Home / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 219: Temukan Peta Rahasia

Share

Bab 219: Temukan Peta Rahasia

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2024-10-05 13:58:17

“Jadi harus lepas seluruh pakaian, lalu bersemedi di bawah air terjun?” tanya Boon Me lugu, Dehea mengangguk, Alona yang mendampingi terlihat senyum saja.

“Eeiihh ke sana melepasnya, jangan di sini,” sungut Dehea kaget sekaligus jengah, saat Boon Me mau melepas begitu saja pakaiannya di depan ibu dan anak ini.

Alona langsung tertawa dan Boon Me cengengesan saja kayak anak kecil. Inilah yang bikin Dehea membatin Boon Me ini memang dominan masih anak-anak, walaupun badannya jangkung kurus.

Boon Me kadang belum sadar, dia sudah dewasa, kebiasaan buka baju sembarangan saat berguru pada Pendekar Gledek dan Dua Pendekar Hewan masih tertanam kuat di dirinya.

Padahal, Boon Me sudah lepas perjaka dengan 3 wanita sekaligus dan dia seharusnya bukan lagi anak-anak, tapi pria sejati, karena sudah tahu di enak…!!!

Walaupun dalam hati Boon Me, sebenarnya sama sekali tak ada kesan saat menggauli Balina Cs. Karena dia melakukan dalam kondisi setengah mabuk dan nafsu semata, tak main hati.

Setelah ber
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Agus Sarwono
1 bab 1 hari ya mending nggak usah diterbitkan....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 220: Kuasai Jurus Mengejar Angin

    “Boon Me..!” Alona langsung melompat dan menyambut Boon Me yang terlihat berjalan santai di halaman padepokan mereka pagi ini, atau hari 11 setelah semedi.Melihat senyum Boon Me, Alona langsung paham, remaja tanggung ini sudah sukses tuntaskan jurus mengejar anginnya. Kagum bukan main si cantik ini, gaya cool Boon Me makin manis saja di matanya.Padahal Alona hanya sampai hari 5 sanggup semedi, bahkan murid-murid lainnya pun hanya sanggup bertahan 3 harian.Dehea dan Nyai Rombeng kini menatap Boon Me, mereka butuh jawaban remaja ini, kenapa baru muncul sekarang, di mana dia sejak kemarin malam?Tentu saja Boon Me tak cerita soal peta sebuah kitab rahasia dari Ki Durga, si Dewa Persilatan yang tak sengaja dia temukan.Bahkan batu bekas tempatnya ber-semedi itu sudah dia hancurkan, agar tak di baca orang lain. Boon Me berjanji dalam hati, kelak akan cari di mana kitab itu berada.“Maaf bibi Dehea, nenek Nyai Rombeng, juga ka Alona, kemarin itu saking lelahnya, malah ketiduran, untung s

    Last Updated : 2024-10-06
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 221: Dua Rubah yang Genit

    Boon Me kini dan dulu berubah lagi, sepanjang jalan dia sengaja gunakan jurus mengejar anginnya yang sangat hebat ini.Gerakannya makin hari makin cepat saja, bahkan 2 minggu kemudian, dengan mudahnya dia sudah mencapai sebuah desa yang sudah masuk wilayang bukit meratus bagian selatan.Andaikan dia tidak gunakan jurus hebat ini, bisa jadi sebulanan lebih barulah dia mencapai tempat ini.Desa ini sangat ramai, tersiarnya kabar pertarungan akbar antara Pendekar Gledek menantang Prabu Japra yang tinggal sebulan lagi ke segala penjuru, sudah membuat banyak pendekar-pendekar sakti dari dua golongan hitam dan putih berdatangan ingin menyaksikannya.Akibatnya desa ini makin ramai saja, bahkan penginapan pun sampai penuh. Berbagai model manusia tampak di sini.Boon Me yang sudah terbiasa bergaul dengan pendekar golongan hitam, kini bisa menyaksikan banyaknya pendekar dari golongan putih.Ada yang pakaiannya ala bangsawan, mewah dan sikapnya bersahaja, tak tak sedikit pula yang pakaiannya s

    Last Updated : 2024-10-06
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 222: Hajar Dua Rubah dengan Jurus Cinta

    Boon Me yang kurang pengalaman akhirnya mandah saja di bawa sebuah penginapan yang terbaik di desa itu. Ruanganya pun yang paling mewah, Boon Me sama sekali tak takut, rasa pede nya tinggi.Laili dan Omer pun tak segan pesan berbotol-botol arak terbaik pada pelayan penginapan dan minta di segera antarkan ke kamar. Mereka sudah tak sabaran ingin makan mangsanya ini.“Tenang ganteng, pokoknya kamu kami traktir dan kami jadikan ‘pangeran’ deh,” bisik Omer antusias, seakan serigala yang melihat mangsa yang siap di caplok dengan mudah.Semenjak tinggal di padepokan baju kuning mawar merah, nafsunya bisa Boon Me redam. Tapi kini nafsu yang sudah jinak ini, perlahan mulai bangkit setelah melihat kegenitan dua wanita cantik matang ini.Selama menuangkan minuman buat Boon Me, baik Laili dan Omer tak segan peluk dan cium pipi remaja tanggung ini yang mulai mabuk dan wajahnya mulai memerah, seolah di beri pewarna di kedua pipinya yang putih.Makin blingsatan lah keduanya melihat ketampanan Boon

    Last Updated : 2024-10-07
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 223: Akhirnya Melihat Prabu Japra

    Setelah kembali bikin keduanya lunglai kecapekan, di hari ke 11, telinga Boon Me yang peka mendengar suara tiga orang di luar kamar mereka.“Hmm…dua rubah betina yang dulu membunuh murid kami agaknya sedang asyik menikmati korban barunya di kamar penginapan ini Nyai.”Terdengar suara seseorang, walaupun agak berbisik-bisik, tapi Boon Me yang saat itu masih telanjang bulat usai mengerjai Laili dan Omer, langsung ambil pakaiannya dan memasang lagi mata dan telinganya untuk mengetahui siapa mereka ini.Begitu Boon Me mengintip siapa 3 orang di halaman penginapan. Alangkah terperanjatnya Boon Me, karena yang datang itu adalah…Dehea dan dua orang yang tak di kenalnya.“Mateee aku, itukan Bibi Dehea dan dua temannya, aku harus pergi saat ini juga,” pikir Boon Me, lalu tanpa ragu dia buka jendela.“Eh sayang kamu mau kemana,” tegur Laili yang terbangun dan kaget melihat ‘kekasih’ nya bersama Omer ini akan pergi, lewat jendela kamar lagi.“Selamat tinggal Laili, Omer, aku pergi dulu, hati-hat

    Last Updated : 2024-10-07
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 224: Musuh Besar Bersatu

    Sebagai jawabannya, muncullah Ki Anom, Pendekar Codet, Sawon dan inilah yang bikin Prabu Japra kini tak anggap main-main lagi, munculnya Dua Pendekar Hewan, dua musuh sengitnya yang memiliki kesaktian hebat.Bahkan yang bikin Japra mendengus, terlihat sesosok wanita yang masih cantik, dialah Pendekar Pedang Rajawali Putih alias Aura, ‘mantan istrinya’ yang salah jalan dan mengikuti langkah ayahnya, Ki Palung menjadi tokoh golongan hitam, bahkan membangkitkan padepokan Ular Hitam.Belum cukup, muncul juga seorang pendeta yang tentu saja tak di kenal Japra, dialah Pendeta Suli, adik dari Pendeta Sura, yang diam-diam punya dendam padanya.Setelah kakaknya Pendeta Sura tewas di negeri Rama puluhan tahun yang lalu, ketika membantu seorang pangeran pemberontak. Pendeta Suli memiliki ilmu-ilmu kanuragan luar biasa juga ilmu sihir...!Bahkan Japra mengeryitkan dahi, saat melihat seorang pemuda tampan bergaya angkuh, dengan pakaian perlente dan terlihat 10 pengawalnya yang berdiri di kini da

    Last Updated : 2024-10-08
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 225: Dibokong Prabu Harman

    Sampai kini dia masih sayang dengan Aura, sehingga sedapat mungkin dia tidak membalas menyerang Aura.Tapi, itu bukan perkara mudah, Aura memiliki jurus yang hebat, yang dipelajarinya bersama Japra dari kitab sambalahung, yakni jurus Rajawali Pedang Putih, yang dipakai sebagai nama julukannya.Kini ke 8 orang sakti tersebut makin mengurung tubuh Japra, dengan niat hanya satu, membunuhnya!Singgg….pedang tipis di tangan Aura mendesing hebat dan sangat dingin, sasarannya ingin penggal leher Japra.“Kamu makin menjadi-jadi saja Aura,” tegur Japra, sambil bergerak cepat hindari tebasan ini. Aura menulikan telinga mendengar teguran orang yang sebenarnya masih dia cintai ini.Kini ke 8 orang ini berusaha sedapat mungkin untuk mengatur barisan, akan tetapi menghadapi Japra yang memiliki serangan-serangan balasan dahsyat, bukan perkara mudah.Apalagi Japra bergerak dengan jurus mengejar anginnya yang sangat hebat, sehingga gerakanya luar biasa cepatnya.Japra tahu, dari ke 8 pengeroyoknya, ya

    Last Updated : 2024-10-08
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 226: Boon Me Dibawa Pendekar Gledek

    "Bocah lancang bosan hidup!" Bentak Prabu Harman, lalu dengan pukulan kerasnya yang dahsyat langsung di kerahkan ke arah Boon Me.Boon Me ternyata memiliki kemauan dan kenekatan yang tak kalah dengan Prabu Harman ini.Di samping kenekatan karena gerakannya juga tak kalah cepatnya, Boon Me dengan percaya diri menyambut serangan ini, dia langsung kerahkan jurus mega halilintarnya.Pertemuan dua jurus ini menimbulkan angin yang kuat sehingga rambut di kepala Boon Me berkibar dibuatnya, bahkan pita di kepalanya juga terlepas dan kini rambut panjangnya terurai menutupi sebagian wajahnya.Tubuh Boon Me terdorong hingga 5 meteran, hampir terjengkang andai tak cepat-cepat kerahkan tenaga dalamnya, sedangkan Prabu Harman tetap kokoh di tempatnya."Gila tenaga dalamnya hebat sekali," pikir Boon Me, sambil menahan sesak di dadanya. Boon Me tak bisa keluarkan ilmu sihirnya, karena Prabu Harman terlihat lebih kuat tenaga batin dan tenaga dalamnya.Prabu Harman tersenyum mengejek, serangan pertama

    Last Updated : 2024-10-09
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 227: Alona dan Dehea di Ajak ke Istana

    “Alona…anakku!” Prabu Japra sampai tergagap, tapi matanya berpindah-pindah ke Dehea dan Alona, usai Nyai Rombeng buka-bukaan.”Alona, cepat beri hormat pada ayah kandungmu, paduka inilah!” perintah Dehea pada anak gadisnya ini,menyela ucapan Nyai Rombeng.Kagetlah Prabu Japra, juga 3 Pendekar Golok Putih yang masih menemaninya.“Dehea, ceritalah…bagaimana ini!” kata Prabu Japra, sambil menatap Alona yang kini terlihat bersimpuh dengan hati yang tak karuan, tidak pernah seujung kukupun dia mengira kalau ayah kandungnya seorang maharaja.Akhirnya Dehea pun menceritakan semuanya, setelah dulu mereka berpisah, dia ternyata hamil Alona ini, yang kini sudah berusia 17 tahunan."Aku menunggumu kakang Prabu...tapi aku juga sadar, kakang sibuk dengan urusan kerajaan," kata Dehea lirih, hingga Prabu Japra langsung berkata maaf dan tak ragu memeluk Dehea. Kini Prabu Japra maju setindak mendekati Alona, tiba-tiba dia membuka baju bagian kiri Alona dan membulatlah mata Prabu Japra.Alona yang ter

    Last Updated : 2024-10-09

Latest chapter

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 427: Tak Sengaja Masuk ke Pondok Putri Dao

    "Dia belum sembuh, masa main serobot aja! Sabar dulu, sadarkan dia terlebi dahulu. Luka dalamnya sudah kita sembuhin tadi dengan tenaga halilintar, tapi masih belum sembuh benerr tauu!” tegur Jinari, melihat Jamari sudah mulai leleran melihat si tampan ini.“Aihh udah basyaahhh aku kelessss, kapan lagi dapat pangeran setampan ini, setelah Pangeran Daha di ambil hantu di hutan itu,” sungut Jamari, lalu rapikan lagi gaunnya.Mereka pun kini mulai sadarkan Pangeran Akmal, lalu akan di jejali racun bunga mawar, agar jadi mainan mereka.Saat asyik sadarkan Pangeran Akmal ini, konsentrasi hanya fokus ke tubuh gagah dan kokoh ini, tanpa sadar, si ‘kakek pincang’ tadi sudah berada dan mengintip di dinding pondok tersebut.Tiba-tiba menyambarlah angin yang sangat dingin dan seketika Jinari dan Jamari pingsan.Si kakek yang merupakan penyamaran si Putul ini terdiam sesaat, bingung kemana akan menyembunyikan Pangeran Akmal ini.Setelah menyingkirkan tubuh kedua wanita binal ini, Pendekar Putul

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 426: Pangeran Akmal Tertawan

    Pendekar Putul kini menyamar seperti kakek tua, dia sengaja ke sini dan berlakon bak tamu di padepokan pimpinan Ki Rawa ini.Santernya soal padepokan ular hitam yang makin menancapkan kukunya di dunia persilatan, membuat Pendekar Putul tergerak turun tangan, apalagi pemimpinnya Ki Rawa, yang ingin dia hadapi saat ini.Dia pun juga kenalkan diri sebagai si Kakek Pincang, saat di terima Jinari dan Jamari di gerbang padepokan ini.Pendekar Putul melihat kedua wanita binal ini yang jadi ketua penyambutan tamu sampai menatapnya lama, terutama kakinya yang hanya satu.“Kenapa…ada yang aneh? Kakiku begini karena pernah bentrok dengan musuh hebat,” sungut si Putul jengkel, karena pandang mata kedua wanita cabul ini seakan meremehkannya.“Hmm…ya sudah, silahkan masuk, karena kamu bukan tamu VIP, penginapan buat kamu adanya di bagian barat, di barak sono!” cetus Jinari cuek dan pastinya anggap Pendekar Putul ini tak seberapa kesaktiannya.Si Putul pun dengan terpincang-pincang menuju ke barak ya

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 425: Pertemuan Akbar Golongan Hitam

    Padepokan Ular Hitam berubah total semenjak di ambil alih Ki Rawa bersama Pandekar Gledek dari tangan Ki Boka.Seluruh murid-murid Ki Boka di paksa jadi anak buah mereka dan kembali menyeleweng seperti saat jaman Ki Palung dan Ki Boka sebelum tobat setelah bertemu Prabu Japra, yang melawan mereka bunuh.Sehingga banyak yang tak suka dengan Ki Rawa, diam-diam memilih kabur dan meminta pertolongan dengan kaum pendekar golongan putih.Inilah yang membuat banyak golongan putih tewas atau terluka, setelah bentrok dengan kelompok Ular Hitam tersebut, yang semakin hari semakin kuat saja, sengan banyaknya kelompok golongan hitam bergabung.Permaisuri Aura sudah tahu soal ini, makanya dia mengutus Ki Roja atau Pendekar Budiman, untuk selidiki padepokan milik pamannya ini, sekaligus basmi kelompok Ki Rawa tersebut.Putri Seruni sebenarnya juga ingin ke sana untuk bikin perhitungan dengan Ki Rawa, tapi dia saat ini tengah hamil anak pertama, setelah hampir 13 tahun menikah dan baru kali ini menga

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 424: Ikut Selidiki Padepokan Ular Hitam

    “Maafkan aku kakek Prabu Japra, kali ini cucumu yang pernah durhaka ini akan menjadi pendekar yang baik, tidak lagi jadi pendekar jahat!” tekad si Putul.Dan kini dia sudah menemukan sebuah desa, lalu beli pakaian yang bagus dan juga kuda, untuk lanjutkan perantauannya.Koin emas yang dulu dia bawa masih banyak dan untungnya tak tercecer saat dia terjungkal ke jurang dulu.Cuman dia tak lagi antusias mencari kedua orang tuanya. Dia malu pernah menyeleweng, apalagi ayahnya Prabu Harman seorang maharaja di Kerajaan Hilir Sungai.“Kasian ayahanda Prabu Harman, pasti sangat malu tak ketulungan, punya anak seperti aku, sudah cacat, menyeleweng pula, jatuh harga diri beliau!” gumam si Putul termangu d atas kudanya yang dia biarkan jalan sendiri.Uniknya, sampai kini si Putul belum tahu, kalau Putri Alona, ibu kandungnya, justru adik ayahnya sendiri. Si Putul juga tak ada niat lagi untuk cari ibu kandungnya, dia hanya ingin membawa hatinya, kemana saja.Sejak turun gunung, si Putul buktikan t

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 423: Penolong Pangeran Daha Ternyata..?

    Setelah Pangeran Akmal bercerita, giliran Pangeran Daha yang ceritakan pengalamannya yang di sempat di culik Dua Kembar Ruba Betina dan Pendekar Serigala, saat bermaksud selidiki Temanggun Dawuk, kepala kadipaten Barabong.Namun di tolong seseorang yang sangat misterius dan sampai kini Pangeran Daha tak tahu siapa penolongnya tersebut.Tentu saja Pangeran Daha tidak bercerita soal penyekapan 3 hari 3 malam, yang membuat dia jadi permainan kedua betina genit itu.Yang anehnya semenjak sembuh dari pengaruh racun mawar merah, kekuatannya diam-diam naik berlipat?“Aku tak melihat jelas wajahnya, hanya aku tahu penolongku itu berjubah hitam, dalamnya putih, wajahnya tak begitu jelas…oh yaa…sebentar, orang itu pakai tongkat!” kata Pangeran Daha, sambil ingat-ingat tubuh si penolongnya.Pangeran Daha juga bilang, tak tahu apakah pendekar usianya itu sudah tua ataukah seumuran dirinya. Tapi yang dia tahu, penolongnya bukan wanita, tapi sosok pria.Kakek Slenge’an, Putri Dao dan Pangeran Akmal

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 422: Pangeran Dari Kerajaan Loksana

    Dan sekali ini, si pemuda ini harus mengaku dalam hatinya bahwa lawannya sungguh sama sekali tidak boleh disamakan dengan lawan-lawannya yang pernah dia kalahkan.Ternyata si kakek ini memiliki ilmu pedang yang hebat, di samping tenaga dalamnya yang kuat, ditambah lagi sebatang pedang pusaka pendeknya yang sangat ampuh!“Kakek mundurlah, biar aku yang gantian hadapi dia!” tiba-tiba Putri Dao maju ke gelanggang pertarungan dan si kakek ini mundur, lalu berdiri di samping Pangeran Daha.Melihat gaya anggun dan kini saling berhadapan dari jarak 5 meteran, makin tak karuan rasa si pemuda ini.Mulailah Si Pemuda merasa ketar-ketir, melawan si kakek tadi saja dia sudah kelabakan, entah bagaimana pula dengan si gadis cantik yang agaknya galak ini, tapi sudah bikin hatinya jungkir-balik.Belum lagi pria yang tak kalah tampan dengannya, yang sejak tadi terlihat tenang-tenang saja, sama tak ada wajah khawatir dari raut mukanya.Bahkan Pangeran Daha seakan ingin lihat, apakah kepandaian keponakan

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 421: Serang Pemuda Asing

    “Mereka akan merekrut sebanyak-banyaknya anggota, baik warga biasa, kaum pendekar golongan hitam ataupun putih, lalu akan mendirikan sebuah kerajaan baru, Kadipaten Barabong sudah berhasil mereka kuasai!” kata Putri Dao dengan bersemangat, bahkan tangan dan matanya seakan ikutan bicara.Sangat menarik dan makin cantik saja keponakannya ini saat bercerita, andai orang lain, pasti sejak tadi Pangeran Daha sudah jungkir balik jatuh cinta.Kecantikan Putri Dao, tentu saja mengalahkan kekasihnya, si Putri Nia.Kagetlah Pangeran Daha, ini bukan gerakan main-main, apalagi setahunya Pendekar Gledek sangat berpengalaman susun kekuatan, untuk kemudian lakukan makar.Walaupun selalu gagal, karena dihancurkan Prabu Japra dan Pangeran Boon Me, yang sukses dua kali gagalkan misi besar Pendekar Gledek.Sehingga sampai kini, Pendekar Gledek dendam tak kepalang dengan orang tua dan kakak dari Pangeran Daha ini.Tapi kalau terlambat di basmi, bisa jadi gerakan kelompok ini makin besar dan makin kuat ser

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 420: Bertemu Putri Dao

    Sosok hitam yang mereka --Baung, Jinari dan Jamari, pikir hantu ini lalu mengusap wajahnya.Kemudian terlihatlah wajah yang sangat tampan, tapi berwajah murung, pakaian dalamnya putih, tapi di tutup jubahnya yang berwarna gelap.Lelaki tampan ini lalu masuk ke dalam kereta ini dan dengan cepat pondong tubuh Pangeran Daha yang setengah tertidur alias setengah pingsan ini.Gerakannya sangat cepat dan tak lebih dari 2 detik, tubuhnya yang kokoh dan menggunkan tongkat sudah lenyap dalam hutan lebat yang gelap ini.Saking hebatnya ilmu meringankan tubuhnya, kereta ini sama sekali tak bergerak, ini menandakan orang ini luar biasa ilmu silatnya.Pangeran Daha yang setengah sadar terbangun, dia merasa aneh, kenapa kini berada di sebuah gua, hari pun sudah beranjak pagi, tidak lagi malam dan berada di dalam kereta yang di bawa Dua Rubah Betina serta Pendekar Serigala.Tapi Pangeran ini tak pikirkan itu, dia cepat-cepat lakukan semedi dan kerahkan seluruh kesaktian tenaga dalamnya, untuk kembali

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 419: Jadi Tawanan Murid Pendekar Gledek

    Kedua Kembar Rubah Betina yang bernama Jinari dan Jamari ini langsung kalang kabut berpakaian.Padahal mereka tengah enak-enaknya naik ‘kuda jantan’ ini, yang sengaja mereka recoki obat kuat, agar tetap perkasa, walaupun tenaga dalamnya tak berfungsi.“Sialan si Pendekar Serigala, orang lagi nanggung, eh main panggil saja,” gerutu Jinari, sambil bantu Pangeran Daha berpakaian lagi.Saking gemasnya, dia malah sempat-sempatnya memegang tongkat Pangeran Daha yang masih kokoh bak tongkat ulin.“Ihh padahal masih ngacengg say!” kata Jamarin terkekeh dan dengan gemas sempat melumat batang ini.Tapi panggilan orang yang mereka sebut Pendekar Serigala membuat keduanya dengan terpaksa papah Pangeran Daha keluar dari kuil tua ini.“Gila sekali kalian berdua, tahu kah kalian siapa dia ini hahhh? Dia ini Pangeran Daha, putra mahkota Kerajaan Muara Sungai. Kalau sampai lepas gara-gara ulah kalian, leher kalian berdua yang mulus itu bakalan misah dari tubuh kalian yang bakalan dilakukan guru kita,”

DMCA.com Protection Status