Share

125. Urusan Mendesak

Jelita duduk di tepi ranjang rumah sakit dengan tatapan lesu yang terpaku pada luar jendela. Dalam hatinya, ia merasa kehausan akan kebebasan dan keinginan yang tak terucap untuk segera meninggalkan ruang perawatan ini. Setelah berhari-hari menghadapi rutinitas medis dan kehampaan yang tak terucap, Jelita memutuskan sudah waktunya untuk pulang.

Dokter yang memeriksanya datang menghampiri, memperhatikan gelisah di wajahnya. "Jelita, kondisimu membaik secara signifikan. Aku memahami keinginanmu untuk pulang, tapi ingatlah bahwa pemulihanmu masih memerlukan waktu dan istirahat yang cukup," ujar dokter Nirmala dengan suara lembut.

Jelita menatap dokter spesialis penyakit dalam itu dengan penuh harap, "Tapi Dok, saya merasa cukup kuat untuk pulang. Saya bosan di sini."

Dokter menggenggam tangan Jelita dengan lembut, menyampaikan kepedulian dan kebijaksanaannya. "Kamu telah melewati banyak hal, Jelita. Aku mengerti rasa bosan yang dirasakan di sini, tapi keputusan untuk pulang haruslah dida
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status