Share

21. Bukan Selevel

Mengabaikan nasi dalam piring itu sekarang mata Nia tertuju pada wajah Bara yang sedang tertidur. Wajah ini baru kali ini Nia lihat dengan jarak yang dekat. Wajah yang tampan, dengan rahang yang tegas, bibir yang tebal, alis yang seperti pedang namun sebenarnya dia memiliki sorot mata teduh.

Nia tersenyum sendiri menyadari tindakannya yang sedekat itu dengan Bara. Mungkin kalau posisi sadar dia palingan sudah dimaki-maki oleh sang Rektor. Akan tetapi rupanya keberuntungan sedang tidak berpihak padanya karena tiba-tiba Bara membuka matanya sekaligus bibirnya juga.

“Puas memandangi wajah saya, hah!”

Nia bergegas memalingkan wajahnya setelah mendengar suara bariton Bara. Sungguh dia sekarang sangat malu sekali hingga tidak mau bertatapan mata dengan Bara. “Ehm, saya sudah menyelesaikan pekerjaan saya,” ucap Nia untuk mengalihkan atensi Bara.

“Lalu?” tanya Bara ingin tahu apa yang akan dilakukan Nia selanjutnya.

“Sa-saya mau pulang, Pak,” ucap Nia dengan menunduk sepertinya dia belum bisa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status