Home / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 216: Padepokan Dehea di Serang

Share

Bab 216: Padepokan Dehea di Serang

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2024-10-04 08:41:18

“Siapa yang datang bertamu Dehea,” tiba-tiba aja sudah muncul seorang wanita tua. Boon Me sampai tersentak kaget, kehadiran wanita tua ini bak siluman saja, tahu-tahu muncul begitu saja.

Dehea pun menjelaskan siapa jatidiri Boon Me, sesuai kisah remaja ini.

“Hmm…wajah kamu kayak tak asing bagiku, apa hubunganmu dengan Prabu Harman dan Prabu Japra?” kata wanita tua ini, sambil menatap Dehea dan Alona.

“Maaf nek…ibuku berasal dari negeri Thai, ayahku asli sini, siapa nama ayahku dan di mana tinggal, itu yang sampai kini aku tak tahu. Mendiang ibu angkatku tak pernah menceritakannya,” sahut Boon Me ap adanya.

Boon Me sebenarnya kaget juga, lagi-lagi dia di kaitkan dengan dua orang yang tak pernah dia kenal.

Dia hanya pernah melihat Prabu Harman, itupun sudah lama, saat berada di tempat Ki Anom dulu. Ketika si Maharaja yang masih berstatus pangeran berani menantang Ki Anom, saat pemilihan Ketua Golongan Hitam.

Pendekar Gledek dan Aura sempat menyinggung wajah Boon Me yang sepintas mirip d
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 217: Rencana Jahat Pendekar Gledek

    Lalu sisa baju kuning dan baju merah ikut bertarung, pertarungan pun makin seru. Boon Me yang melihat ini bingung sendiri.Dia masih sungkan turun tangan, lagian ilmu kanuragannya tak sehebat Nyai Rombeng dan Dehea.Boon Me kaget, saat melihat si gendut mengeluarkan jarum-jarum hitamnya dari sebuah kantong.Itu adalah senjata rahasia yang ampuh, mengandung racun yang dapat mencabut nyawa lawan yang terkena jarum itu seketika. Boon Me paling benci dengan kecurangan.“Nenek, Bibi Dehea, kaka Alona awasss si gendut keluarkan jarum beracun,” Boon Me yang khawatir langsung berteriak beri peringatan.Boon Me akhirnya nekat, dia langsung terjun ke arena pertarungan dan tak sungkan lagi keluarkan jurus mega halilintarnya yang hebat.Blarrrr…terjadilah ledakan hebat, saat jurus ini di keluarkan dan mengarah pada si gendut dan 2 orang lainnya.Akibatnya si gendut berbaju kuning ini terlempar hingga 5 meteran, lalu jatuh berdebuk bak buah nangka ke tanah, dan meregang nyawa seketika. Termasuk du

    Last Updated : 2024-10-04
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 218: Barter Ilmu

    “Ya…kita akan membantunya, sekalian aku ada yang ingin dibicarakan secara pribadi dengan Prabu Japra,” cetus Nyai Rombeng yang kini berubah kalem.Boon Me tentu saja tak paham, persoalan pribadi apa? Hanya dia aneh melihat Dehea dan Alona seakan malu-malu begitu.“Bibi, ka Alona, ilmu berlari cepat kalian hebat banget, bolehkah aku mempelajarinya?” Boon Me nekat memberanikan diri meminta sesuatu, yang dalam adat kependekaran tak boleh orang sembarangan yang mempelajarinya, apalagi Boon Me nyata-nyata orang luar.Nyai Rombeng sampai saling pandang dengan Dehea dan Alona.“Boon Me, sebenarnya juru mengejar angin ini tak boleh sembarangan orang mempelajarinya, kecuali jadi murid di padepokan kami ini. Satu-satunya orang luar yang pernah mempelajarinya hanyalah Prabu Japra,” kata Nyai Rombeng.Nyai Rombeng melanjutkan kalimatnya, mereka sejak dulu tak pernah merekrut murid laki-laki, kecuali hanya wanita.“Nanti aku barter dengan…ilmu sihir yang aku miliki,” tawar Boon Me, hingga Dehea,

    Last Updated : 2024-10-05
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 219: Temukan Peta Rahasia

    “Jadi harus lepas seluruh pakaian, lalu bersemedi di bawah air terjun?” tanya Boon Me lugu, Dehea mengangguk, Alona yang mendampingi terlihat senyum saja.“Eeiihh ke sana melepasnya, jangan di sini,” sungut Dehea kaget sekaligus jengah, saat Boon Me mau melepas begitu saja pakaiannya di depan ibu dan anak ini.Alona langsung tertawa dan Boon Me cengengesan saja kayak anak kecil. Inilah yang bikin Dehea membatin Boon Me ini memang dominan masih anak-anak, walaupun badannya jangkung kurus.Boon Me kadang belum sadar, dia sudah dewasa, kebiasaan buka baju sembarangan saat berguru pada Pendekar Gledek dan Dua Pendekar Hewan masih tertanam kuat di dirinya.Padahal, Boon Me sudah lepas perjaka dengan 3 wanita sekaligus dan dia seharusnya bukan lagi anak-anak, tapi pria sejati, karena sudah tahu di enak…!!!Walaupun dalam hati Boon Me, sebenarnya sama sekali tak ada kesan saat menggauli Balina Cs. Karena dia melakukan dalam kondisi setengah mabuk dan nafsu semata, tak main hati.Setelah ber

    Last Updated : 2024-10-05
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 220: Kuasai Jurus Mengejar Angin

    “Boon Me..!” Alona langsung melompat dan menyambut Boon Me yang terlihat berjalan santai di halaman padepokan mereka pagi ini, atau hari 11 setelah semedi.Melihat senyum Boon Me, Alona langsung paham, remaja tanggung ini sudah sukses tuntaskan jurus mengejar anginnya. Kagum bukan main si cantik ini, gaya cool Boon Me makin manis saja di matanya.Padahal Alona hanya sampai hari 5 sanggup semedi, bahkan murid-murid lainnya pun hanya sanggup bertahan 3 harian.Dehea dan Nyai Rombeng kini menatap Boon Me, mereka butuh jawaban remaja ini, kenapa baru muncul sekarang, di mana dia sejak kemarin malam?Tentu saja Boon Me tak cerita soal peta sebuah kitab rahasia dari Ki Durga, si Dewa Persilatan yang tak sengaja dia temukan.Bahkan batu bekas tempatnya ber-semedi itu sudah dia hancurkan, agar tak di baca orang lain. Boon Me berjanji dalam hati, kelak akan cari di mana kitab itu berada.“Maaf bibi Dehea, nenek Nyai Rombeng, juga ka Alona, kemarin itu saking lelahnya, malah ketiduran, untung s

    Last Updated : 2024-10-06
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 221: Dua Rubah yang Genit

    Boon Me kini dan dulu berubah lagi, sepanjang jalan dia sengaja gunakan jurus mengejar anginnya yang sangat hebat ini.Gerakannya makin hari makin cepat saja, bahkan 2 minggu kemudian, dengan mudahnya dia sudah mencapai sebuah desa yang sudah masuk wilayang bukit meratus bagian selatan.Andaikan dia tidak gunakan jurus hebat ini, bisa jadi sebulanan lebih barulah dia mencapai tempat ini.Desa ini sangat ramai, tersiarnya kabar pertarungan akbar antara Pendekar Gledek menantang Prabu Japra yang tinggal sebulan lagi ke segala penjuru, sudah membuat banyak pendekar-pendekar sakti dari dua golongan hitam dan putih berdatangan ingin menyaksikannya.Akibatnya desa ini makin ramai saja, bahkan penginapan pun sampai penuh. Berbagai model manusia tampak di sini.Boon Me yang sudah terbiasa bergaul dengan pendekar golongan hitam, kini bisa menyaksikan banyaknya pendekar dari golongan putih.Ada yang pakaiannya ala bangsawan, mewah dan sikapnya bersahaja, tak tak sedikit pula yang pakaiannya s

    Last Updated : 2024-10-06
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 222: Hajar Dua Rubah dengan Jurus Cinta

    Boon Me yang kurang pengalaman akhirnya mandah saja di bawa sebuah penginapan yang terbaik di desa itu. Ruanganya pun yang paling mewah, Boon Me sama sekali tak takut, rasa pede nya tinggi.Laili dan Omer pun tak segan pesan berbotol-botol arak terbaik pada pelayan penginapan dan minta di segera antarkan ke kamar. Mereka sudah tak sabaran ingin makan mangsanya ini.“Tenang ganteng, pokoknya kamu kami traktir dan kami jadikan ‘pangeran’ deh,” bisik Omer antusias, seakan serigala yang melihat mangsa yang siap di caplok dengan mudah.Semenjak tinggal di padepokan baju kuning mawar merah, nafsunya bisa Boon Me redam. Tapi kini nafsu yang sudah jinak ini, perlahan mulai bangkit setelah melihat kegenitan dua wanita cantik matang ini.Selama menuangkan minuman buat Boon Me, baik Laili dan Omer tak segan peluk dan cium pipi remaja tanggung ini yang mulai mabuk dan wajahnya mulai memerah, seolah di beri pewarna di kedua pipinya yang putih.Makin blingsatan lah keduanya melihat ketampanan Boon

    Last Updated : 2024-10-07
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 223: Akhirnya Melihat Prabu Japra

    Setelah kembali bikin keduanya lunglai kecapekan, di hari ke 11, telinga Boon Me yang peka mendengar suara tiga orang di luar kamar mereka.“Hmm…dua rubah betina yang dulu membunuh murid kami agaknya sedang asyik menikmati korban barunya di kamar penginapan ini Nyai.”Terdengar suara seseorang, walaupun agak berbisik-bisik, tapi Boon Me yang saat itu masih telanjang bulat usai mengerjai Laili dan Omer, langsung ambil pakaiannya dan memasang lagi mata dan telinganya untuk mengetahui siapa mereka ini.Begitu Boon Me mengintip siapa 3 orang di halaman penginapan. Alangkah terperanjatnya Boon Me, karena yang datang itu adalah…Dehea dan dua orang yang tak di kenalnya.“Mateee aku, itukan Bibi Dehea dan dua temannya, aku harus pergi saat ini juga,” pikir Boon Me, lalu tanpa ragu dia buka jendela.“Eh sayang kamu mau kemana,” tegur Laili yang terbangun dan kaget melihat ‘kekasih’ nya bersama Omer ini akan pergi, lewat jendela kamar lagi.“Selamat tinggal Laili, Omer, aku pergi dulu, hati-hat

    Last Updated : 2024-10-07
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 224: Musuh Besar Bersatu

    Sebagai jawabannya, muncullah Ki Anom, Pendekar Codet, Sawon dan inilah yang bikin Prabu Japra kini tak anggap main-main lagi, munculnya Dua Pendekar Hewan, dua musuh sengitnya yang memiliki kesaktian hebat.Bahkan yang bikin Japra mendengus, terlihat sesosok wanita yang masih cantik, dialah Pendekar Pedang Rajawali Putih alias Aura, ‘mantan istrinya’ yang salah jalan dan mengikuti langkah ayahnya, Ki Palung menjadi tokoh golongan hitam, bahkan membangkitkan padepokan Ular Hitam.Belum cukup, muncul juga seorang pendeta yang tentu saja tak di kenal Japra, dialah Pendeta Suli, adik dari Pendeta Sura, yang diam-diam punya dendam padanya.Setelah kakaknya Pendeta Sura tewas di negeri Rama puluhan tahun yang lalu, ketika membantu seorang pangeran pemberontak. Pendeta Suli memiliki ilmu-ilmu kanuragan luar biasa juga ilmu sihir...!Bahkan Japra mengeryitkan dahi, saat melihat seorang pemuda tampan bergaya angkuh, dengan pakaian perlente dan terlihat 10 pengawalnya yang berdiri di kini da

    Last Updated : 2024-10-08

Latest chapter

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 499: Ilmu Sihir yang Hebat

    “Bagus, akupun tak suka basa-basi berlebihan, majulah kalian semuanya dan lihatlah, aku pun kini ada 10 orang, kini kita seimbang bukan..!???”Dan tiba-tiba samua orang terkejut bukan kepalang, tubuh Pangeran Boon Me benar-benar memecah jadi 10 orang, hebatnya lagi dan membuat semua orang sampai menggosok-gosok mata.9 orang kembaran Pangeran Boon Me bergerak tak ada yang sama, seolah-olah mereka sama tapi orang yang berbeda.Inilah demonstrasi ilmu sihir yang luar biasa sempurna Pangeran Boon Me kuasai, si Putul pun belum bisa sehebat ini, kalau di minta praktekan ilmu sihir seperti Pangeran Boon Me ini.“Hayaaaa….!” Ki Samosi dan 9 orang temannya sampai berlompatan mundur hingga 5 langkah ke belakang saking kagetnya.Bagaimana tak kaget mereka, 9 oran kembaran itu malah menunjuk-nunjuk mereka, seolah-olah membagi-bagi siapa musuh mereka kelak kalau bertarung.Dan terjadilah keanehan pada si bocah tampan itu, dia malah tak terpengaruh, apalagi kaget seperti Ki Samosi dan juga puluhan

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 498: Musuh Si Putul Datang

    Tak buang waktu, besoknya, Prabu Japra, Permaisuri Dehea diikuti Pendekar Putul dan Putri Arumi berangkat ke kotaraja Muara Sungai dengan menunggang 4 ekor kuda jantan.Permaisuri Dehea tak mau jauh-jauh dari buyutnya ini, dia selama perjalanan selalu gendong Putri Alona. Bahkan kadang Prabu Japra juga ambil alih si bayi menggemaskan ini.Yang seakan tahu, orang yang gendong dirinya kakek dan nenek buyutnya sendiri. Permaisuri Dehea bahkan janji akan menurunkan ilmu-ilmu kanuragannya yang hebat buat si buyut ini kelak.Sehingga Pendekar Putul dan Putri Arumi kadang senyum sendiri melihat kakek dan nenek ini sesekali berebut gendong putri cantik mereka.Pangeran Boon Me bertahan dulu di lembah neraka ini.Dia khawatir selama si Putul dan Putri Arumi ke Kotaraja, tempat ini akan di serbu orang-orang jahat, mengingat banyaknya harta karun di sini, tak beda jauh dengan harta miliknya di Lembah Rajawali.Tapi di lembah miliknya, semua murid-muridnya sangat sakti-sakti, apalagi 3 pembantuny

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 497: Hukuman Pancung Menanti Si Putul

    “Serba salah, yang satu anakku, satunya cucuku…!” keluh Prabu Japra, yang didengarkan Permaisuri Dehea dengan wajah khawatir.Walaupun bisa saja dengan mudah Prabu Japra bebaska si Putul, tapi dia juga tahu, suaminya ini sangat taat dengan undang-undang kerajaan.Prabu Japra tentu saja juga tahu, Si Putul dan Putri Arumi memang saling mencintai dan hasilnya, seorang buyut mereka yang menggemaskan sudah hadir di antara keduanya.Tak ada unsur paksaan, apalagi ilmu sihir dalam menaklukan hati Putri Arumi yang dilakukan Pendekar Putul. Tapi murni dari hati dan saling mencintai...!Tiba-tiba terdengarlah suara burung rajawali dar kejauhan, wajah Prabu Japra yang semula keruh berubah ceria.“Hmm…syukurlah, Pangeran Boon Me datang, ayoo kita sambut anak kita itu,” ajak Prabu Japra pada Permaisuri Dehea.Sang maharaja ini akui dalam hati, dari semua anak-anaknya, sebenarnya Pangeran Boon Me inilah yang paling bijak dan wawasannya pada setiap masalah tak beda jauh dengannya.Andai saja Pangera

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 496: Dilematis Prabu Japra

    “Iya nenek putri…itu adalah istri dan bayi itu anak kami, Ki Rawa sudah sudah aku bunuh kakek prabu dan Lembah Neraka ini sudah aku ambil alih!” sahut si Putul sambil tetap menundukan wajah.Si nenek yang tak lain adalah Permaisuri Dehea langsung tarik bahu si Putul dan memeluk erat cucu tunggalnya ini.Tewasnya Putri Alona di tangan Ki Rawa Cs membuatnya sangat kangen dengan si cucu berkaki tunggal ini. Ini juga salah satu alasan untuk ajak suaminya, Prabu Japra berpetualang.Walaupun tahu suaminya di sibukan dengan urusan kerajaan.Rasa cintanya kini tercurah buat si Putul, yang terlahir dari hubungn sedarah antara Putri Alona dan Prabu Harman, Maharaja kerajaan Hilir Sungai.Langsung berkurang marah di wajah kakek tua ini, yang tak lain dan tak bukan, Prabu Japra adanya dan wanita tua ini adala salah satu permaisurinya, Putri Dehea, yang tak lain nenek si Putul sendiri.“Hmm…baguslah, akhirnya kamu berhasil juga membunuh orang yang menyebabkan ibu kandungmu itu meninggal dunia,” kat

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 495: Kedatangan Tamu Mengejutkan

    Sejak itu, makin di takutilah Lembah Neraka ini, nama Pendekar Putul pun makin di takuti hingga jauh keluar dari lembah ini.Tak pernah ada lagi yang nekat datang ke tempat ini. Takut bernasib sama dengan ke 10 perampok apes tersebut.Dulu tempat ini di takuti karena majikannya Ki Rawa, tapi setelah Pendekar Putul berhasil tewaskan musuh bebuyutannya itu, namanya malah makin di takuti daripada nama Ki Rawa sendiri.Si Putul yang sangat sayang dengan istrinya tak pernah membantah apapun keinginan Putri Arumi, dia selalu manjakan istri tercintanya ini.Apalagi semakin besar perutnya, istrinya makin manja saja, bahkan Pendekar Putul sampai geleng-geleng kepala, saat Putri Arumi minta dibangukan Istana di Lembah Neraka ini.“Aku kadang kangen dengan Istanaku sayang, juga ibundaku dan ayahanda maharaja, serta Abang Pangeran Akmal…!” kata Putri Arumi manja.Yang memang paling dekat dengan saudara se ayahnya itu, di bandingkan saudara-saudaranya yang lain, jumlahnya 10 orang, yang lahir dari

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 494: Jadi Penghuni Lembah Neraka

    Ki Rawa menatap perutnya dan dia tertawa, ususnya terburai, matanya mendelik, serangan kilat yang Pendekar Putul layangkan tak bisa lagi dia hindari. Trassss….!Sebuah tebasan kilat yang di layangkan Putri Arumi membuat lehernya putus dan kepalanya menggelinding ke tanah dengan mata mendelik!Tubuh tanpa kepala ini lalu ambruk ke tanah dan tewas seketika.Berbarengan dengan putusnya leher dua sisa 3 Pendekar Tikus yang di hajar Pendekar Putul. Maka habislah kini 5 orang musuh bebuyutan Pendekar Putul.Si Putul menarik nafas lega, kini musuh besarnya tamat riwayatnya, tinggal satu orang yang sebenarnya tak tega dia bunuh…Pendekar Gledek.Si Putul masih ingat jasa mantan gurunya, yang pernah memeliharanya sejak bayi dan di beri ilmu kanuragan, juga pernah menolong Putri Arumi dari perbuata jahat Pendekar Serigala dan 3 Pendekar Tikus.“Kita cek ke dalam, agaknya ada gerakan?” kata Putri Arumi duluan masuk.Begitu mereka sampai di ruangan tengah, terdapat 2 orang wanita setengah tua yang

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 493: Sepasang Pedang Pencabut Nyawa

    Mata Ki Rawa melotot, kemarahan membuatnya murka bukan kepalang, tanpa ragu dia langsung lancarkan serangan balasan yang sangat dahsyat ke arah Putri Arumi.Namun, Pendekar Putul yang sudah sejak tadi waspada, tentu saja tak membiarkan kekasihnya itu jadi korban serangan jurus iblis pencabut nyawa milik Ki Rawa ini yang dahsyat ini.Pendekar Putul langsung kerahkan jurus Rajawali Mencaplok Mangsa miliknya yang kin sudah sangat sempurna ia kuasai.Sengaja dia kerahkan sepenuhnya, karena tahu kesaktian pendekar tua ini, juga dendamnya atas kematian ibundanya. Blarrrr…!Jurus panas dan dingin bertemu, akibatnya Ki Rawa sampai harus bersalto agar tidak jatuh berdebuk ke tanah.Ki Rawa menahan sesak di dadanya, jurus si Putul benar-benar sangat hebat dan makin meningkat tajam. Sedangkan jurus miliknya malah stagnan, tak bertambah kesaktiannya.Di sisi lain, Putri Arumi sudah bertarung sengit dengan 3 Pendekar Tikus dan Pendekar Serigala.Sepintas Pendekar Putul tetap waspada, walaupun suda

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 492: Datangi Markas Musuh Besar

    Keduanya ternyata tidak melupakan musuh-musuh besarnya, sebelum sampai ke Kerajaan Hilir Sungai, mereka sengaja satroni persembunyian Ki Rawa Cs di Lembah Neraka."Kita harus bikin perhitungan dengan Ki Rawa Cs, aku akan balas kematian ibundaku, juga sudah sebabkan kita terjungkal ke jurang," kata Pendekar Putul.Ia lalu ajak Putri Arumi ke Lembah Neraka.Putri Arumi yang kini berbeda dengan 7-8 bulanan lalu tentu saja sangat antusias, sekaligus dia ingin ‘tes’ ilmu kanuragannya yang hebat.Jurus Dewi Lintah dan Jurus Sepasang Pedang Pencabut Nyawa yang sudah dia kuasai dengan baik, sekaligus ingin buktikan kehebatan kedua jurus dahsyat ini .“Hati-hati sayang, mereka bukan hanya sakti, tapi juga licik,” kata Pendekar Putul peringatkan kekasihnya ini.Putri Arumi tersenyum manis dan mengangguk. Kini mereka sudah sampai di depan hutan di lembah ini, setelah menempuh perjalanan hampir 1,5 bulanan.Putri Arumi masih ingat di mana dulu dia di sekap.Sehingga tanpa ragu, dia ajak Pendekar

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 491: Jurus Sepasang Pedang Pencabut Nyawa

    Tak terasa sudah 5 bulan mereka bak ‘suami istri’ di pantai berpasir putih ini. Kini jurus terakhir dari kitab milik Dewi Lintah adalah, jurus pedang.Berdasarkan petunjuk di kitab tersebut, jurus pedang ini akan sangat hebat kalau di latih berpasangan.Dan…si Putul tanpa ragu cabut pedang pemberian nenek Putri Reswari.Saat pedang ini di sandingkan, kedua pedang ini seolah berpasangan saja, punya lebih lebih panjang hanya beberapa centi dari pedang milik Dewi Lintah yang kini di warisi Putri Arumi tersebut.“Waahh kayaknya jodoh ya sayang, liat,” kata Putri Arumi, yang tak ragu panggil si Putul dengan mesra, sambil sandingkan kedua pedang pusaka ini.Si Putul dengan wajah berseri-seri mengangguk, kini tanpa ragu keduanya mulai berlatih, gerakan si Putul dengan kaki ajaibnya sempat bikin pusing Putri Arumi.Tapi setelah dia pejamkan mata dan mulai salurkan tenaga saktinya, sesuai dengan jurus pembuka dari kitab Dewi Lintah, bayangan itu nampak jelas dan mulailah dia menyerang si Putul

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status