Boon Me kini dan dulu berubah lagi, sepanjang jalan dia sengaja gunakan jurus mengejar anginnya yang sangat hebat ini.Gerakannya makin hari makin cepat saja, bahkan 2 minggu kemudian, dengan mudahnya dia sudah mencapai sebuah desa yang sudah masuk wilayang bukit meratus bagian selatan.Andaikan dia tidak gunakan jurus hebat ini, bisa jadi sebulanan lebih barulah dia mencapai tempat ini.Desa ini sangat ramai, tersiarnya kabar pertarungan akbar antara Pendekar Gledek menantang Prabu Japra yang tinggal sebulan lagi ke segala penjuru, sudah membuat banyak pendekar-pendekar sakti dari dua golongan hitam dan putih berdatangan ingin menyaksikannya.Akibatnya desa ini makin ramai saja, bahkan penginapan pun sampai penuh. Berbagai model manusia tampak di sini.Boon Me yang sudah terbiasa bergaul dengan pendekar golongan hitam, kini bisa menyaksikan banyaknya pendekar dari golongan putih.Ada yang pakaiannya ala bangsawan, mewah dan sikapnya bersahaja, tak tak sedikit pula yang pakaiannya s
Boon Me yang kurang pengalaman akhirnya mandah saja di bawa sebuah penginapan yang terbaik di desa itu. Ruanganya pun yang paling mewah, Boon Me sama sekali tak takut, rasa pede nya tinggi.Laili dan Omer pun tak segan pesan berbotol-botol arak terbaik pada pelayan penginapan dan minta di segera antarkan ke kamar. Mereka sudah tak sabaran ingin makan mangsanya ini.“Tenang ganteng, pokoknya kamu kami traktir dan kami jadikan ‘pangeran’ deh,” bisik Omer antusias, seakan serigala yang melihat mangsa yang siap di caplok dengan mudah.Semenjak tinggal di padepokan baju kuning mawar merah, nafsunya bisa Boon Me redam. Tapi kini nafsu yang sudah jinak ini, perlahan mulai bangkit setelah melihat kegenitan dua wanita cantik matang ini.Selama menuangkan minuman buat Boon Me, baik Laili dan Omer tak segan peluk dan cium pipi remaja tanggung ini yang mulai mabuk dan wajahnya mulai memerah, seolah di beri pewarna di kedua pipinya yang putih.Makin blingsatan lah keduanya melihat ketampanan Boon
Setelah kembali bikin keduanya lunglai kecapekan, di hari ke 11, telinga Boon Me yang peka mendengar suara tiga orang di luar kamar mereka.“Hmm…dua rubah betina yang dulu membunuh murid kami agaknya sedang asyik menikmati korban barunya di kamar penginapan ini Nyai.”Terdengar suara seseorang, walaupun agak berbisik-bisik, tapi Boon Me yang saat itu masih telanjang bulat usai mengerjai Laili dan Omer, langsung ambil pakaiannya dan memasang lagi mata dan telinganya untuk mengetahui siapa mereka ini.Begitu Boon Me mengintip siapa 3 orang di halaman penginapan. Alangkah terperanjatnya Boon Me, karena yang datang itu adalah…Dehea dan dua orang yang tak di kenalnya.“Mateee aku, itukan Bibi Dehea dan dua temannya, aku harus pergi saat ini juga,” pikir Boon Me, lalu tanpa ragu dia buka jendela.“Eh sayang kamu mau kemana,” tegur Laili yang terbangun dan kaget melihat ‘kekasih’ nya bersama Omer ini akan pergi, lewat jendela kamar lagi.“Selamat tinggal Laili, Omer, aku pergi dulu, hati-hat
Sebagai jawabannya, muncullah Ki Anom, Pendekar Codet, Sawon dan inilah yang bikin Prabu Japra kini tak anggap main-main lagi, munculnya Dua Pendekar Hewan, dua musuh sengitnya yang memiliki kesaktian hebat.Bahkan yang bikin Japra mendengus, terlihat sesosok wanita yang masih cantik, dialah Pendekar Pedang Rajawali Putih alias Aura, ‘mantan istrinya’ yang salah jalan dan mengikuti langkah ayahnya, Ki Palung menjadi tokoh golongan hitam, bahkan membangkitkan padepokan Ular Hitam.Belum cukup, muncul juga seorang pendeta yang tentu saja tak di kenal Japra, dialah Pendeta Suli, adik dari Pendeta Sura, yang diam-diam punya dendam padanya.Setelah kakaknya Pendeta Sura tewas di negeri Rama puluhan tahun yang lalu, ketika membantu seorang pangeran pemberontak. Pendeta Suli memiliki ilmu-ilmu kanuragan luar biasa juga ilmu sihir...!Bahkan Japra mengeryitkan dahi, saat melihat seorang pemuda tampan bergaya angkuh, dengan pakaian perlente dan terlihat 10 pengawalnya yang berdiri di kini da
Sampai kini dia masih sayang dengan Aura, sehingga sedapat mungkin dia tidak membalas menyerang Aura.Tapi, itu bukan perkara mudah, Aura memiliki jurus yang hebat, yang dipelajarinya bersama Japra dari kitab sambalahung, yakni jurus Rajawali Pedang Putih, yang dipakai sebagai nama julukannya.Kini ke 8 orang sakti tersebut makin mengurung tubuh Japra, dengan niat hanya satu, membunuhnya!Singgg….pedang tipis di tangan Aura mendesing hebat dan sangat dingin, sasarannya ingin penggal leher Japra.“Kamu makin menjadi-jadi saja Aura,” tegur Japra, sambil bergerak cepat hindari tebasan ini. Aura menulikan telinga mendengar teguran orang yang sebenarnya masih dia cintai ini.Kini ke 8 orang ini berusaha sedapat mungkin untuk mengatur barisan, akan tetapi menghadapi Japra yang memiliki serangan-serangan balasan dahsyat, bukan perkara mudah.Apalagi Japra bergerak dengan jurus mengejar anginnya yang sangat hebat, sehingga gerakanya luar biasa cepatnya.Japra tahu, dari ke 8 pengeroyoknya, ya
"Bocah lancang bosan hidup!" Bentak Prabu Harman, lalu dengan pukulan kerasnya yang dahsyat langsung di kerahkan ke arah Boon Me.Boon Me ternyata memiliki kemauan dan kenekatan yang tak kalah dengan Prabu Harman ini.Di samping kenekatan karena gerakannya juga tak kalah cepatnya, Boon Me dengan percaya diri menyambut serangan ini, dia langsung kerahkan jurus mega halilintarnya.Pertemuan dua jurus ini menimbulkan angin yang kuat sehingga rambut di kepala Boon Me berkibar dibuatnya, bahkan pita di kepalanya juga terlepas dan kini rambut panjangnya terurai menutupi sebagian wajahnya.Tubuh Boon Me terdorong hingga 5 meteran, hampir terjengkang andai tak cepat-cepat kerahkan tenaga dalamnya, sedangkan Prabu Harman tetap kokoh di tempatnya."Gila tenaga dalamnya hebat sekali," pikir Boon Me, sambil menahan sesak di dadanya. Boon Me tak bisa keluarkan ilmu sihirnya, karena Prabu Harman terlihat lebih kuat tenaga batin dan tenaga dalamnya.Prabu Harman tersenyum mengejek, serangan pertama
“Alona…anakku!” Prabu Japra sampai tergagap, tapi matanya berpindah-pindah ke Dehea dan Alona, usai Nyai Rombeng buka-bukaan.”Alona, cepat beri hormat pada ayah kandungmu, paduka inilah!” perintah Dehea pada anak gadisnya ini,menyela ucapan Nyai Rombeng.Kagetlah Prabu Japra, juga 3 Pendekar Golok Putih yang masih menemaninya.“Dehea, ceritalah…bagaimana ini!” kata Prabu Japra, sambil menatap Alona yang kini terlihat bersimpuh dengan hati yang tak karuan, tidak pernah seujung kukupun dia mengira kalau ayah kandungnya seorang maharaja.Akhirnya Dehea pun menceritakan semuanya, setelah dulu mereka berpisah, dia ternyata hamil Alona ini, yang kini sudah berusia 17 tahunan."Aku menunggumu kakang Prabu...tapi aku juga sadar, kakang sibuk dengan urusan kerajaan," kata Dehea lirih, hingga Prabu Japra langsung berkata maaf dan tak ragu memeluk Dehea. Kini Prabu Japra maju setindak mendekati Alona, tiba-tiba dia membuka baju bagian kiri Alona dan membulatlah mata Prabu Japra.Alona yang ter
Nasib manusia tak ada yang tahu, Boon Me yang pingsan setelah terkena tendangan keras Pendekar Gledek tak ingat apa-apa lagi saat tubuhnya melayaang dan lenyap ke dalam jurang.Kalau menurut akal manusia, pasti Boon Me tewas dengan tubuh remuk di dasar jurang.Tapi nyawa manusia itu Tuhan yang menentukan walaun akal sehat manusia bilang tak mungkin.Tak sengaja tubuh babak bundas Boon Me malah nyangkut di sebuah pohon keras di dinding jurang, setelah melayang deras ke bawah dan tak terlihat dasarnya dari atas.Pingsannya Boon Me justru menolongnya dari siksaan racun yang dia terima dari Prabu Harman dan si muka monyet.Ketika malam berganti siang, Boon Me belum sadar dari pingsannya. Remaja tanggung ini berada antara hidup dan mati, wajahnya seputih kapas, pucat seperti tak ada darah lagi.Tiba-tiba terdengar suara burung yang lama-lama makin nyaring. Begitu dekat, ternyata ini seekor burung rajawali raksasa.Kalau tunggangan Prabu Japra adalah rajawali jantan, yang ini burung rajawali
Kali ini Bafin nekat saja, dia masih yakin Putri Aura juga mencintainya. Apalagi selama ini perhatian sang putri padanya sangat jelas dari sikap si jelita ini di matanya. Putri Aura terdiam sejenak, dia lalu menarik nafas panjang seakan kumpulkan kekuatan hatinya, sikap Bafin ini memang lancang.Tapi inilah gaya asli Bafin, yang tak suka berpura-pura dan selalu bicara apa adanya.“Bafin…sejujurnya..aku memang sangat menyukaimu…ta..?”“Putri kalau begitu, kita harus menghadap ayah dan ibu angkat, kita akan bicara soal ini…!” potong Bafin spontan.Wajahnya berbinar-binar, Putri Aura pun sampai kagum menatap betapa tampannya wajah Bafin kalau sudah begini, ketampanan Bafin ini sudah jadi buah bibir seluruh gadis-gadis di Lembah Rajawali.“Tunggu dulu Bafin, selesaikan aku bicara,” sela Putri Aura sambil menepis tangan Bafin yang ingin memegang tangannya, Bafin-pun kontan terdiam.“Bafin…memang, aku memang menyukaimu..tapi tidak….mencintaimu, aku sebenarnya mencintai Abang Durga!”Deg…j
Pangeran Boon Me mendengarkan kisah dari Putri Aura dan Pangeran Wasi, sementara Bafin di minta istirahat di kamarnya.Padahal diam-diam, pendekar sakti ingi tahu, di antara kedua 'anaknya' ini, bagaimana sepak terjangnya.Pangeran Boon Me geleng-geleng kepala mendengar Bafin sangat ganas dan 9 orang kelompok Bajing Hitam itu tewas di tangannya semua.Setelah itu keduanya di minta ke kamar masing-masing.Pangeran Boon Me pun kini bicara dengan Putri Kalia, di temani 3 Pendekar Golok Bayangan, si Juling alias Ki Fanoi, si Muka Pucat Ki Jolo dan si Codet Ki Ankar.“Hmmm Bajing Hitam, aku baru dengar ada kelompok penjahat itu,” kata Pangeran Boon Me sambil menatap istri dan 3 pembantu setianya ini.“Aku pernah dengar mahaguru, kelompok ini sangat terkenal di Kerajaan Kubu Raya berada di ujung barat pegunungan meratus. Nah, ini sangat aneh, kenapa mereka sampai nyasar ke daerah Selatan ini, apa tujuan mereka, ini tak bisa kita diamkan, perlu di seldiki,” sela Ki Fanoi mulai khawatir.“Oh
Kali ini di pimpin Pangeran Durga, ke empatnya berkeliling desa ini dan Bafin sampai menggelutukan giginya menahan amarah.Tanpa di ketahui Durga dan Pangeran Wasi serta Putri Aura, diam-diam Bafin dekati orang yang pingsan tadi.Lalu dia bertanya di mana sarang mereka, setelah tahu, lalu tanpa ampun Bafin bunuh orang tersebut dengan jurus usap gledeknya.Sehingga kini 9 orang menggeletak tanpa nyawa...!Puluhan wanita muda baik yang masih gadis ataupun sudah bersuami jadi korban pemerkosaan kelompok jahat itu, tangis pilu para korban membuat kemarahan Bafin tak bisa di tahan.Andai tak memandang wajah Abang angkatnya, sudah sejak tadi Bafin akan kejar dan habisi kelompok jahat tersebut.Apalagi banyak para laki laki d ikampung kecil ini jadi korban pembunuhan kelompok itu, yang sempat kuasai desa ini hingga 5 hari.“Kita lempar ke jurang saja mayat ke 9 orang itu, tak usah di kubur, biar mereka di makan serigala liar di dasar jurang!” dengus Bafin, sambil melirik ke Pangeran Wasi yan
Namun lagi-lagi menatap wajah kakaknya, Pangeran Durga, Bafin tunduk dan tidak mau gegabah.Diam-diam kelakuannya ini dilihat oleh Putri Aura dan si cantik jelita ini sudah paham, siapa kelak pria yang paling pas sebagai…calon suaminya.“Awass…!”Putri Aura berteriak kaget, ketika tiba-tiba ada serangan yang menghantam Pangeran Wasi yang masih berada di atas kuda.Pangeran Durga dan Bafin sama-sama bergerak luar biasa cepatnya memapaki serangan gelap ini.Akibatnya orang yang bicara tadi terjungkal ke tanah dan tubuhnya pingsan seketika, tubuhnya kejang-kejang dan tak lama kemudian diam tak bergerak.Si Putra Mahkota ini terhindar dari serangan fatal tersebut. Pangeran Wasi kini turun dari kudanya, dia terlihat amat marah dengan kecurangan ini.Srattt..!Dia cabut pedang nya dan kini malah maju duluan, tanpa sadar serangan tadi bisa saja membahayakan jiwanya.Inilah rupanya yang dikatakan Putri Aura, kalau Pangeran Wasi pada dasarnya baik dan selalu terdepan dalam membela siapa saja,
“Tenang adik Aura, aku siap menjaga mu,” ceplos Bafin spontan, Pangeran Boon Me kaget lagi, termasuk Pangeran Wasi, lancang betul ni orang, pikir Pangeran Wasi tak senang.“Ayo kita berangkat sekarang, keburu kabur kawanan perampok itu,” potong Pangeran Durga, karena tak enak hati melihat pandangan ayahnya, terutama Pangeran Wasi terhadap kelancangan Bafin ini.Ke 4 orang ini naik kuda dan langsung menuju ke desa yang di satroni para perampok dan kabarnya sampai kini masih kuasai kawanan jahat itu.Walaupun secara usia Pangeran Durga tertua, tapi si Pangeran Wasi seolah ingin tunjukan dominasinya.Dia bilang pada Pangeran Durga, Bafin dan Putri Aura, untuk menahan diri kelak.“Biar aku yang akan bicara dulu dengan para perampok itu, sebelum kita bertindak keras!” kata Pangeran Wasi.“Siapppp baginda pangeran,” sahut Bafin agak sinis sambil rangkapkan kedua tangannya, hingga Durga dan Putri Aura menahan tawa melihat sikap Bafin begitu.Setelah berkuda hampir 3 jam, akhirnya mereka samp
Semenjak kehadiran Putri Aura, Bafin makin semangat latihan, dia bahkan selalu datang lebih dulu dari murid-murid yang lain.Putri Aura sebenarnya mirip kelakuan dengan Bafin, ceria, suka bercanda dan selalu ramah pada siapa saja.Kebalikannya dengan Pangeran Durga yang tenang dan kalem, serta tak banyak gaya.Putri Aura juga cepat akrab dengan dua saudara angkat ini. Dia kagum melihat kehebatan Bafin dan Pangeran Durga saat latihan berdua.Kalau sudah keluarkan jurus kaki ajaibnya, sampai silau mata Putri Aura melihat gerakan Bafin yang mirip kilat, saking cepatnya.“Hebat sekali kamu Bafin,” puji Putri Aura spontan, hingga si Bafin makin ‘sengaja’ bergaya, keluarkan kemampuan terhebatnya.Durga…hanya senyum kecil melihat ulah adik angkatnya ini.Tapi diam-diam Puti Aura juga semakin kagum saat melihat gaya bersilat Pangeran Durga, biarkan tak segesit dan secepat Bafi gerakannya.Tapi dengan jurus kapas rajawalinya yang makin matang, semua serangan Bafin tak bisa menembus kokohnya per
Pendekar sakti ini memang hanya punya dua anak, yakni Putri Dao yang kini ikut Pangeran Akmal, suaminya di Kerajaan Loksana dan Pangeran Durga ini.“Sudah tahu kedua kakekmu mangkat, kamunya malah lambat balik sini, ngelayap kemana sih?” sungut Putri Kalia memarahi Pangeran Durga.Sekaligus sama terkejut dengan suaminya, karena mertuanya yang mantan maharaja itu sudah mangkat.Putri Kalia tetap cantik di usia setengah tuanya, tapi dia heran menatap wajah Bafin, sahabat anaknya ini.“Ganteng banget, siapa anak ini, sayangnya badannya kurus...?” batin Putri Kalia.Bafin sendiri sangat kagum menatap Pangeran Boon Me yang tadi sudah terbang dengan rajawali raksasa dan Putri Kalia ini, dia langsung minder dengan kedua keturunan bangsawan ini.Selain sangat kaya raya bahkan terkaya di Lembah Rajawali ini, pakaian mereka juga perlente, bahkan tetap terlihat sangat tampan dan cantik, walaupun usia keduanya sudah 50 tahunan lebih.Suasana berkabung langsung terlihat di Lembah ini, karena mangka
“Sudahlah, ayo bantu aku kuburkan jasad kakek, sesuai wasiatnya, kuburkan di halaman pesanggrahan ini, di samping makam sahabatnya, yang juga kakek angkatku,” ajak Pangeran Durga.Proses penguburan sederhana ini berlangsung cepat, karena keduanya sama-sama remaja sakti.Kini keduanya duduk bersimpuh di samping dua kuburan ini.Bafin kadang melirik ke Pangeran Durga, kagum sekali dia melihat betapa tenang dan berwibawanya cucu Kakek Japra ini.Padahal tadi Pangeran Durga bilang usianya baru 17 tahunan, artinya hanya selisih 3 tahunan dengan usianya yang kini menginjak 14 tahun.Pangeran Durga duluan cerita.Dia sengaj menyusul ke sini karena di suruh ayahnya, Pangeran Boon Me, sebab neneknya Putri Dehea baru 3 mingguan yang lalu mangkat, setelah berkunjung ke Lembah Rajawali, setelah lama di Lembah Neraka.Awalnya dia ingin beritahu kakeknya ini, untuk beri kabar soal nenek Putri Dehea, tak di sangka, si kakek sakti ini juga mangkat hari ini.“Bafin…sebelum bertemu kedua kakekku di huta
Kakek Japra yang melihat ini senyum kecil. Dia mengangguk-anggukan kepala, tanda mengagumi kehebatan Bafin ini.“Hebat sekali anak ini, benar-benar anak istimewa, dia dengan mudah paham apa yang ku ajarkan, anak ajaib! Pasti orangtuanya bukan orang sembarangan,” batin kakek Japra, sekaligus menebak-nebak, anak siapakah Bafin ini.Kemudian kakek Japra mulai menyalurkan hawa sakti di ke tubuhnya yang terluka dalam, yang justru memperburuk keadaan kakek sakti iniketika tadi oper hawa saktinya buat Bafin.Sehingga dadanya makin sesak tenaganya juga makin lemah. Tapi pendekar hebat ini tetap bisa tersenyum dan rasa sesak di dadanya bisa dia tekan, dengan salurkan kemampuan tenaga dalamnya yang memang istimewa ini.Bahkan dengan kekuatan tersisa yang saat ini dia miliki, Kakek Japra pun tetap kirim suara sakti berupa petunjuk ini dan itu, yang hanya Bafin yang mendengar.Sehingga Bafin pun makin semangat dan tak kenal lelah terus berlatih jurus baru ini. Dia hanya berhenti kalau sangat lelah