“Aku hanya bertanya, di mana Putri dari Tiongkok itu di sekap Pendekar Gledek dan rekannya si Sawon itu?” suara Japra sangat dingin, hingga kedua orang ini langsung meremang bulu kuduknya.Mereka tak menyangka akan bertemu orang yang sangat sakti, karena mampu bikin mereka kaku tanpa menyentuh. Ditambah malam hari dan baju Japra yang hitam-hitam, hingga menambah keangkeran pendekar ini.Ini sangat hebat dan luar biasa, bisa bikin mereka kaku, batin mereka mulai ketakutan. Apalagi keduanya bukannya orang yang lemah, tapi memiliki kesaktian yang lumayan tinggi.Japra lalu kibas tangannya dengan pelan, sehingga Akoi bisa bicara. “Si-siapa kamu?” tanyanya suara terbata, nyalinya sudah terbang.“Tak perlu kamu tanya siapa aku, jawab saja pertanyaanku tadi!” sahut Japra lagi sambil menatap tajam wajah Akoi.Japra lalu ambil golok yang tadi sempat di pegang Akoi, lalu golok itu lalu ‘Singgg….! Japra lempar begitu saja.Dan hebatnya menancap hingga gagangnya di batang pohon yang lumayan ting
Kedatangan Japra yang bak hantu membuat ke 5-nya kaget bukan main. Japra hanya tersenyum dingin. Mereka yang tadinya aseek menikmati arak sampai gelagapan bangkit.“Di mana Sawon dan Pendekar Gledek, suruh mereka keluar untuk hadapi aku!” suara Japra amat dingin.Tak beda jauh dengan tempat ini yang berhawa menusuk tulang, karena berada di pinggiran bukit Meratus. Inilah yang membuat ke 5 orang ini sengaja minum arak.“Heii bangsat, mau apa kamu mencari keduanya, hadapi aku dulu!” bentak salah seorang yang berjaga itu marah, apalagi melihat kepongahan Japra.Pria dengan kumis tebal dan gigi kuning tanda jarang bersikat gigi langsung petentang petenteng.Tapi baru saja selesai mengucapkan kalimat itu, tubuhnya langsung terlempar dan menabrak dinding bangunan tua ini dan pingsan seketika. Ke 4 rekannya kaget bukan kepalang.Japra terlihat seperti menepuk nyamuk saja, padahal dia sudah gunakan tenaga dalamnya yang hebat, untuk beri pelajaran ke centeng pongah itu.“Heii siapa yang ganggu
Sawon menulikan telinga mendengar ejekan ini, Sawon yang sudah marah sekali terus menerjang maju dengan goloknya. Japra malah tertawa saja, dengan kegesitan tubuhnya, semua serangan itu luput.Japra ingin tahu sampai di mana kehebatan si Pendekar Golok Beracun ini. Bahkan kembali dengan ilmu kanuragannya yang sudah sempurna, semua hawa beracun ini sengaja Japra balikan ke Sawon kembali.Akibatnya Sawon mengalami sesak nafas, termakan racunnya sendiri yang di retur Japra secara lihai.Sawon sebenarnya juga sudah terbang nyalinya, semua jurus-jurus hebatnya mental, tanda Japra benar-benar pendekar sakti yang bahkan mengalahkan guru-gurunya.Untung saja Sawon memiliki tenaga dalam yang kuat, sehingga racun-racun itu tidak membahayakan dirinya.Tapi tak urung membuat gerakannya mulai kacau, racun miliknya itu tetap berbahaya, walaupun dia tak termakan racunnya sendiri.Bangsat, si Japra benaran hebat, batin Sawon yang kini mulai gentar tak terkira, lenyap kepongahannya.Sudah lebih 100 j
Japra sesaat bingung, kemana dia harus melacak Putri Li Me yang dikatakan kabur dari penyekapan Sawon cs ini.Dan ini yang bikin dia kepikiran juga, walaupun hatinya agak tenang, Putri Li Me di katakan bukan orang yang lemah, dia mempunyai ilmu kanuragan yang lumayan tinggi.Berarti putri ini pasti akan cari jalan pulang, kurasa dia tak berani ke Kerajaan Daha, karena di pikirnya Pendekar Gledek dan Sawon itu bagian dari kerajaan ini.“Kalau ke Utara, artinya masuk wilayah Kerajaan Loksana, ke Selatan menuju ke kotaraja Daha, ke arah Timur masuk wilayah kerajaan Barito Timur dan kerajaan Hilir Sungai…apakah aku harus ke Barat…?” gumam Japra seorang diri.Sambil membawa kuda rampasan milik Akoi dan kini hanya berjalan santai saja, sesuai keinginan Japra, yang masih kebingungan harus kemana lacak keberadaan putri tersebut.Berpikir ke sana, Japra pun akhirnya mengarahkan kudanya abu-abunya ini ke arah Barat, dia sekaligus ingin berpetualang ke daerah yang belum pernah di datanginya.Ja
“Kami saja hanya khusus berdagang dengan mereka, mikir 1000X untuk cari perkara dengan kekaisaran besar itu, walaupun kini yang jadi kaisar adalah keturunannya yang ke 4!” kali ini tuan Edric beri peringatan ke orang lokal tersebut. “Justru pimpinan kami ini sangat cerdik, kami tidak minta emas atau perak. Tapi minta mereka bantu untuk rebut kerajaan ini.""Jadi si putri itu dimanfaatkan sebagai sandera dan jaminan, agar Kekaisaran Mongolia kirim pasukan besar, tapi buat bantu gerakan kami, saat ini memberontak percuma, kerajaan ini sangat kuat, karena bersekutu dengan Kerajaan dari Java!” bantah si orang lokal ini.Japra pun berdebar-debar. Tak salah lagi, pasti Putri Li Me yang mereka tahan, aku harus ikuti orang itu, di mana Putri Li Me mereka sembunyikan,” batin Japra.Japra juga kaget, setahunya kekaisaran Mongolia itu berada jauh di daerah Tibet, ini artinya mereka berhasil kuasai wilayah daratan Indo Tiongkok yang luar biasa luasnya itu, walaupun mungkin tidak 100 persen mer
“Benar tuan, akulah orang itu…!” sahut Japra, Ki Juri yang berada di dekat orang tua ini kaget bukan main, sedangkan si orang tua itu hanya senyum di kulum.“Bagus…agar kamu tak salah langkah, ada baiknya kamu tahu siapa kami ini, silahkan duduk Japra!” kata orang tua ini ramah.“Maaf…siapakah Kisanak berdua ini..?” Japra pun balik bertanya dan kini duduk berhadapan dengan dua orang ini, sikapnya tetap sopan.Orang tua ini elus jenggotnya yang sudah dwi warna, walaupun pandangannya, tapi Japra paham, kehebatan orang ini jauh di atas Ki Juri.“Japra, namaku Ki Sanus, aku beruntung pernah bertemu Ki Durga secara tak sengaja saat merantau ke Selatan dan disempurnakan ilmu kanuragan oleh si dewa persilatan itu. Setelah sebelumnya sempat bentrok dengan 2 pendekar hewan dan aku terluka parah. Dari sanalah aku tahu banyak tentang kamu!”Pengakuan Ki Sanus melegakan Japra, iapun menghela nafas plong, setidaknya dia tidak masuk ke sarang penjahat.Karena Ki Sanus pernah bentrok dengan 2 Pende
“Mereka punya senjata hebat, berupa peledak, makanya kami gunakan beragam siasat agar kerajaan ini kelak terbebas dari penjajahan,” kata Ki sanus penuh semangat, walaupun intonasi suaranya tetap tenang. Ki Sanus juga bilang, misinya ke Selatan, sebenarnya ingin minta bantuan Kerajaan Daha. Tapi tak di sangka dia malah bentrok dengan dua pendekar hewan dan terluka parah hampir tewas, sebelum akhirnya secara kebetulan beruntung di tolong Ki Durga. “Yang bikin pusing lagi, dua pendekar hewan itu justru kini memihak raja sekarang, makin kacau kerajaan ini. Orang-orang jahat kelilingi elit kerajaan, ini makin berbahaya bagi kerajaan dan rakyat…!” cetus Ki Sanus.Kagetlah Japra, dua musuh besarnya kembali berpetualang jauh hingga ke kerajaan ini dan malah bisa jadi orang kepercayaan penguasa Kerajaan Kubu Raya.“Ini tak bisa di biarkan,” geram Japra dalam hati.Japra lalu menyela dan kisahkan dua pendekar hewan itu awalnya 3 orang, tapi salah satunya sudah dia tewaskan, setelah bikin u
“Iya tuan putri, kelak aku akan bantu kamu beri pelajaran pada penjahat itu,” sahut Japra tanpa sadar.Putri Li Me kaget sendiri, barulah dia sadar sudah terbawa emosi, dia pun kini menatap Japra, entah kenapa tiba-tiba kaget dan seolah melihat…hantu.“Ka-kamu…s-siapa..?” katanya gagap, hingga Japra bingung sendiri, termasuk Ki Sanus dan Ki Juri, bingung kenapa Putri Li Me jadi pelupa.“Aku Japra tuan putri, tadi kan kita sudah saling kenal,” sahut Japra yang gantian kaget, kenapa Putri Li Me mendadak amnesia.“Ahhh iya…maaf…tuan Japra, aku hanya…teringat seseorang di negeriku sendiri, kamu ada kemiripan, tapi kalian tentu saja berbeda!” sahut putri ini lagi buru-buru. Sekaligus legakan hati Ki Sanus dan Ki Juri.Mereka takut kalau-kalau Putri Li Me kenapa-kenapa, bisa kacau planning besar mereka kelak!Japra lalu berdiri dan kembali menjura ke putri ini, lalu ke Ki Sanus dan Ki Juri.“Mohon maaf tuan putri, aku harus permisi malam ini juga, aku punya tugas untuk menyelamatkan anak-an
Sejak itu, makin di takutilah Lembah Neraka ini, nama Pendekar Putul pun makin di takuti hingga jauh keluar dari lembah ini.Tak pernah ada lagi yang nekat datang ke tempat ini. Takut bernasib sama dengan ke 10 perampok apes tersebut.Dulu tempat ini di takuti karena majikannya Ki Rawa, tapi setelah Pendekar Putul berhasil tewaskan musuh bebuyutannya itu, namanya malah makin di takuti daripada nama Ki Rawa sendiri.Si Putul yang sangat sayang dengan istrinya tak pernah membantah apapun keinginan Putri Arumi, dia selalu manjakan istri tercintanya ini.Apalagi semakin besar perutnya, istrinya makin manja saja, bahkan Pendekar Putul sampai geleng-geleng kepala, saat Putri Arumi minta dibangukan Istana di Lembah Neraka ini.“Aku kadang kangen dengan Istanaku sayang, juga ibundaku dan ayahanda maharaja, serta Abang Pangeran Akmal…!” kata Putri Arumi manja.Yang memang paling dekat dengan saudara se ayahnya itu, di bandingkan saudara-saudaranya yang lain, jumlahnya 10 orang, yang lahir dari
Ki Rawa menatap perutnya dan dia tertawa, ususnya terburai, matanya mendelik, serangan kilat yang Pendekar Putul layangkan tak bisa lagi dia hindari. Trassss….!Sebuah tebasan kilat yang di layangkan Putri Arumi membuat lehernya putus dan kepalanya menggelinding ke tanah dengan mata mendelik!Tubuh tanpa kepala ini lalu ambruk ke tanah dan tewas seketika.Berbarengan dengan putusnya leher dua sisa 3 Pendekar Tikus yang di hajar Pendekar Putul. Maka habislah kini 5 orang musuh bebuyutan Pendekar Putul.Si Putul menarik nafas lega, kini musuh besarnya tamat riwayatnya, tinggal satu orang yang sebenarnya tak tega dia bunuh…Pendekar Gledek.Si Putul masih ingat jasa mantan gurunya, yang pernah memeliharanya sejak bayi dan di beri ilmu kanuragan, juga pernah menolong Putri Arumi dari perbuata jahat Pendekar Serigala dan 3 Pendekar Tikus.“Kita cek ke dalam, agaknya ada gerakan?” kata Putri Arumi duluan masuk.Begitu mereka sampai di ruangan tengah, terdapat 2 orang wanita setengah tua yan
Mata Ki Rawa melotot, kemarahan membuatnya murka bukan kepalang, tanpa ragu dia langsung lancarkan serangan balasan yang sangat dahsyat ke arah Putri Arumi.Namun, Pendekar Putul yang sudah sejak tadi waspada, tentu saja tak membiarkan kekasihnya itu jadi korban serangan jurus iblis pencabut nyawa milik Ki Rawa ini yang dahsyat ini.Pendekar Putul langsung kerahkan jurus Rajawali Mencaplok Mangsa miliknya yang kin sudah sangat sempurna ia kuasai.Sengaja dia kerahkan sepenuhnya, karena tahu kesaktian pendekar tua ini, juga dendamnya atas kematian ibundanya. Blarrrr…!Jurus panas dan dingin bertemu, akibatnya Ki Rawa sampai harus bersalto agar tidak jatuh berdebuk ke tanah.Ki Rawa menahan sesak di dadanya, jurus si Putul benar-benar sangat hebat dan makin meningkat tajam. Sedangkan jurus miliknya malah stagnan, tak bertambah kesaktiannya.Di sisi lain, Putri Arumi sudah bertarung sengit dengan 3 Pendekar Tikus dan Pendekar Serigala.Sepintas Pendekar Putul tetap waspada, walaupun sud
Keduanya ternyata tidak melupakan musuh-musuh besarnya, sebelum sampai ke Kerajaan Hilir Sungai, mereka sengaja satroni persembunyian Ki Rawa Cs di Lembah Neraka."Kita harus bikin perhitungan dengan Ki Rawa Cs, aku akan balas kematian ibundaku, juga sudah sebabkan kita terjungkal ke jurang," kata Pendekar Putul.Ia lalu ajak Putri Arumi ke Lembah Neraka.Putri Arumi yang kini berbeda dengan 7-8 bulanan lalu tentu saja sangat antusias, sekaligus dia ingin ‘tes’ ilmu kanuragannya yang hebat.Jurus Dewi Lintah dan Jurus Sepasang Pedang Pencabut Nyawa yang sudah dia kuasai dengan baik, sekaligus ingin buktikan kehebatan kedua jurus dahsyat ini .“Hati-hati sayang, mereka bukan hanya sakti, tapi juga licik,” kata Pendekar Putul peringatkan kekasihnya ini.Putri Arumi tersenyum manis dan mengangguk. Kini mereka sudah sampai di depan hutan di lembah ini, setelah menempuh perjalanan hampir 1,5 bulanan.Putri Arumi masih ingat di mana dulu dia di sekap.Sehingga tanpa ragu, dia ajak Pendekar
Tak terasa sudah 5 bulan mereka bak ‘suami istri’ di pantai berpasir putih ini. Kini jurus terakhir dari kitab milik Dewi Lintah adalah, jurus pedang.Berdasarkan petunjuk di kitab tersebut, jurus pedang ini akan sangat hebat kalau di latih berpasangan.Dan…si Putul tanpa ragu cabut pedang pemberian nenek Putri Reswari.Saat pedang ini di sandingkan, kedua pedang ini seolah berpasangan saja, punya lebih lebih panjang hanya beberapa centi dari pedang milik Dewi Lintah yang kini di warisi Putri Arumi tersebut.“Waahh kayaknya jodoh ya sayang, liat,” kata Putri Arumi, yang tak ragu panggil si Putul dengan mesra, sambil sandingkan kedua pedang pusaka ini.Si Putul dengan wajah berseri-seri mengangguk, kini tanpa ragu keduanya mulai berlatih, gerakan si Putul dengan kaki ajaibnya sempat bikin pusing Putri Arumi.Tapi setelah dia pejamkan mata dan mulai salurkan tenaga saktinya, sesuai dengan jurus pembuka dari kitab Dewi Lintah, bayangan itu nampak jelas dan mulailah dia menyerang si Putul
Sebagai pemuda yang kenyang pengalaman menggauli wanita, tak perlu lagi banyak cakap, si Putul tahu di mana titik lemahnya seorang wanita.Dia membuat Putri Arumi sudah merasakan nikmatnya bercinta, padahal belum penetrasi.Apalagi saat si Putul mulai keluarkan jurus bercintanya, sampai kaget dan terpejam-pejam si putri jelita ini, saat perabotannya yang mulus tanpa rumput di lumat 'Pendekar Cabul' ini untuk yang pertama kalinya.Si Putul tak peduli lagi kalau Putri Arumi ini adalah tunangan Pangeran Daha, pengaruh buah ajaib membuat keduanya gelap mata dan terang nafsu, serta harus di tuntaskan saat ini juga.“Pelan-pelan…!” bisik Putri Arumi, saat sesuatu yang keras dan tegang mulai merasuki perabotannya yang tentu saja masih perawan.Si Putul pun kini lakukan secara perlahan dan dengan pengalamannya yang mumpuni di bidang puaskan hasrat ini.Alih-alin merasakan sakit, Putri Arumi malah melayang ke angkasa, saat si Putul mulai bergerak perlahaan memompa badannya di atas tubuhnya.Bua
“Hm…berarti kamu sendiri secara langsung keturunan dari Pangeran Wasi dan Dewi Lintah yaa?” kata Putri Arumi sambil memandang gundukan pasir di bawah tulisan itu.“Boleh dibilang begitu…tapi aku tak mau eufhoria,” sahut si Putul yang turut memandang gundukan tersebut dan dia tak mencegah, saat Putri Arumi secara tiba-tiba mendekati gundukan itu dan…menggalinya.Si Putul hanya memperhatikan, tapi dia tetap waspada, namun kini malah berbalik penasaran.“Apa yang kamu lakukan Putri?” tanya si Putul keheranan, karena Putri Arumi tanpa ragu menggali pasir putih itu dengan tangannya lentiknya.“Lihat ada peti hitam,” tunjuk Putri Arumi dan si Putul buru-buru mendekat. “Jangan buru-buru di buka putri, takutnya ada jebakan!” kata si Putul cepat, dirinya berpengalaman menemukan benda-benda rahasia yang tak sengaja di temukan dan biasanya ada jebakan berbahaya.Si Putul lalu pelan-pelan angkat peti ini dan baru saja dia meletakan di atas pasir.Putri Arumi kembali berseru, karena dia menemukan
"Buat…buat apaan sihh?” sungut Putri Arumi, yang justru belum melihat buah ajaib yang di tunjuk Pendekar Putul.Pendekar Putul tak menyahuti ucapa Putri Arumi, dengan terpincang-pincang dia menuju ke pohon yang dia sebut buah ajaib tadi.Tentu saja Putri Arumi tak melihat jelas, karena letaknya agak tersembunyi.Letaknya agak menjorok ke dalam gua atau terowongan, inilah sebabnya Putri Arumi tak melihatnya, apalagi kesaktiannya tak sehebat pendekar kaki buntung ini, yang bisa melihat dari jarak yang sangat jauh sekalipun.Setelah berjalan lumayan jauh, akhirnya mereka sampai juga di depan sebuah pohon yang tumbuhnya aneh tersebut.Yakni seperti menempel di dinding gua dan mampu menembus dinding cadas ini hingga keluarTapi daunnya kecil-kecil mirip daun pohon beringin, buahnya kecil-kecil seperti buah ceri dan berwarna merah tua.“Ini pohon dan buahnya itu ya Putul?” tanya Putri Arumi, yang kini lebih senang panggil begitu, karena pendekar ini minta panggil nama ‘poyokannya’ saja.“Ben
Tanpa setahu Putri Arumi yang masih nyenyak tidur, dengan jurus kaki ajaibnya, Pendekar Putul genjot tubuhnya sangat cepat, dia ingin tahu di mana ujung terowongan panjang berkelok-kelok ini.Kalau saja Putri Arumi terbangun tentu dia akan terheran-heran, karena tubuhnya bak di bawa terbang saja oleh Pendekar Putul.Hampir 3,5 jam kemudian, si Putul lega sekaligus plong, saat melihat di kejauhan ada sinar rembulan yang masuk.Ini menandakan dia sudah berada di ujung terowongan. Makin cepatlah dia genjot tubuhnya, akibatnya Putri Arumi terbangun dan memeluk erat punggung si Putul.Kaget dia tubuh mereka yang mepet kini berjalan luar biasa cepatnya, mengalahkan laju seekor kuda jantan.Akhirnya Putri Arumi turun dari punggung si Putul dan takjub melihat di depan mereka adalah hamparan pasir putih yang berada di bawahnya.Mereka sampai di tebing terowongan dan dibawahnya sekitar 20 meteran adalah sebuah pantai. Bulan bersinar amat terang dan menerangi laut lepas yang terlihat sangat tenan