Share

Bab 184. Seusai Bertengkar

“Mas Suma, perutnya bunyi. Laper, ya?” bisikku sembari mendongakkan kepala. Berusaha melepaskan diri dari kungkungan yang menenggelamkan aku di dadanya yang masih lembab karena keringat.

Sebenarnya aku masih merasa nyaman mengurai rasa lelah yang mendera sembari menyesap bau keringatnya. Namun, protes yang keluar dari perut suamiku ini menandakan dia belum sempat makan dan terburu dengan menyambut niatku yang sudah mematik hasratnya.

Bukannya menjawab, dia justru menyambutku dengan ciuman. Menenggelamkan diri ini pada sentuhannya yang begitu dalam, dan bergelung berdua di balik selimut.

Seakan masih tersisa dahaga, akupun ikut terhanyut dengan senyuman. Setelah tadi aku berkata jujur kalau sebenarnya yang aku katakan hanya sekadar alasan, tanpa buang waktu dia melepas hasrat yang tertahan.

“Kamu nakal, ya. Ngerjain aku sampai kepala ini pusing. Sekarang, kamu harus terima hukumannya,” bisiknya dan kujawab dengan kerlingan mata.

Rasa rindu dan akibat kesal yang mendera beberapa wak
Astika Buana

Selamat membaca ....

| 2
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Tari Emawan
seneng bacanya
goodnovel comment avatar
Yulming Yulant Lagandesa Hehy
keluarga bahagia...
goodnovel comment avatar
Diyah Krisna Dewi
lanjut kak
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status