“Perdana Menteri merangkap Panglima Angkatan Perang Ang Tojin, dialah otaknya, dia sejak dulu berambisi ingin raih jabatan yang kini dia sandang, di bantu satu orang yang dengan dekat ibu Suri,” ucap Komandan Coa tanpa tedeng aling-aling.Mendengar nama ini, Japra tentu saja kaget, orang tersebut bukan sembarangan. Justru tangan kanan Kaisar Li Qin, apalagi dia juga merangkap dua jabatan strategis sekaligus.Apalagi ada lagi yang jadi tangan kanan ibu suri, ini tak bisa dianggap remeh, musuh mereka sudah berada di ring 1 kekaisaran Qin.Sangat berbahaya sekali dan ini tak bisa dibiarkan!“Kaisar Li Qin itu sudah sangat sepuh Japra, usianya kini sudah 78 tahunan. Dan dia tak punya anak laki-laki, 3 anak-anaknya semuanya wanita. Sebenarnya dulu banyak yang mendukung kakekmu, Pangeran Li Nata yang jadi kaisar berikutnya, namun Ang Tojin menelikung…naga-naganya, dia berambisi ingin jadi Kaisar berikutnya,” Komandan Coa lanjutkan kisahnya.Namun matanya menatap Li Huang, Japra tentu saja
Sampai hampir jelang subuh ketiganya mengatur siasat, akhirnya Li Huang pun menyudahi pertemuan mereka.Kini ketiganya sudah berada di halaman kuil ini. “Paman berdua, aku minta waktu paling lama 1 minggu dari sekarang, setelah itu kita akan bertemu di sini kembali,” janji Japra.Mereka sudah bagi tugas, dan Japra mendapatkan tugas mencari bukti rencana kudeta tak berdarah Ang Tojin.Sedangkan Komandan Coa dan Pangeran Li Huang bergerak dengan planning yang sudah mereka sepakati bersama.Saat matahari mulai menampakan cahayanya dan bunyi ayam berkokok. Japra sengaja menunjukan kehebatannnya, sekali melompat tubuhnya sepersekian detik kemudian lenyap di atas atap-atap rumah warga.Li Huang dan Komandan Coa melongo melihat kesaktian Japra. “Agaknya Tuhan akan menolong pangeran, keponakan pangeran bukan manusia biasa,” ceplos Komandan Coa, Li Huang pun mengangguk, wajahnya sumringah.Keduanya lalu berpisah dan akan bertemu seminggu lagi dari sekarang di tempat yang sama. Seperti Japra ta
Ang Tojin dan seorang yang tak Japra kena sudah berdiri sambil berkacak pinggang. “Hmm…siapa orang celaka ini yang berani mengintip aku,” tegur Ang Tojin dengan suara keren dan menahan kemarahannya.Tatapannya bak mau memakan bulat-bulat tubuh Japra.Tentu saja Japra tak pernah mengira, sebenarnya Ang Tojin tak pernah masuk ke dalam ruangan rumah ini.Dengan kekuatan sihirnya, dia membuat semua orang melihatnya seolah-olah sudah masuk ke rumah tersebut.Padahal Ang Tojin tetap berada di teras dan dia kaget bukan main melihat gerakan kilat yang dilakukan Japra yang naik ke wuwungannya.Begitu Japra menatap mata Ang Tojin, hatinya serasa terbetot. Kini sadarlah Japra, orang yang dia hadapi di depannya seorang ahli sihir yang hebat. Juga memiliki tenaga dalam yang kuat.Setelah menunduk dan ambil nafas, Japra pun dengan berani menatap mata Ang Tojin.Hingga si perdana menteri ini kaget juga, ada orang yang berani menatapnya langsung dari jarak hanya 3 meteran, tentu orang ini memiliki k
Japra marah bukan main, kini dia mundur dua tindak dan kedua musuhnya pun sudah menatapnya dengan senyuman mengejek.Suasana mulai gelap, malam akan menjelang. Japra meraba tubuh belakangnya, jubahnya di bagian belakang sudah robek lumayan lebar sekali, sehingga nampak punggungnya yang putih bersih dan berotot!"Ha-ha-ha-ha, untung nggak kena selangkangan, kalau kena, alamat burung perkututmu hanya bisa digunakan buat kencing saja lagi, nggak bisa lagi masuk ke lubang kenikmatan, amboii apa gunanya jadi laki!” ejek rekan Ang Tojin, lalu tertawa terbahak-bahak.“Tuan Thai, jangan anggap remeh pemuda ini, mari kita serang bersama, sebelum gelap,” seru Ang Tojin.Japra melihat di bawah makin banyak orang berkumpul dan dia kaget saat 4 pengawal Ang Tojin terbang ke atas. Agaknya akan segera mengeroyok dirinya.“Baik tuan An Tojin, tak apa kali ini kita keroyok anak setan ini, yang berani mati masuk ke sarang macan,” cetus orang yang di panggil tuan Thai ini.Hiattt…keduanya lalu lancarkan
Kegegeran yang di buat Japra membuat pasukan keamanan lakukan razia di mana-mana di ibukota Kerajaan Qin ini.Kemanakah Japra melarikan diri..?Setelah jatuh terjeblos ke dalam wuwungan, Japra dengan ilmu berlari cepatnya yang istimewa langsung pergi.Senjata gelap istimewa dari Ang Tojin membuat tubuhnya serasa lumpuh, tapi Japra mengeraskan hatinya dan genjot tubuhnya untuk kabur secepatnya dari tempat ini.Kini Japra baru sadar dengan kecerobohannya. Ang Tojin benar-benar licik dan memiliki jurus yang luar biasa dan senjata istimewanya yang sangat menakutkan.Walaupun Japra merasa mampu kalau melawan Ang Tojin dan Thai, tapi bantuan 8 orang pengawal istimewa si perdana menteri ini tak bisa di anggap remeh.Dan buah dari kenekatakan Japra adalah dia terkena senjata rahasia ini, walaupun tidak membahayakan dirinya.Tapi Japra merasa tubuhnya serasa lumpuh!Senjata rahasia Ang Tojin benar-benar mengandung racun jahat yang membuat kekuatannya seperti tak bisa di kerahkan.Untung saja m
Ujung pedang kini mengarah ke dada Japra, jaraknya hanya satu jengkal. “Maaf…aku hanya bercanda, benar namaku adalah Japra, aku cucu dari Pangeran Li Nata dan Putri Huang, ibuku Putri Betani, ayahku mendiang Prabu Daha dari kerajaan Daha di Pulau Borneo,” sahut Japra, sebutkan secara komplet jati dirinya.Namun, karena dirinya masih dalam pengaruh racun dari Ang Tojin, ceritanya malah agak menggantung dan si putri ini sampai gerinyitkan dahi, kurang paham apa yang dikatakan Japra. “Sialan betul kamu ini, berani kurang ajar pada bibi misanmu sendiri, buka matamu yang belu itu lebar-lebar, aku adalah Puti Li Kamari, aku putri sulung ayahanda Kaisar Li Qin,” ceplos si putri cantik ini, hingga mulut Japra langsung mangap.“Astagaaa…jadi inikah bekas kekasih paman Pangeran Li Huang,” batin Japra malu sendiri, karena bersikap kurang ajar pada bibi misannya sendiri, walaupun aslinya hanya bercanda.Kesadarannya langsung menyeruak hatinya. Karena Japra memiliki batin dan tenaga dalam yang ku
“Itu tak gampang Japra, kaki tangan Ang Tojin sangat banyak dan sakti-sakti,” cetus Putri Li Kamari meragu dengan niatan Japra.“Trus apa saran bibi?” Japra kini menatap sang putri ini, yang di tatap terlihat berpikir sejenak.“Hmm…kamu bawa aku bertemu Abang Li Huang, di sana kita rundingkan apa langkah yang terbaik. Hanya dia yang bisa kita harapkan mampu berikan jalan keluarnya..!” ceplos Putri Li Kamari tiba-tiba.Japra tersenyum senang, tentu saja dia yang paling bahagia, bisa mempertemukan paman dan bibi misannya yang pernah saling mencintai ini. Namun terputus akibat fitnah yang dilancarkan Ang Tojin dan Cs nya.Akhirnya karena ini jalan satu-satunya dan tak ada jalan lain, Japra pun setuju, keduanya lalu berunding bagaimana keluar dari tempat ini, tapi tak di curigai siapapun.Besoknya…semua penjaga heran melihat ada seorang ‘wanita’ bertubuh tinggi besar berjalan lenggang lenggok di samping Putri Li Kamari yang bertubuh ramping dan bergaya halus.Sejak keluar kamar dan kini s
Tak sampai 5 detik, muncullah 5 orang dengan tatapan tajam dan Japra langsung mendelik, saat menatap musuhnya, siapa kalau bukan Thai, teman dekatnya Perdana Menteri Ang Tojin.Japra memang sengaja bersembunyi, kini melihat yang datang salah satu musuh sengitnya, hati Japra panas juga.Namun dia ingat pesan pamannya agar jangan dulu turun tangan. Japra paham, pamannya ingin ‘unjuk gigi’ di depan mantan kekasihnya ini.“Ha-ha-ha…di cari bertahun-tahun, si tokoh pemberontak ini ternyata sembunyi nggak jauh-jauh dari kotaraja. Eh tuan putri, kenapa kamu di sini juga, lagi CLBK nih ceritanya,” ejek Thai sambil terbahak-bahak, sama sekali tak ada hormat-hormatnya, padahal Putri Li Kamari anak sulung Kaisar Li Qin, yang di puja seluruh rakyat kerajaan Qin.Pangeran Li Huang murka sekali, mantan kekasinya ini di olok-olok. Wajah Putri Li Kamari sampai memerah menahan kemarahan.“Hmm…pantat kuali Thai Khon penjilat Ang Tojin, pendatang dari Mongolia, aku tahu kamulah salah satu orang yang sel
“Serba salah, yang satu anakku, satunya cucuku…!” keluh Prabu Japra, yang didengarkan Permaisuri Dehea dengan wajah khawatir.Walaupun bisa saja dengan mudah Prabu Japra bebaska si Putul, tapi dia juga tahu, suaminya ini sangat taat dengan undang-undang kerajaan.Prabu Japra tentu saja juga tahu, Si Putul dan Putri Arumi memang saling mencintai dan hasilnya, seorang buyut mereka yang menggemaskan sudah hadir di antara keduanya.Tak ada unsur paksaan, apalagi ilmu sihir dalam menaklukan hati Putri Arumi yang dilakukan Pendekar Putul. Tapi murni dari hati dan saling mencintai...!Tiba-tiba terdengarlah suara burung rajawali dar kejauhan, wajah Prabu Japra yang semula keruh berubah ceria.“Hmm…syukurlah, Pangeran Boon Me datang, ayoo kita sambut anak kita itu,” ajak Prabu Japra pada Permaisuri Dehea.Sang maharaja ini akui dalam hati, dari semua anak-anaknya, sebenarnya Pangeran Boon Me inilah yang paling bijak dan wawasannya pada setiap masalah tak beda jauh dengannya.Andai saja Panger
“Iya nenek putri…itu adalah istri dan bayi itu anak kami, Ki Rawa sudah sudah aku bunuh kakek prabu dan Lembah Neraka ini sudah aku ambil alih!” sahut si Putul sambil tetap menundukan wajah.Si nenek yang tak lain adalah Permaisuri Dehea langsung tarik bahu si Putul dan memeluk erat cucu tunggalnya ini.Tewasnya Putri Alona di tangan Ki Rawa Cs membuatnya sangat kangen dengan si cucu berkaki tunggal ini. Ini juga salah satu alasan untuk ajak suaminya, Prabu Japra berpetualang.Walaupun tahu suaminya di sibukan dengan urusan kerajaan.Rasa cintanya kini tercurah buat si Putul, yang terlahir dari hubungn sedarah antara Putri Alona dan Prabu Harman, Maharaja kerajaan Hilir Sungai.Langsung berkurang marah di wajah kakek tua ini, yang tak lain dan tak bukan, Prabu Japra adanya dan wanita tua ini adala salah satu permaisurinya, Putri Dehea, yang tak lain nenek si Putul sendiri.“Hmm…baguslah, akhirnya kamu berhasil juga membunuh orang yang menyebabkan ibu kandungmu itu meninggal dunia,” ka
Sejak itu, makin di takutilah Lembah Neraka ini, nama Pendekar Putul pun makin di takuti hingga jauh keluar dari lembah ini.Tak pernah ada lagi yang nekat datang ke tempat ini. Takut bernasib sama dengan ke 10 perampok apes tersebut.Dulu tempat ini di takuti karena majikannya Ki Rawa, tapi setelah Pendekar Putul berhasil tewaskan musuh bebuyutannya itu, namanya malah makin di takuti daripada nama Ki Rawa sendiri.Si Putul yang sangat sayang dengan istrinya tak pernah membantah apapun keinginan Putri Arumi, dia selalu manjakan istri tercintanya ini.Apalagi semakin besar perutnya, istrinya makin manja saja, bahkan Pendekar Putul sampai geleng-geleng kepala, saat Putri Arumi minta dibangukan Istana di Lembah Neraka ini.“Aku kadang kangen dengan Istanaku sayang, juga ibundaku dan ayahanda maharaja, serta Abang Pangeran Akmal…!” kata Putri Arumi manja.Yang memang paling dekat dengan saudara se ayahnya itu, di bandingkan saudara-saudaranya yang lain, jumlahnya 10 orang, yang lahir dari
Ki Rawa menatap perutnya dan dia tertawa, ususnya terburai, matanya mendelik, serangan kilat yang Pendekar Putul layangkan tak bisa lagi dia hindari. Trassss….!Sebuah tebasan kilat yang di layangkan Putri Arumi membuat lehernya putus dan kepalanya menggelinding ke tanah dengan mata mendelik!Tubuh tanpa kepala ini lalu ambruk ke tanah dan tewas seketika.Berbarengan dengan putusnya leher dua sisa 3 Pendekar Tikus yang di hajar Pendekar Putul. Maka habislah kini 5 orang musuh bebuyutan Pendekar Putul.Si Putul menarik nafas lega, kini musuh besarnya tamat riwayatnya, tinggal satu orang yang sebenarnya tak tega dia bunuh…Pendekar Gledek.Si Putul masih ingat jasa mantan gurunya, yang pernah memeliharanya sejak bayi dan di beri ilmu kanuragan, juga pernah menolong Putri Arumi dari perbuata jahat Pendekar Serigala dan 3 Pendekar Tikus.“Kita cek ke dalam, agaknya ada gerakan?” kata Putri Arumi duluan masuk.Begitu mereka sampai di ruangan tengah, terdapat 2 orang wanita setengah tua yang
Mata Ki Rawa melotot, kemarahan membuatnya murka bukan kepalang, tanpa ragu dia langsung lancarkan serangan balasan yang sangat dahsyat ke arah Putri Arumi.Namun, Pendekar Putul yang sudah sejak tadi waspada, tentu saja tak membiarkan kekasihnya itu jadi korban serangan jurus iblis pencabut nyawa milik Ki Rawa ini yang dahsyat ini.Pendekar Putul langsung kerahkan jurus Rajawali Mencaplok Mangsa miliknya yang kin sudah sangat sempurna ia kuasai.Sengaja dia kerahkan sepenuhnya, karena tahu kesaktian pendekar tua ini, juga dendamnya atas kematian ibundanya. Blarrrr…!Jurus panas dan dingin bertemu, akibatnya Ki Rawa sampai harus bersalto agar tidak jatuh berdebuk ke tanah.Ki Rawa menahan sesak di dadanya, jurus si Putul benar-benar sangat hebat dan makin meningkat tajam. Sedangkan jurus miliknya malah stagnan, tak bertambah kesaktiannya.Di sisi lain, Putri Arumi sudah bertarung sengit dengan 3 Pendekar Tikus dan Pendekar Serigala.Sepintas Pendekar Putul tetap waspada, walaupun suda
Keduanya ternyata tidak melupakan musuh-musuh besarnya, sebelum sampai ke Kerajaan Hilir Sungai, mereka sengaja satroni persembunyian Ki Rawa Cs di Lembah Neraka."Kita harus bikin perhitungan dengan Ki Rawa Cs, aku akan balas kematian ibundaku, juga sudah sebabkan kita terjungkal ke jurang," kata Pendekar Putul.Ia lalu ajak Putri Arumi ke Lembah Neraka.Putri Arumi yang kini berbeda dengan 7-8 bulanan lalu tentu saja sangat antusias, sekaligus dia ingin ‘tes’ ilmu kanuragannya yang hebat.Jurus Dewi Lintah dan Jurus Sepasang Pedang Pencabut Nyawa yang sudah dia kuasai dengan baik, sekaligus ingin buktikan kehebatan kedua jurus dahsyat ini .“Hati-hati sayang, mereka bukan hanya sakti, tapi juga licik,” kata Pendekar Putul peringatkan kekasihnya ini.Putri Arumi tersenyum manis dan mengangguk. Kini mereka sudah sampai di depan hutan di lembah ini, setelah menempuh perjalanan hampir 1,5 bulanan.Putri Arumi masih ingat di mana dulu dia di sekap.Sehingga tanpa ragu, dia ajak Pendekar
Tak terasa sudah 5 bulan mereka bak ‘suami istri’ di pantai berpasir putih ini. Kini jurus terakhir dari kitab milik Dewi Lintah adalah, jurus pedang.Berdasarkan petunjuk di kitab tersebut, jurus pedang ini akan sangat hebat kalau di latih berpasangan.Dan…si Putul tanpa ragu cabut pedang pemberian nenek Putri Reswari.Saat pedang ini di sandingkan, kedua pedang ini seolah berpasangan saja, punya lebih lebih panjang hanya beberapa centi dari pedang milik Dewi Lintah yang kini di warisi Putri Arumi tersebut.“Waahh kayaknya jodoh ya sayang, liat,” kata Putri Arumi, yang tak ragu panggil si Putul dengan mesra, sambil sandingkan kedua pedang pusaka ini.Si Putul dengan wajah berseri-seri mengangguk, kini tanpa ragu keduanya mulai berlatih, gerakan si Putul dengan kaki ajaibnya sempat bikin pusing Putri Arumi.Tapi setelah dia pejamkan mata dan mulai salurkan tenaga saktinya, sesuai dengan jurus pembuka dari kitab Dewi Lintah, bayangan itu nampak jelas dan mulailah dia menyerang si Putul
Sebagai pemuda yang kenyang pengalaman menggauli wanita, tak perlu lagi banyak cakap, si Putul tahu di mana titik lemahnya seorang wanita.Dia membuat Putri Arumi sudah merasakan nikmatnya bercinta, padahal belum penetrasi.Apalagi saat si Putul mulai keluarkan jurus bercintanya, sampai kaget dan terpejam-pejam si putri jelita ini, saat perabotannya yang mulus tanpa rumput di lumat 'Pendekar Cabul' ini untuk yang pertama kalinya.Si Putul tak peduli lagi kalau Putri Arumi ini adalah tunangan Pangeran Daha, pengaruh buah ajaib membuat keduanya gelap mata dan terang nafsu, serta harus di tuntaskan saat ini juga.“Pelan-pelan…!” bisik Putri Arumi, saat sesuatu yang keras dan tegang mulai merasuki perabotannya yang tentu saja masih perawan.Si Putul pun kini lakukan secara perlahan dan dengan pengalamannya yang mumpuni di bidang puaskan hasrat ini.Alih-alin merasakan sakit, Putri Arumi malah melayang ke angkasa, saat si Putul mulai bergerak perlahaan memompa badannya di atas tubuhnya.Bua
“Hm…berarti kamu sendiri secara langsung keturunan dari Pangeran Wasi dan Dewi Lintah yaa?” kata Putri Arumi sambil memandang gundukan pasir di bawah tulisan itu.“Boleh dibilang begitu…tapi aku tak mau eufhoria,” sahut si Putul yang turut memandang gundukan tersebut dan dia tak mencegah, saat Putri Arumi secara tiba-tiba mendekati gundukan itu dan…menggalinya.Si Putul hanya memperhatikan, tapi dia tetap waspada, namun kini malah berbalik penasaran.“Apa yang kamu lakukan Putri?” tanya si Putul keheranan, karena Putri Arumi tanpa ragu menggali pasir putih itu dengan tangannya lentiknya.“Lihat ada peti hitam,” tunjuk Putri Arumi dan si Putul buru-buru mendekat. “Jangan buru-buru di buka putri, takutnya ada jebakan!” kata si Putul cepat, dirinya berpengalaman menemukan benda-benda rahasia yang tak sengaja di temukan dan biasanya ada jebakan berbahaya.Si Putul lalu pelan-pelan angkat peti ini dan baru saja dia meletakan di atas pasir.Putri Arumi kembali berseru, karena dia menemukan