Beranda / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 165: Akhirnya Berpisah

Share

Bab 165: Akhirnya Berpisah

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-08 07:58:28

Satu bulan kemudian…!

Setelah bercinta dengan masih sama-sama polos, guru Dao dengan mata bak bintang kejoranya dan selalu di puji Japra, menatap wajah pendekar sakti ini dengan rasa sayang.

“Japra…sudah saatnya kamu harus tuntaskan apa yang jadi rencana dan cita-citamu!”

Mendengar ucapan guru Dao, barulah Japra seolah terbangun dari mimpi.

“Hmm…aku rasanya ingin tinggal di sini selamanya…!” gumam Japra tanpa sadar. Guru Dao langsung tertawa sambil menutup mulutnya yang tak puas-puasnya Japra kecup.

Dia kemudian berdiri sekaligus melepaskan diri dari pelukan Japra dan dengan langkah gemulai mengambil gaunnya dan memakainya.

“Kamu ini calon Maharaja sayang…!” sahut guru Dao, juga tanpa sadar memanggilnya dengan sebutan ‘sayang’.

Japra ikutan bangkit dan mendekati guru Dao. “Kelak kalau aku jadi Maharaja Muara Sungai, maukah kamu menyusulku atau aku jemput dan jadi permaisuriku…?”

Guru Dao sesaat kaget, lalu tersenyum manis.

“Kita lihat saja nanti..! Ingat tuntaskan tugasmu, ilmu sihir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 166: Bertemu Paman Sendiri

    Japra kaget menerima sepucuk surat, yang di antar pelayan penginapan. Isinya ringkas saja, meminta Japra datang ke sebuah tempat malam ini.Tempat itu berada di luar kota, di surat itu tercantum petunjuknya. “Siapa pengirim surat ini dan apa tujuannya,” pikir Japra keheranan.Apalagi Japra merasa dia tak punya teman siapapun, di kerajaan yang baru pertama kali dia kunjungi ini.Namun Japra bertekad akan mendatangi tempat tersebut, baginya ini sangat bikin dia penasaran, seakan ada sebuah rahasia yang harus di pecahkan.Belum terlalu malam, Japra sudah sampai di tempat ini, dia melangkah perlahan menuju ke sebuah tempat mirip kuil yang sudah tua.Tempat ini sepi, walaupun dia melihat ada penerangan lampu kecil dalam kuil tersebut. “Masuklah anak muda…!” terdengar suara dari dalam kuil ini.Mendengar suara ini, Japra pun tanpa ragu masuk ke kuil ini dan kini sudah berada di sebuah ruangan yang tak terlalu lebar. Tapi dia waspada, sebab suara itu sudah menunjukan kesaktian orang tersebut

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 167: Kisah Pangeran Li Nata

    “Pengkhianat? Siapa yang berkhianat paman?” tanya Japra keheranan, sekaligus penasaran.“Orang dalam kekaisaran sendiri, keluarga Istana juga!” sahut Li Huang, sambil menarik nafas panjang.Li Huang meneruskan kisahnya, dulu kakek Japra ini merupakan seorang komandan perang yang sangat disegani sekaligus di takuti.Komandan Pangeran Li Nata awalnya akan dijadikan Panglima oleh kaisar, sebab dia dianggap cakap dan tegas, juga punya kehebatan dalam ilmu kanuragan.“Namun, ada yang membisiki kaisar, dikatakan kelak kalau diangkat panglima, suatu saat kakekmu akan memberontak dan ambil alih kedudukan kaisar. Padahal jangankan memberontak, ngayal jadi kaisar atau panglima pun kakekmu tak pernah,” kata Li Huang sambil menyedot cerutunya, matanya menerawang ke atas.Japra ikutan termenung...!Bisikan-bisikan beracun dalam lingkungan Istana lama-lama membuat kaisar akhirnya terpengaruh juga.Lalu Pangeran Li Nata ini di kirim untuk sebuah ekspedisi ke Pulau Borneo, pangkatnya memang dinaikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 168: Siasat Bongkar Konspirasi Jahat

    “Perdana Menteri merangkap Panglima Angkatan Perang Ang Tojin, dialah otaknya, dia sejak dulu berambisi ingin raih jabatan yang kini dia sandang, di bantu satu orang yang dengan dekat ibu Suri,” ucap Komandan Coa tanpa tedeng aling-aling.Mendengar nama ini, Japra tentu saja kaget, orang tersebut bukan sembarangan. Justru tangan kanan Kaisar Li Qin, apalagi dia juga merangkap dua jabatan strategis sekaligus.Apalagi ada lagi yang jadi tangan kanan ibu suri, ini tak bisa dianggap remeh, musuh mereka sudah berada di ring 1 kekaisaran Qin.Sangat berbahaya sekali dan ini tak bisa dibiarkan!“Kaisar Li Qin itu sudah sangat sepuh Japra, usianya kini sudah 78 tahunan. Dan dia tak punya anak laki-laki, 3 anak-anaknya semuanya wanita. Sebenarnya dulu banyak yang mendukung kakekmu, Pangeran Li Nata yang jadi kaisar berikutnya, namun Ang Tojin menelikung…naga-naganya, dia berambisi ingin jadi Kaisar berikutnya,” Komandan Coa lanjutkan kisahnya.Namun matanya menatap Li Huang, Japra tentu saja

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 169: Buntuti Ang Tojin

    Sampai hampir jelang subuh ketiganya mengatur siasat, akhirnya Li Huang pun menyudahi pertemuan mereka.Kini ketiganya sudah berada di halaman kuil ini. “Paman berdua, aku minta waktu paling lama 1 minggu dari sekarang, setelah itu kita akan bertemu di sini kembali,” janji Japra.Mereka sudah bagi tugas, dan Japra mendapatkan tugas mencari bukti rencana kudeta tak berdarah Ang Tojin.Sedangkan Komandan Coa dan Pangeran Li Huang bergerak dengan planning yang sudah mereka sepakati bersama.Saat matahari mulai menampakan cahayanya dan bunyi ayam berkokok. Japra sengaja menunjukan kehebatannnya, sekali melompat tubuhnya sepersekian detik kemudian lenyap di atas atap-atap rumah warga.Li Huang dan Komandan Coa melongo melihat kesaktian Japra. “Agaknya Tuhan akan menolong pangeran, keponakan pangeran bukan manusia biasa,” ceplos Komandan Coa, Li Huang pun mengangguk, wajahnya sumringah.Keduanya lalu berpisah dan akan bertemu seminggu lagi dari sekarang di tempat yang sama. Seperti Japra ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 170: Hampir Dipenggal Ang Tojin

    Ang Tojin dan seorang yang tak Japra kena sudah berdiri sambil berkacak pinggang. “Hmm…siapa orang celaka ini yang berani mengintip aku,” tegur Ang Tojin dengan suara keren dan menahan kemarahannya.Tatapannya bak mau memakan bulat-bulat tubuh Japra.Tentu saja Japra tak pernah mengira, sebenarnya Ang Tojin tak pernah masuk ke dalam ruangan rumah ini.Dengan kekuatan sihirnya, dia membuat semua orang melihatnya seolah-olah sudah masuk ke rumah tersebut.Padahal Ang Tojin tetap berada di teras dan dia kaget bukan main melihat gerakan kilat yang dilakukan Japra yang naik ke wuwungannya.Begitu Japra menatap mata Ang Tojin, hatinya serasa terbetot. Kini sadarlah Japra, orang yang dia hadapi di depannya seorang ahli sihir yang hebat. Juga memiliki tenaga dalam yang kuat.Setelah menunduk dan ambil nafas, Japra pun dengan berani menatap mata Ang Tojin.Hingga si perdana menteri ini kaget juga, ada orang yang berani menatapnya langsung dari jarak hanya 3 meteran, tentu orang ini memiliki k

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 171: Japra Kabur

    Japra marah bukan main, kini dia mundur dua tindak dan kedua musuhnya pun sudah menatapnya dengan senyuman mengejek.Suasana mulai gelap, malam akan menjelang. Japra meraba tubuh belakangnya, jubahnya di bagian belakang sudah robek lumayan lebar sekali, sehingga nampak punggungnya yang putih bersih dan berotot!"Ha-ha-ha-ha, untung nggak kena selangkangan, kalau kena, alamat burung perkututmu hanya bisa digunakan buat kencing saja lagi, nggak bisa lagi masuk ke lubang kenikmatan, amboii apa gunanya jadi laki!” ejek rekan Ang Tojin, lalu tertawa terbahak-bahak.“Tuan Thai, jangan anggap remeh pemuda ini, mari kita serang bersama, sebelum gelap,” seru Ang Tojin.Japra melihat di bawah makin banyak orang berkumpul dan dia kaget saat 4 pengawal Ang Tojin terbang ke atas. Agaknya akan segera mengeroyok dirinya.“Baik tuan An Tojin, tak apa kali ini kita keroyok anak setan ini, yang berani mati masuk ke sarang macan,” cetus orang yang di panggil tuan Thai ini.Hiattt…keduanya lalu lancarkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 172: Tersesat di Kamar Putri Cantik

    Kegegeran yang di buat Japra membuat pasukan keamanan lakukan razia di mana-mana di ibukota Kerajaan Qin ini.Kemanakah Japra melarikan diri..?Setelah jatuh terjeblos ke dalam wuwungan, Japra dengan ilmu berlari cepatnya yang istimewa langsung pergi.Senjata gelap istimewa dari Ang Tojin membuat tubuhnya serasa lumpuh, tapi Japra mengeraskan hatinya dan genjot tubuhnya untuk kabur secepatnya dari tempat ini.Kini Japra baru sadar dengan kecerobohannya. Ang Tojin benar-benar licik dan memiliki jurus yang luar biasa dan senjata istimewanya yang sangat menakutkan.Walaupun Japra merasa mampu kalau melawan Ang Tojin dan Thai, tapi bantuan 8 orang pengawal istimewa si perdana menteri ini tak bisa di anggap remeh.Dan buah dari kenekatakan Japra adalah dia terkena senjata rahasia ini, walaupun tidak membahayakan dirinya.Tapi Japra merasa tubuhnya serasa lumpuh!Senjata rahasia Ang Tojin benar-benar mengandung racun jahat yang membuat kekuatannya seperti tak bisa di kerahkan.Untung saja m

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 173: Ternyata Mantan Kekasih Li Huang

    Ujung pedang kini mengarah ke dada Japra, jaraknya hanya satu jengkal. “Maaf…aku hanya bercanda, benar namaku adalah Japra, aku cucu dari Pangeran Li Nata dan Putri Huang, ibuku Putri Betani, ayahku mendiang Prabu Daha dari kerajaan Daha di Pulau Borneo,” sahut Japra, sebutkan secara komplet jati dirinya.Namun, karena dirinya masih dalam pengaruh racun dari Ang Tojin, ceritanya malah agak menggantung dan si putri ini sampai gerinyitkan dahi, kurang paham apa yang dikatakan Japra. “Sialan betul kamu ini, berani kurang ajar pada bibi misanmu sendiri, buka matamu yang belu itu lebar-lebar, aku adalah Puti Li Kamari, aku putri sulung ayahanda Kaisar Li Qin,” ceplos si putri cantik ini, hingga mulut Japra langsung mangap.“Astagaaa…jadi inikah bekas kekasih paman Pangeran Li Huang,” batin Japra malu sendiri, karena bersikap kurang ajar pada bibi misannya sendiri, walaupun aslinya hanya bercanda.Kesadarannya langsung menyeruak hatinya. Karena Japra memiliki batin dan tenaga dalam yang ku

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12

Bab terbaru

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 426: Pangeran Akmal Tertawan

    Pendekar Putul kini menyamar seperti kakek tua, dia sengaja ke sini dan berlakon bak tamu di padepokan pimpinan Ki Rawa ini.Santernya soal padepokan ular hitam yang makin menancapkan kukunya di dunia persilatan, membuat Pendekar Putul tergerak turun tangan, apalagi pemimpinnya Ki Rawa, yang ingin dia hadapi saat ini.Dia pun juga kenalkan diri sebagai si Kakek Pincang, saat di terima Jinari dan Jamari di gerbang padepokan ini.Pendekar Putul melihat kedua wanita binal ini yang jadi ketua penyambutan tamu sampai menatapnya lama, terutama kakinya yang hanya satu.“Kenapa…ada yang aneh? Kakiku begini karena pernah bentrok dengan musuh hebat,” sungut si Putul jengkel, karena pandang mata kedua wanita cabul ini seakan meremehkannya.“Hmm…ya sudah, silahkan masuk, karena kamu bukan tamu VIP, penginapan buat kamu adanya di bagian barat, di barak sono!” cetus Jinari cuek dan pastinya anggap Pendekar Putul ini tak seberapa kesaktiannya.Si Putul pun dengan terpincang-pincang menuju ke barak ya

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 425: Pertemuan Akbar Golongan Hitam

    Padepokan Ular Hitam berubah total semenjak di ambil alih Ki Rawa bersama Pandekar Gledek dari tangan Ki Boka.Seluruh murid-murid Ki Boka di paksa jadi anak buah mereka dan kembali menyeleweng seperti saat jaman Ki Palung dan Ki Boka sebelum tobat setelah bertemu Prabu Japra, yang melawan mereka bunuh.Sehingga banyak yang tak suka dengan Ki Rawa, diam-diam memilih kabur dan meminta pertolongan dengan kaum pendekar golongan putih.Inilah yang membuat banyak golongan putih tewas atau terluka, setelah bentrok dengan kelompok Ular Hitam tersebut, yang semakin hari semakin kuat saja, sengan banyaknya kelompok golongan hitam bergabung.Permaisuri Aura sudah tahu soal ini, makanya dia mengutus Ki Roja atau Pendekar Budiman, untuk selidiki padepokan milik pamannya ini, sekaligus basmi kelompok Ki Rawa tersebut.Putri Seruni sebenarnya juga ingin ke sana untuk bikin perhitungan dengan Ki Rawa, tapi dia saat ini tengah hamil anak pertama, setelah hampir 13 tahun menikah dan baru kali ini menga

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 424: Ikut Selidiki Padepokan Ular Hitam

    “Maafkan aku kakek Prabu Japra, kali ini cucumu yang pernah durhaka ini akan menjadi pendekar yang baik, tidak lagi jadi pendekar jahat!” tekad si Putul.Dan kini dia sudah menemukan sebuah desa, lalu beli pakaian yang bagus dan juga kuda, untuk lanjutkan perantauannya.Koin emas yang dulu dia bawa masih banyak dan untungnya tak tercecer saat dia terjungkal ke jurang dulu.Cuman dia tak lagi antusias mencari kedua orang tuanya. Dia malu pernah menyeleweng, apalagi ayahnya Prabu Harman seorang maharaja di Kerajaan Hilir Sungai.“Kasian ayahanda Prabu Harman, pasti sangat malu tak ketulungan, punya anak seperti aku, sudah cacat, menyeleweng pula, jatuh harga diri beliau!” gumam si Putul termangu d atas kudanya yang dia biarkan jalan sendiri.Uniknya, sampai kini si Putul belum tahu, kalau Putri Alona, ibu kandungnya, justru adik ayahnya sendiri. Si Putul juga tak ada niat lagi untuk cari ibu kandungnya, dia hanya ingin membawa hatinya, kemana saja.Sejak turun gunung, si Putul buktikan t

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 423: Penolong Pangeran Daha Ternyata..?

    Setelah Pangeran Akmal bercerita, giliran Pangeran Daha yang ceritakan pengalamannya yang di sempat di culik Dua Kembar Ruba Betina dan Pendekar Serigala, saat bermaksud selidiki Temanggun Dawuk, kepala kadipaten Barabong.Namun di tolong seseorang yang sangat misterius dan sampai kini Pangeran Daha tak tahu siapa penolongnya tersebut.Tentu saja Pangeran Daha tidak bercerita soal penyekapan 3 hari 3 malam, yang membuat dia jadi permainan kedua betina genit itu.Yang anehnya semenjak sembuh dari pengaruh racun mawar merah, kekuatannya diam-diam naik berlipat?“Aku tak melihat jelas wajahnya, hanya aku tahu penolongku itu berjubah hitam, dalamnya putih, wajahnya tak begitu jelas…oh yaa…sebentar, orang itu pakai tongkat!” kata Pangeran Daha, sambil ingat-ingat tubuh si penolongnya.Pangeran Daha juga bilang, tak tahu apakah pendekar usianya itu sudah tua ataukah seumuran dirinya. Tapi yang dia tahu, penolongnya bukan wanita, tapi sosok pria.Kakek Slenge’an, Putri Dao dan Pangeran Akmal

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 422: Pangeran Dari Kerajaan Loksana

    Dan sekali ini, si pemuda ini harus mengaku dalam hatinya bahwa lawannya sungguh sama sekali tidak boleh disamakan dengan lawan-lawannya yang pernah dia kalahkan.Ternyata si kakek ini memiliki ilmu pedang yang hebat, di samping tenaga dalamnya yang kuat, ditambah lagi sebatang pedang pusaka pendeknya yang sangat ampuh!“Kakek mundurlah, biar aku yang gantian hadapi dia!” tiba-tiba Putri Dao maju ke gelanggang pertarungan dan si kakek ini mundur, lalu berdiri di samping Pangeran Daha.Melihat gaya anggun dan kini saling berhadapan dari jarak 5 meteran, makin tak karuan rasa si pemuda ini.Mulailah Si Pemuda merasa ketar-ketir, melawan si kakek tadi saja dia sudah kelabakan, entah bagaimana pula dengan si gadis cantik yang agaknya galak ini, tapi sudah bikin hatinya jungkir-balik.Belum lagi pria yang tak kalah tampan dengannya, yang sejak tadi terlihat tenang-tenang saja, sama tak ada wajah khawatir dari raut mukanya.Bahkan Pangeran Daha seakan ingin lihat, apakah kepandaian keponakan

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 421: Serang Pemuda Asing

    “Mereka akan merekrut sebanyak-banyaknya anggota, baik warga biasa, kaum pendekar golongan hitam ataupun putih, lalu akan mendirikan sebuah kerajaan baru, Kadipaten Barabong sudah berhasil mereka kuasai!” kata Putri Dao dengan bersemangat, bahkan tangan dan matanya seakan ikutan bicara.Sangat menarik dan makin cantik saja keponakannya ini saat bercerita, andai orang lain, pasti sejak tadi Pangeran Daha sudah jungkir balik jatuh cinta.Kecantikan Putri Dao, tentu saja mengalahkan kekasihnya, si Putri Nia.Kagetlah Pangeran Daha, ini bukan gerakan main-main, apalagi setahunya Pendekar Gledek sangat berpengalaman susun kekuatan, untuk kemudian lakukan makar.Walaupun selalu gagal, karena dihancurkan Prabu Japra dan Pangeran Boon Me, yang sukses dua kali gagalkan misi besar Pendekar Gledek.Sehingga sampai kini, Pendekar Gledek dendam tak kepalang dengan orang tua dan kakak dari Pangeran Daha ini.Tapi kalau terlambat di basmi, bisa jadi gerakan kelompok ini makin besar dan makin kuat ser

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 420: Bertemu Putri Dao

    Sosok hitam yang mereka --Baung, Jinari dan Jamari, pikir hantu ini lalu mengusap wajahnya.Kemudian terlihatlah wajah yang sangat tampan, tapi berwajah murung, pakaian dalamnya putih, tapi di tutup jubahnya yang berwarna gelap.Lelaki tampan ini lalu masuk ke dalam kereta ini dan dengan cepat pondong tubuh Pangeran Daha yang setengah tertidur alias setengah pingsan ini.Gerakannya sangat cepat dan tak lebih dari 2 detik, tubuhnya yang kokoh dan menggunkan tongkat sudah lenyap dalam hutan lebat yang gelap ini.Saking hebatnya ilmu meringankan tubuhnya, kereta ini sama sekali tak bergerak, ini menandakan orang ini luar biasa ilmu silatnya.Pangeran Daha yang setengah sadar terbangun, dia merasa aneh, kenapa kini berada di sebuah gua, hari pun sudah beranjak pagi, tidak lagi malam dan berada di dalam kereta yang di bawa Dua Rubah Betina serta Pendekar Serigala.Tapi Pangeran ini tak pikirkan itu, dia cepat-cepat lakukan semedi dan kerahkan seluruh kesaktian tenaga dalamnya, untuk kembali

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 419: Jadi Tawanan Murid Pendekar Gledek

    Kedua Kembar Rubah Betina yang bernama Jinari dan Jamari ini langsung kalang kabut berpakaian.Padahal mereka tengah enak-enaknya naik ‘kuda jantan’ ini, yang sengaja mereka recoki obat kuat, agar tetap perkasa, walaupun tenaga dalamnya tak berfungsi.“Sialan si Pendekar Serigala, orang lagi nanggung, eh main panggil saja,” gerutu Jinari, sambil bantu Pangeran Daha berpakaian lagi.Saking gemasnya, dia malah sempat-sempatnya memegang tongkat Pangeran Daha yang masih kokoh bak tongkat ulin.“Ihh padahal masih ngacengg say!” kata Jamarin terkekeh dan dengan gemas sempat melumat batang ini.Tapi panggilan orang yang mereka sebut Pendekar Serigala membuat keduanya dengan terpaksa papah Pangeran Daha keluar dari kuil tua ini.“Gila sekali kalian berdua, tahu kah kalian siapa dia ini hahhh? Dia ini Pangeran Daha, putra mahkota Kerajaan Muara Sungai. Kalau sampai lepas gara-gara ulah kalian, leher kalian berdua yang mulus itu bakalan misah dari tubuh kalian yang bakalan dilakukan guru kita,”

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 418: Dua Kembar Rubah Binal

    Bukannya melaporkan ke dalam, ke 5 orang ini serempak mengurung Pangeran Daha, bahkan tak lama datang lagi 10 orang, dengan golok terhunus.Sempat pangeran ini ingin berontak, namun dia pikir, lebih baik pura-pura menyerah untuk selidki apa yang sebenarnya terjadi.Pangeran Daha pun di bawa ke dalam bangunan ini dan kagetlah dia, setelah pedangnya di ambil, Pangeran Daha di masukan ke dalam sebuah kerangkeng hewan yang sangat kuat.Kerangkeng ini biasa di gunakan untuk menangkap hewan buas, seperti biruang juga harimau, bahkan gajah liar.“Hmm…makin aneh saja,” pikir Pangeran Daha, andai dia mau, tak sulit baginya jebol kerangkeng ini.Pangeran Daha di biarkan di sana sampai malam hari, tak pernah terlihat batang hidung Temanggung Dawuk.Namun tengah malam, Pangeran Daha kaget sekali saat mencium bau seperti bunga mawar, lalu dia pun tak sadarkan diri.Tak lama, tubuhnya yang sudah tak berdaya ini dikeluarkan dari karangkeng, dan di halaman rumah Temanggung Bawuk ini sudah menunggu seb

DMCA.com Protection Status