“Mereka punya senjata hebat, berupa peledak, makanya kami gunakan beragam siasat agar kerajaan ini kelak terbebas dari penjajahan,” kata Ki sanus penuh semangat, walaupun intonasi suaranya tetap tenang. Ki Sanus juga bilang, misinya ke Selatan, sebenarnya ingin minta bantuan Kerajaan Daha. Tapi tak di sangka dia malah bentrok dengan dua pendekar hewan dan terluka parah hampir tewas, sebelum akhirnya secara kebetulan beruntung di tolong Ki Durga. “Yang bikin pusing lagi, dua pendekar hewan itu justru kini memihak raja sekarang, makin kacau kerajaan ini. Orang-orang jahat kelilingi elit kerajaan, ini makin berbahaya bagi kerajaan dan rakyat…!” cetus Ki Sanus.Kagetlah Japra, dua musuh besarnya kembali berpetualang jauh hingga ke kerajaan ini dan malah bisa jadi orang kepercayaan penguasa Kerajaan Kubu Raya.“Ini tak bisa di biarkan,” geram Japra dalam hati.Japra lalu menyela dan kisahkan dua pendekar hewan itu awalnya 3 orang, tapi salah satunya sudah dia tewaskan, setelah bikin u
“Iya tuan putri, kelak aku akan bantu kamu beri pelajaran pada penjahat itu,” sahut Japra tanpa sadar.Putri Li Me kaget sendiri, barulah dia sadar sudah terbawa emosi, dia pun kini menatap Japra, entah kenapa tiba-tiba kaget dan seolah melihat…hantu.“Ka-kamu…s-siapa..?” katanya gagap, hingga Japra bingung sendiri, termasuk Ki Sanus dan Ki Juri, bingung kenapa Putri Li Me jadi pelupa.“Aku Japra tuan putri, tadi kan kita sudah saling kenal,” sahut Japra yang gantian kaget, kenapa Putri Li Me mendadak amnesia.“Ahhh iya…maaf…tuan Japra, aku hanya…teringat seseorang di negeriku sendiri, kamu ada kemiripan, tapi kalian tentu saja berbeda!” sahut putri ini lagi buru-buru. Sekaligus legakan hati Ki Sanus dan Ki Juri.Mereka takut kalau-kalau Putri Li Me kenapa-kenapa, bisa kacau planning besar mereka kelak!Japra lalu berdiri dan kembali menjura ke putri ini, lalu ke Ki Sanus dan Ki Juri.“Mohon maaf tuan putri, aku harus permisi malam ini juga, aku punya tugas untuk menyelamatkan anak-an
“Kita bergerak malam hari, agar mudah membawa anak-anak dan istri Ki Sanus.” Kata Japra lalu turun dari pohon besar dan tinggi ini, diikuti Putri Li Me.Mereka juga berbagi tugas, kelak Putri Li Me akan bawa istri Ki Sanus dan Japra tiga anak-anak mantan panglima ini. Bila sudah temukan tempat anak-anak dan istri Ki Sanus di tahan pasukan ini.Putri Li Me setuju, dia bahkan usulkan mereka bergerak berpisah, ini tentu bikin kaget Japra. Dia khawatir Putri Li Me akan berjumpa dua pendekar hewan yang sangat sakti itu.Namun Japra tidak mau ungkapkan itu, ini sama saja dengan meremehkan kemampuan putri cantik ini. Dia hanya pesan agar Putri Li Me hati-hati.Ini bikin Putri Li Me terkesan, kini mereka sengaja bersantai di sebuah lembah yang lumayan jauh dari benteng itu, untuk menunggu malam.Lembah ini sangat indah, dengan hutan-hutannya yang lebat dan nun jauh di sana terlihat Gunung Meratus yang memanjang dan seakan membelah pulau besar ini .“Tuan Putri Li Me, boleh aku bertanya..?” ka
Sambil gigit-gigit ranting kayu kecil yang agak manis rasanya, tapi bisa bikin gigi bersih, Japra hela nafas panjang.Lalu mulailah di bercerita soal asmaranya yang gagal dengan Aura, yang hancur gara-gara ambisi Aura yang ingin jadi petualang sekaligus bercita-cita terlalu tinggi.“Yang jadi pemikiranku, saat pergi, Aura sedang hamil anak kami, entah kini mungkin sudah lahir bayi kami itu. Aku benar-benar putus hubungan dengan Aura hingga kini,” Japra pun menutup kisahnya.“Tak jauh beda dengan mantan kekasihku Bang, dia terlalu ambisi ingin jadi panglima, lalu dia selalu ajukan diri maju ke medan laga. Dengan harapan dapat cepat naik pangkat dan kelak jadi kepala pasukan kerajaan.""Tapi dia lupa, musuh juga banyak orang-orang sakti, apalagi berani melawan induk kerajaan Mongolia di Tibet, akibatnya dia pun tewas saat bertemu lawan yang sangat sakti, dia dikalahkan dengan licik!” Putri Li Me dengan apa adanya sebutkan, kerajaan mereka saat ini sedang berusaha lepaskan diri dari ke
Japra fokus untuk mencari di mana anak-anak dan istri Ki Sanus di tahan. Dia kini menatap ke bawah dan melihat-lihat, siapa yang bisa di ‘culik’ untuk di tanya keberadaan tahanan tersebut.Saat melihat seorang prajurit yang memisahkan diri dari rekan-rekannya, bermaksud akan kencing ke tempat sepi.Wusss…dengan gerakan luar biasa cepatnya, Japra turun ke bawah dan kurang dari sepersekian detik bergerak, si prajurit apes ini langsung lunglai dan di bawa Japra ke wuwungan yang sangat tinggi.“Katakan di mana anak-anak dan istri Ki Sanus di tawan?” tanya Japra, setelah beri sentuhan pelan, hingga totokan di leher prajurit ini bebas.Saat akan berteriak, sekali melambai saja, mulutnya langsung gagu lalu, matanya menjadi liar ketakutan, melihat kelihaian Japra.“Kamu berteriak, maka tak segan ku lempar kamu dari sini dan bakalan jadi mayat dibawah sana,” dengus Japra berikan ancaman.Si prajurit ini menoleh ke bawah, andai tak di totok, dia pasti berteriak, karena saat ini berada di atas w
Sampai di depan pintu masuk tahanan, Japra dan 50 tahanan ini kaget saat melihat asap kebakaran di pojokan benteng sebelah Selatan.Ke 50 orang ini makin kaget lagi saat melihat ada 20 an prajurit yang berdiri kaku di tempatnya masing-masing.“Jangan hiraukan mereka, kalian ikuti aku,” terdengar Japra beri perintah. Kembali tanpa menimbulkan suara, rombongan ini bergerak ikuti langkah Japra.“Pasti kebakaran itu ulah Putri Li Me, cerdik juga dia,” batin Japra.Saat melihat ada 30 an prajurit yang berdiri dekat sisi benteng, Japra tak mau bertindak lambat.Dengan gerakannya yang sangat hebat, Japra bergerak bak burung rajawali dan lakukan totokan-totokan lihai.Hingga ke 30 prajurit itu langsung bergelimpangan pingsan seketika, melongolah rombongan tahanan ini, tak menyangka Japra selihai ini.“Kisanak, kamu duluan lompat benteng ini, lalu kamu sambuti semua tahanan lain, yang akan aku lempar semua ke sebelah benteng. Kalian kaburlah ke arah Barat, terus saja berlari jangan berhenti,”
Blarrrrr….terdengar suara sangat dahsyat, Putri Li Me saja sampai terpelanting hingga 5 meteran. Untung dia segera bersalto dan kini kembali berdiri terpentang, namun dia seolah menahan sesak di dada, di sela bibirnya ada darah menetes.Puluhan prajurit yang berada di bawah sampai pingsan, imbas pertemuan tenaga sakti ini.Bukan hanya suaranya yang menggelegar, efek pertemuan dua jurus luar biasa ini juga membuat banyak prajurit yang tak punya ilmu kanuragan rendah menggelepar lalu tewas bak ayam kena sembelih, Pertemuan tenaga dahsyat antara Japra melawan 2 pendekar hewan justru bikin melongo semuanya.Ketiga orang sakti ini sama-sama melayang dan…tertahan di udara. Masing-masing mempertahankan kekuatannya, untuk merontokan lawan. Padahal jarak mereka masing-masing masih dua meteran lagiJapra harus rasakan dua hawa sakti yang menghantam tubuhnya. Si muka monyet yang menyerang Japra dari kiri keluarkan jurus sangat panas, dan si muka kuda di kanan keluarkan jurus yang luar biasa di
Setelah totok sana sini, tapi belum juga ada perubahan malah Putri Li Me makin tambah pucat aja, seolah tak ada darah di wajahnya, Japra terdiam beberapa saat.Dia kehabisan akal bagaimana menyelamatkan Putri Li Me ini agar terhindar dari maut.Putri Li Me terkena pukulan dahsyat dari dua pendekar hewan. Semua kesaktian yang dia miliki sudah dikerahkan, tapi hasilnya nihil.Bingung bukan main Japra saat ini…!Setiap kali menatap wajah cantik Putri Li Me dalam gelap di gua ini, hatinya tak karuan, harus dia akui, selain dengan Aura, baru kali ini hatinya bergetar menatap wanita.Japra lalu bikin api unggun kecil untuk usir nyamuk, sekaligu berpikir keras bagaimana menyelamatkan Putri Li Me.Tiba-tiba dia ingat cara pengobatan melalui di kitab Pusaka Rajawali Pedang Putih, yang dulu dia temukan bersama Aura.Apakah harus aku lakukan? Jangan-jangan aku dianggap cari kesempatan..?” pikir Japra.Keraguan pun melanda hatinya. Tapi saat dia melihat kondisi Putri Li Me makin pucat, akhirnya J
Sejak itu, makin di takutilah Lembah Neraka ini, nama Pendekar Putul pun makin di takuti hingga jauh keluar dari lembah ini.Tak pernah ada lagi yang nekat datang ke tempat ini. Takut bernasib sama dengan ke 10 perampok apes tersebut.Dulu tempat ini di takuti karena majikannya Ki Rawa, tapi setelah Pendekar Putul berhasil tewaskan musuh bebuyutannya itu, namanya malah makin di takuti daripada nama Ki Rawa sendiri.Si Putul yang sangat sayang dengan istrinya tak pernah membantah apapun keinginan Putri Arumi, dia selalu manjakan istri tercintanya ini.Apalagi semakin besar perutnya, istrinya makin manja saja, bahkan Pendekar Putul sampai geleng-geleng kepala, saat Putri Arumi minta dibangukan Istana di Lembah Neraka ini.“Aku kadang kangen dengan Istanaku sayang, juga ibundaku dan ayahanda maharaja, serta Abang Pangeran Akmal…!” kata Putri Arumi manja.Yang memang paling dekat dengan saudara se ayahnya itu, di bandingkan saudara-saudaranya yang lain, jumlahnya 10 orang, yang lahir dari
Ki Rawa menatap perutnya dan dia tertawa, ususnya terburai, matanya mendelik, serangan kilat yang Pendekar Putul layangkan tak bisa lagi dia hindari. Trassss….!Sebuah tebasan kilat yang di layangkan Putri Arumi membuat lehernya putus dan kepalanya menggelinding ke tanah dengan mata mendelik!Tubuh tanpa kepala ini lalu ambruk ke tanah dan tewas seketika.Berbarengan dengan putusnya leher dua sisa 3 Pendekar Tikus yang di hajar Pendekar Putul. Maka habislah kini 5 orang musuh bebuyutan Pendekar Putul.Si Putul menarik nafas lega, kini musuh besarnya tamat riwayatnya, tinggal satu orang yang sebenarnya tak tega dia bunuh…Pendekar Gledek.Si Putul masih ingat jasa mantan gurunya, yang pernah memeliharanya sejak bayi dan di beri ilmu kanuragan, juga pernah menolong Putri Arumi dari perbuata jahat Pendekar Serigala dan 3 Pendekar Tikus.“Kita cek ke dalam, agaknya ada gerakan?” kata Putri Arumi duluan masuk.Begitu mereka sampai di ruangan tengah, terdapat 2 orang wanita setengah tua yan
Mata Ki Rawa melotot, kemarahan membuatnya murka bukan kepalang, tanpa ragu dia langsung lancarkan serangan balasan yang sangat dahsyat ke arah Putri Arumi.Namun, Pendekar Putul yang sudah sejak tadi waspada, tentu saja tak membiarkan kekasihnya itu jadi korban serangan jurus iblis pencabut nyawa milik Ki Rawa ini yang dahsyat ini.Pendekar Putul langsung kerahkan jurus Rajawali Mencaplok Mangsa miliknya yang kin sudah sangat sempurna ia kuasai.Sengaja dia kerahkan sepenuhnya, karena tahu kesaktian pendekar tua ini, juga dendamnya atas kematian ibundanya. Blarrrr…!Jurus panas dan dingin bertemu, akibatnya Ki Rawa sampai harus bersalto agar tidak jatuh berdebuk ke tanah.Ki Rawa menahan sesak di dadanya, jurus si Putul benar-benar sangat hebat dan makin meningkat tajam. Sedangkan jurus miliknya malah stagnan, tak bertambah kesaktiannya.Di sisi lain, Putri Arumi sudah bertarung sengit dengan 3 Pendekar Tikus dan Pendekar Serigala.Sepintas Pendekar Putul tetap waspada, walaupun sud
Keduanya ternyata tidak melupakan musuh-musuh besarnya, sebelum sampai ke Kerajaan Hilir Sungai, mereka sengaja satroni persembunyian Ki Rawa Cs di Lembah Neraka."Kita harus bikin perhitungan dengan Ki Rawa Cs, aku akan balas kematian ibundaku, juga sudah sebabkan kita terjungkal ke jurang," kata Pendekar Putul.Ia lalu ajak Putri Arumi ke Lembah Neraka.Putri Arumi yang kini berbeda dengan 7-8 bulanan lalu tentu saja sangat antusias, sekaligus dia ingin ‘tes’ ilmu kanuragannya yang hebat.Jurus Dewi Lintah dan Jurus Sepasang Pedang Pencabut Nyawa yang sudah dia kuasai dengan baik, sekaligus ingin buktikan kehebatan kedua jurus dahsyat ini .“Hati-hati sayang, mereka bukan hanya sakti, tapi juga licik,” kata Pendekar Putul peringatkan kekasihnya ini.Putri Arumi tersenyum manis dan mengangguk. Kini mereka sudah sampai di depan hutan di lembah ini, setelah menempuh perjalanan hampir 1,5 bulanan.Putri Arumi masih ingat di mana dulu dia di sekap.Sehingga tanpa ragu, dia ajak Pendekar
Tak terasa sudah 5 bulan mereka bak ‘suami istri’ di pantai berpasir putih ini. Kini jurus terakhir dari kitab milik Dewi Lintah adalah, jurus pedang.Berdasarkan petunjuk di kitab tersebut, jurus pedang ini akan sangat hebat kalau di latih berpasangan.Dan…si Putul tanpa ragu cabut pedang pemberian nenek Putri Reswari.Saat pedang ini di sandingkan, kedua pedang ini seolah berpasangan saja, punya lebih lebih panjang hanya beberapa centi dari pedang milik Dewi Lintah yang kini di warisi Putri Arumi tersebut.“Waahh kayaknya jodoh ya sayang, liat,” kata Putri Arumi, yang tak ragu panggil si Putul dengan mesra, sambil sandingkan kedua pedang pusaka ini.Si Putul dengan wajah berseri-seri mengangguk, kini tanpa ragu keduanya mulai berlatih, gerakan si Putul dengan kaki ajaibnya sempat bikin pusing Putri Arumi.Tapi setelah dia pejamkan mata dan mulai salurkan tenaga saktinya, sesuai dengan jurus pembuka dari kitab Dewi Lintah, bayangan itu nampak jelas dan mulailah dia menyerang si Putul
Sebagai pemuda yang kenyang pengalaman menggauli wanita, tak perlu lagi banyak cakap, si Putul tahu di mana titik lemahnya seorang wanita.Dia membuat Putri Arumi sudah merasakan nikmatnya bercinta, padahal belum penetrasi.Apalagi saat si Putul mulai keluarkan jurus bercintanya, sampai kaget dan terpejam-pejam si putri jelita ini, saat perabotannya yang mulus tanpa rumput di lumat 'Pendekar Cabul' ini untuk yang pertama kalinya.Si Putul tak peduli lagi kalau Putri Arumi ini adalah tunangan Pangeran Daha, pengaruh buah ajaib membuat keduanya gelap mata dan terang nafsu, serta harus di tuntaskan saat ini juga.“Pelan-pelan…!” bisik Putri Arumi, saat sesuatu yang keras dan tegang mulai merasuki perabotannya yang tentu saja masih perawan.Si Putul pun kini lakukan secara perlahan dan dengan pengalamannya yang mumpuni di bidang puaskan hasrat ini.Alih-alin merasakan sakit, Putri Arumi malah melayang ke angkasa, saat si Putul mulai bergerak perlahaan memompa badannya di atas tubuhnya.Bua
“Hm…berarti kamu sendiri secara langsung keturunan dari Pangeran Wasi dan Dewi Lintah yaa?” kata Putri Arumi sambil memandang gundukan pasir di bawah tulisan itu.“Boleh dibilang begitu…tapi aku tak mau eufhoria,” sahut si Putul yang turut memandang gundukan tersebut dan dia tak mencegah, saat Putri Arumi secara tiba-tiba mendekati gundukan itu dan…menggalinya.Si Putul hanya memperhatikan, tapi dia tetap waspada, namun kini malah berbalik penasaran.“Apa yang kamu lakukan Putri?” tanya si Putul keheranan, karena Putri Arumi tanpa ragu menggali pasir putih itu dengan tangannya lentiknya.“Lihat ada peti hitam,” tunjuk Putri Arumi dan si Putul buru-buru mendekat. “Jangan buru-buru di buka putri, takutnya ada jebakan!” kata si Putul cepat, dirinya berpengalaman menemukan benda-benda rahasia yang tak sengaja di temukan dan biasanya ada jebakan berbahaya.Si Putul lalu pelan-pelan angkat peti ini dan baru saja dia meletakan di atas pasir.Putri Arumi kembali berseru, karena dia menemukan
"Buat…buat apaan sihh?” sungut Putri Arumi, yang justru belum melihat buah ajaib yang di tunjuk Pendekar Putul.Pendekar Putul tak menyahuti ucapa Putri Arumi, dengan terpincang-pincang dia menuju ke pohon yang dia sebut buah ajaib tadi.Tentu saja Putri Arumi tak melihat jelas, karena letaknya agak tersembunyi.Letaknya agak menjorok ke dalam gua atau terowongan, inilah sebabnya Putri Arumi tak melihatnya, apalagi kesaktiannya tak sehebat pendekar kaki buntung ini, yang bisa melihat dari jarak yang sangat jauh sekalipun.Setelah berjalan lumayan jauh, akhirnya mereka sampai juga di depan sebuah pohon yang tumbuhnya aneh tersebut.Yakni seperti menempel di dinding gua dan mampu menembus dinding cadas ini hingga keluarTapi daunnya kecil-kecil mirip daun pohon beringin, buahnya kecil-kecil seperti buah ceri dan berwarna merah tua.“Ini pohon dan buahnya itu ya Putul?” tanya Putri Arumi, yang kini lebih senang panggil begitu, karena pendekar ini minta panggil nama ‘poyokannya’ saja.“Ben
Tanpa setahu Putri Arumi yang masih nyenyak tidur, dengan jurus kaki ajaibnya, Pendekar Putul genjot tubuhnya sangat cepat, dia ingin tahu di mana ujung terowongan panjang berkelok-kelok ini.Kalau saja Putri Arumi terbangun tentu dia akan terheran-heran, karena tubuhnya bak di bawa terbang saja oleh Pendekar Putul.Hampir 3,5 jam kemudian, si Putul lega sekaligus plong, saat melihat di kejauhan ada sinar rembulan yang masuk.Ini menandakan dia sudah berada di ujung terowongan. Makin cepatlah dia genjot tubuhnya, akibatnya Putri Arumi terbangun dan memeluk erat punggung si Putul.Kaget dia tubuh mereka yang mepet kini berjalan luar biasa cepatnya, mengalahkan laju seekor kuda jantan.Akhirnya Putri Arumi turun dari punggung si Putul dan takjub melihat di depan mereka adalah hamparan pasir putih yang berada di bawahnya.Mereka sampai di tebing terowongan dan dibawahnya sekitar 20 meteran adalah sebuah pantai. Bulan bersinar amat terang dan menerangi laut lepas yang terlihat sangat tenan