BERSAMBUNG
Siapapun yang melihat pemuda ini, pasti akan menoleh, berpakaian warna abu-abu bak bangsawan, senyum manis tersungging dari bibirnya.Gayanya elegan dan bersahaja, sepintas, Boon Me mirip seorang pangeran tampan yang sedang melancong seorang diri.Dipinggangnya terlihat sebuah pedang pendek, yang membuat semua orang sudah bisa menebak, pasti pemuda tampan manis ini seorang pendekar berilmu tinggi.Dialah Boon Me, dia kini berada di negeri Thai setelah 4 tahun menyepi di sebuah pantai yang ternyata hanya di tempuh 2 mingguan terbang bersama burung rajawali raksasa sahabat tersebut.Boon Me tak kesulitan ke pulau ini, karena di gua tempatnya berlatih, dia menemukan peta dari sebuah kitab yang menunjukan kepulauan Thai ini berada.Sehingga saat menuju ke sini dia sama sekali tak nyasar, burung rajawali pun seolah paham ke mana Boon Me menuju.Setelah mendarat di kepulauan ini, Boon Me langsung mencari pakaian yang layak dan pastinya bagus dan mewah.Boon Me ternyata terispirasi Prabu Japr
“Awas kamu!” kata salah seorang yang tadi gemetaran dan kini di bopong kawannya yang pingsan tadi, lalu buru-buru keluar dari warung ini dan meninggalkan golok mereka yang berubah jadi ular kobra."Hei babi, jangan lama-lama, panggil segera kelompok 13 monyet itu ke sini," kata Boon Me sengaja mengejek.Ucapan Boon Me ini kontan bikin semua pengunjung warung ini pucat pasi, benar-benar cari mati, pikir mereka.Ampor dan para pengunjung warung ini tentu saja keheranan, kenapa dua orang tadi melempar goloknya ke lantai dan buru-buru pergi.Padahal di mata mereka, golok itu tidak pernah berubah jadi ular, tetap golok tajam biasa saja!Para pengunjung warung ini memang tak terpengaruh dengan sihir yang Boon Me keluarkan. Sehingga masih terheran-heran, kenapa dua orang tersebut malah pergi dengan kaki gemetaran.“Boon Me kamu hati-hati, mereka itu kaki tangannya kelompok sadis yang menamakan diri kelompok 13 Setan!” ceplos Ampor tiba-tiba.Wajah Boon Me kontan berubah mendengar ucapan Ampor
Blasss…blasss…dua tebasan golok yang sangat cepat menerjang Boon Me yang sedang berdiri sempoyongan, menuju ke pintu keluar dari warung ini seolah tak menyadari datangnya serangan tersebut.Ampor dan pengunjung warung lainnya sampai berteriak kaget melihat ini, apalagi melihat lagak Boon Me yang mabuk 'berat' tersebut .Tapi dengan lagak mabuk benaran, Boon Me dengan enteng mampu hindari kedua tebasan golok tajam ini. Gaya menghindarinya pun sempoyongan, tapi anehnya tak ada yang mengenai tubuhnya.Bahkan dengan sentuhan pelan, dia menendang sembarangan saja. Bukk…bukk dua orang ini langsung tersungkur ke lantai.“He-he…jatuh nihh,” ejek Boon Me lalu dengan santuy-nya dia berjalan keluar dari warung ini dan benar-benar menunggu 3 orang ini mendatanginya.Ke 3 pentolan Kelompok 13 setan ini buru-buru mengejar Boon Me yang tetap tenang dan bahkan kini kembali minum araknya dengan cueknya.Ratusan orang yang lalu lalang berhenti dan penasaran sengaja ingin menyaksikan pertarungan maut in
“Kamu mau kemana cantik, ayoo temani aku di sini!” tegur Boon Me lembut. Saat melihat Ampor ingin setelah mengantarnya sampai di depan pintu kamar penginapan.Ampor yang awalnya ingin pergi, langsung tertunduk malu-malu, Boon Me dengan gaya flamboyan menarik tubuh denok Ampor ke dalam kamar yang lumayan luas dan bersih ini.“Ta-tapi tu-tuan b-bagaimana dengan 13 Setan itu, aku takut?” kata Ampor lagi, dia masih gemetaran kalau ingat perbuatan berani Boon Me tadi.“Tenang saja, sebentar lagi mereka semua akan jadi 13 setan yang akan gentayangan di kota ini,” sahut Boon Me enteng. “Hahhhh..!” mulut Ampor langsung mangap, saking kagetnya.Setelahnya dia makin terperanjat, saat mulutnya di sumpal Boon Me dengan mulutnya, sampai berbunyi kericupan. Ampor yang tadinya ketakutan, lambat laun ikut hanyut dengan permainan cinta pendekar tampan ini.Ampor yang pada dasarnya sudah kagum dan suka sejak pandangan pertama dengan Boon Me, mandah saja saat tubuh denoknya di bopong Boon Me lalu di reb
Boon Me keluar dari penginapan ini tanpa rasa takut, dia kini sudah rapi kembali. Matahari mulai bersinar terang, tanda subuh sudah terlewat dan sudah ini pagi jelang siang.Kemunculan Boon Me di pintu penginapan terbaik di kota ini langsung jadi pusat perhatian semua orang yang menginap di sini.Tapi mereka hanya berani mengintip dari balik jendela kamar penginapan masing-masing, tanpa ada yang berani keluar.Apalagi tahu Kelompok 13 Setan lah yang berteriak saat ini menantang Boon Me. Kelompok jahat yang sangat di takuti.“Bangsat, kamukah yang berjuluk Pendekar Mabuk dan buntungi 3 anak buahku dan 2 orang kaki tanganku,” bentak si pimpinan 13 Setan ini.Kelompok ini hanya tinggal 10 orang, tapi Boon Me melihat ada dua orang yang agaknya sengaja mereka bawa, pakaian keduanya terlihat perlente seakan dari kalangan bangsawan saja.Rupanya si ketua kelompok ini gentar juga dengan si Pendekar Mabuk, sehingga dia minta bantuan dua sahabatnya ini, untuk menhadapi dan kalau perlu mengeroyo
Saat bersamaan si kepala 13 Setan bergerak cepat, dia mengeluarkan goloknya dan berdesing nyaring saat golok berat dan panjang ini menuju ke kepala Boon Me, di iringi teriakan keras dari mulutnya. Tapi kali ini Boon Me benar-benar tak mau beri ampun, begitu serangan ini datang. Dengan mata tajamnya, Boon Me menatap mata si kepala 13 Setan ini.“Penggal kepala dua temanmu ini, karena mereka musuhmu!” terdengar bentakan Boon Me, hingga sesaat gerakan si Ketua pentolan 13 Setan ini melambat.Dan terjadilah ke anehan yang bikin 9 orang anak buahnya melongo!Berkali-kali mereka kejap-kejapkan mata melihat pemandangan yang aneh bin ajaib.Secara cepat dan antep, tebasan golok tajam ini tiba-tiba berubah arahnya, mulanya menebas ke sebelah kanan,lalu berpindah ke sebelah kiri.Bukk…bukkk….menggelindinglah dua kepala di dekat si ketua kelompok 13 Setan ini, dua orang yang sebenarnya sangat tinggi ilmu kanuragannya ini.Tak bisa mengelak dari tebasan golok tersebut, karena sedang konsentrasi d
Pendekar Mabuk ini sudah sampai di halaman sebuah bangunan yang lumayan mewah, inilah sarang 13 Setan, yang letaknya di pinggiran kota dan kiri kananya hanya hutan saja.Boon Me tahu tempat ini, karena Ampor yang saat bercinta dengannya beritahu!Boon Me awalnya memang berencana, bila sampai hari ke 5 kelompok 13 Setan itu tak datang mencarinya, maka dialah yang bakal satroni sarang mereka. Boon Me senyum kecil melihat bangunan ini sepi sekali, tanpa ragu diapun masuk dan sekali tendang, pintu tebal di depan bangunan ini ambrol sampai baut-bautnya tercabut dari kursennya.5 orang berkaki buntung yang sedang istirahat dan berada di ruangan tengah tentu saja seolah melihat hantu maut, saat Boon Me sudah berdiri di ruangan ini.“Kupikir kalian sudah tewas ke habisan darah, hebat juga ternyata masih hidup,” dengus Boon Me dengan wajah dingin.Ingat bibinya di perkosa Boho, termasuk paman angkatnya yang tewas di depan hidungnya oleh pria ini, sekali bergerak, 3 orang pentolan 13 Setan dan
“Tu-tuan pendekar, kampung dan rumah kami sangat jauh. Sudah dekat dengan ibukota Kerajaan Rama di Kotaraja Bongkak, kami takut pulang bertiga. Bisa 3 mingguan baru sampai dengan menumpang kapal sungai, mana bawa harta lagi, kami hanya wanita-wanita lemah, jadi santapan enak kaum penjahat!” sahut si wanita ini, yang agak berani dibandingkan 2 rekannya.“Hmm…begitu rupanya!” sahut Boon Me dan kini anehnya dia kembali normal, tidak mabuk lagi seperti tadi, jakun nakalnya langsung bergerak naik dengar kata 'santapan enak' ini.Boon Me diam sejenak, tiba-tiba dia teringat lagi, pernah mendiang bibi angkatnya cerita, kalau Boon Me ingin tahu jati dirinya, maka dia harus menemui mantan murid ibunya, yang bernama Bibi Anong dan tinggal di ibukota Rama setelah menikah lagi.“Baiklah, begini saja, kalian aku kawal sampai di kampung kalian sendiri. Kebetulan aku juga mau menuju ke ibukota kerajaan Rama, aku ingin menemui bibiku di sana,” kata Boon Me, hingga ketiga wanita ini langsung ceria dan