Beranda / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 113: Mulai Akrab

Share

Bab 113: Mulai Akrab

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-14 17:33:16

“Kita bergerak malam hari, agar mudah membawa anak-anak dan istri Ki Sanus.” Kata Japra lalu turun dari pohon besar dan tinggi ini, diikuti Putri Li Me.

Mereka juga berbagi tugas, kelak Putri Li Me akan bawa istri Ki Sanus dan Japra tiga anak-anak mantan panglima ini. Bila sudah temukan tempat anak-anak dan istri Ki Sanus di tahan pasukan ini.

Putri Li Me setuju, dia bahkan usulkan mereka bergerak berpisah, ini tentu bikin kaget Japra. Dia khawatir Putri Li Me akan berjumpa dua pendekar hewan yang sangat sakti itu.

Namun Japra tidak mau ungkapkan itu, ini sama saja dengan meremehkan kemampuan putri cantik ini. Dia hanya pesan agar Putri Li Me hati-hati.

Ini bikin Putri Li Me terkesan, kini mereka sengaja bersantai di sebuah lembah yang lumayan jauh dari benteng itu, untuk menunggu malam.

Lembah ini sangat indah, dengan hutan-hutannya yang lebat dan nun jauh di sana terlihat Gunung Meratus yang memanjang dan seakan membelah pulau besar ini .

“Tuan Putri Li Me, boleh aku bertanya..?” ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 114: Hubungan Makin Dekat

    Sambil gigit-gigit ranting kayu kecil yang agak manis rasanya, tapi bisa bikin gigi bersih, Japra hela nafas panjang.Lalu mulailah di bercerita soal asmaranya yang gagal dengan Aura, yang hancur gara-gara ambisi Aura yang ingin jadi petualang sekaligus bercita-cita terlalu tinggi.“Yang jadi pemikiranku, saat pergi, Aura sedang hamil anak kami, entah kini mungkin sudah lahir bayi kami itu. Aku benar-benar putus hubungan dengan Aura hingga kini,” Japra pun menutup kisahnya.“Tak jauh beda dengan mantan kekasihku Bang, dia terlalu ambisi ingin jadi panglima, lalu dia selalu ajukan diri maju ke medan laga. Dengan harapan dapat cepat naik pangkat dan kelak jadi kepala pasukan kerajaan.""Tapi dia lupa, musuh juga banyak orang-orang sakti, apalagi berani melawan induk kerajaan Mongolia di Tibet, akibatnya dia pun tewas saat bertemu lawan yang sangat sakti, dia dikalahkan dengan licik!” Putri Li Me dengan apa adanya sebutkan, kerajaan mereka saat ini sedang berusaha lepaskan diri dari ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 115: Bebaskan Semua Tahanan di Benteng

    Japra fokus untuk mencari di mana anak-anak dan istri Ki Sanus di tahan. Dia kini menatap ke bawah dan melihat-lihat, siapa yang bisa di ‘culik’ untuk di tanya keberadaan tahanan tersebut.Saat melihat seorang prajurit yang memisahkan diri dari rekan-rekannya, bermaksud akan kencing ke tempat sepi.Wusss…dengan gerakan luar biasa cepatnya, Japra turun ke bawah dan kurang dari sepersekian detik bergerak, si prajurit apes ini langsung lunglai dan di bawa Japra ke wuwungan yang sangat tinggi.“Katakan di mana anak-anak dan istri Ki Sanus di tawan?” tanya Japra, setelah beri sentuhan pelan, hingga totokan di leher prajurit ini bebas.Saat akan berteriak, sekali melambai saja, mulutnya langsung gagu lalu, matanya menjadi liar ketakutan, melihat kelihaian Japra.“Kamu berteriak, maka tak segan ku lempar kamu dari sini dan bakalan jadi mayat dibawah sana,” dengus Japra berikan ancaman.Si prajurit ini menoleh ke bawah, andai tak di totok, dia pasti berteriak, karena saat ini berada di atas w

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 116: Bertemu Musuh Lama

    Sampai di depan pintu masuk tahanan, Japra dan 50 tahanan ini kaget saat melihat asap kebakaran di pojokan benteng sebelah Selatan.Ke 50 orang ini makin kaget lagi saat melihat ada 20 an prajurit yang berdiri kaku di tempatnya masing-masing.“Jangan hiraukan mereka, kalian ikuti aku,” terdengar Japra beri perintah. Kembali tanpa menimbulkan suara, rombongan ini bergerak ikuti langkah Japra.“Pasti kebakaran itu ulah Putri Li Me, cerdik juga dia,” batin Japra.Saat melihat ada 30 an prajurit yang berdiri dekat sisi benteng, Japra tak mau bertindak lambat.Dengan gerakannya yang sangat hebat, Japra bergerak bak burung rajawali dan lakukan totokan-totokan lihai.Hingga ke 30 prajurit itu langsung bergelimpangan pingsan seketika, melongolah rombongan tahanan ini, tak menyangka Japra selihai ini.“Kisanak, kamu duluan lompat benteng ini, lalu kamu sambuti semua tahanan lain, yang akan aku lempar semua ke sebelah benteng. Kalian kaburlah ke arah Barat, terus saja berlari jangan berhenti,”

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 117: Keluarkan Tenaga Inti

    Blarrrrr….terdengar suara sangat dahsyat, Putri Li Me saja sampai terpelanting hingga 5 meteran. Untung dia segera bersalto dan kini kembali berdiri terpentang, namun dia seolah menahan sesak di dada, di sela bibirnya ada darah menetes.Puluhan prajurit yang berada di bawah sampai pingsan, imbas pertemuan tenaga sakti ini.Bukan hanya suaranya yang menggelegar, efek pertemuan dua jurus luar biasa ini juga membuat banyak prajurit yang tak punya ilmu kanuragan rendah menggelepar lalu tewas bak ayam kena sembelih, Pertemuan tenaga dahsyat antara Japra melawan 2 pendekar hewan justru bikin melongo semuanya.Ketiga orang sakti ini sama-sama melayang dan…tertahan di udara. Masing-masing mempertahankan kekuatannya, untuk merontokan lawan. Padahal jarak mereka masing-masing masih dua meteran lagiJapra harus rasakan dua hawa sakti yang menghantam tubuhnya. Si muka monyet yang menyerang Japra dari kiri keluarkan jurus sangat panas, dan si muka kuda di kanan keluarkan jurus yang luar biasa di

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 118: Pengobatan Tak Biasa

    Setelah totok sana sini, tapi belum juga ada perubahan malah Putri Li Me makin tambah pucat aja, seolah tak ada darah di wajahnya, Japra terdiam beberapa saat.Dia kehabisan akal bagaimana menyelamatkan Putri Li Me ini agar terhindar dari maut.Putri Li Me terkena pukulan dahsyat dari dua pendekar hewan. Semua kesaktian yang dia miliki sudah dikerahkan, tapi hasilnya nihil.Bingung bukan main Japra saat ini…!Setiap kali menatap wajah cantik Putri Li Me dalam gelap di gua ini, hatinya tak karuan, harus dia akui, selain dengan Aura, baru kali ini hatinya bergetar menatap wanita.Japra lalu bikin api unggun kecil untuk usir nyamuk, sekaligu berpikir keras bagaimana menyelamatkan Putri Li Me.Tiba-tiba dia ingat cara pengobatan melalui di kitab Pusaka Rajawali Pedang Putih, yang dulu dia temukan bersama Aura.Apakah harus aku lakukan? Jangan-jangan aku dianggap cari kesempatan..?” pikir Japra.Keraguan pun melanda hatinya. Tapi saat dia melihat kondisi Putri Li Me makin pucat, akhirnya J

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 119: Putri Li Me Curiga…???

    “Sudah Bang…aku sudah mendingan, racun-racun dalam tubuhku sudah keluar semua!” terdengar suara Putri Li Me.“Minum pil penguat fisik ini Li Me, ini juga berguna untuk halau dan bersihkan racun yang ada dalam darahmu,” kata Japra, tanpa ragu Putri Li Me menelan pil ini.Japra lalu ambi air yang mengalir dalam gua ini, lalu dengan tangannya dia menadah dan meminumkan pada Putri Li Me, sehingga pil yang rasanya agak sepet ini mudah masuk ke dalam perutnya.Tak sampai 10 menitan, perut Li Me berbunyi kerunyukan, seperti orang lapar. Pil ini sebenarnya terbuat dari buah yang secara diam-diam Japra ambil dari warga desa primitif.Saat dia bersama Dehea tak sengaja berada di kampung primitif tersebut. Lalu Japra bikin kecil-kecil seperti pil, tapi karena sudah lama dan mengering, rasanya jadi sepet.Tak lama kemudian Putri Li Me bersemedi, untuk pulihkan tenaganya, di tambah pil penguat fisik…dan pengobatan tak biasa yang Japra lakukan, kesehatan Putri Li Me pelan tapi pasti mulai menampak

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 120: Putri Li Me Marah ke Japra

    Namun keanehan ini di simpan Putri Li Me dalam hati, dia pun membersihkan perabotannya dan bersikap biasa saja saat berada di air terjun.Dan Putri Li Me harus lepas pakaiannya seluruhnya, lalu bersemedi sesuai dengan instruksi Japra, yang secara lihai kirimkan suaranya di tengah deburan bunyi suara air terjun yang memekakan telinga.Putri Li Me konsentrasi tinggi dan tak memperdulikan lagi sekitarnya, dia benar-benar fokus pada tujuannya, ingin kuasai jurus mengejar angin yang hebat itu.Tak beda jauh dengan Dehea atau Aura, Putri Li Me juga punya tekad yang sangat kuat dan tak bisa dibantah siapapun. Hari pertama, kedua dan ketiga sampai hari 6, kondisi Putri Li Me tetap kuat bertahan, Japra yang tak ‘berani’ dekat hanya memantau dari kejauhan.Walaupun hatinya cemas juga, apakah Putri Li Me mampu bertahan hingga 10 hari, sesuai pelajaran yang diberikannya.Hari ke 7, 8 dan 9 Japra mau tak mau tak berani jauh-jauh. “Jangan sampai dia terjatuh karena kehabisan energy lalu ke sungai

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 121: Cinta yang Panas

    “Aku…sebenarnya anak dari Maharaja Daha, Prabu Kanji, dari permaisuri pertama beliau…!” sahut Japra perlahan dan menjelaskan secara singkat riwayatnya, lalu cepat-cepat tundukan wajahnya lagi. Tangannya tetap sodorkan golok emas ini ke Putri Li Me. Tiba-tiba Putri Li Me ambil golok itu dari tangan Japra, pendekar ini menunggu dengan hati tak karuan, benar-benar pasrah lehernya akan di penggal putri ini.Putri Li Me kini berdiri di depan Japra. Pendekar ini lalu pejamkan mata, dia kini benar-benar tidak melawan. Rasa bersalah membuat hatinya lemah.“Japra, bangkitlah!” terdengar suara Putri Li Me, ucapan dan intonasi suaranya persis gaya putri-putri Istana.Putri Li Me seolah pancarkan aura kebangsawaannya saat ini di depan Japra.Japra pun bangkit dan tetap menundukan wajahnya, sangat malu dia menatap wajah Putri Li Me.“Pandang wajahku, kenapa kamu bersikap banci begitu, kamu seorang pangeran, seorang pendekar sakti, sebegitu pengecutkah hingga tak berani menatapku?”Lagi-lagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18

Bab terbaru

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 426: Pangeran Akmal Tertawan

    Pendekar Putul kini menyamar seperti kakek tua, dia sengaja ke sini dan berlakon bak tamu di padepokan pimpinan Ki Rawa ini.Santernya soal padepokan ular hitam yang makin menancapkan kukunya di dunia persilatan, membuat Pendekar Putul tergerak turun tangan, apalagi pemimpinnya Ki Rawa, yang ingin dia hadapi saat ini.Dia pun juga kenalkan diri sebagai si Kakek Pincang, saat di terima Jinari dan Jamari di gerbang padepokan ini.Pendekar Putul melihat kedua wanita binal ini yang jadi ketua penyambutan tamu sampai menatapnya lama, terutama kakinya yang hanya satu.“Kenapa…ada yang aneh? Kakiku begini karena pernah bentrok dengan musuh hebat,” sungut si Putul jengkel, karena pandang mata kedua wanita cabul ini seakan meremehkannya.“Hmm…ya sudah, silahkan masuk, karena kamu bukan tamu VIP, penginapan buat kamu adanya di bagian barat, di barak sono!” cetus Jinari cuek dan pastinya anggap Pendekar Putul ini tak seberapa kesaktiannya.Si Putul pun dengan terpincang-pincang menuju ke barak y

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 425: Pertemuan Akbar Golongan Hitam

    Padepokan Ular Hitam berubah total semenjak di ambil alih Ki Rawa bersama Pandekar Gledek dari tangan Ki Boka.Seluruh murid-murid Ki Boka di paksa jadi anak buah mereka dan kembali menyeleweng seperti saat jaman Ki Palung dan Ki Boka sebelum tobat setelah bertemu Prabu Japra, yang melawan mereka bunuh.Sehingga banyak yang tak suka dengan Ki Rawa, diam-diam memilih kabur dan meminta pertolongan dengan kaum pendekar golongan putih.Inilah yang membuat banyak golongan putih tewas atau terluka, setelah bentrok dengan kelompok Ular Hitam tersebut, yang semakin hari semakin kuat saja, sengan banyaknya kelompok golongan hitam bergabung.Permaisuri Aura sudah tahu soal ini, makanya dia mengutus Ki Roja atau Pendekar Budiman, untuk selidiki padepokan milik pamannya ini, sekaligus basmi kelompok Ki Rawa tersebut.Putri Seruni sebenarnya juga ingin ke sana untuk bikin perhitungan dengan Ki Rawa, tapi dia saat ini tengah hamil anak pertama, setelah hampir 13 tahun menikah dan baru kali ini meng

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 424: Ikut Selidiki Padepokan Ular Hitam

    “Maafkan aku kakek Prabu Japra, kali ini cucumu yang pernah durhaka ini akan menjadi pendekar yang baik, tidak lagi jadi pendekar jahat!” tekad si Putul.Dan kini dia sudah menemukan sebuah desa, lalu beli pakaian yang bagus dan juga kuda, untuk lanjutkan perantauannya.Koin emas yang dulu dia bawa masih banyak dan untungnya tak tercecer saat dia terjungkal ke jurang dulu.Cuman dia tak lagi antusias mencari kedua orang tuanya. Dia malu pernah menyeleweng, apalagi ayahnya Prabu Harman seorang maharaja di Kerajaan Hilir Sungai.“Kasian ayahanda Prabu Harman, pasti sangat malu tak ketulungan, punya anak seperti aku, sudah cacat, menyeleweng pula, jatuh harga diri beliau!” gumam si Putul termangu d atas kudanya yang dia biarkan jalan sendiri.Uniknya, sampai kini si Putul belum tahu, kalau Putri Alona, ibu kandungnya, justru adik ayahnya sendiri. Si Putul juga tak ada niat lagi untuk cari ibu kandungnya, dia hanya ingin membawa hatinya, kemana saja.Sejak turun gunung, si Putul buktikan

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 423: Penolong Pangeran Daha Ternyata..?

    Setelah Pangeran Akmal bercerita, giliran Pangeran Daha yang ceritakan pengalamannya yang di sempat di culik Dua Kembar Ruba Betina dan Pendekar Serigala, saat bermaksud selidiki Temanggun Dawuk, kepala kadipaten Barabong.Namun di tolong seseorang yang sangat misterius dan sampai kini Pangeran Daha tak tahu siapa penolongnya tersebut.Tentu saja Pangeran Daha tidak bercerita soal penyekapan 3 hari 3 malam, yang membuat dia jadi permainan kedua betina genit itu.Yang anehnya semenjak sembuh dari pengaruh racun mawar merah, kekuatannya diam-diam naik berlipat?“Aku tak melihat jelas wajahnya, hanya aku tahu penolongku itu berjubah hitam, dalamnya putih, wajahnya tak begitu jelas…oh yaa…sebentar, orang itu pakai tongkat!” kata Pangeran Daha, sambil ingat-ingat tubuh si penolongnya.Pangeran Daha juga bilang, tak tahu apakah pendekar usianya itu sudah tua ataukah seumuran dirinya. Tapi yang dia tahu, penolongnya bukan wanita, tapi sosok pria.Kakek Slenge’an, Putri Dao dan Pangeran Akmal

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 422: Pangeran Dari Kerajaan Loksana

    Dan sekali ini, si pemuda ini harus mengaku dalam hatinya bahwa lawannya sungguh sama sekali tidak boleh disamakan dengan lawan-lawannya yang pernah dia kalahkan.Ternyata si kakek ini memiliki ilmu pedang yang hebat, di samping tenaga dalamnya yang kuat, ditambah lagi sebatang pedang pusaka pendeknya yang sangat ampuh!“Kakek mundurlah, biar aku yang gantian hadapi dia!” tiba-tiba Putri Dao maju ke gelanggang pertarungan dan si kakek ini mundur, lalu berdiri di samping Pangeran Daha.Melihat gaya anggun dan kini saling berhadapan dari jarak 5 meteran, makin tak karuan rasa si pemuda ini.Mulailah Si Pemuda merasa ketar-ketir, melawan si kakek tadi saja dia sudah kelabakan, entah bagaimana pula dengan si gadis cantik yang agaknya galak ini, tapi sudah bikin hatinya jungkir-balik.Belum lagi pria yang tak kalah tampan dengannya, yang sejak tadi terlihat tenang-tenang saja, sama tak ada wajah khawatir dari raut mukanya.Bahkan Pangeran Daha seakan ingin lihat, apakah kepandaian keponakan

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 421: Serang Pemuda Asing

    “Mereka akan merekrut sebanyak-banyaknya anggota, baik warga biasa, kaum pendekar golongan hitam ataupun putih, lalu akan mendirikan sebuah kerajaan baru, Kadipaten Barabong sudah berhasil mereka kuasai!” kata Putri Dao dengan bersemangat, bahkan tangan dan matanya seakan ikutan bicara.Sangat menarik dan makin cantik saja keponakannya ini saat bercerita, andai orang lain, pasti sejak tadi Pangeran Daha sudah jungkir balik jatuh cinta.Kecantikan Putri Dao, tentu saja mengalahkan kekasihnya, si Putri Nia.Kagetlah Pangeran Daha, ini bukan gerakan main-main, apalagi setahunya Pendekar Gledek sangat berpengalaman susun kekuatan, untuk kemudian lakukan makar.Walaupun selalu gagal, karena dihancurkan Prabu Japra dan Pangeran Boon Me, yang sukses dua kali gagalkan misi besar Pendekar Gledek.Sehingga sampai kini, Pendekar Gledek dendam tak kepalang dengan orang tua dan kakak dari Pangeran Daha ini.Tapi kalau terlambat di basmi, bisa jadi gerakan kelompok ini makin besar dan makin kuat ser

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 420: Bertemu Putri Dao

    Sosok hitam yang mereka --Baung, Jinari dan Jamari, pikir hantu ini lalu mengusap wajahnya.Kemudian terlihatlah wajah yang sangat tampan, tapi berwajah murung, pakaian dalamnya putih, tapi di tutup jubahnya yang berwarna gelap.Lelaki tampan ini lalu masuk ke dalam kereta ini dan dengan cepat pondong tubuh Pangeran Daha yang setengah tertidur alias setengah pingsan ini.Gerakannya sangat cepat dan tak lebih dari 2 detik, tubuhnya yang kokoh dan menggunkan tongkat sudah lenyap dalam hutan lebat yang gelap ini.Saking hebatnya ilmu meringankan tubuhnya, kereta ini sama sekali tak bergerak, ini menandakan orang ini luar biasa ilmu silatnya.Pangeran Daha yang setengah sadar terbangun, dia merasa aneh, kenapa kini berada di sebuah gua, hari pun sudah beranjak pagi, tidak lagi malam dan berada di dalam kereta yang di bawa Dua Rubah Betina serta Pendekar Serigala.Tapi Pangeran ini tak pikirkan itu, dia cepat-cepat lakukan semedi dan kerahkan seluruh kesaktian tenaga dalamnya, untuk kembali

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 419: Jadi Tawanan Murid Pendekar Gledek

    Kedua Kembar Rubah Betina yang bernama Jinari dan Jamari ini langsung kalang kabut berpakaian.Padahal mereka tengah enak-enaknya naik ‘kuda jantan’ ini, yang sengaja mereka recoki obat kuat, agar tetap perkasa, walaupun tenaga dalamnya tak berfungsi.“Sialan si Pendekar Serigala, orang lagi nanggung, eh main panggil saja,” gerutu Jinari, sambil bantu Pangeran Daha berpakaian lagi.Saking gemasnya, dia malah sempat-sempatnya memegang tongkat Pangeran Daha yang masih kokoh bak tongkat ulin.“Ihh padahal masih ngacengg say!” kata Jamarin terkekeh dan dengan gemas sempat melumat batang ini.Tapi panggilan orang yang mereka sebut Pendekar Serigala membuat keduanya dengan terpaksa papah Pangeran Daha keluar dari kuil tua ini.“Gila sekali kalian berdua, tahu kah kalian siapa dia ini hahhh? Dia ini Pangeran Daha, putra mahkota Kerajaan Muara Sungai. Kalau sampai lepas gara-gara ulah kalian, leher kalian berdua yang mulus itu bakalan misah dari tubuh kalian yang bakalan dilakukan guru kita,”

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 418: Dua Kembar Rubah Binal

    Bukannya melaporkan ke dalam, ke 5 orang ini serempak mengurung Pangeran Daha, bahkan tak lama datang lagi 10 orang, dengan golok terhunus.Sempat pangeran ini ingin berontak, namun dia pikir, lebih baik pura-pura menyerah untuk selidki apa yang sebenarnya terjadi.Pangeran Daha pun di bawa ke dalam bangunan ini dan kagetlah dia, setelah pedangnya di ambil, Pangeran Daha di masukan ke dalam sebuah kerangkeng hewan yang sangat kuat.Kerangkeng ini biasa di gunakan untuk menangkap hewan buas, seperti biruang juga harimau, bahkan gajah liar.“Hmm…makin aneh saja,” pikir Pangeran Daha, andai dia mau, tak sulit baginya jebol kerangkeng ini.Pangeran Daha di biarkan di sana sampai malam hari, tak pernah terlihat batang hidung Temanggung Dawuk.Namun tengah malam, Pangeran Daha kaget sekali saat mencium bau seperti bunga mawar, lalu dia pun tak sadarkan diri.Tak lama, tubuhnya yang sudah tak berdaya ini dikeluarkan dari karangkeng, dan di halaman rumah Temanggung Bawuk ini sudah menunggu seb

DMCA.com Protection Status