“Alona…anakku!” Prabu Japra sampai tergagap, tapi matanya berpindah-pindah ke Dehea dan Alona, usai Nyai Rombeng buka-bukaan.”Alona, cepat beri hormat pada ayah kandungmu, paduka inilah!” perintah Dehea pada anak gadisnya ini,menyela ucapan Nyai Rombeng.Kagetlah Prabu Japra, juga 3 Pendekar Golok Putih yang masih menemaninya.“Dehea, ceritalah…bagaimana ini!” kata Prabu Japra, sambil menatap Alona yang kini terlihat bersimpuh dengan hati yang tak karuan, tidak pernah seujung kukupun dia mengira kalau ayah kandungnya seorang maharaja.Akhirnya Dehea pun menceritakan semuanya, setelah dulu mereka berpisah, dia ternyata hamil Alona ini, yang kini sudah berusia 17 tahunan."Aku menunggumu kakang Prabu...tapi aku juga sadar, kakang sibuk dengan urusan kerajaan," kata Dehea lirih, hingga Prabu Japra langsung berkata maaf dan tak ragu memeluk Dehea. Kini Prabu Japra maju setindak mendekati Alona, tiba-tiba dia membuka baju bagian kiri Alona dan membulatlah mata Prabu Japra.Alona yang ter
Nasib manusia tak ada yang tahu, Boon Me yang pingsan setelah terkena tendangan keras Pendekar Gledek tak ingat apa-apa lagi saat tubuhnya melayaang dan lenyap ke dalam jurang.Kalau menurut akal manusia, pasti Boon Me tewas dengan tubuh remuk di dasar jurang.Tapi nyawa manusia itu Tuhan yang menentukan walaun akal sehat manusia bilang tak mungkin.Tak sengaja tubuh babak bundas Boon Me malah nyangkut di sebuah pohon keras di dinding jurang, setelah melayang deras ke bawah dan tak terlihat dasarnya dari atas.Pingsannya Boon Me justru menolongnya dari siksaan racun yang dia terima dari Prabu Harman dan si muka monyet.Ketika malam berganti siang, Boon Me belum sadar dari pingsannya. Remaja tanggung ini berada antara hidup dan mati, wajahnya seputih kapas, pucat seperti tak ada darah lagi.Tiba-tiba terdengar suara burung yang lama-lama makin nyaring. Begitu dekat, ternyata ini seekor burung rajawali raksasa.Kalau tunggangan Prabu Japra adalah rajawali jantan, yang ini burung rajawali
Boon Me terbangun dari pingsannya, dia tak sadar kalau dirinya sudah pingsan sejak kemarin dan ini sudah pagi lagi. Matahari mulai bersinar terik.Saat dia bangkit perlahan, remaja ini kaget, di depannya ada satu biji buah mirip labu raksasa yang ukurannya hampir satu pelukan orang dewasa.Rajawali ini berkuik-kuik, seakan-akan minta Boon Me bangun dan makan buah berwarna kuning agak keemasan itu.“Kamu minta aku makan buah labu kuning emas ini, buat apa?” tanya Boon Me seolah bicara dengan manusia saja, bingung sendiri.Rajawali ini malah mendorong buah ini ke depan Boon Me, hingga hampir menyentuh wajahnya, Boon Me bangkit perlahan, tubuhnya sangat lemah.Karena dia belum makan selama 3 harian ini semenjak di bawa dan di lempar Pendekar Gledek ke jurang.Boon Me pun menuruti kemauan rajawali, lalu dengan tubuh gemetaran mengigit buah labu ini, agak keras, tapi dia paksakan saja, karena burung raksasa ini bawel meminta dia makan.Begitu daging buahnya tersentuh giginya, Boon Me kaget,
Boon Me terpaksa menghentikan keliling-kelilingnya, karena ini sudah malam lagi, dia pun tanpa ragu kembali makan labu ajaib ini untuk atasi rasa laparnya.Kembali dia merasakan perutnya melilit, lalu berubah panas dan anehnya tenaga dalamnya kembali meningkat kuat, tubuhnya makin ringan dan nyaman.Setelah menghela nafas panjang, karena tubuhnya makin nyaman saja, seolah baru saja mengkonsumsi obat penambah stamina, tanpa ragu Boon Me merebahkan dirinya di samping burung rajawali ini dan tidur dengan nyenyak.Saking nyenyaknya Boon Me tak peduli kalau sarang burung rajawali ini hanya berjarak 5 meteran dari bibir jurang, andai dia terguling, selesailah nyawanya.Tiba-tiba dia terbangun, dari dalam gua yang gelap itu ada cahaya seperti pelita, yang dipegang seorang pria sangat tua bertubuh kurus dengan pakaian sederhana.Jenggotnya yang menjuntai tipis putih semua, badannya agak bungkuk di topang tongkat butut, tapi anehnya giginya masih lengkap. Kakek tua ini mendekatinya. “Bangunlah
Kuiikkkkk….terdengar suara burung rajawali yang kini terbang tinggi, Boon Me pun terbangun dari tidur nyenyaknya. Pagi sudah datang lagi…!“Astagaaa…aku bermimpi bertemu kakek tua dan ditunjukan sebuah gua yang berisi kitab-kitab pusaka bukit meratus,” gumam Boon Me sambil duduk termenung seorang diri.Karena rajawali tadi sudah jauh terbang tinggi, untuk cari makan pastinya.Boon Me kini bangkit, dia melihat buah labu yang baru seperempat dia makan. Boon Me tanpa ragu kembali makan sampai kenyang.Karena inilah satu-satunya makanan di tempat ini dan reaksinya seperti yang sudah-sudah, lalu tubuhnya segar dan terasa ringan sekali.Boon Me sampai bolak-balik di depan gua ini, mimpi tadi malam terasa nyata sekali buatnya.“Ya Tuhan bodohnya aku, bukankah petunjuk di tulisan yang aku duduki saat bersemedi dipadepokan bibi Dehea dulu itu mirip dengan tempatku saat ini. Jadi kakek itu…bernama Ki Durga, si Dewa Persilatan…???“Ahaaa…tak salah lagi, pasti kakek itulah orangnya, tapi…kok bisa
Ketika mata Boon Me bergeser ke sebuah rak yang terbuat dari batu, matanya terbelalak saat melihat ada tumpukan kitab tersusun rapi di sana.Boon Me aslinya seorang kutu buku, karena dia suka membaca sejak kecil, akhirnya dia pun asyik memilih-milih buku-buku tua tersebut. Sekalgus membaca judul-judul kitab tua itu.Namun matanya tertumbuk ke satu buku yang halaman depannya tertulis Jurus Rajawali, sampul kitab ini berwarna kuning emas.“Apakah ini yang di maksud suhu Ki Durga, Jurus Rajawali,” gumam Boon Me, sambil membolak-balik kitab yang lumayan tebal ini.“Ahh tak salah lagi, inilah kitabnya,”gumam Boon Me dengan wajah sumringah.Dia lalu mundur dua tindak dari kitab ini, lalu seolah murid yang sedang bicara dengan mahagurunya, Boon Me mohon izin untuk mempelajari kitab Jurus Rajawali ini.Boon Me bahkan tak ragu membenturkan dahinya di lantai hingga 3X, sebagai tanda bakti seorang murid untuk siap belajar. Sebuah sikap merendah yang justru bikin dia terbelalak sendiri.Saat membe
Setelah tinggal selama 3 minggu di gua ini, Boon Me iseng-iseng merayap naik melalui lubang yang lumayan besar dan menjorok ke atas.Dalam waktu yang teramat singkat dia sampai di atas dan Boon Me terbelalak menatap sekelilingnya, kalau dia saat ini berada di sebuah bukit yang tinggi dan di keliingi lautan biru yang luas.“Yeeehaaaaa….!” Teriak Boon Me sangat keras, melepaskan rasa di hatinya dengan wajah yang ceria.Ratusan burung-burun kecil langsung berterbangan terkaget-kaget mendengar suara menggelegar dari mulut Boon Me.Selanjutnya Boon Me berlatih seorang diri jurus rajawali yang sangat dahsyat ini, dia sampai tak sadar siang dan malam saking fokusnya.Jurus Mega Halilintar, Jurus Gledek dan Jurus Kilat yang selama ini dia kuasai anehnya sumbernya ternyata sama dengan Jurus Rajawali yang sedang dia pelajari saat ini.Tentu saja ini tak aneh, selama Ki Durga melalang buana hingga ratusan tahun, dia selalu beri petunjuk bagi siapapun yang meminta, tak peduli golongan hitam atau g
Siapapun yang melihat pemuda ini, pasti akan menoleh, berpakaian warna abu-abu bak bangsawan, senyum manis tersungging dari bibirnya.Gayanya elegan dan bersahaja, sepintas, Boon Me mirip seorang pangeran tampan yang sedang melancong seorang diri.Dipinggangnya terlihat sebuah pedang pendek, yang membuat semua orang sudah bisa menebak, pasti pemuda tampan manis ini seorang pendekar berilmu tinggi.Dialah Boon Me, dia kini berada di negeri Thai setelah 4 tahun menyepi di sebuah pantai yang ternyata hanya di tempuh 2 mingguan terbang bersama burung rajawali raksasa sahabat tersebut.Boon Me tak kesulitan ke pulau ini, karena di gua tempatnya berlatih, dia menemukan peta dari sebuah kitab yang menunjukan kepulauan Thai ini berada.Sehingga saat menuju ke sini dia sama sekali tak nyasar, burung rajawali pun seolah paham ke mana Boon Me menuju.Setelah mendarat di kepulauan ini, Boon Me langsung mencari pakaian yang layak dan pastinya bagus dan mewah.Boon Me ternyata terispirasi Prabu Japr