Kemudian mereka turun dari lantai 5 dan sampai di lantai 1, kemudian keluar dari mall itu.
“Nona Mendez?”
Dan, benar saja, ketika mereka keluar dari mall itu, seorang pria mengenakan jas putih tinggi berkaca mata hitam tengah berdiri di dekat mobil Limousine putih dan bertanya kepada angel dan teman-temannya.
“Iya, saya Mendez” Kata angel.
Kemudian, pria itu membukakan pintu dan mempersilahkan angel dan kedua temnnya untuk masuk kedalam mobil.
Mereka semua langsung bergegas masuk ke limousine itu, dan terlihat sudah sangat ramai sekali orang-orang yang mengikuti angel dan teman-temannya dari dalam mall menuju keluar. Ada sekitar kurang lebih 80 orang yang berkumpul di depan pintu masuk mall dan menyaksikan angel dan teman-temannya masuk kedalam limousine itu.
Kemudian limousine itu pergi meninggalkan keramaian itu. Angel melihat dari dalam mobil l
Setelah mandi, kemudian ia mengecek ponselnya untuk melihat siapakah orang yang mencoba menghubunginya tadi. Nomor ponsel itu tidak dikenal dan juga tidak pernah dilihat oleh Chelsea. ia hanya mengabaikan nya saja, dan bergegas mencoba gaun baru yang telah diberikan oleh nyonya Karin. Setelah ia mengenakan gaun itu, kemudian Chelsea pergi ke sebuah cermin di kamar asrama. Ia meneteskan air matanya ketika ia melihat dirinya yang tengah mengenakan gaun itu. Ia seperti sedang bermimpi bisa mengenakan gaun secantik itu. “Ding ding ding” Ketika dia tengah asik memandangi dirinya di depan cermin, ponsel nya kembali berbunyi. Ia bergegas melihat siapa yang mencoba menelfonnya dari tadi. Ia pun menjawab panggilan itu. “Halo, siapa ini?” “Halo nona, saya suruhan nyonya Karin untuk menjemput anda. Saya sudah tiba di depan kampus anda
Joe yang tengah berdiri di depan pintu restaurant dengan memakai kemeja putih lengah panjang dan memakai rompi hitam serta dasi kupu-kupu hitam, langsung menghampiri limousine dan membukakan pintu mobil. “Selamat malam nona, kita sudah sampai di restaurant Tom Tuesday Dinner.” Joe berkata sembari membukakan pintu dan mempersilahkan Chelsea keluar dari mobil. “Tom Tuesday Dinner? Loh, bukannya nyonya Karin mengundang ku kerumahnya?” Tanya Chelsea ke Joe yang terlihat tengah kebingungan. “Tidak nona, nyonya Karin mengundang anda ke restaurant ini. Dan nyonya Karin menyuruh saya untuk memberikan kain penutup mata ini dan jika anda mengizinkan, saya akan memakaikan kain penutup mata ini untuk menutup mata anda.” Kata joe sembari melemparkan senyum manis yang tergambar di wajahnya yang sangat tampan itu. Melihat senyuman yang sangat manis yang tergambar di wajah Joe, Chelsea hanya bisa mengangguk
Kemudian, setelah mereka selesai berpelukan, angel mengusap air mata Chelsea menggunakan tissue yang ada di meja makan. “Angel, Cassey, Fanny, kok bisa kalian tahu kalau hari ini adalah hari ulang tahun ku?”Tanya Chelsea “ Loh, kan dulu ketika kita saling berkenalan, kita kan sempat memberitahu masing-masing umur dan tahun lahir, kemudian asal kita dari mana. Ya kali aku nggak tahu, hahaha” Jawab angel sembari tertawa dan menepuk pundak Chelsea. “Hahaha, oh iya, aku lupa hehehe. Eh, tapi mengapa yang mengirimi ku gaun cantik ini dan bisa sama dengan kalian itu nyonya Karin? Dan supir yang menjemputku tadi berkata, nyonya Karin mengundang ku ke acara jamuan?” Tanya Chelsea sembari tertawa dengan perasaan yang sedikit kebingungan. “Oh, kemarin angel meminta bantuanku karena seorang temannya sedang berulang tahun hari ini, jadi dia ingin mengadakan acara ulang tahun. Ini semua angel loh yang telah mempersiapkan, saya hanya membantu sedikit saja” Jawab Ka
Jadi, posisi mereka sekarang adalah tepat di tengah mereka itu adalah meja persegi empat tetapi sudut nya itu melengkung yang lumayan besar, kemudian jika di pusatkan titik di tengah meja persegi empat bulat itu, di sebelah kanan ada angel, kemudian di sudut atas kanan ada Rachel, dan disudut kanan bawah ada Fanny. Kemudian di tengah atas ada nyonya Karin, tengah bawah ada Cassey . Kemudian di sudut atas kiri ada Joe, dan di seberang angel ada Chelsea. jadi di antara Chelsea dan nyonya Karin ada Joe. Tetapi jarak mereka berdekatan. Setelah itu, Chelsea, Cassey dan Fanny berfokus pada Joe dan melontarkan beberapa pertanyaan, “Tuan Joe, teman saya ini sepertinya sedang menaruh hati pada anda, apakah anda bisa menceritakan beberapa hal tentang anda?” Fanny bertanya sembari tersenyum kepada Joe, tetapi pandangan nya sesekali mengarah ke Chelsea. “Husss! Apaan sih kamu Fanny, tidak sopan bertanya begitu ketika sedang makan” Chelsea menjawab sembari sedikit memanda
Di hari ulang tahunnya itu, dia mendapat beberapa kejadian yang sangat menyedihkan di awal, kemudian di tengah-tengahnya, ia di kejutkan oleh sebuah paket berisi gaun yang sangat cantik dan yang pastinya sangat mahal dari Karin yang ternyata itu adalah hadiah dari Angel. kemudian, ia disambut oleh pria tampan yaitu Joe dan mendapat kesempatan untuk menggandeng tangan joe dan mengajak joe pula untuk makan bersama dan joe menerima ajakan Chelsea. Setelah beberapa saat, mereka pun sampai di depan kampus. Tidak ada seorang pun yang berlalu-lalang di sekitaran kampus karena waktu menunjukkan pukul 23.00 malam. Supir limosusine itu bergegas keluar dari mobil dan segera membukakan pintu dan mempisalhkan angel dan teman-temannya untuk keluar dari mobil. Kemudian, mereka semua pergi menuju asramah. Sesampainya di kamar asrama, Chelsea berteriak kegirangan dan memeluk ketiga teman-temannya itu dan mengucapkan terima kasih. Seumur hidup Chelsea, belum pernah dia merasak
“Sial! Benar juga. Ah, mengapa kalian tidak segera menutup pintu dan meninggalkan kami berdua diluar mobil, ah! Nggak seru ah, aku ngambek nih!” Chelsea berkata dengan sangat jengkel sembari memalingkan wajahnya dan kedua tangannya dilipat di perutnya. “Hahaha, ulululu, sini peluk dulu sini!” Angel berkata sembari memeluk Chelsea, diikuti dengan Fanny. Cassey yang tampak masih bingung dengan perkataan fanny dan angel hanya terdiam dan memandangi mereka yang tengah berpelukkan. Kemudian, angel melirik sedikit kearah Cassey, dan melihat kalau Cassey hanya diam dan memandangi mereka, angel langsung menarik Cassey dan menyuruhnya untuk berpelukan juga. Ya, mau tidak mau Cassey juga turut ikut serta memeluk Chelsea dengan hangat. Dan, setelah kejadian itu, pembahasan pun selesai, mereka pun bergegas untuk tidur. “Kriiing” Alarm berbunyi pada pukul 06.30 pagi. Dan seperti biasanya, mereka terbangun dan bersiap untuk pergi ke kelas. Ketika mere
“A.. aduh! Sakit tau!.” Cassey membentak angel karena kesakitan. “Ululu sayang, sini cium sini” Kata angel sembari memajukan bibir nya dan mengarahkannya ke Cassey. “Ih! Jijik banget isss, ueeekk!” Cassey merasa jijik dan sedikit berpura-pura muntah. “Hahaha, oke-oke. Yuk kita langsung bergegas ke kelas, nanti kita telat.” Angel mengajak teman-temannya untuk segera menuju ke kelas. Sesampainya mereka ke kelas, kemudian beberapa saat, dosen mereka pun tiba di kelas dan pelajaran pun dimulai. “ Hei Chelsea, bagaimana rasanya di lempar menggunakan spidol? Saya rasa sih lumayan nikmat lah yakan” Pak henry bertanya kepada Chelsea dengan raut wajah yang sedikit mengejek nya. “Loh, kok bapak bisa tau?" Chelsea bertanya balik dengan ekspresi wajah yang sedikit bingung? “ Bagaimana saya tidak tau, dosen kamu yang kemarin melemparmu menggunakan spidol membahasnya di kantor para dosen. Tidak disangka kalau mahasiswi berprestasi seperti ka
Ketika Cassey kehilangan keseimbangan karena dorongan dari pria itu, dia hampir terjatuh dan seketika Angel bangkit dan menahan Cassey. “ Sudah Cassey! Kita yang bersalah di posisi ini, jadi kita mengalah saja dan kembali ke asrama” Angel berkata ke Cassey dan juga ke teman-temannya untuk menghindari keributan di kelas. Kemudian, angel menarik Chelsea, Cassey dan Fanny dan mereka bergegas keluar kelas. Mereka keluar kelas sembari diiringi caci maki dan sorakan yang keras. Di sepanjang perjalanan menuju asrama, mereka di pandangi oleh mahasiswa/mahasiswi lain yang tengah berada di sekitaran kampus. Mereka pun sampai di asrama. Cassey dan Chelsea menjerit histeris karena kejadian tadi. Harga diri mereka sudah sangat jatuh. Kemudian, angel yang melihat mereka menjerit histeris begitu mencoba menenangkan mereka. “Sudah-sudah, tidak usah terlalu dipikirkan. Kita hanyalah sekumpulan orang miskin yang bisa kuliah disini karena terbantu oleh b