Share

16. Hidup adalah Pilihan

Di bawah langit pagi yang berwarna biru cerah, Jelita dan William berjalan beriringan menuju pemakaman. Suasana tenang dan hening memenuhi udara, hanya dipecah oleh gemercik angin lembut yang meniup daun-daun pepohonan. Mereka berdua telah tiba di tempat di mana makam Mala, ibu Jelita berada.

Semua kenangan masa kecil hingga remaja bersama sang ibu kembali melintas di kepalanya. Jelita ingat betapa seringnya Mala menyiksanya dengan kata-kata kejam dan perlakuan yang tak manusiawi.

Sejak kecil, Jelita sudah harus merasakan kehampaan kasih sayang dari ibunya. Dia sering dihina, dianggap tak berarti, dan diabaikan, sehingga perasaan cinta dari seorang ibu bagaikan sesuatu yang asing baginya. Kala itu, Jelita hanya bisa menangis dan menahan sakit, seraya bertanya-tanya mengapa takdir memberinya ibu yang begitu keras dan kejam.

William berdiri di sampingnya, memeluk Jelita dengan penuh kasih sayang. Dia tak tahan mendengar tangisan pilu Jelita. Sakit Jelita adalah sakitnya juga. "Sayang,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Illusionphoto9
masih penasaran dengan akhir kisah laura dan bimo
goodnovel comment avatar
Lisa Roring
duh bgm.. msh ragu utk berakhir kisah manis Wlliam Jelita.. lanjut
goodnovel comment avatar
Yuni Fen
yeai hepi ending...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status