basmi kelompok Ki Rawa tersebut.Putri Seruni sebenarnya juga ingin ke sana untuk bikin perhitungan dengan Ki Rawa, tapi dia saat ini tengah hamil anak pertama, setelah hampir 13 tahun menikah dan baru kali ini menga

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 424: Ikut Selidiki Padepokan Ular Hitam

    “Maafkan aku kakek Prabu Japra, kali ini cucumu yang pernah durhaka ini akan menjadi pendekar yang baik, tidak lagi jadi pendekar jahat!” tekad si Putul.Dan kini dia sudah menemukan sebuah desa, lalu beli pakaian yang bagus dan juga kuda, untuk lanjutkan perantauannya.Koin emas yang dulu dia bawa masih banyak dan untungnya tak tercecer saat dia terjungkal ke jurang dulu.Cuman dia tak lagi antusias mencari kedua orang tuanya. Dia malu pernah menyeleweng, apalagi ayahnya Prabu Harman seorang maharaja di Kerajaan Hilir Sungai.“Kasian ayahanda Prabu Harman, pasti sangat malu tak ketulungan, punya anak seperti aku, sudah cacat, menyeleweng pula, jatuh harga diri beliau!” gumam si Putul termangu d atas kudanya yang dia biarkan jalan sendiri.Uniknya, sampai kini si Putul belum tahu, kalau Putri Alona, ibu kandungnya, justru adik ayahnya sendiri. Si Putul juga tak ada niat lagi untuk cari ibu kandungnya, dia hanya ingin membawa hatinya, kemana saja.Sejak turun gunung, si Putul buktikan t

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 423: Penolong Pangeran Daha Ternyata..?

    Setelah Pangeran Akmal bercerita, giliran Pangeran Daha yang ceritakan pengalamannya yang di sempat di culik Dua Kembar Ruba Betina dan Pendekar Serigala, saat bermaksud selidiki Temanggun Dawuk, kepala kadipaten Barabong.Namun di tolong seseorang yang sangat misterius dan sampai kini Pangeran Daha tak tahu siapa penolongnya tersebut.Tentu saja Pangeran Daha tidak bercerita soal penyekapan 3 hari 3 malam, yang membuat dia jadi permainan kedua betina genit itu.Yang anehnya semenjak sembuh dari pengaruh racun mawar merah, kekuatannya diam-diam naik berlipat?“Aku tak melihat jelas wajahnya, hanya aku tahu penolongku itu berjubah hitam, dalamnya putih, wajahnya tak begitu jelas…oh yaa…sebentar, orang itu pakai tongkat!” kata Pangeran Daha, sambil ingat-ingat tubuh si penolongnya.Pangeran Daha juga bilang, tak tahu apakah pendekar usianya itu sudah tua ataukah seumuran dirinya. Tapi yang dia tahu, penolongnya bukan wanita, tapi sosok pria.Kakek Slenge’an, Putri Dao dan Pangeran Akmal

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 422: Pangeran Dari Kerajaan Loksana

    Dan sekali ini, si pemuda ini harus mengaku dalam hatinya bahwa lawannya sungguh sama sekali tidak boleh disamakan dengan lawan-lawannya yang pernah dia kalahkan.Ternyata si kakek ini memiliki ilmu pedang yang hebat, di samping tenaga dalamnya yang kuat, ditambah lagi sebatang pedang pusaka pendeknya yang sangat ampuh!“Kakek mundurlah, biar aku yang gantian hadapi dia!” tiba-tiba Putri Dao maju ke gelanggang pertarungan dan si kakek ini mundur, lalu berdiri di samping Pangeran Daha.Melihat gaya anggun dan kini saling berhadapan dari jarak 5 meteran, makin tak karuan rasa si pemuda ini.Mulailah Si Pemuda merasa ketar-ketir, melawan si kakek tadi saja dia sudah kelabakan, entah bagaimana pula dengan si gadis cantik yang agaknya galak ini, tapi sudah bikin hatinya jungkir-balik.Belum lagi pria yang tak kalah tampan dengannya, yang sejak tadi terlihat tenang-tenang saja, sama tak ada wajah khawatir dari raut mukanya.Bahkan Pangeran Daha seakan ingin lihat, apakah kepandaian keponakan

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 421: Serang Pemuda Asing

    “Mereka akan merekrut sebanyak-banyaknya anggota, baik warga biasa, kaum pendekar golongan hitam ataupun putih, lalu akan mendirikan sebuah kerajaan baru, Kadipaten Barabong sudah berhasil mereka kuasai!” kata Putri Dao dengan bersemangat, bahkan tangan dan matanya seakan ikutan bicara.Sangat menarik dan makin cantik saja keponakannya ini saat bercerita, andai orang lain, pasti sejak tadi Pangeran Daha sudah jungkir balik jatuh cinta.Kecantikan Putri Dao, tentu saja mengalahkan kekasihnya, si Putri Nia.Kagetlah Pangeran Daha, ini bukan gerakan main-main, apalagi setahunya Pendekar Gledek sangat berpengalaman susun kekuatan, untuk kemudian lakukan makar.Walaupun selalu gagal, karena dihancurkan Prabu Japra dan Pangeran Boon Me, yang sukses dua kali gagalkan misi besar Pendekar Gledek.Sehingga sampai kini, Pendekar Gledek dendam tak kepalang dengan orang tua dan kakak dari Pangeran Daha ini.Tapi kalau terlambat di basmi, bisa jadi gerakan kelompok ini makin besar dan makin kuat ser

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 420: Bertemu Putri Dao

    Sosok hitam yang mereka --Baung, Jinari dan Jamari, pikir hantu ini lalu mengusap wajahnya.Kemudian terlihatlah wajah yang sangat tampan, tapi berwajah murung, pakaian dalamnya putih, tapi di tutup jubahnya yang berwarna gelap.Lelaki tampan ini lalu masuk ke dalam kereta ini dan dengan cepat pondong tubuh Pangeran Daha yang setengah tertidur alias setengah pingsan ini.Gerakannya sangat cepat dan tak lebih dari 2 detik, tubuhnya yang kokoh dan menggunkan tongkat sudah lenyap dalam hutan lebat yang gelap ini.Saking hebatnya ilmu meringankan tubuhnya, kereta ini sama sekali tak bergerak, ini menandakan orang ini luar biasa ilmu silatnya.Pangeran Daha yang setengah sadar terbangun, dia merasa aneh, kenapa kini berada di sebuah gua, hari pun sudah beranjak pagi, tidak lagi malam dan berada di dalam kereta yang di bawa Dua Rubah Betina serta Pendekar Serigala.Tapi Pangeran ini tak pikirkan itu, dia cepat-cepat lakukan semedi dan kerahkan seluruh kesaktian tenaga dalamnya, untuk kembali

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 419: Jadi Tawanan Murid Pendekar Gledek

    Kedua Kembar Rubah Betina yang bernama Jinari dan Jamari ini langsung kalang kabut berpakaian.Padahal mereka tengah enak-enaknya naik ‘kuda jantan’ ini, yang sengaja mereka recoki obat kuat, agar tetap perkasa, walaupun tenaga dalamnya tak berfungsi.“Sialan si Pendekar Serigala, orang lagi nanggung, eh main panggil saja,” gerutu Jinari, sambil bantu Pangeran Daha berpakaian lagi.Saking gemasnya, dia malah sempat-sempatnya memegang tongkat Pangeran Daha yang masih kokoh bak tongkat ulin.“Ihh padahal masih ngacengg say!” kata Jamarin terkekeh dan dengan gemas sempat melumat batang ini.Tapi panggilan orang yang mereka sebut Pendekar Serigala membuat keduanya dengan terpaksa papah Pangeran Daha keluar dari kuil tua ini.“Gila sekali kalian berdua, tahu kah kalian siapa dia ini hahhh? Dia ini Pangeran Daha, putra mahkota Kerajaan Muara Sungai. Kalau sampai lepas gara-gara ulah kalian, leher kalian berdua yang mulus itu bakalan misah dari tubuh kalian yang bakalan dilakukan guru kita,”

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 418: Dua Kembar Rubah Binal

    Bukannya melaporkan ke dalam, ke 5 orang ini serempak mengurung Pangeran Daha, bahkan tak lama datang lagi 10 orang, dengan golok terhunus.Sempat pangeran ini ingin berontak, namun dia pikir, lebih baik pura-pura menyerah untuk selidki apa yang sebenarnya terjadi.Pangeran Daha pun di bawa ke dalam bangunan ini dan kagetlah dia, setelah pedangnya di ambil, Pangeran Daha di masukan ke dalam sebuah kerangkeng hewan yang sangat kuat.Kerangkeng ini biasa di gunakan untuk menangkap hewan buas, seperti biruang juga harimau, bahkan gajah liar.“Hmm…makin aneh saja,” pikir Pangeran Daha, andai dia mau, tak sulit baginya jebol kerangkeng ini.Pangeran Daha di biarkan di sana sampai malam hari, tak pernah terlihat batang hidung Temanggung Dawuk.Namun tengah malam, Pangeran Daha kaget sekali saat mencium bau seperti bunga mawar, lalu dia pun tak sadarkan diri.Tak lama, tubuhnya yang sudah tak berdaya ini dikeluarkan dari karangkeng, dan di halaman rumah Temanggung Bawuk ini sudah menunggu seb

DMCA.com Protection Status