Share

Bab 104. Izin Menikah

Author: Kak Gojo
last update Last Updated: 2025-02-25 20:01:24

“Ih, kamu apaan sih, sayang? Sudah dong aktingnya! Mama kan udah tidur!”

“Tapi kan tetap saja saya takut, Tuan. Nanti kalau tiba-tiba Tuan Fredrinn datang gimana?” Nina lalu berdiri agak menjauh dari Bryan.

“Papa di kantor kok, Nin. Dia pulangnya sore. Jadi selama Mama masih tidur dan Papa ada di kantor, kita bebas mau ngapain aja.”

“Enggak ah. Tetap aja saya takut!”

Bryan membuang napas pasrah. “Hm, oke deh.”

“Saya balik ke dapur ya, Tuan Muda,” pamit Nina namun dicegat oleh Bryan.

“Bentar dulu. Aku mau bilang sesuatu.”

“Apa?”

“Aku sudah jujur sama Mama tadi bahwa aku memperkosa kamu. Terus aku mau nikahin kamu. Kata Mama, dia setuju kok.”

Penjelasan dari Bryan berhasil membulatkan pupil mata Nina. “A-apa?! T-tapi kok tadi Nyonya gak bahas itu ya?”

“Aduh, Nin. Dia belum tau kamu orangnya.

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 105. Semuanya Hancur

    “Enggak ada nikah-nikahan! Kamu itu belum bekerja! Lulus kuliah saja belum! Kalau kamu nikah, mau dikasih makan apa istrimu kelak? Batu dan pasir, hah?”“Bolehin sajalah, Pa. Papa ini jangan bertingkah seperti orang susah. Lagian kan gak masalah kalau Bryan mau nikah sekarang. Istrinya kan bisa tinggal di sini untuk sementara. Dan setelah Bryan lulus kuliah, dia kan bisa langsung kerja di perusahaan kamu, Pa!” bujuk Rosalina.“Mama dan Papa jangan khawatir. Aku udah beli apartemen kok. Jadi nanti istriku tinggal di sana aja, gak di sini. Aku gak mau ngerepotin Mama dan Papa,” kata Bryan.Fredrinn menatap anaknya dengan tajam. “Kamu beli apartemen? Kenapa gak bilang ke Papa dulu, Bry?! Pantasan Papa lihat-lihat tabungan kamu, kok semakin sedikit! Kamu itu harus berhemat! Masa depan kamu masih panjang! Jangan kebanyakan foya-foya kamu, Bry!”“Aku gak foya-foya kok, Pa. Lagian aku kan beli pake duitku sen

    Last Updated : 2025-02-25
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 106. Kepergok Ciuman

    Saat ini, Bryan sedang berada di kamarnya bersama Bi Lastri. Wanita tua itu mengobati luka Bryan dengan hati-hati.“Kok tega sekali Papanya Tuan sampe mukulin Tuan Muda kayak begini?” tanya Bi Lastri prihatin seraya mengompres luka memar di pipi Bryan.“Papa gak tega kok, Bi. Memang sudah sewajarnya aku dipukuli seperti ini. Aku memang brengsek, Bi. Aku pantasnya mati saja.”“Sudahlah, Tuan. Jangan larut-larut dalam kesedihan. Anggap saja ini ujian dari Tuhan. Tuan Muda harus berjuang lebih keras lagi untuk luluhin hati Papanya Tuan,” hibur Bi Lastri. Bi Lastri ikut sedih karena melihat Bryan saat ini sangat murung. Kedua mata pria itu pun tampak merah, seperti sedang menahan tangis.“Aku sudah tidak mempermasalahkan restu mereka, Bi. Kalau pun mereka tidak mengizinkan aku untuk menikah, aku bisa saja kabur dari rumah dan membawa Nina pergi. Kami kawin lari saja. Tapi masalahnya sekarang, Nina kayaknya marah sama

    Last Updated : 2025-02-26
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 107. Ternyata Nina...

    “Apa jangan-jangan gadis yang mau Bryan nikahi adalah Nina? Dasar anak tidak tau diuntung kamu, Bry! Bisa-bisanya ngasih Papa calon menantu rendahan seperti itu!”Fredrinn lalu kembali ke kamarnya dengan perasaan amarah yang membludak. Fredrinn sengaja tidak menegur mereka, Fredrinn tidak mau ada keributan yang terjadi di malam hari, apalagi sang istri telah tertidur nyenyak dalam kamarnya.*Keesokan paginya, pukul 07.00Fredrinn sedang bersiap-siap ke kantor, sedangkan sang istri baru saja selesai sarapan di kamarnya. Bi Lastri yang tadinya bertugas memberikan sarapan untuk Rosalina akhirnya pamit undur diri setelah selesai mengerjakan tugasnya.“Bi Lastri, apa Bryan belum bangun?” tanya Rosalina membuat Bi Lastri menghentikan langkahnya.“Sepertinya sih belum, Nyonya. Soalnya kamar Tuan Muda masih terkunci,” jawab Bi Lastri.Rosalina memasang senyum. “Oh begitu. Nanti kalau Bryan bangun, su

    Last Updated : 2025-03-02
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 108. Resign Mendadak

    Rosalina langsung menggenggam tangan suaminya, berharap hati suaminya bisa luluh. “Jangan bicara seperti itu lagi, Pa. Kalau Bryan mendengar ini, hatinya pasti terluka, Pa. Apa Papa mau melihat anak kesayangan kita bersedih? Pasti Papa gak mau kan melihat Bryan nangis karena omongan Papa sendiri?”Fredrinn menepis tangan sang istri dengan kasar. “Ini semua karena didikan kamu! Kamu dari dulu selalu saja memanjakan Bryan! Makanya Bryan tumbuh menjadi anak yang semena-mena dan bertingkah semaunya! Semua keinginannya pasti harus dituruti. Papa tidak suka dengan didikan lembek seperti itu!”“Mama cuman mau Bryan bahagia, Pa,” lirih Rosalina.“Ada banyak cara untuk membahagiakan anak, Ma! Tidak harus dimanjakan seperti ini!” Fredrinn menarik napas dalam-dalam, berusaha mengatur emosinya agar tidak berlebihan. “Intinya, hari ini juga, Papa akan memecat gadis kampung itu! Ini semua Papa lakukan agar Bryan tidak lagi

    Last Updated : 2025-03-02
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 109. Kamu di mana, Bryan?

    Tanpa berbicara lagi, Nina langsung berlari kecil menuju kamarnya dan membereskan semua barang-barangnya.“Nduk, kamu mau ke mana?” tanya Bi Lastri heran ketika melihat Nina keluar kamar dengan membawa satu buah koper.“Tuan Bryan nyuruh saya buat resign, Bi,” jawab Nina sendu.“Loh? Alasannya apa, Nduk? Bukannya Tuan Muda mau seriusin kamu, Nduk? Kok malah nyuruh resign mendadak seperti ini?”“Sepertinya Tuan Fredrinn sudah tau hubungan kami berdua, Bi. Saya gak tau sejak kapan ketahuannya, tapi kata Tuan Bryan, Papanya mau mecat saya hari ini juga. Makanya saya disuruh resign duluan sebelum dipecat,” jelas Nina.Bi Lastri ikut prihatin mendengar jawaban dari Nina. Bi Lastri memeluk Nina dan mengelus punggungnya. “Ya sudah, kamu hati-hati ya, Nduk. Kamu percayakan semuanya sama Tuan Muda. Tuan Muda pasti melindungi kamu kok. Kamu jangan khawatir ya, Nduk. Kamu ikuti saja apa yang dia perintahka

    Last Updated : 2025-03-02
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 110. Jangan Pergi

    Tidak lama kemudian, sebuah mobil melaju dan berhenti di depan Nina. Nina mendongakkan kepalanya kemudian menyeka air matanya. Ia melihat sosok yang selama ini dia tunggu-tunggu akhirnya muncul juga.“Mas Bryan!” pekik Nina dengan suara gemetarnya.Bryan yang melihat Nina sedang sesegukan langsung berlari ke arah gadis itu penuh rasa cemas. Bryan segera memeluk gadis itu erat-erat sambil sesekali menciumi ujung kepala gadis itu. Nina hanya bisa pasrah, menjatuhkan semua air matanya di dalam dekapan Bryan.“Maafkan aku, sayang. Aku baru datang jam segini,” ucap Bryan penuh rasa bersalah.“Kamu dari mana aja sih, Mas? Hiks… aku kira kamu udah lupa sama aku. Aku pikir kamu udah dapat penggantiku, Mas. Aku mikirnya aku udah gak cinta sama aku,” ungkap Nina di sela isakan tangisnya.Bryan melepaskan pelukan mereka kemudian menangkup wajah gadis itu. Bryan menatap manik mata Nina lekat-lekat. “Maafin aku y

    Last Updated : 2025-03-02
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 111. Bikin Ulah Lagi

    “Aku pikir kamu sudah pergi, Mas,” lirih Nina dengan suara gemetar.“Belum,” jawab Bryan singkat. Ia menghela napas pasrah kemudian ikut duduk di atas ranjang bersebelahan dengan Nina. “Ayo tidur.”Seketika Nina memasang senyum lebarnya. Air matanya bahkan sudah mengering. “Beneran, Mas? Tapi tadi kamu bilang kalau tidur di sini takut dicurigain sama Papa kamu.”Bryan mengambil selimut yang terlipat rapi di tepi ranjang kemudian melebarkannya. “Aku bakalan nemenin kamu deh sampai kamu tidur, baru aku pergi.”Nina mengangguk dengan cerianya. “Makasih, Mas. Kamu gak boleh pergi ya sebelum aku tertidur. Soalnya aku takut sendirian.”“Biasanya kamu juga kan tidur sendirian, Nina. Kok sekarang jadi penakut begini?” tanya Bryan heran. Kini mereka berdua telah berbaring bersebelahan di ranjang yang sama.“Kamar ini luas banget, Mas. Aku jadi kebayang sama hantu. Kalau di rumah kamu kan, kamar aku kecil, jadinya aku biasa aja kalau tidur sendirian.”

    Last Updated : 2025-03-02
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 112. Jadi Selingkuhan

    Di apartemen, Bryan baru saja terbangun dari tidurnya. Ia melihat ke sisi kanannya, Nina tak tampak di sebelahnya.“Nina?” gumam Bryan seraya mengerjapkan matanya dua kali.Sembari menguap karena masih merasa ngantuk, Bryan mencoba untuk bangkit dari ranjang. Ia keluar dari kamar itu, aroma wangi dari makanan menyapa indra penciumannya. Ternyata Nina sudah bangun lebih dulu, bahkan sudah menyiapkan sarapan nasi goreng untuknya.“Eh, Mas Bryan. Kamu udah bangun?”“Gak. Aku belum bangun. Ini khodamku yang lagi ngomong sama kamu. Bryan asli masih tidur di kamar!” jawab Bryan merasa kesal.Nina tertawa kecil melihat wajah Bryan yang merengut. “Ih, Mas Bryan. Ini masih pagi kok mukanya udah cemberut aja sih, Mas?”“Soalnya kamu sih! Basa basinya kok gitu? Gak ada pertanyaan lain apa? Kan jelas-jelas aku udah bangun, kok masih ditanyain sih?” Bryan langsung duduk di tempatnya, memperhatikan Nina yang saat ini masih sibuk di belakang meja dapur.

    Last Updated : 2025-03-02

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 138. Luluh

    Bryan akhirnya masuk ke ruangan itu didampingi oleh perawat. Di dalam sana, ia diwajibkan mengenakan baju khusus penjenguk pasien ruangan ICU. Ia lalu melihat ibunya hanya dari balik kaca tembus pandang yang membatasi mereka. Banyak sekali alat-alat canggih yang terpasang di tubuh Rosalina dan sampai sekarang ibunya itu belum juga sadarkan diri.“Apa saya gak bisa masuk ke dalam, Sus?” lirih Bryan dengan sorot mata mulai berkabut.“Saya sarankan tidak. Keadaan pasien sedang kritis, daya tahan tubuhnya pun sangat lemah. Yang diperkenankan masuk ke dalam hanya dokter dan perawat saja, itu pun harus benar-benar dalam keadaan steril.”Bryan mengangguk paham dan kembali memandangi ibunya dari kaca tembus pandang di depannya.Di depan pintu ICU, tersisa Fredrinn dan Nina duduk berduaan sembari menunggu Bryan keluar. Sebab tadi Fredriin menyuruh Bi Lastri agar pulang saja untuk menemani Sarah menjaga rumah.Entah sudah berapa lama

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 137. Menjenguk Mama

    William mengelus dagunya sendiri dan menaruh curiga. “Atau jangan-jangan gadis itu memang orang susah? Dan Bryan adalah orang yang ngasih modal ke gadis itu untuk berpenampilan semewah mungkin di pesta Daddy?”William lalu bergeleng kepala. “Ckck. Bryan, Bryan! Pantasan saja Papamu marah dan membiarkanmu hidup susah begini. Rupanya karena kamu jatuh cinta sama gadis miskin! Bodoh sekali kamu Bryan! Rela menderita demi hidup bersama dengan gadis itu! Terkadang cinta memang bikin orang jadi goblok!”William pun pergi dan membiarkan Bryan berduaan dengan Nina di gedung tua itu.Ya, awalnya memang William sempat naksir kepada Nina. Karena kala itu, penampilan Nina sangat mewah dan berkelas. Wajah Nina yang anggun pun mampu menyihir mata William. Tapi setelah William melihat sosok asli Nina dengan penampilan sederhananya, William jadi ilfeel. Walaupun saat ini wajah Nina masih terlihat cantik mempesona, tapi tetap saja itu tidak berpengaruh be

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 136. Maaf, Aku Egois

    Selanjutnya Nina hanya diam tak bersuara.Bryan langsung beranjak pergi bekerja, tanpa menghabiskan makanannya lebih dulu.Nina menatap Bryan yang sudah jauh dari pandangannya sembari menangis lirih. “Maafkan aku, Mas. Aku egois. Aku hanya gak mau kalau kamu lebih memilih ibumu dari pada aku.”*Siang hari, di lokasi proyek…Waktu makan siang telah tiba. Para pekerja pun diistirahatkan selama 30 menit.Salah satu dari mereka menghampiri Bryan dan berkata, “Ada yang nyariin kamu tuh!”“Siapa, Kang?”“Kurang tau. Perempuan. Sekarang lagi nungguin kamu di bangunan kosong di depan sana,” jawab si tukang bangunan sembari menunjuk gedung tua tidak terpakai di ujung sana.“Oh oke. Makasih ya.”Setelah itu, Bryan kemudian berjalan menuju bangunan tua yang ditunjuk oleh rekan kerjanya tadi. Bryan terkejut melihat Nina sedang berdiri menunggunya.&ldq

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 135. Bungkam

    ‘Aduh, apa ya? Sekali lagi kalau salah, hp ini bakalan terblokir.’ Bryan mulai menyerah, padahal ia sudah memasukkan tanggal mereka jadian, tanggal lahir Nina sampai tanggal lahirnya sendiri. Namun tetap salah.‘Aduh, sandinya apa sih? Masa tanggal lahir Sehun EXO? Gak mungkin deh.’ Bryan iseng-iseng mencobanya, dan benar saja ponsel itu langsung terbuka.Bryan menggerutu dalam hati. ‘Bisa-bisanya tanggal lahir Sehun dijadikan password hp! Ada-ada saja!’Bryan mulai mengecek pesan dan log panggilan di ponsel tersebut. Memang benar, sekiranya ada sepuluh panggilan tidak terjawab dari minggu lalu dan banyak pesan masuk yang sudah dibaca.Semua pesan dan panggilan itu dari nomor Bi Lastri. Bryan yang penasaran mulai membaca satu per satu pesan dari Bi Lastri.[Nduk, ini Bi Lastri. Kamu masih menyimpan nomor Bibi, kan? Kenapa telpon Bibi gak kamu angkat, Nduk?][Kamu sibuk ya, Nduk?][Apa kabar kalian d

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 134. Masuk ICU

    Bi Lastri hanya menghela napas setelah mendengar jawaban dari Bryan.“Terus sekarang gimana keadaan Mama? Mama baik-baik saja, kan?” tanya Bryan lagi.“Nyonya tidak baik-baik saja, Tuan.”Mendengar jawaban Bi Lastri sukses membuat Bryan semakin cemas. Ia pun segera melangkahkan kaki hendak masuk ke dalam sana. Tapi Bi Lastri mencegahnya dengan cepat.“Sebaiknya jangan masuk dulu, Tuan!”“Kenapa, Bi?”“Soalnya Papanya Tuan kayaknya marah besar kalau sampai melihat Tuan datang ke sini!”“Aku gak peduli, Bi! Aku cuman mau lihat Mama sekarang.”Bryan mengabaikan kalimat Bi Lastri. Ia segera membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan itu. Sedangkan Bi Lastri menghela napas pasrah.Rasanya ingin mengeluarkan air mata kala melihat sang ibunda kini terbaring tak berdaya di ranjang perawatan dengan selang oksigen yang membantunya bernapas. Fisik Rosalina semaki

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 133. Nyonya Kritis Lagi

    Bryan menatap lekat manik mata gadisnya itu. “Kita harus nikah secepat mungkin, sayang. Kandungan kamu sudah enam minggu. Sampai kapan kita bisa menyembunyikan kehamilan ini dari tetangga? Mungkin sekarang, kita masih bisa tenang dan santai. Karena perut kamu masih kecil. Tapi lama-lama, perut kamu ini bakalan membesar. Orang-orang pasti curiga sama kita. Kita bakalan diusir dari sini dan dilaporin ke RT! Bisa-bisa kita masuk berita dan viral! Belum lagi kalau sampai ibu dan bapak kamu tau kalau kamu ini sedang hamil. Apa tanggapan mereka? Makanya aku harus ke rumah, sekali lagi aku ingin berjuang mendapatkan restu dari Papa. Supaya Papa mau ketemu dengan orang tua kamu di kampung untuk membicarakan pernikahan kita. Biarlah kita menikah secara sederhana tanpa pesta segala macam. Yang penting sah dan ada buktinya.”“Tapi kalau Papa kamu masih gak setuju gimana, Mas? Bapak aku juga gak bakalan merestui hubungan kita kalau Papa kamu sendiri belum merestui kita,” ucap Nina sendu.

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 132. Semakin Manja

    Hari ini, Bryan memutuskan untuk tidak bekerja. Ia sudah menghubungi William melalui ponsel Nina, William pun memahami kondisi Bryan.Sekarang Nina dan Bryan sedang menunggu obat dari dokter setelah mereka mengontrol kehamilan Nina yang sudah berusia enam minggu.Setelah menerima obat tersebut, mereka memutuskan untuk pulang menaiki motor matic bekas yang baru pagi ini mereka beli.“Mas, singgah dulu ya. Aku kepengen makan rujak, Mas,” ucap Nina sembari menunjuk penjual rujak di pinggir jalan.Bryan langsung menghentikan motornya di depan si penjual dan memesan rujak tersebut.Setibanya di rumah, Nina justru tidak menyentuh rujak itu sama sekali. Hal ini membuat Bryan bertanya-tanya.“Kok gak di makan rujaknya, sayang?”“Entahlah, Mas. Selera makanku hilang. Kamu aja yang makan rujaknya, Mas.”Dua puluh menit berlalu, Nina benar-benar tidak menyentuh rujak itu. Bryan pun memutuskan untuk menghabisinya daripada mubazir.“

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 131. Perjuangan Bryan

    “Aku… a-ku nangis karena terharu, Mas. Selama ini kamu sangat perhatian. Kamu rela bangun subuh, kerjain semua pekerjaan yang seharusnya aku lakukan. Kamu bahkan belajar masak demi aku. Sudah berapa hari ini aku gak nyentuh dapur, semuanya kamu yang siapin. Padahal kamu juga bekerja, dari pagi sampai sore. Pulang ke rumah, sempat-sempatin masak makan malam buat aku, terus kerja lagi sampai larut malam. Aku di sini gak enak sama kamu, Mas. Aku membebani kamu. Aku gak kerja apa-apa, sedangkan kamu mati-matian kerja. Aku merasa gak berguna, Mas.”Bryan memeluk Nina untuk menenangkannya. “Jangan ngomong begitu, sayang. Kamu gak beban kok. Kamu kan sedang hamil muda. Aku gak mau kamu kecapean. Selama aku masih sanggup dan sehat wal-afiat, aku ikhlas kok mengerjakan semuanya. Aku sama sekali gak keberatan. Kamu cukup sambut aku pulang saja dengan senyuman manis kamu, energi aku kembali terisi penuh kok.”“Sudah ya, sayang. Jangan mikirin

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 130. Keguguran?

    Hari demi hari, Bryan semakin iba melihat Nina yang rela bekerja dalam keadaan hamil muda. Apalagi di saat pulang bekerja, Bryan memperhatikan wajah Nina yang terlihat pucat karena kelelahan. Nina juga sering merasa pusing dan mual-mual di pagi hari.Semenjak pulang pergi ke tempat kerja menggunakan jasa ojek, Nina lebih duluan tiba daripada Bryan. Biasanya sebelum jam enam sore, Nina sudah sampai di kontrakan, sedangkan Bryan sesudah maghrib baru pulang. Maklum, lokasi proyek tempat Bryan bekerja sangat jauh dari tempat mereka tinggal.Sore ini, Nina langsung rebah di tempat tidurnya setelah pulang dari berjualan. Bahkan gadis itu belum mandi dan memasak buat Bryan untuk makan malam, Nina sudah tidak sanggup lagi bergerak, kepalanya serasa mau pecah.Baru lima menit rebahan, Nina segera bangkit hendak memasak.“Aku harus kuat. Kasihan Mas Bryan kalau pulang kerja nanti, tapi makanan belum siap.”Baru saja ia menyalakan kompor, hendak m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status