Beranda / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 103: Tugas Pertama Sebagai Pangeran Daha

Share

Bab 103: Tugas Pertama Sebagai Pangeran Daha

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-09 10:00:32

Selanjutnya, Japra pun diminta ceritakan pengalamannya selama 25 tahunan ini, yang dimulai saat jadi anak angkat pasangan Pitono dan Ranci.

Lalu tak sengaja bertemu Ki Palung dan akhirnya menemukan Pusaka Bukit Meratus, kemudian semua jurus itu di sempurnakan Ki Durga.

“Jalan Tuhan memang luar biasa, Ki Palung, pembunuh ibundamu justru menjadi awal kamu menjadi seorang seperti saat ini. Asal kamu tahu Japra, peta itu sebenarnya pemberikan Ki Durga buatku dan berhasil di rampas Ki Palung. Dengan harapan kelak aku menjadi sakti mandraguna untuk rebut kerajaan ini…tapi justru kamulah yang jadi pewarisnya…!” gumam Prabu Kanji sambil mengelus dagunya.

“Ayahanda Prabu…jadi kakek Pangeran Ki Durga itu…??” kalimat Japra terpotong, saat Prabu Kanji menganggukan kepala.

“Iya anakku, Ki Durga yang juga jadi guruku dan gurumu, kakek moyang kamu sendiri. Karena Prabu Daha, kakek kamu itu, anak dari Eyang Durga…yang merupakan keturunan dari Pangeran Wasi dan Dewi Lintah.”

Agar Japra tak bingung, Pr
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 104: Persaingan Sengit di Dalam Istana

    “Semua tergantung kebijakan yang mulia,” sahut Mahapatih Takalo, Prabu Kanji lalu ajak mahapatih-nya ini lanjutkan rapat berdua.Tentu saja topik utamanya tak jauh-jauh dari rencana persekongkolan jahat serta soal Pangeran Japra yang kini sudah kembali ke Istana.Mahapatih Takalo yang juga sepupu Prabu Kanji tahu betul, kehadiran Japra pasti akan bikin geger keluarga Prabu Kanji ini.Dan tebakan sang mahapatih jadi kenyataan, kembalinya Japra membuat heboh keluarga Istana Kerajaan Daha.“Bakal timbul masalah baru…ini semua pasti berasal dari permaisuri,” batin Mahapatih Takalo sambil menghela nafas dalam di perjalanan pulang, setelah bertemu Prabu Kanji.Putri Ela, sang permaisuri memiliki dua anak laki-laki yang sudah dewasa, yakni Pangeran Daha, Pengeran Somali dan Putri Arum, yang kini berusia 20 tahun dan 18 tahun, serta si putri jelita yang berusia 16 tahun.Bahkan dari beberapa selir, Prabu Kanji juga memiliki beberapa anak laki-laki dan pastinya beberapa putri.Pangeran Daha da

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 105: Menuju Tempat Putri Tiongkok di Sekap

    “Aku hanya bertanya, di mana Putri dari Tiongkok itu di sekap Pendekar Gledek dan rekannya si Sawon itu?” suara Japra sangat dingin, hingga kedua orang ini langsung meremang bulu kuduknya.Mereka tak menyangka akan bertemu orang yang sangat sakti, karena mampu bikin mereka kaku tanpa menyentuh. Ditambah malam hari dan baju Japra yang hitam-hitam, hingga menambah keangkeran pendekar ini.Ini sangat hebat dan luar biasa, bisa bikin mereka kaku, batin mereka mulai ketakutan. Apalagi keduanya bukannya orang yang lemah, tapi memiliki kesaktian yang lumayan tinggi.Japra lalu kibas tangannya dengan pelan, sehingga Akoi bisa bicara. “Si-siapa kamu?” tanyanya suara terbata, nyalinya sudah terbang.“Tak perlu kamu tanya siapa aku, jawab saja pertanyaanku tadi!” sahut Japra lagi sambil menatap tajam wajah Akoi.Japra lalu ambil golok yang tadi sempat di pegang Akoi, lalu golok itu lalu ‘Singgg….! Japra lempar begitu saja.Dan hebatnya menancap hingga gagangnya di batang pohon yang lumayan ting

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 106: Sawon Lecehkan Putri…?

    Kedatangan Japra yang bak hantu membuat ke 5-nya kaget bukan main. Japra hanya tersenyum dingin. Mereka yang tadinya aseek menikmati arak sampai gelagapan bangkit.“Di mana Sawon dan Pendekar Gledek, suruh mereka keluar untuk hadapi aku!” suara Japra amat dingin.Tak beda jauh dengan tempat ini yang berhawa menusuk tulang, karena berada di pinggiran bukit Meratus. Inilah yang membuat ke 5 orang ini sengaja minum arak.“Heii bangsat, mau apa kamu mencari keduanya, hadapi aku dulu!” bentak salah seorang yang berjaga itu marah, apalagi melihat kepongahan Japra.Pria dengan kumis tebal dan gigi kuning tanda jarang bersikat gigi langsung petentang petenteng.Tapi baru saja selesai mengucapkan kalimat itu, tubuhnya langsung terlempar dan menabrak dinding bangunan tua ini dan pingsan seketika. Ke 4 rekannya kaget bukan kepalang.Japra terlihat seperti menepuk nyamuk saja, padahal dia sudah gunakan tenaga dalamnya yang hebat, untuk beri pelajaran ke centeng pongah itu.“Heii siapa yang ganggu

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-11
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 107: Putri Li Me Lenyap

    Sawon menulikan telinga mendengar ejekan ini, Sawon yang sudah marah sekali terus menerjang maju dengan goloknya. Japra malah tertawa saja, dengan kegesitan tubuhnya, semua serangan itu luput.Japra ingin tahu sampai di mana kehebatan si Pendekar Golok Beracun ini. Bahkan kembali dengan ilmu kanuragannya yang sudah sempurna, semua hawa beracun ini sengaja Japra balikan ke Sawon kembali.Akibatnya Sawon mengalami sesak nafas, termakan racunnya sendiri yang di retur Japra secara lihai.Sawon sebenarnya juga sudah terbang nyalinya, semua jurus-jurus hebatnya mental, tanda Japra benar-benar pendekar sakti yang bahkan mengalahkan guru-gurunya.Untung saja Sawon memiliki tenaga dalam yang kuat, sehingga racun-racun itu tidak membahayakan dirinya.Tapi tak urung membuat gerakannya mulai kacau, racun miliknya itu tetap berbahaya, walaupun dia tak termakan racunnya sendiri.Bangsat, si Japra benaran hebat, batin Sawon yang kini mulai gentar tak terkira, lenyap kepongahannya.Sudah lebih 100 j

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-11
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 108: Cari Jejak Putri Li Me

    Japra sesaat bingung, kemana dia harus melacak Putri Li Me yang dikatakan kabur dari penyekapan Sawon cs ini.Dan ini yang bikin dia kepikiran juga, walaupun hatinya agak tenang, Putri Li Me di katakan bukan orang yang lemah, dia mempunyai ilmu kanuragan yang lumayan tinggi.Berarti putri ini pasti akan cari jalan pulang, kurasa dia tak berani ke Kerajaan Daha, karena di pikirnya Pendekar Gledek dan Sawon itu bagian dari kerajaan ini.“Kalau ke Utara, artinya masuk wilayah Kerajaan Loksana, ke Selatan menuju ke kotaraja Daha, ke arah Timur masuk wilayah kerajaan Barito Timur dan kerajaan Hilir Sungai…apakah aku harus ke Barat…?” gumam Japra seorang diri.Sambil membawa kuda rampasan milik Akoi dan kini hanya berjalan santai saja, sesuai keinginan Japra, yang masih kebingungan harus kemana lacak keberadaan putri tersebut.Berpikir ke sana, Japra pun akhirnya mengarahkan kudanya abu-abunya ini ke arah Barat, dia sekaligus ingin berpetualang ke daerah yang belum pernah di datanginya.Ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 109: Bertemu Orang Tua Sakti

    “Kami saja hanya khusus berdagang dengan mereka, mikir 1000X untuk cari perkara dengan kekaisaran besar itu, walaupun kini yang jadi kaisar adalah keturunannya yang ke 4!” kali ini tuan Edric beri peringatan ke orang lokal tersebut. “Justru pimpinan kami ini sangat cerdik, kami tidak minta emas atau perak. Tapi minta mereka bantu untuk rebut kerajaan ini.""Jadi si putri itu dimanfaatkan sebagai sandera dan jaminan, agar Kekaisaran Mongolia kirim pasukan besar, tapi buat bantu gerakan kami, saat ini memberontak percuma, kerajaan ini sangat kuat, karena bersekutu dengan Kerajaan dari Java!” bantah si orang lokal ini.Japra pun berdebar-debar. Tak salah lagi, pasti Putri Li Me yang mereka tahan, aku harus ikuti orang itu, di mana Putri Li Me mereka sembunyikan,” batin Japra.Japra juga kaget, setahunya kekaisaran Mongolia itu berada jauh di daerah Tibet, ini artinya mereka berhasil kuasai wilayah daratan Indo Tiongkok yang luar biasa luasnya itu, walaupun mungkin tidak 100 persen mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 110: Ternyata Tokoh Pemberontak

    “Benar tuan, akulah orang itu…!” sahut Japra, Ki Juri yang berada di dekat orang tua ini kaget bukan main, sedangkan si orang tua itu hanya senyum di kulum.“Bagus…agar kamu tak salah langkah, ada baiknya kamu tahu siapa kami ini, silahkan duduk Japra!” kata orang tua ini ramah.“Maaf…siapakah Kisanak berdua ini..?” Japra pun balik bertanya dan kini duduk berhadapan dengan dua orang ini, sikapnya tetap sopan.Orang tua ini elus jenggotnya yang sudah dwi warna, walaupun pandangannya, tapi Japra paham, kehebatan orang ini jauh di atas Ki Juri.“Japra, namaku Ki Sanus, aku beruntung pernah bertemu Ki Durga secara tak sengaja saat merantau ke Selatan dan disempurnakan ilmu kanuragan oleh si dewa persilatan itu. Setelah sebelumnya sempat bentrok dengan 2 pendekar hewan dan aku terluka parah. Dari sanalah aku tahu banyak tentang kamu!”Pengakuan Ki Sanus melegakan Japra, iapun menghela nafas plong, setidaknya dia tidak masuk ke sarang penjahat.Karena Ki Sanus pernah bentrok dengan 2 Pende

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 111: Akhirnya Bertemu si Putri Jelita

    “Mereka punya senjata hebat, berupa peledak, makanya kami gunakan beragam siasat agar kerajaan ini kelak terbebas dari penjajahan,” kata Ki sanus penuh semangat, walaupun intonasi suaranya tetap tenang. Ki Sanus juga bilang, misinya ke Selatan, sebenarnya ingin minta bantuan Kerajaan Daha. Tapi tak di sangka dia malah bentrok dengan dua pendekar hewan dan terluka parah hampir tewas, sebelum akhirnya secara kebetulan beruntung di tolong Ki Durga. “Yang bikin pusing lagi, dua pendekar hewan itu justru kini memihak raja sekarang, makin kacau kerajaan ini. Orang-orang jahat kelilingi elit kerajaan, ini makin berbahaya bagi kerajaan dan rakyat…!” cetus Ki Sanus.Kagetlah Japra, dua musuh besarnya kembali berpetualang jauh hingga ke kerajaan ini dan malah bisa jadi orang kepercayaan penguasa Kerajaan Kubu Raya.“Ini tak bisa di biarkan,” geram Japra dalam hati.Japra lalu menyela dan kisahkan dua pendekar hewan itu awalnya 3 orang, tapi salah satunya sudah dia tewaskan, setelah bikin u

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13

Bab terbaru

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 426: Pangeran Akmal Tertawan

    Pendekar Putul kini menyamar seperti kakek tua, dia sengaja ke sini dan berlakon bak tamu di padepokan pimpinan Ki Rawa ini.Santernya soal padepokan ular hitam yang makin menancapkan kukunya di dunia persilatan, membuat Pendekar Putul tergerak turun tangan, apalagi pemimpinnya Ki Rawa, yang ingin dia hadapi saat ini.Dia pun juga kenalkan diri sebagai si Kakek Pincang, saat di terima Jinari dan Jamari di gerbang padepokan ini.Pendekar Putul melihat kedua wanita binal ini yang jadi ketua penyambutan tamu sampai menatapnya lama, terutama kakinya yang hanya satu.“Kenapa…ada yang aneh? Kakiku begini karena pernah bentrok dengan musuh hebat,” sungut si Putul jengkel, karena pandang mata kedua wanita cabul ini seakan meremehkannya.“Hmm…ya sudah, silahkan masuk, karena kamu bukan tamu VIP, penginapan buat kamu adanya di bagian barat, di barak sono!” cetus Jinari cuek dan pastinya anggap Pendekar Putul ini tak seberapa kesaktiannya.Si Putul pun dengan terpincang-pincang menuju ke barak y

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 425: Pertemuan Akbar Golongan Hitam

    Padepokan Ular Hitam berubah total semenjak di ambil alih Ki Rawa bersama Pandekar Gledek dari tangan Ki Boka.Seluruh murid-murid Ki Boka di paksa jadi anak buah mereka dan kembali menyeleweng seperti saat jaman Ki Palung dan Ki Boka sebelum tobat setelah bertemu Prabu Japra, yang melawan mereka bunuh.Sehingga banyak yang tak suka dengan Ki Rawa, diam-diam memilih kabur dan meminta pertolongan dengan kaum pendekar golongan putih.Inilah yang membuat banyak golongan putih tewas atau terluka, setelah bentrok dengan kelompok Ular Hitam tersebut, yang semakin hari semakin kuat saja, sengan banyaknya kelompok golongan hitam bergabung.Permaisuri Aura sudah tahu soal ini, makanya dia mengutus Ki Roja atau Pendekar Budiman, untuk selidiki padepokan milik pamannya ini, sekaligus basmi kelompok Ki Rawa tersebut.Putri Seruni sebenarnya juga ingin ke sana untuk bikin perhitungan dengan Ki Rawa, tapi dia saat ini tengah hamil anak pertama, setelah hampir 13 tahun menikah dan baru kali ini meng

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 424: Ikut Selidiki Padepokan Ular Hitam

    “Maafkan aku kakek Prabu Japra, kali ini cucumu yang pernah durhaka ini akan menjadi pendekar yang baik, tidak lagi jadi pendekar jahat!” tekad si Putul.Dan kini dia sudah menemukan sebuah desa, lalu beli pakaian yang bagus dan juga kuda, untuk lanjutkan perantauannya.Koin emas yang dulu dia bawa masih banyak dan untungnya tak tercecer saat dia terjungkal ke jurang dulu.Cuman dia tak lagi antusias mencari kedua orang tuanya. Dia malu pernah menyeleweng, apalagi ayahnya Prabu Harman seorang maharaja di Kerajaan Hilir Sungai.“Kasian ayahanda Prabu Harman, pasti sangat malu tak ketulungan, punya anak seperti aku, sudah cacat, menyeleweng pula, jatuh harga diri beliau!” gumam si Putul termangu d atas kudanya yang dia biarkan jalan sendiri.Uniknya, sampai kini si Putul belum tahu, kalau Putri Alona, ibu kandungnya, justru adik ayahnya sendiri. Si Putul juga tak ada niat lagi untuk cari ibu kandungnya, dia hanya ingin membawa hatinya, kemana saja.Sejak turun gunung, si Putul buktikan

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 423: Penolong Pangeran Daha Ternyata..?

    Setelah Pangeran Akmal bercerita, giliran Pangeran Daha yang ceritakan pengalamannya yang di sempat di culik Dua Kembar Ruba Betina dan Pendekar Serigala, saat bermaksud selidiki Temanggun Dawuk, kepala kadipaten Barabong.Namun di tolong seseorang yang sangat misterius dan sampai kini Pangeran Daha tak tahu siapa penolongnya tersebut.Tentu saja Pangeran Daha tidak bercerita soal penyekapan 3 hari 3 malam, yang membuat dia jadi permainan kedua betina genit itu.Yang anehnya semenjak sembuh dari pengaruh racun mawar merah, kekuatannya diam-diam naik berlipat?“Aku tak melihat jelas wajahnya, hanya aku tahu penolongku itu berjubah hitam, dalamnya putih, wajahnya tak begitu jelas…oh yaa…sebentar, orang itu pakai tongkat!” kata Pangeran Daha, sambil ingat-ingat tubuh si penolongnya.Pangeran Daha juga bilang, tak tahu apakah pendekar usianya itu sudah tua ataukah seumuran dirinya. Tapi yang dia tahu, penolongnya bukan wanita, tapi sosok pria.Kakek Slenge’an, Putri Dao dan Pangeran Akmal

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 422: Pangeran Dari Kerajaan Loksana

    Dan sekali ini, si pemuda ini harus mengaku dalam hatinya bahwa lawannya sungguh sama sekali tidak boleh disamakan dengan lawan-lawannya yang pernah dia kalahkan.Ternyata si kakek ini memiliki ilmu pedang yang hebat, di samping tenaga dalamnya yang kuat, ditambah lagi sebatang pedang pusaka pendeknya yang sangat ampuh!“Kakek mundurlah, biar aku yang gantian hadapi dia!” tiba-tiba Putri Dao maju ke gelanggang pertarungan dan si kakek ini mundur, lalu berdiri di samping Pangeran Daha.Melihat gaya anggun dan kini saling berhadapan dari jarak 5 meteran, makin tak karuan rasa si pemuda ini.Mulailah Si Pemuda merasa ketar-ketir, melawan si kakek tadi saja dia sudah kelabakan, entah bagaimana pula dengan si gadis cantik yang agaknya galak ini, tapi sudah bikin hatinya jungkir-balik.Belum lagi pria yang tak kalah tampan dengannya, yang sejak tadi terlihat tenang-tenang saja, sama tak ada wajah khawatir dari raut mukanya.Bahkan Pangeran Daha seakan ingin lihat, apakah kepandaian keponakan

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 421: Serang Pemuda Asing

    “Mereka akan merekrut sebanyak-banyaknya anggota, baik warga biasa, kaum pendekar golongan hitam ataupun putih, lalu akan mendirikan sebuah kerajaan baru, Kadipaten Barabong sudah berhasil mereka kuasai!” kata Putri Dao dengan bersemangat, bahkan tangan dan matanya seakan ikutan bicara.Sangat menarik dan makin cantik saja keponakannya ini saat bercerita, andai orang lain, pasti sejak tadi Pangeran Daha sudah jungkir balik jatuh cinta.Kecantikan Putri Dao, tentu saja mengalahkan kekasihnya, si Putri Nia.Kagetlah Pangeran Daha, ini bukan gerakan main-main, apalagi setahunya Pendekar Gledek sangat berpengalaman susun kekuatan, untuk kemudian lakukan makar.Walaupun selalu gagal, karena dihancurkan Prabu Japra dan Pangeran Boon Me, yang sukses dua kali gagalkan misi besar Pendekar Gledek.Sehingga sampai kini, Pendekar Gledek dendam tak kepalang dengan orang tua dan kakak dari Pangeran Daha ini.Tapi kalau terlambat di basmi, bisa jadi gerakan kelompok ini makin besar dan makin kuat ser

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 420: Bertemu Putri Dao

    Sosok hitam yang mereka --Baung, Jinari dan Jamari, pikir hantu ini lalu mengusap wajahnya.Kemudian terlihatlah wajah yang sangat tampan, tapi berwajah murung, pakaian dalamnya putih, tapi di tutup jubahnya yang berwarna gelap.Lelaki tampan ini lalu masuk ke dalam kereta ini dan dengan cepat pondong tubuh Pangeran Daha yang setengah tertidur alias setengah pingsan ini.Gerakannya sangat cepat dan tak lebih dari 2 detik, tubuhnya yang kokoh dan menggunkan tongkat sudah lenyap dalam hutan lebat yang gelap ini.Saking hebatnya ilmu meringankan tubuhnya, kereta ini sama sekali tak bergerak, ini menandakan orang ini luar biasa ilmu silatnya.Pangeran Daha yang setengah sadar terbangun, dia merasa aneh, kenapa kini berada di sebuah gua, hari pun sudah beranjak pagi, tidak lagi malam dan berada di dalam kereta yang di bawa Dua Rubah Betina serta Pendekar Serigala.Tapi Pangeran ini tak pikirkan itu, dia cepat-cepat lakukan semedi dan kerahkan seluruh kesaktian tenaga dalamnya, untuk kembali

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 419: Jadi Tawanan Murid Pendekar Gledek

    Kedua Kembar Rubah Betina yang bernama Jinari dan Jamari ini langsung kalang kabut berpakaian.Padahal mereka tengah enak-enaknya naik ‘kuda jantan’ ini, yang sengaja mereka recoki obat kuat, agar tetap perkasa, walaupun tenaga dalamnya tak berfungsi.“Sialan si Pendekar Serigala, orang lagi nanggung, eh main panggil saja,” gerutu Jinari, sambil bantu Pangeran Daha berpakaian lagi.Saking gemasnya, dia malah sempat-sempatnya memegang tongkat Pangeran Daha yang masih kokoh bak tongkat ulin.“Ihh padahal masih ngacengg say!” kata Jamarin terkekeh dan dengan gemas sempat melumat batang ini.Tapi panggilan orang yang mereka sebut Pendekar Serigala membuat keduanya dengan terpaksa papah Pangeran Daha keluar dari kuil tua ini.“Gila sekali kalian berdua, tahu kah kalian siapa dia ini hahhh? Dia ini Pangeran Daha, putra mahkota Kerajaan Muara Sungai. Kalau sampai lepas gara-gara ulah kalian, leher kalian berdua yang mulus itu bakalan misah dari tubuh kalian yang bakalan dilakukan guru kita,”

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 418: Dua Kembar Rubah Binal

    Bukannya melaporkan ke dalam, ke 5 orang ini serempak mengurung Pangeran Daha, bahkan tak lama datang lagi 10 orang, dengan golok terhunus.Sempat pangeran ini ingin berontak, namun dia pikir, lebih baik pura-pura menyerah untuk selidki apa yang sebenarnya terjadi.Pangeran Daha pun di bawa ke dalam bangunan ini dan kagetlah dia, setelah pedangnya di ambil, Pangeran Daha di masukan ke dalam sebuah kerangkeng hewan yang sangat kuat.Kerangkeng ini biasa di gunakan untuk menangkap hewan buas, seperti biruang juga harimau, bahkan gajah liar.“Hmm…makin aneh saja,” pikir Pangeran Daha, andai dia mau, tak sulit baginya jebol kerangkeng ini.Pangeran Daha di biarkan di sana sampai malam hari, tak pernah terlihat batang hidung Temanggung Dawuk.Namun tengah malam, Pangeran Daha kaget sekali saat mencium bau seperti bunga mawar, lalu dia pun tak sadarkan diri.Tak lama, tubuhnya yang sudah tak berdaya ini dikeluarkan dari karangkeng, dan di halaman rumah Temanggung Bawuk ini sudah menunggu seb

DMCA.com Protection Status