BERSAMBUNG
Wajah Nyi Aura berubah-ubah, tak dia sangka Betani ini adik seayah putrinya, dan orang itu adalah mantan suaminya sendiri, yang sampai kini rasa cintanya tak pernah berubah.“Tidak bisa…aku tetap…!”Tiba-tiba kalimat Nyi Aura terhenti, saat terdengar bunyi terompet di kejauhan dan teriakan-teriakan yang menyebutkan npasukan Hilir Sungai tiba dan melakukan serbuan mendadak.Ini di luar prediksi Pendekar Gledek dan pasukannya, mereka awalnya mengira, pasukan Pangeran Harman akan tiba 1 mingguan lagi.Tanpa setahu siapapun, pasukan khusus ini kirim 2.500 pasukan pelopor yang di pimpin Temanggung Odol dan Jenderak Bugi, sebelum pasukan inti yang di pimpin Pangeran Harman tiba.Serbuan mendadak ini tentu saja bikin kelabakan pasukan pemberontak, yang tak menyangka begitu cepatnya pasukan ini datang.Tanpa berkata-kata lagi, Nyi Aura seolah terbang meninggalkan ke 4 orang ini.“Aduhh bagaimana ini ka Seruni, bibi Aura tetap ngotot…?” seru Betani khawatir bukan main.“Aku akan jaga bibi Aura
“Kamu…!’ bentak Pendekar Gledek yang sudah bangkit sambil memusut darah yang keluar dari sela bibirnya.“Kalian bertiga di mana-mana hanya bikin ke onaran, kali ini aku tak akan beri ampun lagi! Baginda Pangeran, aturlah pasukan baginda, biar 3 orang ini bagianku,” seru Pendekar Mabuk.“Baik Boon Me hati-hati,” sahut Pangeran Harman, dia lalu melompat dan berteriak atur lagi pasukannya, di bantu komandan—komandan perangnya yang lain.Pendekar Mabuk lalu lempar botol araknya yang sudah habis ke arah Ki Anom, akibatnya si tua ini kelabakan menangkis, tapi saat juga datang serangan luar biasa dinginnya menerpa dia dan si Codet.Secara hebat, Pendekar Mabuk rampas pedang miliknya yang berada di pinggang Ki Anom.Tass….pedang ini lalu meluncur deras mengejar leher Ki Anom, baiknya si tua ini langsung bersalto luar biasa cepatnya.Lehernya selamat dari tebasan pedang yang sangat dingin dan cepat ini. Keringat dingin sampai keluar dari dahinya, hampir saja kepalanya melayang.Hebatnya saat it
Di sebuah bukit tinggi yang menghadap ke arah Kotaraja Muara Sungai, burung rajawali ini menukik lalu turun dan hinggap di tanah datar.Burung raksasa ini makan dengan lahap ikan dan ular yang disediakan untuknya sampai kenyang.Lalu dia mendekam menonton ulah tuannya, Prabu Japra dan Nyi Aura.Prabu Japra menurunkan tubuh Nyi Aura pelan-pelan lalu sekali usap, tubuh pingsan wanita yang tetap cantik ini langsung sadar.Prabu Japra hanya duduk sambil memandang ‘mantan’ istrinya ini dengan senyum di kulum.Begitu sadar, sumpah serapah dan bahasa binatang pun keluar dari mulut wanita cantik ini, yang di sebut malah makin lebar senyumnya.Alih-alih marah, Prabu Japra malah terus mendengarkan wanita ini marah-marah. Benar-benar pria matang luar dalam.“Sudah habis uneg-unenya sayang…?” tanya Prabu Japra tetap kalem da wajah tenang, sifat romantisnya tak berubah. Nyi Aura kehabisan kata-katanya, akhirnya dia hanya melengus saja.Sebutan 'sayang' seolah es kutub utara yang bikin hatinya diam-
Kita ikuti kembali peperangan antara pasukan Pangeran Harman dari Kerajaan Hilir Sungai vs kaum pemberontak pimpinan Pendekar Gledek…!Sepeninggal Permaisuri Aura yang di bawa suaminya, Prabu Japra, peperangan pun kini lama-lama berhenti, apalagi setelah tokoh-tokoh utamanya menghilang.Termasuk Pendekar Gledek, yang terluka parah setelah di hajar Pendekar Mabuk, yang sengaja di biarkan mantan muridnya ini pergi tersaruk-saruk kabur dari peperangan, sambil menahan sesak di dadanya.Di tambah lagi Ki Anom dan Pendekar Codet tewas di tangan Pendekar Mabuk.Selain itu Putri Seruni dan Nenek Rombeng instruksikan anak buahnya berbalik bantu pasukan Pangeran Harman, makin hancurlah perlawanan pasukan pemberontak ini.Pangeran Harman kini mendekati Putri Seruni dan Nenek Rombeng, tanpa ragu dia ucapkan terima kasihnya pada kedua orang ini yang berbalik membantu pasukannya.“Kita semua ke Istana, aku undang kalian semua untuk pesta kemenangan,” kata Pangeran Harman, yang terlihat makin ‘mesra’
“Baginda Prabu…masuklah, bantulah anak-anak kita!” suara Ratu Reswari terdengar lirih, dia sama syoknya melihat Alona dan Pangeran Harman kini sama-sama pingsan di hadapannya.Pintu pun terbuka, lalu cepat-cepat di tutup lagi oleh pengawal utamanya, Temanggung Odol dan Jendral Bugi yang langsung beri hormat dengan membungkuk dalam-dalam pada orang yang dulu sempat jadi musuhnya ini.Namun kini jadi seorang maharaja yang sakti dan tetap ramah pada keduanya, sehingga kedua orang ini makin kagum tak terkira.Prabu Japra jalan perlahan, walaupun sempat terpesona melihat mantan ‘kekasihnya’ ini makin cantik saja.Tapi ia alihkan perhatian untuk langsung menotok Alona dan Pangeran Harman, hingga keduanya kini sadar dari pingsanya.Putri Alona pun terisak-isak dan dalam pelukan Ratu Reswari dan di bawa ke ruangan lain, untuk di hibur.Pangeran Harman kini duduk bersimpuh di hadapan pria yang jadi ayah kandungnya, Pendekar Bukit Meratus alias Prabu Japra.“Maafkan aku ayahanda….sudah menghancu
Pendekar Mabuk sama sekali tak tahu apa yang terjadi di Istana Kerajaan Hilir Sungai.Pendekar Mabuk pergi sehari sebelum Putri Alona dan Pangeran Harman di panggil Ratu Reswari dan di saat bersamaan Prabu Japra diam-diam juga datang ke Istana ini.Ia pun juga tak tahu semua saudara-saudaranya saling berpelukan erat, tak menyangka mereka ini bersaudara beda ibu.Ada keharuan dan juga kebahagian, kini ke 4 anak-anak Prabu Japra saling bercengkrama, seolah di Istana Hilir Sungai ini mereka reunian mereka. Walaupun saat itu Boon Me dan Pangeran Daha tidak hadir.Bahkaan semua saudaranya terkejut karena Pendekar Mabuk ini saudara se ayah mereka sendiri.Putri Betani yang dulu sempat suka berbalik terkaget-kaget, ketika tahu Pendekar Mabuk adalah saudaranya sendiri.Putri Seruni pun sama, dia malah teringat masa-masa mereka masih kecil, di mana Pendekar Mabuk selalu memanggilnya kakak.Tak di sangka, ternyata si Boon Me ini memang adiknya, walaupun beda usianya hanya 1,5 tahunan.“Pantas si
Kita kembali ke tokoh kita, si Pendekar Mabuk, kelak si bayi malang alias Si Putul akan ada kisah tersendiri…!Kenapa Pendekar Mabuk justru pergi, tanpa sadar kalau saudara-saudaranya mencari-carinya, juga ayah kandungnya?Ternyata si Pendekar Mabuk ini ‘ngeri’ makin dekat dengan Betani, walaupun Betani sangat cantik dan selalu mengingatkannya dengan Putri Kalia. Tapi dia tak mau kecewakan hati si putri jelita ini.Sebab rasa cintanya hanya buat…Putri Kalia!Walaupun masih patah hati dengan putri Pangeran Koh, pimpinan kelompok padepokan Bendera Hitam Ular Putih di negeri Thai, hati Pendekar Mabuk tak bisa bohong, rasa itu sulit di hapus alias belum move on sampai saat ini.“Lama-lama aku tergoda dan bablas, kasian Putri Betani, cintaku…masih buat Putri Kalia,” gumam Pendekar Mabuk, lalu menghela nafas panjang.Pendekar Mabuk juga masih penasaran dengan musuh-musuh besarnya, terutama Pendekar Gledek Cs, yang kembali bebas setelah di hajarnya.“Belum puas aku kalau tidak binasakan merek
“Heehh siapa orang mabuk ini, kayaknya sedang nunggu kita nih, kalau mau malak kita, ni orang salah besar, belum tahu dia dengan 3 Pendekar Golok Hitam!” cetus si Muka Pucat, sambil pegang gagang goloknya.“Hajar saja, kayaknya dia bukan sejenis preman, tapi seorang bangsawan ke sasar, lihat saja pakaiannya?” sahut si Codet, sengaja memanasi kedua rekannya.“Tunggu dulu sobat-sobat, aku justru ingin berteman dengan kalian, bukan mau bermusuhan, apalagi malak kalian, uangku lebih banyak dari kalian,” cetus Pendekar Mabuk sambil minum kembali araknya.Hari ini Pendekar Mabuk memang lagi tak selera berkelahi, ia ingin cari teman saja.“Hehh berteman, emanknya ente siapa hahh?” kata si mata Juling, sengaja bersuara lantang, agar Pendekar Mabuk keder. Tapi kali ini mereka kecele, yang mereka hadapi pendekar sakti yang lihai. “Iya nihh, cari masalah saja ni orang,” sahut di muka pucat tak mau kalah, sambil terus elus-elus gagang goloknya.Pendekar Mabuk kini bangkit dari duduknya, dia lalu
Putri Melania yang memang menyamar sebagai nenek-nenek ini tersenyum manis sekali dan dia kaget saat tubuhnya tiba-tiba di raih Bafin dan di lemparnya ke atas, lalu di sambut dengan pelukan dan ciuman bertubi-tubi.“Sayangggkuuu istrikuuuu…ya Tuhan, kenapa kamu sampai nyamar jadi nenek-nenek sih,” seru Bafin dengan wajah berseri-seri.Tak lama kemudian terdengar suara anak kecil memanggil ibu, yang berlari dan di iringi 5 wanita cantik, selir-selir Bafin.“Kalian…syukurlah kalian tak apa-apa, eh itu siapa anak kecil itu?” seru Bafin sambil lepaskan pelukannya dari tubuh harum Putri Melania.Kini ia menatap anak kecil yang usianya antara 2-3 tahunan ini, wajahnya sangat tampan dan mirip anak perempuan, saking tampangnya.“Pangeran Bome, cepat beri hormat pada ayah kandungmu, dialah ayah yang selama ini kamu cari-cari!” tegur Putri Melania ke si anak kecil ini.Si anak kecil yang di panggil Pangeran Bome ini awalnya kaget, lalu dengan cepat bersimpuh dan beri hormat pada Bafin dengan sik
Pendekar Tanpa Bayangan ini tentu saja kaget bukan kepalang, serangan ini tidak bercanda. Mau tak mau dia pun langsung bergerak dengan gunakan jurus kaki ajaibnya.Sehingga serangan pertama ini luput, si nenek tak di kenal ini kembali lakukan serangan lebih dahsyat dari tadi.“Pantas saja ke 5 selirku tak mampu ladeni si nenek ini, pukulan-pukulannya sangat dahsyat,” batin Bafin, yang sengaja belum membalas, kecuali bergerak lincah dan selalu menghindar.Ia tak ingin menyakiti si nenek ini, apalagi belum tahu apa motifnya menculik ke 5 selirnya tersebut.“Nek, sabar dulu, aku mau tanya kamu apakan selir-selirku itu dan di mana mereka kamu tawan?” sambil menghindar Bafin sengaja bertanya.Tapi si nenek ini tak menggubris pertanyaan Bafin, dia malah makin lama makin beringas menyerang Bafin.Bahkan sudah 50 jurus, jangankan mampu taklukan Bafin, mengenai tubuh pemuda sakti ini saja tidak. Makin murkalah si nenek berbody aduhai ini.Tapi ada yang aneh, dari tubuh si nenek yang terlihat p
Bafin baru saja pulang dari Kerajaan Hilir Sungai, untuk menemui kakeknya Prabu Harman, sekaligus minta izin menempati Istana Lembah Iblis dan kakeknya ini tak keberatan, bahkan janji kelak akan berkunjung ke sana.“Bagus cucuku, sayang bangunan istana itu dibiarkan terbengkalai, nanti aku akan kirim tukang-tukang bangunan Istana buat percantik istana itu,” janji Prabu Harman dan Bafin banyak bawa pulang hadiah-hadiah waah dari Maharaja ini.Namun, setelah dua seminggu dan tiba kembali ke sini, Bafin merasa aneh sendiri.Istana-nya yang biasanya ramai dengan celotehan ke 5 selirnya hari ini sunyi. Bafin memang tak khawatir tinggalkan selir-selirnya sementara, sebab ke 5 nya sudah miliki kesaktian tinggi, biarpun saat ini ke limanya kompak sedang hamil muda dan kini sudah jalan 3,5 bulanan.Di tambah lagi tempat ini tak lagi seperti dulu, sudah ramai dan menjadi sebuah perkampungan yang mulai padat warganya.Bahkan anak-anak kecil pun sering jadikan halaman istana yang luas ini jadi t
“Kalian memang hebat, kini aku lega, semua ilmu silat yang aku ajarkan sudah sempurna kallian kuasai, tinggal di matangkan lagi,” Bafin tanpa ragu menciumi ke 5 nya satu persatu.Kelakuan Bafin sudah tak aneh bagi mereka dan pastinya langsung paham, dan kini mereka pun ‘pesta’ kecil-kecilan di sebuah ruangan istana ini.Dan pastinya di akhiri dengan membuka paha masing-masing, untuk di lumat bibir Bafin dan kemudian dimasuki pelatuk perkasa si pendekar flamboyan ini.Anehnya, energy bercinta Bafin makin lama makin hebat saja. Sehingga ke 5 selirnya kadang berseloroh, Bafin harus nambah selir lagi untuk layani keperkasaan pendekar flamboyan ini.Demikian lah sejak saat itu nama 5 Bidadari Lembah Iblis langsung menggema ke mana-mana, terlebih saat itu juga orang-orang menyebut kalau ke 5 wanita yang memang cantik jelita adalah selir dari Pendekar Tanpa Bayangan. Tak berhenti sampai di sana, sepak terjang 5 Bidadari Lembah Iblis dan sesekali Bafin turun tangan, juga membasmi banyak penja
Salah satu kawanan 10 Pendekar Setan yang bertubuh agak gemuk tiba-tiba mulai lakukan serangan ke arah Nyai Laras dengan goloknya.Serangan sangat mematikan, karenadi sertai dengan tenaga dalam yang kuat. Namun si cantik ini dengan amat lincahnya mengelak, si gendut tak dapat mengendalikan dirinya lagi dan diapun terdorong oleh tenaganya sendiri, tanpa kakinya dapat mengatur keseimbangan badan lagi, tubuhnya tersungkur ke depan.Pada saat itu, kaki Nyai Laras melayang dan kali ini ‘menciumnya’, tapi bukan mencium mulut, namun dada sebelah kiri yang jadi sasaran.”Ngekk...!" Si gendut terpelanting dan tahu-tahu goloknya telah terampas oleh Nyai Laras.Sambil tersenyum, Nyai Laras menggerakkan golok rampasan ke arah si gendut yang memandang terbelalak dan wajahnya pucat sekali, karena dia tahu bahwa maut telah siap menerkamnya.Tiba-tiba golok itu dilepas oleh si Nyai Laras dan meluncur ke bawah, tapi gagangnya di depan dan menyambar ke arah si gendut.Nyai Laras ternyata tidak langsun
Kemudian...Bafin kembali gauli mereka bergantian kali ini giliran Nyai Larasyag dapat tumpahanlahar panasnya.Percumbuan ini lanjut di kamar istana dan berturut-turut mereka menerima limpahan lahar si pejantan beruntung ini.Andai Bafin tak memiliki tenaga dalam yang hebat, dia tentu akan kewalahan meladeni selir-selir jelitanya ini, yang makin lama makin candu dengan cumbuan yang ia berikan.Uniknya mereka tak pernah berebutan di layani Bafin, semuanya dengan sabar menunggu giiliran, dan semuanya juga selalu puas tak terkira.Bafin kini benar-benar menikmati menjadi seorang pangeran, siang malam ke 5 nya menerima lahar panas dari si pendekar tampan ini.Namun mereka tak melulu bercinta saja, Bafin pun tetap latih mereka ilmu silat sangat serius dan kadang keras, sehingga makin lama ke 5 selirnya ini makin sakti saja.Lama-lama mereka pun sepakat mengatur waktu, kapan bercinta dan kapan giat berlatih silat. Bafin juga lega, ke limanya ternyata berbakat sekali dengan jurus-jurus yang ia
Bafin iseng-iseng lalu ngintip kelakuan ke 5 orang wanita cantik ini, yang sedang bersemedi. “Dibuang sayang, di ambil jadi selir…bagaimana tanggapan Putri Melania kelak yaa?” batinnya lagi.Bafin tentu saja masih ingat janjinya dengan si putri cantik anak Pangeran Busu itu, untuk kelak akan kembali bersama. Dalam hatinya yang paling dalam, Bafin ingin seperti Pendekar Putul ayahnya, yang tak memiliki selir, hanya satu istri, yakni Putri Arumi, ayahnya setia dengan satu istri.Atau paman kakeknya Pangeran Boon Me yang juga hanya miliki 1 istri tanpa selir, padahal si paman kakeknya ini menurut cerita Pangeran Durga, saat muda sangat flamboyan."Tapi takluk dengan ibundaku, eh ayahmu juga sama, takluk dengan ibunda sambungmu itu," cerita Pangeran Durga dahulu.Tapi kalau ingat kakek buyutnya Prabu Japra, Bafin senyum sendiri, mendiang kakeknya yang sangat sakti dan berjuluk Pendekar Bukit Meratus itu miliki 4 permaisuri, juga kakeknya Prabu Harman di Kerajaan Hilir Sungai, memiliki 20
Langkah pertama melatih ke limanya, Bafin minta mereka bersemedi untuk mulai himpun tenaga sakti dalam tubuh mereka.Punggung ke 5 nya sengaja Bafin tepuk, untuk membuka aliran darah masing-masing. Kemudian mulailah Bafin beri mereka petunjuk dasar-dasar ilmu silat.Bafin ternyata tak main-main, bukan jurus ecek-ecek yang ia berikan, tapi langsung dasar ilmu silat Mega Halilintar yang hebat itu.Sehingga perjalanan mereka yang harusnya di tempuh dalam waktu 3 minggu, kini menjadi lama, sebab setiap hari usai sarapan, Bafin dengan serius melatih ke 5 nya ilmu silat, setelah capek, baru melanjutkan perjalanan lagi.Hasilnya terlihat setelah 1 bulan, tubuh ke 5 wanita cantik ini makin kuat, fisik mereka juga tak lagi lemah.Dan…tubuh-tubuh denok ini makin hari makin bikin puyeng kepala Bafin!Bahkan ke 5 nya ternyata punya bakat melatih jurus kaki ajaib, sehingga kini gerakan mereka tak lagi kaku, makin hari makin lincah dan trengginas.Jurus mega halilintar yang mereka latih setiap hari
Kini Bafin dengan sabar dengarkan kisah sedih kelima wanita cantik ini, secara bergantian mereka curhat segalanya dan bahkan soal yang paling pribadi sekalipun mereka ceritakan bergantian.Dan inilah yang bikin Bafin melongo, ternyata dari ke 5 orang ini, 4 orang masih perawan.Termasuk Nyai Laras, hanya Nyai Nyali yang sudah tidak, karena saat di culik gerombolan Ki Manyan, dia baru menikah selama 2 minggu dan sudah di gauli suaminya.“Itupun baru…3X kali tuan pendekar,” kata Nyai Nyali malu-malu, hingga Bafin senyum kecil.Beda dengan Nyai Laras, Nyai Meni, Nyai Puti dan Nyai Geni, di culik ketika baru saja melangsungkan pernikahan dan belum sempat bulan madu dengan suami masing-masing yang sudah tewas tersebut.Mereka sempat bergidik, saat acara ‘bercinta’ itu aslinya hanya permainan sihir belaka. Aslinya mereka seakan tidur saat itu, inilah yang membuat mereka rada-rada ngeri dengan Bafin, yang dikatakan Nyai Nyali, jangan-jangan Bafin ini jelmaan hantu gunung meratus.“Huss…ada-ad