Share

118. Tatapan yang Mengguncang

Sam dan William tengah bercakap-cakap di lounge hotel bintang lima di Jakarta, menikmati suasana santai dan pemandangan malam ibukota melalui jendela kaca besar di hadapan mereka.

“Sampai saat ini, belum ada yang menemukan bukti keterlibatan omku dalam semua kasus di perusahaanku, Sam. Kami hanya bisa menelan kecurigaan dan dugaan kami saja sampai detik ini,” ujar Sam menutup kisah yang pernah membelit perusahaannya.

“Om kamu itu memang bajingan berdasi yang tengik, aku ingin melihat kejatuhannya suatu saat nanti,” ketus Sam dengan sorot seperti menyimpan rencana.

Sam mengatur napas, kemudian tersenyum kepada William. “Tapi, sekarang kau jadi tampak lebih matang dan kuat, Will. Aku bangga padamu,” ujarnya sambil menepuk pundak William.

“Nilai saham perusahaanmu kembali meningkat pesat. Tak rugi aku memborong banyak ketika sahammu menukik tajam. Kalau kujual sekarang, capital gainnya bisa bikin aku tambah kaya. Tapi, aku pilih mempertahannya dalam jangka panjang. Aku tak sabar menu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status