“Siapa yang datang bertamu Dehea,” tiba-tiba aja sudah muncul seorang wanita tua. Boon Me sampai tersentak kaget, kehadiran wanita tua ini bak siluman saja, tahu-tahu muncul begitu saja.Dehea pun menjelaskan siapa jatidiri Boon Me, sesuai kisah remaja ini.“Hmm…wajah kamu kayak tak asing bagiku, apa hubunganmu dengan Prabu Harman dan Prabu Japra?” kata wanita tua ini, sambil menatap Dehea dan Alona.“Maaf nek…ibuku berasal dari negeri Thai, ayahku asli sini, siapa nama ayahku dan di mana tinggal, itu yang sampai kini aku tak tahu. Mendiang ibu angkatku tak pernah menceritakannya,” sahut Boon Me ap adanya.Boon Me sebenarnya kaget juga, lagi-lagi dia di kaitkan dengan dua orang yang tak pernah dia kenal.Dia hanya pernah melihat Prabu Harman, itupun sudah lama, saat berada di tempat Ki Anom dulu. Ketika si Maharaja yang masih berstatus pangeran berani menantang Ki Anom, saat pemilihan Ketua Golongan Hitam.Pendekar Gledek dan Aura sempat menyinggung wajah Boon Me yang sepintas mirip d
Lalu sisa baju kuning dan baju merah ikut bertarung, pertarungan pun makin seru. Boon Me yang melihat ini bingung sendiri.Dia masih sungkan turun tangan, lagian ilmu kanuragannya tak sehebat Nyai Rombeng dan Dehea.Boon Me kaget, saat melihat si gendut mengeluarkan jarum-jarum hitamnya dari sebuah kantong.Itu adalah senjata rahasia yang ampuh, mengandung racun yang dapat mencabut nyawa lawan yang terkena jarum itu seketika. Boon Me paling benci dengan kecurangan.“Nenek, Bibi Dehea, kaka Alona awasss si gendut keluarkan jarum beracun,” Boon Me yang khawatir langsung berteriak beri peringatan.Boon Me akhirnya nekat, dia langsung terjun ke arena pertarungan dan tak sungkan lagi keluarkan jurus mega halilintarnya yang hebat.Blarrrr…terjadilah ledakan hebat, saat jurus ini di keluarkan dan mengarah pada si gendut dan 2 orang lainnya.Akibatnya si gendut berbaju kuning ini terlempar hingga 5 meteran, lalu jatuh berdebuk bak buah nangka ke tanah, dan meregang nyawa seketika. Termasuk du
“Ya…kita akan membantunya, sekalian aku ada yang ingin dibicarakan secara pribadi dengan Prabu Japra,” cetus Nyai Rombeng yang kini berubah kalem.Boon Me tentu saja tak paham, persoalan pribadi apa? Hanya dia aneh melihat Dehea dan Alona seakan malu-malu begitu.“Bibi, ka Alona, ilmu berlari cepat kalian hebat banget, bolehkah aku mempelajarinya?” Boon Me nekat memberanikan diri meminta sesuatu, yang dalam adat kependekaran tak boleh orang sembarangan yang mempelajarinya, apalagi Boon Me nyata-nyata orang luar.Nyai Rombeng sampai saling pandang dengan Dehea dan Alona.“Boon Me, sebenarnya juru mengejar angin ini tak boleh sembarangan orang mempelajarinya, kecuali jadi murid di padepokan kami ini. Satu-satunya orang luar yang pernah mempelajarinya hanyalah Prabu Japra,” kata Nyai Rombeng.Nyai Rombeng melanjutkan kalimatnya, mereka sejak dulu tak pernah merekrut murid laki-laki, kecuali hanya wanita.“Nanti aku barter dengan…ilmu sihir yang aku miliki,” tawar Boon Me, hingga Dehea,
“Jadi harus lepas seluruh pakaian, lalu bersemedi di bawah air terjun?” tanya Boon Me lugu, Dehea mengangguk, Alona yang mendampingi terlihat senyum saja.“Eeiihh ke sana melepasnya, jangan di sini,” sungut Dehea kaget sekaligus jengah, saat Boon Me mau melepas begitu saja pakaiannya di depan ibu dan anak ini.Alona langsung tertawa dan Boon Me cengengesan saja kayak anak kecil. Inilah yang bikin Dehea membatin Boon Me ini memang dominan masih anak-anak, walaupun badannya jangkung kurus.Boon Me kadang belum sadar, dia sudah dewasa, kebiasaan buka baju sembarangan saat berguru pada Pendekar Gledek dan Dua Pendekar Hewan masih tertanam kuat di dirinya.Padahal, Boon Me sudah lepas perjaka dengan 3 wanita sekaligus dan dia seharusnya bukan lagi anak-anak, tapi pria sejati, karena sudah tahu di enak…!!!Walaupun dalam hati Boon Me, sebenarnya sama sekali tak ada kesan saat menggauli Balina Cs. Karena dia melakukan dalam kondisi setengah mabuk dan nafsu semata, tak main hati.Setelah ber
“Boon Me..!” Alona langsung melompat dan menyambut Boon Me yang terlihat berjalan santai di halaman padepokan mereka pagi ini, atau hari 11 setelah semedi.Melihat senyum Boon Me, Alona langsung paham, remaja tanggung ini sudah sukses tuntaskan jurus mengejar anginnya. Kagum bukan main si cantik ini, gaya cool Boon Me makin manis saja di matanya.Padahal Alona hanya sampai hari 5 sanggup semedi, bahkan murid-murid lainnya pun hanya sanggup bertahan 3 harian.Dehea dan Nyai Rombeng kini menatap Boon Me, mereka butuh jawaban remaja ini, kenapa baru muncul sekarang, di mana dia sejak kemarin malam?Tentu saja Boon Me tak cerita soal peta sebuah kitab rahasia dari Ki Durga, si Dewa Persilatan yang tak sengaja dia temukan.Bahkan batu bekas tempatnya ber-semedi itu sudah dia hancurkan, agar tak di baca orang lain. Boon Me berjanji dalam hati, kelak akan cari di mana kitab itu berada.“Maaf bibi Dehea, nenek Nyai Rombeng, juga ka Alona, kemarin itu saking lelahnya, malah ketiduran, untung s
Boon Me kini dan dulu berubah lagi, sepanjang jalan dia sengaja gunakan jurus mengejar anginnya yang sangat hebat ini.Gerakannya makin hari makin cepat saja, bahkan 2 minggu kemudian, dengan mudahnya dia sudah mencapai sebuah desa yang sudah masuk wilayang bukit meratus bagian selatan.Andaikan dia tidak gunakan jurus hebat ini, bisa jadi sebulanan lebih barulah dia mencapai tempat ini.Desa ini sangat ramai, tersiarnya kabar pertarungan akbar antara Pendekar Gledek menantang Prabu Japra yang tinggal sebulan lagi ke segala penjuru, sudah membuat banyak pendekar-pendekar sakti dari dua golongan hitam dan putih berdatangan ingin menyaksikannya.Akibatnya desa ini makin ramai saja, bahkan penginapan pun sampai penuh. Berbagai model manusia tampak di sini.Boon Me yang sudah terbiasa bergaul dengan pendekar golongan hitam, kini bisa menyaksikan banyaknya pendekar dari golongan putih.Ada yang pakaiannya ala bangsawan, mewah dan sikapnya bersahaja, tak tak sedikit pula yang pakaiannya s
Boon Me yang kurang pengalaman akhirnya mandah saja di bawa sebuah penginapan yang terbaik di desa itu. Ruanganya pun yang paling mewah, Boon Me sama sekali tak takut, rasa pede nya tinggi.Laili dan Omer pun tak segan pesan berbotol-botol arak terbaik pada pelayan penginapan dan minta di segera antarkan ke kamar. Mereka sudah tak sabaran ingin makan mangsanya ini.“Tenang ganteng, pokoknya kamu kami traktir dan kami jadikan ‘pangeran’ deh,” bisik Omer antusias, seakan serigala yang melihat mangsa yang siap di caplok dengan mudah.Semenjak tinggal di padepokan baju kuning mawar merah, nafsunya bisa Boon Me redam. Tapi kini nafsu yang sudah jinak ini, perlahan mulai bangkit setelah melihat kegenitan dua wanita cantik matang ini.Selama menuangkan minuman buat Boon Me, baik Laili dan Omer tak segan peluk dan cium pipi remaja tanggung ini yang mulai mabuk dan wajahnya mulai memerah, seolah di beri pewarna di kedua pipinya yang putih.Makin blingsatan lah keduanya melihat ketampanan Boon
Setelah kembali bikin keduanya lunglai kecapekan, di hari ke 11, telinga Boon Me yang peka mendengar suara tiga orang di luar kamar mereka.“Hmm…dua rubah betina yang dulu membunuh murid kami agaknya sedang asyik menikmati korban barunya di kamar penginapan ini Nyai.”Terdengar suara seseorang, walaupun agak berbisik-bisik, tapi Boon Me yang saat itu masih telanjang bulat usai mengerjai Laili dan Omer, langsung ambil pakaiannya dan memasang lagi mata dan telinganya untuk mengetahui siapa mereka ini.Begitu Boon Me mengintip siapa 3 orang di halaman penginapan. Alangkah terperanjatnya Boon Me, karena yang datang itu adalah…Dehea dan dua orang yang tak di kenalnya.“Mateee aku, itukan Bibi Dehea dan dua temannya, aku harus pergi saat ini juga,” pikir Boon Me, lalu tanpa ragu dia buka jendela.“Eh sayang kamu mau kemana,” tegur Laili yang terbangun dan kaget melihat ‘kekasih’ nya bersama Omer ini akan pergi, lewat jendela kamar lagi.“Selamat tinggal Laili, Omer, aku pergi dulu, hati-hat
Putri Melania yang memang menyamar sebagai nenek-nenek ini tersenyum manis sekali dan dia kaget saat tubuhnya tiba-tiba di raih Bafin dan di lemparnya ke atas, lalu di sambut dengan pelukan dan ciuman bertubi-tubi.“Sayangggkuuu istrikuuuu…ya Tuhan, kenapa kamu sampai nyamar jadi nenek-nenek sih,” seru Bafin dengan wajah berseri-seri.Tak lama kemudian terdengar suara anak kecil memanggil ibu, yang berlari dan di iringi 5 wanita cantik, selir-selir Bafin.“Kalian…syukurlah kalian tak apa-apa, eh itu siapa anak kecil itu?” seru Bafin sambil lepaskan pelukannya dari tubuh harum Putri Melania.Kini ia menatap anak kecil yang usianya antara 2-3 tahunan ini, wajahnya sangat tampan dan mirip anak perempuan, saking tampangnya.“Pangeran Bome, cepat beri hormat pada ayah kandungmu, dialah ayah yang selama ini kamu cari-cari!” tegur Putri Melania ke si anak kecil ini.Si anak kecil yang di panggil Pangeran Bome ini awalnya kaget, lalu dengan cepat bersimpuh dan beri hormat pada Bafin dengan sik
Pendekar Tanpa Bayangan ini tentu saja kaget bukan kepalang, serangan ini tidak bercanda. Mau tak mau dia pun langsung bergerak dengan gunakan jurus kaki ajaibnya.Sehingga serangan pertama ini luput, si nenek tak di kenal ini kembali lakukan serangan lebih dahsyat dari tadi.“Pantas saja ke 5 selirku tak mampu ladeni si nenek ini, pukulan-pukulannya sangat dahsyat,” batin Bafin, yang sengaja belum membalas, kecuali bergerak lincah dan selalu menghindar.Ia tak ingin menyakiti si nenek ini, apalagi belum tahu apa motifnya menculik ke 5 selirnya tersebut.“Nek, sabar dulu, aku mau tanya kamu apakan selir-selirku itu dan di mana mereka kamu tawan?” sambil menghindar Bafin sengaja bertanya.Tapi si nenek ini tak menggubris pertanyaan Bafin, dia malah makin lama makin beringas menyerang Bafin.Bahkan sudah 50 jurus, jangankan mampu taklukan Bafin, mengenai tubuh pemuda sakti ini saja tidak. Makin murkalah si nenek berbody aduhai ini.Tapi ada yang aneh, dari tubuh si nenek yang terlihat p
Bafin baru saja pulang dari Kerajaan Hilir Sungai, untuk menemui kakeknya Prabu Harman, sekaligus minta izin menempati Istana Lembah Iblis dan kakeknya ini tak keberatan, bahkan janji kelak akan berkunjung ke sana.“Bagus cucuku, sayang bangunan istana itu dibiarkan terbengkalai, nanti aku akan kirim tukang-tukang bangunan Istana buat percantik istana itu,” janji Prabu Harman dan Bafin banyak bawa pulang hadiah-hadiah waah dari Maharaja ini.Namun, setelah dua seminggu dan tiba kembali ke sini, Bafin merasa aneh sendiri.Istana-nya yang biasanya ramai dengan celotehan ke 5 selirnya hari ini sunyi. Bafin memang tak khawatir tinggalkan selir-selirnya sementara, sebab ke 5 nya sudah miliki kesaktian tinggi, biarpun saat ini ke limanya kompak sedang hamil muda dan kini sudah jalan 3,5 bulanan.Di tambah lagi tempat ini tak lagi seperti dulu, sudah ramai dan menjadi sebuah perkampungan yang mulai padat warganya.Bahkan anak-anak kecil pun sering jadikan halaman istana yang luas ini jadi t
“Kalian memang hebat, kini aku lega, semua ilmu silat yang aku ajarkan sudah sempurna kallian kuasai, tinggal di matangkan lagi,” Bafin tanpa ragu menciumi ke 5 nya satu persatu.Kelakuan Bafin sudah tak aneh bagi mereka dan pastinya langsung paham, dan kini mereka pun ‘pesta’ kecil-kecilan di sebuah ruangan istana ini.Dan pastinya di akhiri dengan membuka paha masing-masing, untuk di lumat bibir Bafin dan kemudian dimasuki pelatuk perkasa si pendekar flamboyan ini.Anehnya, energy bercinta Bafin makin lama makin hebat saja. Sehingga ke 5 selirnya kadang berseloroh, Bafin harus nambah selir lagi untuk layani keperkasaan pendekar flamboyan ini.Demikian lah sejak saat itu nama 5 Bidadari Lembah Iblis langsung menggema ke mana-mana, terlebih saat itu juga orang-orang menyebut kalau ke 5 wanita yang memang cantik jelita adalah selir dari Pendekar Tanpa Bayangan. Tak berhenti sampai di sana, sepak terjang 5 Bidadari Lembah Iblis dan sesekali Bafin turun tangan, juga membasmi banyak penja
Salah satu kawanan 10 Pendekar Setan yang bertubuh agak gemuk tiba-tiba mulai lakukan serangan ke arah Nyai Laras dengan goloknya.Serangan sangat mematikan, karenadi sertai dengan tenaga dalam yang kuat. Namun si cantik ini dengan amat lincahnya mengelak, si gendut tak dapat mengendalikan dirinya lagi dan diapun terdorong oleh tenaganya sendiri, tanpa kakinya dapat mengatur keseimbangan badan lagi, tubuhnya tersungkur ke depan.Pada saat itu, kaki Nyai Laras melayang dan kali ini ‘menciumnya’, tapi bukan mencium mulut, namun dada sebelah kiri yang jadi sasaran.”Ngekk...!" Si gendut terpelanting dan tahu-tahu goloknya telah terampas oleh Nyai Laras.Sambil tersenyum, Nyai Laras menggerakkan golok rampasan ke arah si gendut yang memandang terbelalak dan wajahnya pucat sekali, karena dia tahu bahwa maut telah siap menerkamnya.Tiba-tiba golok itu dilepas oleh si Nyai Laras dan meluncur ke bawah, tapi gagangnya di depan dan menyambar ke arah si gendut.Nyai Laras ternyata tidak langsun
Kemudian...Bafin kembali gauli mereka bergantian kali ini giliran Nyai Larasyag dapat tumpahanlahar panasnya.Percumbuan ini lanjut di kamar istana dan berturut-turut mereka menerima limpahan lahar si pejantan beruntung ini.Andai Bafin tak memiliki tenaga dalam yang hebat, dia tentu akan kewalahan meladeni selir-selir jelitanya ini, yang makin lama makin candu dengan cumbuan yang ia berikan.Uniknya mereka tak pernah berebutan di layani Bafin, semuanya dengan sabar menunggu giiliran, dan semuanya juga selalu puas tak terkira.Bafin kini benar-benar menikmati menjadi seorang pangeran, siang malam ke 5 nya menerima lahar panas dari si pendekar tampan ini.Namun mereka tak melulu bercinta saja, Bafin pun tetap latih mereka ilmu silat sangat serius dan kadang keras, sehingga makin lama ke 5 selirnya ini makin sakti saja.Lama-lama mereka pun sepakat mengatur waktu, kapan bercinta dan kapan giat berlatih silat. Bafin juga lega, ke limanya ternyata berbakat sekali dengan jurus-jurus yang ia
Bafin iseng-iseng lalu ngintip kelakuan ke 5 orang wanita cantik ini, yang sedang bersemedi. “Dibuang sayang, di ambil jadi selir…bagaimana tanggapan Putri Melania kelak yaa?” batinnya lagi.Bafin tentu saja masih ingat janjinya dengan si putri cantik anak Pangeran Busu itu, untuk kelak akan kembali bersama. Dalam hatinya yang paling dalam, Bafin ingin seperti Pendekar Putul ayahnya, yang tak memiliki selir, hanya satu istri, yakni Putri Arumi, ayahnya setia dengan satu istri.Atau paman kakeknya Pangeran Boon Me yang juga hanya miliki 1 istri tanpa selir, padahal si paman kakeknya ini menurut cerita Pangeran Durga, saat muda sangat flamboyan."Tapi takluk dengan ibundaku, eh ayahmu juga sama, takluk dengan ibunda sambungmu itu," cerita Pangeran Durga dahulu.Tapi kalau ingat kakek buyutnya Prabu Japra, Bafin senyum sendiri, mendiang kakeknya yang sangat sakti dan berjuluk Pendekar Bukit Meratus itu miliki 4 permaisuri, juga kakeknya Prabu Harman di Kerajaan Hilir Sungai, memiliki 20
Langkah pertama melatih ke limanya, Bafin minta mereka bersemedi untuk mulai himpun tenaga sakti dalam tubuh mereka.Punggung ke 5 nya sengaja Bafin tepuk, untuk membuka aliran darah masing-masing. Kemudian mulailah Bafin beri mereka petunjuk dasar-dasar ilmu silat.Bafin ternyata tak main-main, bukan jurus ecek-ecek yang ia berikan, tapi langsung dasar ilmu silat Mega Halilintar yang hebat itu.Sehingga perjalanan mereka yang harusnya di tempuh dalam waktu 3 minggu, kini menjadi lama, sebab setiap hari usai sarapan, Bafin dengan serius melatih ke 5 nya ilmu silat, setelah capek, baru melanjutkan perjalanan lagi.Hasilnya terlihat setelah 1 bulan, tubuh ke 5 wanita cantik ini makin kuat, fisik mereka juga tak lagi lemah.Dan…tubuh-tubuh denok ini makin hari makin bikin puyeng kepala Bafin!Bahkan ke 5 nya ternyata punya bakat melatih jurus kaki ajaib, sehingga kini gerakan mereka tak lagi kaku, makin hari makin lincah dan trengginas.Jurus mega halilintar yang mereka latih setiap hari
Kini Bafin dengan sabar dengarkan kisah sedih kelima wanita cantik ini, secara bergantian mereka curhat segalanya dan bahkan soal yang paling pribadi sekalipun mereka ceritakan bergantian.Dan inilah yang bikin Bafin melongo, ternyata dari ke 5 orang ini, 4 orang masih perawan.Termasuk Nyai Laras, hanya Nyai Nyali yang sudah tidak, karena saat di culik gerombolan Ki Manyan, dia baru menikah selama 2 minggu dan sudah di gauli suaminya.“Itupun baru…3X kali tuan pendekar,” kata Nyai Nyali malu-malu, hingga Bafin senyum kecil.Beda dengan Nyai Laras, Nyai Meni, Nyai Puti dan Nyai Geni, di culik ketika baru saja melangsungkan pernikahan dan belum sempat bulan madu dengan suami masing-masing yang sudah tewas tersebut.Mereka sempat bergidik, saat acara ‘bercinta’ itu aslinya hanya permainan sihir belaka. Aslinya mereka seakan tidur saat itu, inilah yang membuat mereka rada-rada ngeri dengan Bafin, yang dikatakan Nyai Nyali, jangan-jangan Bafin ini jelmaan hantu gunung meratus.“Huss…ada-ad