Beranda / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 162: Rahasia Kecantikan Guru Dao

Share

Bab 162: Rahasia Kecantikan Guru Dao

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-07 07:57:04

“Iya Bang, nama beliau guru Dao!” Anong kenalkan gurunya yang cantik jelita ini, Japra sampai melongo sesaat.

Di tatap Japra dengan pandangan kagum, guru Dao lempar senyum manisnya.

“Sebaiknya kita cepat-cepat pergi dari sini, ngeri juga lihat ribuan mayat yang besok pasti mulai membusuk,” guru Dao, lalu melompat cepat diikuti Japra dan Anong.

Dan di perjalanan itulah Japra diberitahu Anong, kalau usia guru Dao hampir 48 tahunan dan dia awet muda seperti saat masih berusia 20 tahunan, karena punya sebuah ramuan khusus.

“Rahasia kecantikan itu katanya menurun dari ibunya, yang turunan bangsawan,” cerita Anong lagi, sambil terus ikuti kemana guru Dao melangkah cepat di depan mereka.

Anong ngaku dia sebenanya pingin obat awet muda itu, tapi guru Dao bilang kalau ilmu kanuragan Anong belum tinggi, justru akan membahayakannya.

"Pasti orang jahat akan terus menganggu kamu, untuk menikmati kecantikan kamu itu Anong!" itulah alasan guru Dao dan Anong pun membenarkan.

Kalau pasukan tadi pergi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 163: Sempurnakan Ilmu Sihir, Syaratnya..?

    Sambil melihat kedua burung ini makan dengan lahap, setelah di beri ikan-ikan besar yang ditangkap Anong di sebuah sungai kecil.Guru Dao lalu bercerita ke Japra kenapa burung rajawali ini kenal baik dengannya dan patuh serta jinak sekali, persis seperti ke Japra.“Dulu aku dan suamiku yang menemukan burung ini, kala itu burung tersebut terluka, kakinya patah. Suamiku merawat burung tersebut sampai sembuh. Tak tahunya malah datang seekor burung rajawali jantan, dan sejak saat itu kami berdua sering jalan-jalan menaiki kedua burung ini, suamiku yang jantan, aku burung betina itu!”Setelahnya, guru Dao menghela nafas panjang, dia sebut suaminya tewas bersama burung rajawali jantan, saat bertarung dengan musuh lamanya 10 tahunan yang lalu. “Mereka sama-sama tewas, termasuk musuh suamiku…nah, sejak saat itulah aku tinggal di pondok ini, malas tinggal di kota, walaupun aku ini keturunan bangsawan. Apalagi saat itu Pangeran Langkor yang juga sepupu jauhku ingin memberontak, tak tahunya ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 164: Bercinta Dengan guru Dao

    Guru Dao dibantu Anong persiapkan ritual penyempurnaan ilmu sihir buat Japra. Tak pernah Japra ketahui, kedua wanita cantik ini justru bicara sangat serius.“Guru yakin Pangeran Japra akan bisa memenuhi apa yang jadi cita-cita guru sejak lama? Aku saja sampai kini masih lancar..?” Anong menatap Gur Dao.“Aku yakin Anong, walaupun usiaku tak muda lagi, dan inilah saat yang paling tepat, aku sedang subur-suburnya!” sahut guru Dao. “Baiklah guru, aku akan pulang ke desa kami dulu, agar guru dan Pangeran Japra tak terganggu,” sahut Anong.Akhirnya hari itu, tanpa pamit dengan Japra, Anong pulang kembali ke desanya, kali ini dia tentu bisa cepat sampai, jurus mengejar anginnya makin lama makin sempurna.Japra pun kaget saat guru Dao bilang, Anong sudah pulang ke desanya, sehingga dia minta Japra bisa bersikap rileks, tidak lagi sungkan.Japra pun lega, setidaknya dia hilang rasa sungkannya dengan Anong, yang selama ini sudah anggap dia ‘kekasih’.Sebagai orang yang berpengalaman, guru Da

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 165: Akhirnya Berpisah

    Satu bulan kemudian…!Setelah bercinta dengan masih sama-sama polos, guru Dao dengan mata bak bintang kejoranya dan selalu di puji Japra, menatap wajah pendekar sakti ini dengan rasa sayang.“Japra…sudah saatnya kamu harus tuntaskan apa yang jadi rencana dan cita-citamu!”Mendengar ucapan guru Dao, barulah Japra seolah terbangun dari mimpi.“Hmm…aku rasanya ingin tinggal di sini selamanya…!” gumam Japra tanpa sadar. Guru Dao langsung tertawa sambil menutup mulutnya yang tak puas-puasnya Japra kecup.Dia kemudian berdiri sekaligus melepaskan diri dari pelukan Japra dan dengan langkah gemulai mengambil gaunnya dan memakainya.“Kamu ini calon Maharaja sayang…!” sahut guru Dao, juga tanpa sadar memanggilnya dengan sebutan ‘sayang’.Japra ikutan bangkit dan mendekati guru Dao. “Kelak kalau aku jadi Maharaja Muara Sungai, maukah kamu menyusulku atau aku jemput dan jadi permaisuriku…?”Guru Dao sesaat kaget, lalu tersenyum manis.“Kita lihat saja nanti..! Ingat tuntaskan tugasmu, ilmu sihir

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 166: Bertemu Paman Sendiri

    Japra kaget menerima sepucuk surat, yang di antar pelayan penginapan. Isinya ringkas saja, meminta Japra datang ke sebuah tempat malam ini.Tempat itu berada di luar kota, di surat itu tercantum petunjuknya. “Siapa pengirim surat ini dan apa tujuannya,” pikir Japra keheranan.Apalagi Japra merasa dia tak punya teman siapapun, di kerajaan yang baru pertama kali dia kunjungi ini.Namun Japra bertekad akan mendatangi tempat tersebut, baginya ini sangat bikin dia penasaran, seakan ada sebuah rahasia yang harus di pecahkan.Belum terlalu malam, Japra sudah sampai di tempat ini, dia melangkah perlahan menuju ke sebuah tempat mirip kuil yang sudah tua.Tempat ini sepi, walaupun dia melihat ada penerangan lampu kecil dalam kuil tersebut. “Masuklah anak muda…!” terdengar suara dari dalam kuil ini.Mendengar suara ini, Japra pun tanpa ragu masuk ke kuil ini dan kini sudah berada di sebuah ruangan yang tak terlalu lebar. Tapi dia waspada, sebab suara itu sudah menunjukan kesaktian orang tersebut

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 167: Kisah Pangeran Li Nata

    “Pengkhianat? Siapa yang berkhianat paman?” tanya Japra keheranan, sekaligus penasaran.“Orang dalam kekaisaran sendiri, keluarga Istana juga!” sahut Li Huang, sambil menarik nafas panjang.Li Huang meneruskan kisahnya, dulu kakek Japra ini merupakan seorang komandan perang yang sangat disegani sekaligus di takuti.Komandan Pangeran Li Nata awalnya akan dijadikan Panglima oleh kaisar, sebab dia dianggap cakap dan tegas, juga punya kehebatan dalam ilmu kanuragan.“Namun, ada yang membisiki kaisar, dikatakan kelak kalau diangkat panglima, suatu saat kakekmu akan memberontak dan ambil alih kedudukan kaisar. Padahal jangankan memberontak, ngayal jadi kaisar atau panglima pun kakekmu tak pernah,” kata Li Huang sambil menyedot cerutunya, matanya menerawang ke atas.Japra ikutan termenung...!Bisikan-bisikan beracun dalam lingkungan Istana lama-lama membuat kaisar akhirnya terpengaruh juga.Lalu Pangeran Li Nata ini di kirim untuk sebuah ekspedisi ke Pulau Borneo, pangkatnya memang dinaikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 168: Siasat Bongkar Konspirasi Jahat

    “Perdana Menteri merangkap Panglima Angkatan Perang Ang Tojin, dialah otaknya, dia sejak dulu berambisi ingin raih jabatan yang kini dia sandang, di bantu satu orang yang dengan dekat ibu Suri,” ucap Komandan Coa tanpa tedeng aling-aling.Mendengar nama ini, Japra tentu saja kaget, orang tersebut bukan sembarangan. Justru tangan kanan Kaisar Li Qin, apalagi dia juga merangkap dua jabatan strategis sekaligus.Apalagi ada lagi yang jadi tangan kanan ibu suri, ini tak bisa dianggap remeh, musuh mereka sudah berada di ring 1 kekaisaran Qin.Sangat berbahaya sekali dan ini tak bisa dibiarkan!“Kaisar Li Qin itu sudah sangat sepuh Japra, usianya kini sudah 78 tahunan. Dan dia tak punya anak laki-laki, 3 anak-anaknya semuanya wanita. Sebenarnya dulu banyak yang mendukung kakekmu, Pangeran Li Nata yang jadi kaisar berikutnya, namun Ang Tojin menelikung…naga-naganya, dia berambisi ingin jadi Kaisar berikutnya,” Komandan Coa lanjutkan kisahnya.Namun matanya menatap Li Huang, Japra tentu saja

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 169: Buntuti Ang Tojin

    Sampai hampir jelang subuh ketiganya mengatur siasat, akhirnya Li Huang pun menyudahi pertemuan mereka.Kini ketiganya sudah berada di halaman kuil ini. “Paman berdua, aku minta waktu paling lama 1 minggu dari sekarang, setelah itu kita akan bertemu di sini kembali,” janji Japra.Mereka sudah bagi tugas, dan Japra mendapatkan tugas mencari bukti rencana kudeta tak berdarah Ang Tojin.Sedangkan Komandan Coa dan Pangeran Li Huang bergerak dengan planning yang sudah mereka sepakati bersama.Saat matahari mulai menampakan cahayanya dan bunyi ayam berkokok. Japra sengaja menunjukan kehebatannnya, sekali melompat tubuhnya sepersekian detik kemudian lenyap di atas atap-atap rumah warga.Li Huang dan Komandan Coa melongo melihat kesaktian Japra. “Agaknya Tuhan akan menolong pangeran, keponakan pangeran bukan manusia biasa,” ceplos Komandan Coa, Li Huang pun mengangguk, wajahnya sumringah.Keduanya lalu berpisah dan akan bertemu seminggu lagi dari sekarang di tempat yang sama. Seperti Japra ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 170: Hampir Dipenggal Ang Tojin

    Ang Tojin dan seorang yang tak Japra kena sudah berdiri sambil berkacak pinggang. “Hmm…siapa orang celaka ini yang berani mengintip aku,” tegur Ang Tojin dengan suara keren dan menahan kemarahannya.Tatapannya bak mau memakan bulat-bulat tubuh Japra.Tentu saja Japra tak pernah mengira, sebenarnya Ang Tojin tak pernah masuk ke dalam ruangan rumah ini.Dengan kekuatan sihirnya, dia membuat semua orang melihatnya seolah-olah sudah masuk ke rumah tersebut.Padahal Ang Tojin tetap berada di teras dan dia kaget bukan main melihat gerakan kilat yang dilakukan Japra yang naik ke wuwungannya.Begitu Japra menatap mata Ang Tojin, hatinya serasa terbetot. Kini sadarlah Japra, orang yang dia hadapi di depannya seorang ahli sihir yang hebat. Juga memiliki tenaga dalam yang kuat.Setelah menunduk dan ambil nafas, Japra pun dengan berani menatap mata Ang Tojin.Hingga si perdana menteri ini kaget juga, ada orang yang berani menatapnya langsung dari jarak hanya 3 meteran, tentu orang ini memiliki k

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11

Bab terbaru

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 572: Lima Gundik yang Menggoda

    Bafin kini menatap ratusan anak buah Ki Manyan yang tiba-tiba saja berlutut dan memberi hormat padanya, sekaligus mohon pengampunan.“Bangkitlah kalian semua, mulai hari ini kalian harus berhenti berbuat jahat, atau aku basmi kalian sama seperti Ki Manyan dan rekan-rekan kalian yang kini sudah tewas itu, kalau kelak bertemu aku lagi dan kalian masih tetap berbuat kejahatan!”Terdengar suara Bafin, kalem saja, tapi karena di sini sunyi dan tak ada yang berani bersuara, bahkan daun jatuh pun akan kedengaran saking sunyinya tempat ini.Bafin lalu perintahkan semuanya agar segera kuburkan mayat-mayat yang bergelimpangan ini.Tanpa membantah mereka semuanya bekerja cepat dan halaman ini pun kini terbebas dari mayat-mayat tersebut.Termasuk mayat Ki Manyan juga di kuburkan di bagian belakang rumah besar ini.Setelah semuanya beres, Bafin membebaskan mereka semua dan tanpa banyak cincong mereka serempak pamit dan meninggalkan rumah Ki Manyan.Aksi Pendekar Tanpa Bayangan ini sontak bikin geg

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 571: Pendekar Tanpa Bayangan Beraksi

    "Singgg....!" Bafin dengan kekuatan yang di milikinya langsung menangkis semua pedang lawan yang meluncur dekat sekali dengan dadanya, dia juga bergerak luar biasa cepatnya.Bafin mengelak ke kanan dan kiri, akan tetapi pedang musuh-musunya itu sudah membacok dari kiri dengan kecepatan kilat. Bafin lantas menggerakkan pedangnya menangkis.Terpaksa menangkis karena sejak tadi dia lebih banyak mengelak, tidak pernah mengadu senjata secara langsung, maklum bahwa ratusan pedang yang menghantamnya sangat kuat, apalagi mereka ini rata-rata miliki ke saktian tinggi.Apalagi 3 orang yang jadi orang kepercayaan Ki Manyan. Kini, karena tidak mungkin mengelak lagi, terpaksa dia menangkis. "Cringgg....!" Pedang di tangan Bafin mampu patahkan puluhan pedang lawannya.Lalu Bafin mengerahkan tenaga dalamnya dan berteriak ke arah lawan-lawannya yang terus menyerangnya dengan ganas.Pedangnya menyambar dengan cepatnya, menusuk ke arah lambung semua pengeroyoknya dengan kecepatan luar biasa.Terdengar

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 570: Bafin di Gorok...?

    “Hei kalian berlima, jangan ke asyikan, cepat bawa tubuh Pendekar Tanpa Bayangan, keluar!” bentak Ki Manyan tiba-tiba.Saat bersamaan…tiba-tiba kepala Bafin pusing dan…dia pun tergeletak lemas saat baru saja mencium perabotan Nyai Laras…!Nyai Laras tersenyum kecil, dia pun lalu bangkit dan segera berpakaian, juga ke 4 istri Ki Manyan lainnya turut berpakaian lagi, padahal rata-rata masih nanggung dan masi terus kepingin dipuaskan pejantan tangguh ini.Tapi teriakan mengguntur Ki Manyan dan malah Pendekar Tanpa Bayangan kini pingsan di antara paha Nyai Laras, membuat mereka bergegas berpakaian lagi. Bafin terlambat menyadari, kalau minuman yang di sodorkan Nyai Laras bercampur obat bius, yang biasa di gunakan untuk jinakan harimau ataupun gajah, efeknya bikin pingsan...!Namun karena Bafin memiliki tenaga dalam hebat, reaksi obat bius itu lama baru membuat pendekar sakti ini pingsan.Bafin yang telanjang bulat lalu di ikat dan hanya pasangi kolor. Lalu beramai-ramai mereka berlima

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 569: 5 Vs 1 di Rumah Ki Manyan

    Bafin lalu di ajak Nyai Laras dan satu orang istri Ki Manyan untuk beristrahat di sebuah kamar yang cukup mewah dan harum.Keduanya sama cantiknya, kalau Nyai Laras tadi istri ke 3, si Nyai satu ini adalah istri ke 5 dan dikenalkan Nyai Laras dengan nama Nyai Meni dan usianya masih 17 tahunan. “Tuan pendekar kalau butuh apa saja, jangan sungkan ngomong dengan kami berdua,” kembali Nyai Laras yang supel ini dengan gaya memikat menatap pendekar mata biawak yang tak bisa melihat wanita cantik ini.Bafin senyum di kulum, seakan mengerti, agaknya keduanya saat ini mulai memancingnya ke arah yang lebih intim.Bafin bukanlah pemuda hijau, dia seorang pria berpengalaman dan kini dengan santai dia duduk di sisi ranjang empuk ini, sambil tetap lempar senyum memikatnya.“Kalian berdua, duduk dong ke sini…!” ajaknya santai.Tanpa ragu Bafin tepuk-tepuk tangannya ke kasur di kiri kanannya, seolah meminta keduanya duduk di sisinya.Nyai Laras dan Nyai Meni dengan malu-malu meong mengangguk dan kini

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 568: Istri-istri Cantik Ki Manyan

    Tak lama kemudian, Bafin melihat salah satu penjaga ini masuk ke dalam dan saat keluar diiringi 5 wanita muda dan cantik-cantik, terperangah juga si mata biawak ini.“Tuan Pendekar Tanpa Bayangan, inilah istri-istri Ki Manyan, silahkan tuan kalau ingin bertanya soal kematian Ki Manyan tersebut.”Si penjaga tadi lalu kembali beri hormat dan permisi, untuk kembali bertugas di pagar depan rumah besar ini. Sebagai orang yang tahu adat, Bafin langsung memberikan penghormatan kepada ke 5 istri-istri Ki Manyan ini, apalagi ke limanya terlihat berpakaian serba putih, khas orang yang lagi berduka.Walaupun dalam hati sempat mikir juga, tumben Ki Manyan punya istri-istri yang denok-denok begini, mana muda-muda lagi, yang Bafin taksir paling usianya antara 18 sampai 22 tahunan.Padahal Bafin tak sadar, ke 5 juga kaget menatap pendekar yang sangat tampan dan masih muda yang tiba-tiba nongol ‘bertamu’ ke rumah mereka.Sebagai seorang flamboyan berpengalaman, sepintas melihat Bafin sudah bisa men

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 567: Menuju ke Markas Ki Manyan

    Langeni malu-malu meong saat kembali untuk kesekian kalinya di ciumi Bafin dan ini adalah hari ke 5 mereka bersama di pesanggrahan ini.Langeni seolah memasuki demensi baru saat bercinta dengan pendekar biawak ini. Belum pernah suaminya mau mencium perabotannya, apalagi melahap apem montoknya yang lumayan lebat rerumputannya.Tapi Bafin berbeda, pendekar playboy ini tak sungkan melakukan itu semua, sehingga Langeni mabuk darat di buatnya.“Udah ahh Bang, kagak sanggup lagi aku di pompa siang malam,” bisik Langeni manjaaahhh…sambil menjentik gemas pelatuk Bafin yang kembali nakal menerobos masuk ke perabotannya dan ranjang di pesanggrahan ini lagi-lagi bergoyang hebat, akibat kelakuan keduanya.Setelah Bafin kembali tumpahkan laharnya, Langeni pun bilang hari ini ingin pulang kembali ke rumah suaminya.“Iya dehh, hari ini kamu ku antar pulang, bawa sebanyak yang kamu bisa koin-koin itu yaah,” kata Bafin senyum-senyum tengil.Tak tanggung-tanggung, dua kantong lumayan besar di pegang Lan

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 566: Harta Ki Samosi Sangat Banyak

    Sebuah pukulan keras yang mengandung tenaga dalam hebat Bafin arahkan ke musuh besarnya ini.Ki Samosi terjengkang dan langsung muntah darah, Bafin agaknya tak tanggung-tanggung hajar musuhnya ini dengan jurus mega halilintarnya yang sudah sangat sempurna ia kuasai di bawah bimbingan ayahnya.Namun hebatnya, jurusnya ini tidak langsung bikin Ki Samosi koit, tapi hanya menderita luka dalam yang hebat, sehingga tak bisa lagi melarikan diri.Makin ketakutanlah Ki Samosi, kini tak ada jalan untuk kabur, dadanya hampir pecah saking sesaknya, kakinya pun terasa lumpuh buat berdiri.Bafin kini sengaja permainkan seluruh anak buah Ki Samosi, sesekali dia menempeleng wajah-wajah mereka. Tidak keras, tapi akibatnya ribuan bintang bertebaran di mata mereka.Di saat lain, Bafin juga sengaja putuskan tali kolor mereka.Kemudian terlihat pemandangan menggelikan, semuanya kelabakan saat pelatuk mereka ‘unjai-unjai’ terlihat termasuk lato-lato-nya, yang bikin si wanita denok tadi sakit perut tertawa

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 565: Tak Ada Jalan Kabur

    Tanpa sadar Ki Samosi langsung layangkan pukulan mautnya ke arah anak buahnya, akibatnya si gigi tongos tewas seketika dengan tubuh membiru dan mulut keluarkan busa.Dalam kemarahannya, Ki Samosi langsung kerahkan tenaga dalamnya yang hebat dan mengandung racun mematikan.Bafin, tetap tersenyum-senyum kecil, sama sekali tidak aneh ataupun takut dengan kelakuan Ki Samosi ini.Saat berpaling ke arah Bafin, biji matanya bak mau keluar saking marahnya menatap pemuda sakti yang sangat lihai ilmu sihir.Ki Samosi yang sejatinya juga lihai ilmu sihir ini, hari ini bak bertemuu suhunya, dia tak bisa keluarkan kemampuannya karena sudah keok duluan.“Tunggu dulu, sebelum kita bertarung, alangkah baiknya tu pentungan hitam di simpan dulu, atau aku potong saja, biar tak untai-untai kayak biji buah nangka?” Kembali Bafin ledek Ki Samosi dan si wanita yang tadi pucat melihat si tongos tewas, kini tak sadar kembali terkekeh. Ledekan ini benar-benar makin bikin wajah Ki Samosi sudah tak berbentuk lag

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 564: Bertemu Musuh Besar

    “Persembahkan dua orang gadis cantik, entah di manakan anak buah Ki Samosi dapat calon persembahan itu,” kata salah satu warga itu.Mendengar nama Ki Samosi di bawa-bawa, Bafin pun menajamkan telinganya mendengarkan pembicaran duawarga tadi, dan kini dia tahu tempat persembunyian musuh besarnya.Bafin akhirnya mencari penginapan sederhana dan kembali ia tidak mau menonjolkan diri, dirinya bahkan malas jalan-jalan siang hari, kecuali malam hari, untuk lihat-lihat situasi saja.Dan ini di malam kedua, kembali Bafin jalan-jalan sambil sesekali berhenti melihat situasi, yang bikin Bafin merasa aneh adalah, kalau malam hari kampung ini sangat sepi, seolah tak ada penghuninya. Agaknya warga di sini seperti di cekam ketakutan, tapi apa sebabnya, ini yang bikin Bafin penasaran dan ingin menyelidikinya, apalagi ini belum terlalu malam. Saat itulah dia melihat ada pemandangan ganjil, yakni ada dua orang yang tingkahnya mencurigakan, terlihat mengindap-indap dan sepertinya mengintai sebuah rum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status