Beranda / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 116: Bertemu Musuh Lama

Share

Bab 116: Bertemu Musuh Lama

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-16 08:23:04

Sampai di depan pintu masuk tahanan, Japra dan 50 tahanan ini kaget saat melihat asap kebakaran di pojokan benteng sebelah Selatan.

Ke 50 orang ini makin kaget lagi saat melihat ada 20 an prajurit yang berdiri kaku di tempatnya masing-masing.

“Jangan hiraukan mereka, kalian ikuti aku,” terdengar Japra beri perintah. Kembali tanpa menimbulkan suara, rombongan ini bergerak ikuti langkah Japra.

“Pasti kebakaran itu ulah Putri Li Me, cerdik juga dia,” batin Japra.

Saat melihat ada 30 an prajurit yang berdiri dekat sisi benteng, Japra tak mau bertindak lambat.

Dengan gerakannya yang sangat hebat, Japra bergerak bak burung rajawali dan lakukan totokan-totokan lihai.

Hingga ke 30 prajurit itu langsung bergelimpangan pingsan seketika, melongolah rombongan tahanan ini, tak menyangka Japra selihai ini.

“Kisanak, kamu duluan lompat benteng ini, lalu kamu sambuti semua tahanan lain, yang akan aku lempar semua ke sebelah benteng. Kalian kaburlah ke arah Barat, terus saja berlari jangan berhenti,”
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 117: Keluarkan Tenaga Inti

    Blarrrrr….terdengar suara sangat dahsyat, Putri Li Me saja sampai terpelanting hingga 5 meteran. Untung dia segera bersalto dan kini kembali berdiri terpentang, namun dia seolah menahan sesak di dada, di sela bibirnya ada darah menetes.Puluhan prajurit yang berada di bawah sampai pingsan, imbas pertemuan tenaga sakti ini.Bukan hanya suaranya yang menggelegar, efek pertemuan dua jurus luar biasa ini juga membuat banyak prajurit yang tak punya ilmu kanuragan rendah menggelepar lalu tewas bak ayam kena sembelih, Pertemuan tenaga dahsyat antara Japra melawan 2 pendekar hewan justru bikin melongo semuanya.Ketiga orang sakti ini sama-sama melayang dan…tertahan di udara. Masing-masing mempertahankan kekuatannya, untuk merontokan lawan. Padahal jarak mereka masing-masing masih dua meteran lagiJapra harus rasakan dua hawa sakti yang menghantam tubuhnya. Si muka monyet yang menyerang Japra dari kiri keluarkan jurus sangat panas, dan si muka kuda di kanan keluarkan jurus yang luar biasa di

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 118: Pengobatan Tak Biasa

    Setelah totok sana sini, tapi belum juga ada perubahan malah Putri Li Me makin tambah pucat aja, seolah tak ada darah di wajahnya, Japra terdiam beberapa saat.Dia kehabisan akal bagaimana menyelamatkan Putri Li Me ini agar terhindar dari maut.Putri Li Me terkena pukulan dahsyat dari dua pendekar hewan. Semua kesaktian yang dia miliki sudah dikerahkan, tapi hasilnya nihil.Bingung bukan main Japra saat ini…!Setiap kali menatap wajah cantik Putri Li Me dalam gelap di gua ini, hatinya tak karuan, harus dia akui, selain dengan Aura, baru kali ini hatinya bergetar menatap wanita.Japra lalu bikin api unggun kecil untuk usir nyamuk, sekaligu berpikir keras bagaimana menyelamatkan Putri Li Me.Tiba-tiba dia ingat cara pengobatan melalui di kitab Pusaka Rajawali Pedang Putih, yang dulu dia temukan bersama Aura.Apakah harus aku lakukan? Jangan-jangan aku dianggap cari kesempatan..?” pikir Japra.Keraguan pun melanda hatinya. Tapi saat dia melihat kondisi Putri Li Me makin pucat, akhirnya J

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 119: Putri Li Me Curiga…???

    “Sudah Bang…aku sudah mendingan, racun-racun dalam tubuhku sudah keluar semua!” terdengar suara Putri Li Me.“Minum pil penguat fisik ini Li Me, ini juga berguna untuk halau dan bersihkan racun yang ada dalam darahmu,” kata Japra, tanpa ragu Putri Li Me menelan pil ini.Japra lalu ambi air yang mengalir dalam gua ini, lalu dengan tangannya dia menadah dan meminumkan pada Putri Li Me, sehingga pil yang rasanya agak sepet ini mudah masuk ke dalam perutnya.Tak sampai 10 menitan, perut Li Me berbunyi kerunyukan, seperti orang lapar. Pil ini sebenarnya terbuat dari buah yang secara diam-diam Japra ambil dari warga desa primitif.Saat dia bersama Dehea tak sengaja berada di kampung primitif tersebut. Lalu Japra bikin kecil-kecil seperti pil, tapi karena sudah lama dan mengering, rasanya jadi sepet.Tak lama kemudian Putri Li Me bersemedi, untuk pulihkan tenaganya, di tambah pil penguat fisik…dan pengobatan tak biasa yang Japra lakukan, kesehatan Putri Li Me pelan tapi pasti mulai menampak

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 120: Putri Li Me Marah ke Japra

    Namun keanehan ini di simpan Putri Li Me dalam hati, dia pun membersihkan perabotannya dan bersikap biasa saja saat berada di air terjun.Dan Putri Li Me harus lepas pakaiannya seluruhnya, lalu bersemedi sesuai dengan instruksi Japra, yang secara lihai kirimkan suaranya di tengah deburan bunyi suara air terjun yang memekakan telinga.Putri Li Me konsentrasi tinggi dan tak memperdulikan lagi sekitarnya, dia benar-benar fokus pada tujuannya, ingin kuasai jurus mengejar angin yang hebat itu.Tak beda jauh dengan Dehea atau Aura, Putri Li Me juga punya tekad yang sangat kuat dan tak bisa dibantah siapapun. Hari pertama, kedua dan ketiga sampai hari 6, kondisi Putri Li Me tetap kuat bertahan, Japra yang tak ‘berani’ dekat hanya memantau dari kejauhan.Walaupun hatinya cemas juga, apakah Putri Li Me mampu bertahan hingga 10 hari, sesuai pelajaran yang diberikannya.Hari ke 7, 8 dan 9 Japra mau tak mau tak berani jauh-jauh. “Jangan sampai dia terjatuh karena kehabisan energy lalu ke sungai

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 121: Cinta yang Panas

    “Aku…sebenarnya anak dari Maharaja Daha, Prabu Kanji, dari permaisuri pertama beliau…!” sahut Japra perlahan dan menjelaskan secara singkat riwayatnya, lalu cepat-cepat tundukan wajahnya lagi. Tangannya tetap sodorkan golok emas ini ke Putri Li Me. Tiba-tiba Putri Li Me ambil golok itu dari tangan Japra, pendekar ini menunggu dengan hati tak karuan, benar-benar pasrah lehernya akan di penggal putri ini.Putri Li Me kini berdiri di depan Japra. Pendekar ini lalu pejamkan mata, dia kini benar-benar tidak melawan. Rasa bersalah membuat hatinya lemah.“Japra, bangkitlah!” terdengar suara Putri Li Me, ucapan dan intonasi suaranya persis gaya putri-putri Istana.Putri Li Me seolah pancarkan aura kebangsawaannya saat ini di depan Japra.Japra pun bangkit dan tetap menundukan wajahnya, sangat malu dia menatap wajah Putri Li Me.“Pandang wajahku, kenapa kamu bersikap banci begitu, kamu seorang pangeran, seorang pendekar sakti, sebegitu pengecutkah hingga tak berani menatapku?”Lagi-lagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 122: Japra dan Putri Li Me Bantu Pemberontak

    Putri Li Me 2 bulan yang lalu dengan kini berubah 180 derajat. Wajahnya makin sering tersenyum, matanya bersinar tajam bak bulan purnama bersinar.Gerakannya luar biasa cepatnya saat berlari, diapun tak lagi ngos-ngosan saat berlari di sisi Japra.Dua ilmu dahysat sudah dia kuasai, jurus Mengejar Angin dan jurus Bidadari Golok Emas. Tinggal di matangkan saja lagi, tak mustahil Putri Li Me akan menjelma menjadi pendekar wanita yang sangat hebat, tak berselisih jauh dengan Japra.Golok Emas pemberian Japra terpasang erat di pinggangnya yang ramping, kadang Putri Li Me berseloroh, inilah mahar termahal yang dia terima dari ‘suaminya’.Iya…Putri Li Me sudah anggap Japra bukan lagi kekasih, tapi suami!Si jelita ini tak sudah kadung cinta dengan Japra dan dia bertekad ‘akan melawan’ kalau di paksa harus berpisah dengan Japra dan jadi selir….ayah pendekar ini.Keduanya kadang bergandengan tangan, seakan tak mau berpisah untuk selamanya.Kini mereka menuju ke persembunyian Ki Sanus, namun me

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 123: Kuasai Kerajaan Kubu Raya

    Tapi kali ini ke 4 orang ini seakan kompak, mereka sambut serangan ini dan kini Japra harus hadapi ke 4 orang sakti ini sekaligus.Pendekar Gledek dan Sawon, termasuk guru mereka dua pendekar hewan ternyata selama ini perdalam ilmu kanuragan mereka.Dan di kerajaan Kubu Raya inilah mereka 'bersembunyi', sekaligus puas, karena apapun yang mereka inginkan di sediakan sang Maharaja di sini.Imbalannya, mereka siap melibas siapapun yang berani mengganggu kekuasaan yang maharaja ini. Hasilnya pemberontakan Pangeran Muda bersama dua orang kepercayaannya Ki Sanus dan Ki Juri selalu gagal,.Padahal mereka sudah gunakan senjata peleda yang hebat, hasil membeli dari pedagang berkulit putih. Tapi kehebatan ke 4 orang ini, membuat gerakan pemberontakan itu selalu gagal total. Selama di kerajaan ini, kehebatan mereka sebenarnya meningkat, tapi karena suka hambur-hamburkan tenaga untuk berfoya-foya.Kehebatan itu tak diimbangi dengan tenaga dalam mereka sendiri, yang terbuang percuma, karena di ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 124: Jati Diri Japra Terbongkar

    Namun karena eufhoria kemenangan masih bergema, ulah ‘ganjil’ Japra dan Putri Li Me tak jadi perhatian berlama-lama.“Kapan mereka dekat begini…?” batin Ki Sanus dan Ki Juri saling pandang, lalu sama-sama senyum-senyum maklum.Ki Sanus dan Ki Juri tentu saja sangat menghormati keduanya, sebab keluarga-keluarga mereka yang selama ini di sandera dapat di bebaskan Japra dan Putri Li Me tanpa cedera.Tanpa diketahui kedua sejoli itu, ternyata Ki Sanus dan Ki Juri memantau aksi keduanya secara sembunyi-sembunyi.“Kita jangan berpangku tangan, kita pantau keduanya,” kata Ki Sanus saat itu, Ki Juri setuju, lalu bersama puluhan pemberontak lainnya, mereka menyaksikan aksi Japra dan Putri Li Me dari kejauhan.Mereka hanya bisa memandang kagum melihat aksi Japra, bahkan mereka juga melihat Japra ‘menolong’ Putri Li Me yang terluka dan membawa kabur dari benteng itu.Begitu tahu ke 50 orang tahanan di bebaskan Japra, Ki Sanus dan Ki Juri di bantu puluhan anak buah mereka, langsung bantu melindun

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20

Bab terbaru

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 495: Kedatangan Tamu Mengejutkan

    Sejak itu, makin di takutilah Lembah Neraka ini, nama Pendekar Putul pun makin di takuti hingga jauh keluar dari lembah ini.Tak pernah ada lagi yang nekat datang ke tempat ini. Takut bernasib sama dengan ke 10 perampok apes tersebut.Dulu tempat ini di takuti karena majikannya Ki Rawa, tapi setelah Pendekar Putul berhasil tewaskan musuh bebuyutannya itu, namanya malah makin di takuti daripada nama Ki Rawa sendiri.Si Putul yang sangat sayang dengan istrinya tak pernah membantah apapun keinginan Putri Arumi, dia selalu manjakan istri tercintanya ini.Apalagi semakin besar perutnya, istrinya makin manja saja, bahkan Pendekar Putul sampai geleng-geleng kepala, saat Putri Arumi minta dibangukan Istana di Lembah Neraka ini.“Aku kadang kangen dengan Istanaku sayang, juga ibundaku dan ayahanda maharaja, serta Abang Pangeran Akmal…!” kata Putri Arumi manja.Yang memang paling dekat dengan saudara se ayahnya itu, di bandingkan saudara-saudaranya yang lain, jumlahnya 10 orang, yang lahir dari

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 494: Jadi Penghuni Lembah Neraka

    Ki Rawa menatap perutnya dan dia tertawa, ususnya terburai, matanya mendelik, serangan kilat yang Pendekar Putul layangkan tak bisa lagi dia hindari. Trassss….!Sebuah tebasan kilat yang di layangkan Putri Arumi membuat lehernya putus dan kepalanya menggelinding ke tanah dengan mata mendelik!Tubuh tanpa kepala ini lalu ambruk ke tanah dan tewas seketika.Berbarengan dengan putusnya leher dua sisa 3 Pendekar Tikus yang di hajar Pendekar Putul. Maka habislah kini 5 orang musuh bebuyutan Pendekar Putul.Si Putul menarik nafas lega, kini musuh besarnya tamat riwayatnya, tinggal satu orang yang sebenarnya tak tega dia bunuh…Pendekar Gledek.Si Putul masih ingat jasa mantan gurunya, yang pernah memeliharanya sejak bayi dan di beri ilmu kanuragan, juga pernah menolong Putri Arumi dari perbuata jahat Pendekar Serigala dan 3 Pendekar Tikus.“Kita cek ke dalam, agaknya ada gerakan?” kata Putri Arumi duluan masuk.Begitu mereka sampai di ruangan tengah, terdapat 2 orang wanita setengah tua yan

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 493: Sepasang Pedang Pencabut Nyawa

    Mata Ki Rawa melotot, kemarahan membuatnya murka bukan kepalang, tanpa ragu dia langsung lancarkan serangan balasan yang sangat dahsyat ke arah Putri Arumi.Namun, Pendekar Putul yang sudah sejak tadi waspada, tentu saja tak membiarkan kekasihnya itu jadi korban serangan jurus iblis pencabut nyawa milik Ki Rawa ini yang dahsyat ini.Pendekar Putul langsung kerahkan jurus Rajawali Mencaplok Mangsa miliknya yang kin sudah sangat sempurna ia kuasai.Sengaja dia kerahkan sepenuhnya, karena tahu kesaktian pendekar tua ini, juga dendamnya atas kematian ibundanya. Blarrrr…!Jurus panas dan dingin bertemu, akibatnya Ki Rawa sampai harus bersalto agar tidak jatuh berdebuk ke tanah.Ki Rawa menahan sesak di dadanya, jurus si Putul benar-benar sangat hebat dan makin meningkat tajam. Sedangkan jurus miliknya malah stagnan, tak bertambah kesaktiannya.Di sisi lain, Putri Arumi sudah bertarung sengit dengan 3 Pendekar Tikus dan Pendekar Serigala.Sepintas Pendekar Putul tetap waspada, walaupun sud

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 492: Datangi Markas Musuh Besar

    Keduanya ternyata tidak melupakan musuh-musuh besarnya, sebelum sampai ke Kerajaan Hilir Sungai, mereka sengaja satroni persembunyian Ki Rawa Cs di Lembah Neraka."Kita harus bikin perhitungan dengan Ki Rawa Cs, aku akan balas kematian ibundaku, juga sudah sebabkan kita terjungkal ke jurang," kata Pendekar Putul.Ia lalu ajak Putri Arumi ke Lembah Neraka.Putri Arumi yang kini berbeda dengan 7-8 bulanan lalu tentu saja sangat antusias, sekaligus dia ingin ‘tes’ ilmu kanuragannya yang hebat.Jurus Dewi Lintah dan Jurus Sepasang Pedang Pencabut Nyawa yang sudah dia kuasai dengan baik, sekaligus ingin buktikan kehebatan kedua jurus dahsyat ini .“Hati-hati sayang, mereka bukan hanya sakti, tapi juga licik,” kata Pendekar Putul peringatkan kekasihnya ini.Putri Arumi tersenyum manis dan mengangguk. Kini mereka sudah sampai di depan hutan di lembah ini, setelah menempuh perjalanan hampir 1,5 bulanan.Putri Arumi masih ingat di mana dulu dia di sekap.Sehingga tanpa ragu, dia ajak Pendekar

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 491: Jurus Sepasang Pedang Pencabut Nyawa

    Tak terasa sudah 5 bulan mereka bak ‘suami istri’ di pantai berpasir putih ini. Kini jurus terakhir dari kitab milik Dewi Lintah adalah, jurus pedang.Berdasarkan petunjuk di kitab tersebut, jurus pedang ini akan sangat hebat kalau di latih berpasangan.Dan…si Putul tanpa ragu cabut pedang pemberian nenek Putri Reswari.Saat pedang ini di sandingkan, kedua pedang ini seolah berpasangan saja, punya lebih lebih panjang hanya beberapa centi dari pedang milik Dewi Lintah yang kini di warisi Putri Arumi tersebut.“Waahh kayaknya jodoh ya sayang, liat,” kata Putri Arumi, yang tak ragu panggil si Putul dengan mesra, sambil sandingkan kedua pedang pusaka ini.Si Putul dengan wajah berseri-seri mengangguk, kini tanpa ragu keduanya mulai berlatih, gerakan si Putul dengan kaki ajaibnya sempat bikin pusing Putri Arumi.Tapi setelah dia pejamkan mata dan mulai salurkan tenaga saktinya, sesuai dengan jurus pembuka dari kitab Dewi Lintah, bayangan itu nampak jelas dan mulailah dia menyerang si Putul

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 490: Bercinta dan Berlatih Silat

    Sebagai pemuda yang kenyang pengalaman menggauli wanita, tak perlu lagi banyak cakap, si Putul tahu di mana titik lemahnya seorang wanita.Dia membuat Putri Arumi sudah merasakan nikmatnya bercinta, padahal belum penetrasi.Apalagi saat si Putul mulai keluarkan jurus bercintanya, sampai kaget dan terpejam-pejam si putri jelita ini, saat perabotannya yang mulus tanpa rumput di lumat 'Pendekar Cabul' ini untuk yang pertama kalinya.Si Putul tak peduli lagi kalau Putri Arumi ini adalah tunangan Pangeran Daha, pengaruh buah ajaib membuat keduanya gelap mata dan terang nafsu, serta harus di tuntaskan saat ini juga.“Pelan-pelan…!” bisik Putri Arumi, saat sesuatu yang keras dan tegang mulai merasuki perabotannya yang tentu saja masih perawan.Si Putul pun kini lakukan secara perlahan dan dengan pengalamannya yang mumpuni di bidang puaskan hasrat ini.Alih-alin merasakan sakit, Putri Arumi malah melayang ke angkasa, saat si Putul mulai bergerak perlahaan memompa badannya di atas tubuhnya.Bua

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 489: Godaan Dahsyat!

    “Hm…berarti kamu sendiri secara langsung keturunan dari Pangeran Wasi dan Dewi Lintah yaa?” kata Putri Arumi sambil memandang gundukan pasir di bawah tulisan itu.“Boleh dibilang begitu…tapi aku tak mau eufhoria,” sahut si Putul yang turut memandang gundukan tersebut dan dia tak mencegah, saat Putri Arumi secara tiba-tiba mendekati gundukan itu dan…menggalinya.Si Putul hanya memperhatikan, tapi dia tetap waspada, namun kini malah berbalik penasaran.“Apa yang kamu lakukan Putri?” tanya si Putul keheranan, karena Putri Arumi tanpa ragu menggali pasir putih itu dengan tangannya lentiknya.“Lihat ada peti hitam,” tunjuk Putri Arumi dan si Putul buru-buru mendekat. “Jangan buru-buru di buka putri, takutnya ada jebakan!” kata si Putul cepat, dirinya berpengalaman menemukan benda-benda rahasia yang tak sengaja di temukan dan biasanya ada jebakan berbahaya.Si Putul lalu pelan-pelan angkat peti ini dan baru saja dia meletakan di atas pasir.Putri Arumi kembali berseru, karena dia menemukan

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 488: Temukan Tulisan Pangeran Wasi

    "Buat…buat apaan sihh?” sungut Putri Arumi, yang justru belum melihat buah ajaib yang di tunjuk Pendekar Putul.Pendekar Putul tak menyahuti ucapa Putri Arumi, dengan terpincang-pincang dia menuju ke pohon yang dia sebut buah ajaib tadi.Tentu saja Putri Arumi tak melihat jelas, karena letaknya agak tersembunyi.Letaknya agak menjorok ke dalam gua atau terowongan, inilah sebabnya Putri Arumi tak melihatnya, apalagi kesaktiannya tak sehebat pendekar kaki buntung ini, yang bisa melihat dari jarak yang sangat jauh sekalipun.Setelah berjalan lumayan jauh, akhirnya mereka sampai juga di depan sebuah pohon yang tumbuhnya aneh tersebut.Yakni seperti menempel di dinding gua dan mampu menembus dinding cadas ini hingga keluarTapi daunnya kecil-kecil mirip daun pohon beringin, buahnya kecil-kecil seperti buah ceri dan berwarna merah tua.“Ini pohon dan buahnya itu ya Putul?” tanya Putri Arumi, yang kini lebih senang panggil begitu, karena pendekar ini minta panggil nama ‘poyokannya’ saja.“Ben

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 487: Rasa yang Makin Kuat

    Tanpa setahu Putri Arumi yang masih nyenyak tidur, dengan jurus kaki ajaibnya, Pendekar Putul genjot tubuhnya sangat cepat, dia ingin tahu di mana ujung terowongan panjang berkelok-kelok ini.Kalau saja Putri Arumi terbangun tentu dia akan terheran-heran, karena tubuhnya bak di bawa terbang saja oleh Pendekar Putul.Hampir 3,5 jam kemudian, si Putul lega sekaligus plong, saat melihat di kejauhan ada sinar rembulan yang masuk.Ini menandakan dia sudah berada di ujung terowongan. Makin cepatlah dia genjot tubuhnya, akibatnya Putri Arumi terbangun dan memeluk erat punggung si Putul.Kaget dia tubuh mereka yang mepet kini berjalan luar biasa cepatnya, mengalahkan laju seekor kuda jantan.Akhirnya Putri Arumi turun dari punggung si Putul dan takjub melihat di depan mereka adalah hamparan pasir putih yang berada di bawahnya.Mereka sampai di tebing terowongan dan dibawahnya sekitar 20 meteran adalah sebuah pantai. Bulan bersinar amat terang dan menerangi laut lepas yang terlihat sangat tenan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status