Share

108. Luka Tersembunyi

“Bimo! Kamu ini, betul-betul …, ya!” Jelita protes dengan suaranya yang berubah serak setelah ciuman mereka terurai.

“Tapi. Elu suka, kan?” Bimo mengecup Jelita, tapi kali ini di kening.

Wajah Jelita merona merah. Kusutnya kerah kemeja Bimo salah satu bukti jika Jelita memang sempat terpantik gairah oleh ciuman Bimo yang rakus, tapi berubah lembut dan manis pada akhirnya, sehingga Jelita mencengkeram ujung kemeja Bimo erat-erat ketika percikan-percikan panas mulai merambati hatinya dan menjalari seluruh tubuhnya dengan hawa panas.

Jelita tiba-tiba takut terbakar dan melepuh oleh kenikmatan yang berujung menyakitkan. Bagaimana bisa dia mendadak larut dalam ciuman Bimo? Bukankah harusnya Jelita melawan, menjerit, dan mencakar? Tapi. Sialan. Dia malah menikmati cumbuan Bimo yang menggetarkan naluri primitifnya sepagi ini. Padahal, itu cuma ciuman, kenapa bisa … senikmat itu? Bimo memang … berbahaya!

“Kenapa kamu tiba-tiba tidur di sini?”

“Ini apartemenku, jadi ini juga kamarku.”

Indy Shinta

Jangan lupa vote, yuk. Boleh tinggalkan komen dan bintang 5 ya di lapak novel ini :)

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Indy Shinta
Ahsyiaap. Terima kasih, Kak :)
goodnovel comment avatar
Michael Wirajaya
author yg semangat ya nulisnya...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status