Japra lebih hebat lagi, matanya makin tajam, dengan tenaga dalamnya yang hebat, ilmu sihir ini mudah dia kuasai, bahkan lebih hebat dari Anong. Padahal ilmu sihir itu belum lama dipelajarinya.Kadang dia menggoda Anong sekaligus tes ilmu sihirnya. Tiba-tiba saja Japra berubah jadi 2 atau malah 5 orang sekaligus, saat Japra ‘ngetes’ ilmu sihirnya ini.Anong sampai berkeringat dingin di buat Japra.“Gila kamu Bang, aku sampai ketakutan, ilmu sihir kamu malah lebih hebat dari aku sendiri,” sungut Anong manja, karena tadi dia harus terlonjak saking kagetnya, gara-gara melihat tubuh Japra berubah banyak.Japra tertawa dan otomatis kini 4 bayangan itu hilang dan hanya satu Japra yang kini masih tergelak, melihat Anong sampai melompat jauh saking kagetnya.Tapi Anong juga kadang iseng, dia goda Japra dan sengaja tak berpakaian di hadapan pendekar itu, otomatis Japra terbelalak dan menyerbu ‘kekasihnya’ ini dan mencumbui sepenuh hati.Tapi Japra terbelalak, saat Anong terbahak-bahak, sebab ya
Panglima Sorachai bikin Japra kagum, pakaian sang panglima sangat bersahaja, apalagi saat ini sudah menggunakan baju perang yang gagah.Penampilannya mengingatkan Japra pada Mahapatih Takalo, berkumis tebal dan terlihat sangat berwibawa dengan pedang besar di pinggang.Mendengar laporan dua orang yang mengajak Japra dan Anong ke sini, si Panglima ini menganggukan kepala, dia lalu mendekati Japra dan Anong.“Selamat datang tuan Japra dan nona Anong, mari masuk ke tendaku,” sapa Panglima Sorachai sambil beri penghormatan.Anong langsung bersimpuh, sedangkan Japra memberi hormat sewajarnya, agak aneh juga dia melihat gaya penghormatan yang Anong berikan, tapi Japra diam saja.“Dari cerita Pangpai dan Pongpai, kalian berencana mau selamatkan guru Anong yang mereka sekap di benteng itu…? Luar biasa, tahukah kalian di sana saat ini sedang berkumpul tokoh-tokoh jahat yang membantu Pangeran Langkor, untuk dongkel Maharaja Watra dari tahtanya dan berniat ingin bunuh Putra Mahkota Pangeran Chul
Saat melihat siapa yang menghantamnya, kedua orang ini kaget tak kepalang, terutama Pendekar Gledek. Tak dia sangka, di negeri yang sangat jauh dari Pulau Borneo, Japra lagi-lagi bisa menemukannya.“Hmm…di mana-mana kalian ini selalu bikin masalah, kali ini aku tak akan ampuni kalian berdua,” dengus Japra menahan kemarahannya."Bangsat, kamu seperti punya sayap saja Japra, bisa muncul jauh-jauh ke sini," seru Pendekar Gledek, menahan kekagetan hatinya.Saat Japra bicara begitu, meluncurlah puluhan anak panah dan tombak dari arah belakang, menghantam punggungnya.Namun tanpa menoleh Japra hanya kibaskan tangannya, semua senjata itu berbalik menuju ke arah pelemparnya.Tindakan Japra ini membuat kedua musuhnya ini kaget bukan main, segini hebatnya kah seorang Japra saat ini, batin keduanya.Akibatnya puluhan pasukan pemberontak langsung meregang nyawa, terkena retur senjata mereka sendiri.Gegerlah pasukan pemberontak melihat kesaktian Japra, bahkan Pangpai dan Pongpai yang kini terluka
Beberapa kali pukulan kerasnya yang berubah-ubah dari panas ke dingin, membuat si gundul ini kelabakan.Tiba-tiba Japra kerahkan jurus lintahnya, dia nekat lakukan itu, karena di lihatnya Pendeta Sura sudah mulai kepayahan.“Ini saatnya aku musnahkan manusia durjana ini,” dengus Japra."Pendeta Sura, bersiaplah untuk menerima hukuman atas dosa-dosamu, hiattttt!" bentak Japra dengan suara mengguntur, karena dia dan musuhnya ini sama-sama masih berwujud raksasa.Kaget bukan kepalang Pendeta Sura, walaupun mereka tidak bersentuhan langsung, tapi dia merasakan seluruh tenaga dalamnya secara tiba-tiba membanjir keluar.Secepat kilat Pendeta Sura lemaskan tenaganya, inilah yang sebenarnya di tunggu-tunggu Japra.Desss…sebuah tendangan kilat Japra arahkan ke perut pendeta ini, akibatnya pendeta ini mengeluarkan seruan keras dan cepat melempar tubuhnya ke belakang.Mulas tak terkira perutnya, andai dia tak punya tenaga dalam mumpuni, pasti isi perutnya hancur terkena tendangan menggunakan jur
“Iya Bang, nama beliau guru Dao!” Anong kenalkan gurunya yang cantik jelita ini, Japra sampai melongo sesaat.Di tatap Japra dengan pandangan kagum, guru Dao lempar senyum manisnya.“Sebaiknya kita cepat-cepat pergi dari sini, ngeri juga lihat ribuan mayat yang besok pasti mulai membusuk,” guru Dao, lalu melompat cepat diikuti Japra dan Anong.Dan di perjalanan itulah Japra diberitahu Anong, kalau usia guru Dao hampir 48 tahunan dan dia awet muda seperti saat masih berusia 20 tahunan, karena punya sebuah ramuan khusus.“Rahasia kecantikan itu katanya menurun dari ibunya, yang turunan bangsawan,” cerita Anong lagi, sambil terus ikuti kemana guru Dao melangkah cepat di depan mereka.Anong ngaku dia sebenanya pingin obat awet muda itu, tapi guru Dao bilang kalau ilmu kanuragan Anong belum tinggi, justru akan membahayakannya."Pasti orang jahat akan terus menganggu kamu, untuk menikmati kecantikan kamu itu Anong!" itulah alasan guru Dao dan Anong pun membenarkan.Kalau pasukan tadi pergi
Sambil melihat kedua burung ini makan dengan lahap, setelah di beri ikan-ikan besar yang ditangkap Anong di sebuah sungai kecil.Guru Dao lalu bercerita ke Japra kenapa burung rajawali ini kenal baik dengannya dan patuh serta jinak sekali, persis seperti ke Japra.“Dulu aku dan suamiku yang menemukan burung ini, kala itu burung tersebut terluka, kakinya patah. Suamiku merawat burung tersebut sampai sembuh. Tak tahunya malah datang seekor burung rajawali jantan, dan sejak saat itu kami berdua sering jalan-jalan menaiki kedua burung ini, suamiku yang jantan, aku burung betina itu!”Setelahnya, guru Dao menghela nafas panjang, dia sebut suaminya tewas bersama burung rajawali jantan, saat bertarung dengan musuh lamanya 10 tahunan yang lalu. “Mereka sama-sama tewas, termasuk musuh suamiku…nah, sejak saat itulah aku tinggal di pondok ini, malas tinggal di kota, walaupun aku ini keturunan bangsawan. Apalagi saat itu Pangeran Langkor yang juga sepupu jauhku ingin memberontak, tak tahunya ak
Guru Dao dibantu Anong persiapkan ritual penyempurnaan ilmu sihir buat Japra. Tak pernah Japra ketahui, kedua wanita cantik ini justru bicara sangat serius.“Guru yakin Pangeran Japra akan bisa memenuhi apa yang jadi cita-cita guru sejak lama? Aku saja sampai kini masih lancar..?” Anong menatap Gur Dao.“Aku yakin Anong, walaupun usiaku tak muda lagi, dan inilah saat yang paling tepat, aku sedang subur-suburnya!” sahut guru Dao. “Baiklah guru, aku akan pulang ke desa kami dulu, agar guru dan Pangeran Japra tak terganggu,” sahut Anong.Akhirnya hari itu, tanpa pamit dengan Japra, Anong pulang kembali ke desanya, kali ini dia tentu bisa cepat sampai, jurus mengejar anginnya makin lama makin sempurna.Japra pun kaget saat guru Dao bilang, Anong sudah pulang ke desanya, sehingga dia minta Japra bisa bersikap rileks, tidak lagi sungkan.Japra pun lega, setidaknya dia hilang rasa sungkannya dengan Anong, yang selama ini sudah anggap dia ‘kekasih’.Sebagai orang yang berpengalaman, guru Da
Satu bulan kemudian…!Setelah bercinta dengan masih sama-sama polos, guru Dao dengan mata bak bintang kejoranya dan selalu di puji Japra, menatap wajah pendekar sakti ini dengan rasa sayang.“Japra…sudah saatnya kamu harus tuntaskan apa yang jadi rencana dan cita-citamu!”Mendengar ucapan guru Dao, barulah Japra seolah terbangun dari mimpi.“Hmm…aku rasanya ingin tinggal di sini selamanya…!” gumam Japra tanpa sadar. Guru Dao langsung tertawa sambil menutup mulutnya yang tak puas-puasnya Japra kecup.Dia kemudian berdiri sekaligus melepaskan diri dari pelukan Japra dan dengan langkah gemulai mengambil gaunnya dan memakainya.“Kamu ini calon Maharaja sayang…!” sahut guru Dao, juga tanpa sadar memanggilnya dengan sebutan ‘sayang’.Japra ikutan bangkit dan mendekati guru Dao. “Kelak kalau aku jadi Maharaja Muara Sungai, maukah kamu menyusulku atau aku jemput dan jadi permaisuriku…?”Guru Dao sesaat kaget, lalu tersenyum manis.“Kita lihat saja nanti..! Ingat tuntaskan tugasmu, ilmu sihir