Share

Bab 393. Perbincangan Sebelum Pamit

Pagi-pagi Wisnu sudah terbang kembali ke Denpasar. Padahal kangennya belum berkurang.

Mas Suma saja memintanya untuk mengundur jadwal kepulangan. Katanya, acara ngobrol dengan Wisnu belum selesai. Padahal sepulang dari rumah besar, mereka begadang. Sebelum tidur, aku dapati mereka berhadap-hadapan dengan biduk catur di tengah-tengah. Entah pukul berapa Mas Suma masuk kamar. Aku sudah tidur.

Paginya, semua bersiap ingin mengantarkan Wisnu ke bandara. Namun dengan berbagai alasan, Wisnu menolak dan memilih diantar Pak Maman saja.

“Wisnupun masih ingin tinggal, Pi. Tetapi pekerjaan tidak boleh ditinggalkan.”

“Atau, Papi telpon Tiok?” ucap Mas Suma menawarkan solusi.

“Ah. Janganlah, Pi. Itu tidak profesional namanya. Wisnu saja kalau saat kerja berusaha bersikap formal dengan Om Tiok. Hanya kalau kongkow aja, kami bisa santai.”

“Ternyata anak Papi sudah menjadi entrepreneur, ya! Papi bangga!” seru Mas Suma sambil menepuk punggung Wisnu. Aku bergabung dengan mereka sambil menghidangkan ro
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sitihasanah Titi
Hayo penasarannya Bu Rani
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status