Share

117. Mengikuti Jalannya Takdir

Hari itu tiba. Di pelataran bandara yang ramai, Bimo dan Jelita berdiri di hadapan satu sama lain. Bimo meraih erat tangan Jelita, matanya penuh dengan kelembutan dan keinginan yang mendalam.

"Kamu tahu, Ta, aku tak ingin melepaskanmu." Bimo bersuara lirih. Ada air mata yang mengintip di sudut matanya.

"Ini keputusan yang terbaik untukmu, Bim, untuk masa depanmu yang cerah."

“Untuk kita, Ta.” Bimo mengangguk-angguk tanpa melepaskan kontak matanya sedikitpun dari Jelita.

Bimo menatap Jelita dengan penuh kasih, mencoba menenangkan kegelisahannya sendiri yang membuncah dalam hati. Ia menepuk lembut pipi Jelita dan berkata, "Aku tak akan pernah lupa betapa berharganya kebersamaan kita, Ta. Aku pergi cuma buat sementara, kamu jangan nakal ya?”

Bimo dan Jelita tertawa lirih bersama.

“Nakal? Aku?” Jelita memutar bola mata.

Bimo mencubit pipi Jelita dengan gemas. Bimo akan merindukan momen ini, di mana dia bisa menyentuh Jelitanya secara nyata.

“I love you, Ta.” Bimo mengecup kening
Indy Shinta

Keep enjoy ya :)

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status