Jangan lupa vote, yuk. Boleh tinggalkan komen dan bintang 5 ya di lapak novel ini :)
Ruang pertemuan dipenuhi oleh keheningan yang tegang. Tim investigasi yang dibentuk William duduk mengelilingi meja, memandang dengan penuh konsentrasi pada berkas-berkas yang terbuka di hadapan mereka. Mereka telah bekerja tanpa lelah, menggali setiap detail, dan akhirnya menemukan beberapa petunjuk samar yang bisa menjadi kunci dalam mengungkap dalang di balik korupsi yang melanda perusahaan. Dorothy, seorang ahli audit, memecahkan keheningan, "Kami menemukan sejumlah transaksi keuangan yang mencurigakan. Ada aliran dana yang tidak dapat dijelaskan secara rinci. Saya sudah menyusun pola-pola yang tampaknya terhubung satu sama lain, tetapi masih membutuhkan bukti konkret untuk menguatkan dugaan kita." Maruli, seorang pakar IT dengan pengetahuan mendalam tentang sistem perusahaan, mengangguk setuju. "Saya juga menemukan serangkaian aktivitas yang mencurigakan di jaringan internal kita. Ada akses ilegal ke data-data sensitif, dan jejak-jejak yang mengarah ke beberapa individu tertentu
Di sebuah restoran mewah, lampu-lampu kristal memancarkan cahaya berkilauan menghiasi langit-langit, menciptakan suasana romantis. Setiap meja disuguhi cahaya lilin yang lembut, diiringi melodi piano yang memikat hati. Pelayan-pelayan yang berpakaian rapi dengan penuh keramahan melayani para tamu dengan hidangan-hidangan lezat yang disajikan dengan detail sempurna. Nadya duduk dengan tegang di salah satu meja. Matanya terus memandang pintu masuk, menunggu kehadiran William. Hatinya berdebar-debar, campuran antara harapan dan kecemasan. Ini adalah momen yang dia rasa harus dia lakukan, meskipun dengan sedikit ragu. Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka dan William melangkah masuk dengan ayunan kakinya yang mantap. Dia terlihat tampan dan karismatik seperti biasanya. Nadya merasa dadanya berdesir sepanjang memandangnya. “Malam, Nad?” William tersenyum lembut. Senyum yang melemahkan hati Nadya yang selama ini menyimpan cinta untuknya. "Malam, Will." Nadya menyahut dengan suara yang sedik
Bimo dan Jelita melangkah keluar dari restoran setelah menikmati makan malam yang romantis. Mereka berjalan bersama menuju lift, tersenyum dan saling berbisik tentang betapa indahnya malam itu. Saat lift membuka pintunya di lantai lobi, Bimo terkejut melihat sosok kakak iparnya ada di depan mata. “Mas Ibas?” tegurnya sambil keluar dari lift, diikuti Jelita. Bastian kaget melihat Bimo. Pria itu balas menyapa dengan sedikit gugup. “Oh. Hai, Bim?” Dia tersenyum dan melirik tangan Bimo yang sedang menggandeng Jelita. Bastian ingat wajah gadis cantik ini yang pernah dibawa Bimo ke pesta pernikahannya dengan Atika dulu. “Wah, ngapain di sini?” Bastian mengulum senyum, dia tahu kalau adik iparnya ini playboy dan biasa check in dengan gadis-gadisnya. ‘Like father like son,’ pikirnya. “Dinner.” Bimo menyahut dengan raut tak suka melihat tudingan negatif yang tergambar lewat raut wajah kakak iparnya. “Mas Ibas mau ngapain malam-malam ke sini? Mana Kak Tika?” Bastian baru akan membuka mul
“Darling, ayo berangkat!” Bimo memanggil dengan tak sabar karena waktu sudah menunjukkan pukul delapan lewat. Bimo harus menemui dosen untuk bimbingan skripsi. Jelita berlari-lari kecil sambil menyampirkan tote bag di salah satu bahunya. Gadis itu tersenyum sambil menerima uluran tangan Bimo yang menunggunya di ambang pintu. Mereka berlari-lari kecil menuju lift yang akan membawa mereka menuju basement untuk mengambil mobil. “Bawa apa, darling?” tanya Bimo setelah mobilnya meluncur ke jalanan. Jelita menyemprotkan hand sanitizer ke tangannya, kemudian membuka kotak bekal berisi sandwich buat Bimo. “Makan,” katanya sambil mendekatkan setangkup sandwich ke mulut Bimo. Bimo membuka mulut lebar-lebar dan menggigitnya. Pria itu senang sekali dengan pelayanan Jelita yang seperti ini. Gadis itu tak pernah membiarkan Bimo melewatkan sarapan paginya. Tadi Bimo bangun kesiangan dan tak sempat sarapan, ternyata Jelita telah menyiapkan ini buatnya. Bimo merasa terawat sejak tinggal bersam
Ponsel di meja bergetar dengan dering yang menyela keheningan ruangan. Hartono menatap perangkat tersebut dan tersenyum melihat nama Sam terpampang di layar. “Halo, Sam? Apa kabarmu, Nak?” “Ayah. Aku harus pergi untuk urusan bisnis mendadak. Maaf, aku belum bisa mampir dalam waktu dekat untuk mengunjungi Ayah di Surabaya. Nomorku tidak akan aktif selama dua sampai tiga minggu ke depan, karena aku akan mengunjungi investorku yang sedang berlibur di sebuah desa terpencil yang sulit sinyal,” suara Sam terdengar tenang. "Tapi jangan khawatir, semuanya baik-baik saja. Aku akan kembali secepat mungkin." Hartono terdiam sejenak, meskipun suara Sam terdengar damai, namun dia merasa ada sesuatu yang tak beres. "Sam, apa ada masalah dengan bisnismu? Kenapa kau sendiri dan tak didampingi asisten?” "Jangan cemas, Yah. Aku hanya merasa perlu melakukan pendekatan secara pribadi dengan investor ini.” “Wah, apa investormu ini wanita? Dia sangat cantik, ya?” Hartono terkekeh, menggoda puteranya
Mata Nyonya Cindy tak berkedip melihat grafik saham perusahaan William yang terus merosot. Hatinya berdegup kencang, dan pikirannya segera meluncur ke masa lalu yang kelam.Ia teringat betapa perusahaannya pernah hancur berantakan setelah ia menolak mengikuti perintah Deni Subrata untuk menikahi seseorang yang tidak dicintainya. Keputusannya itu menjadi bumerang, perusahaan yang ia bangun dengan susah payah semakin sering mengalami kekacauan. Seperti ada yang menyabotase bisnisnya. Kebangkrutan nyaris tak terhindarkan. Sampai akhirnya datang investor, yang sangat mempercayainya dan baik hati, memberinya suntikan dana besar. Pelan-pelan perusahaannya yang nyaris redup kembali menunjukkan sinar kehidupannya yang terang.Sekarang, dalam situasi yang serupa, William juga pernah menolak permintaan Tuan Deni yang ingin menjodohkan dirinya dengan Nadya, cucu seorang konglomerat. Kecurigaan langsung menyelinap ke dalam pikiran Nyonya Cindy. Seperti pola yang berulang, atau hanya kebetulan?
William membentuk tim investigasi baru, terdiri dari para ahli yang andal dalam bidangnya masing-masing dan yang pasti tak ada orang-orang Deni Subrata di antara mereka. Tim ini bekerja di bawah radar, dengan hati-hati dan tanpa meninggalkan jejak yang mencurigakan. Tim investigasi bayangan tersebut mulai memetakan jaringan perusahaan, mengumpulkan bukti-bukti yang ada, dan menganalisis setiap detail yang terkait dengan kejadian-kejadian yang mencurigakan. Mereka merasa ada sesuatu yang tidak beres, seperti sebuah alur cerita yang rumit yang dirancang dengan cermat. Mereka menyadari kekacauan yang terjadi di perusahaan merupakan bagian dari rencana jahat yang melibatkan banyak orang yang bersembunyi manis di balik topeng loyalitas. Hasil penyelidikan mulai menunjukkan pola yang tak terduga. Semua petunjuk dan bukti mengarah kepada orang-orang yang memiliki hubungan dengan Deni Subrata. Namun, sosok pimpinan tertinggi perusahaan induk Prima Group itu sepertinya sangat lihai bermain
Bimo berdiri di atas panggung dengan toga sarjana yang melingkari tubuhnya. Di sebelahnya, orangtuanya tersenyum bangga. Atika turut juga hadir dalam acara wisuda adiknya, bersama Jelita yang memakai kebaya senada dengan yang dipakai Atika dan Nyonya Puspa. Orang-orang mengira Jelita sudah diterima baik oleh keluarga Bimo. Ini kali kedua Jelita terlibat dalam acara inti keluarga Bimo, pertama saat pernikahan Atika dan kali ini wisuda Bimo sendiri. Gadis-gadis yang melihat kebersamaan Bimo dan Jelita di acara wisuda itu merasa iri akan keberuntungan Jelita yang menjadi pelabuhan terakhir Bimo, kekasih mereka bersama selama ini. “Akhirnya, Bimo menggunting juga label playboynya.” Sasha bergumam dengan perasaan pahit, namun diam-diam hatinya turut bahagia untuk Bimo. Gadis-gadis itu akan mengenang Bimo sebagai mantan kekasih terindah mereka, meskipun Bimo tak pernah mengakui mereka sebagai kekasih. Para gadis akhirnya angkat topi kepada Jelita yang sanggup menjinakkan playboy kel
Adam Ashford menikahi Laura dengan identitas barunya sebagai Keanu Royce. Hanya Laura dan Sam yang tahu bahwa Keanu Royce adalah Adam Ashford. Mereka menyimpan rahasia itu seumur hidup mereka. Demi melindungi rahasia itu, Laura memutuskan keluar dari lingkaran pertemanannya dengan para sosialita. Semakin sedikit teman yang mengenalnya, akan semakin aman bagi mereka. Laura tak mau terhubung dengan media sosial. Ia ingin hidupnya terlindungi dari mata publik dan jagat internet yang selalu penuh dengan gosip. Dia ingin melindungi sosok suaminya yang baru dari orang-orang yang mungkin memiliki niat jahat. Tak ada yang boleh tahu bahwa Adam masih hidup dalam sosok Keanu Royce. Karena itulah dia hanya mendaftarkan pernikahan resminya dengan Keanu Royce, tanpa perayaan pesta. Lagipula setiap malam bersama Adam adalah pesta baginya, suaminya itu menyentuhnya dengan penuh cinta dan mempersembahkan kepuasan yang tak tertandingi. Mereka berdua hidup bahagia dalam kedamaian dan kebahagiaan mer
Laura lega setelah bicara dengan Nicholas. Anak itu akhirnya melupakan permintaan hadiah ulang tahunnya berupa ‘daddy’. Sebagai gantinya, Laura mengajaknya pergi jalan-jalan ke taman safari. Nick senang sekali menikmati pemandangan satwa liar dari dalam mobil. Ditambah Keanu yang menjelaskannya tentang banyak hal tentang satwa-satwa itu. Nicholas semakin terpukau akan pengetahuan Keanu yang luas tentang dunia hewan.Sementara Laura yang berada di kursi belakang tersenyum melihat antusiasme Nicholas dan kesabaran Keanu dalam memaparkan wawasan tentang dunia satwa kepada Nicholas. Dalam hati Laura mengakui bahwa Keanu memiliki jiwa kebapakan yang sangat dibutuhkan putranya. Bukan hanya Nicholas, Laura juga merasa membutuhkan Keanu. Sejak kedatangan pria itu dalam hidupnya, hari-harinya mulai terasa berbeda. Ada satu ruang kosong di hatinya yang pelan-pelan mulai diisi oleh Keanu. Namun di sisi lain, Laura masih belum siap untuk melengserkan Adam Ashford yang selama ini bertahta dalam h
Ulang tahun Nicholas yang kelima menjadi sebuah perayaan yang berkesan. Meskipun pesta tersebut hanya dihadiri oleh teman-teman sekolah Nicholas, Laura telah merancang segalanya dengan sempurna. Rumahnya yang mewah dan luas menyediakan latar belakang yang indah untuk perayaan ini, tetapi Laura dan Nicholas tetap menjalankannya dengan kerendahan hati.Tamunya tiba dengan senyum penuh kekaguman saat mereka memasuki rumah besar Laura. Mereka melihat sentuhan berkelas dalam setiap sudut rumah Laura yang luas dan mewah. Dan Laura telah mendekor sebuah ruangan dengan dekorasi sederhana namun elegan. Souvenir yang disiapkan Laura untuk para tamu adalah barang-barang bermerk terkenal dan mahal, membuat semua orang terkesan, bahkan kado mereka untuk Nicholas saja tak semewah dan semahal ini. Tetapi mereka tahu, bahwa bagi Nicholas dan juga Laura, kehadiran mereka terasa lebih penting daripada kado apapun yang mereka bawa.Nicholas begitu bahagia, matanya berbinar-binar ketika ia menerima kado
Sambil bergandengan tangan, Laura dan Adam memasuki night club eksklusif dengan sinar lampu berkilauan yang memantulkan warna-warni ke seluruh lantai dansa. Musik berdentum keras menggema di seluruh ruangan, dan orang-orang berdandan glamor berdansa di lantai. Laura merasakan sensasi kebebasan yang luar biasa begitu ia melangkahkan kakinya ke dalam klub ini. Dia merasa begitu hidup, begitu bahagia, dan dia tak sabar untuk menari bebas seperti semasa mudanya dulu.Adam berdiri di sampingnya dengan sikap waspada yang tidak tergoyahkan. Dia berjanji untuk menjaga Laura malam ini, dan dia tak akan melupakan tugasnya. Laura tersenyum pada Adam dan menariknya ke tengah lantai dansa yang penuh dengan kerumunan.Segera setelah mereka tiba di lantai dansa, Laura mulai bergerak dengan bebas dan bersemangat. Laura mengekspresikan dirinya melalui gerakan tubuhnya yang meliuk indah mengikuti irama musik. Sementara itu, Adam berdiri di depannya dengan mata tajam yang memantau setiap gerakan di sek
“Laura, kenalkan ini sepupuku, namanya Nathan,” kata mamanya Carlos ketika Laura muncul di ruang tamu, menemui Mama Carlos yang sudah janjian dengannya untuk datang menjemput. Laura bersalaman dengan Nathan yang mengulurkan tangan padanya sambil tersenyum ramah. “Laura.” “Nathan.” Mama Carlos tersenyum memandangi keduanya secara bergantian. Dia berharap Laura akan tertarik dengan sepupunya yang tampan dan juga seorang artis terkenal asal Jakarta ini. “Sopirku sedang tidak enak badan dan Nathan dengan baik hati mau mengantar kita malam ini. Kebetulan dia baru menyelesaikan jadwal syuting filmnya di Bali dan dia tadi sedang mampir ke rumahku. Ayo, kau sudah siap, kan? Wah. Kau cantik sekali, Laura! Kau seperti masih gadis saja, tak ada yang menyangka kalau kau sudah menjadi seorang ibu,” puji Mama Carlos sambil melirik Nathan yang sedang memandang Laura dengan sorot kagum. Adam menyaksikan hal itu dari ruang tamu, rahangnya menggertak keras menahan marah dan cemburu. Rasanya dia in
Laura tercekat dan menggigit bibirnya.. Mendengar kata-kata Keanu, dia merasa buruk sekali sebagai ibu yang tak bisa menggali lebih dalam sisi psikologis putranya sendiri. Air mata Laura menggenang, merasa bersalah kepada Nick karena lebih mengkhawatirkan luka fisik Gabriel daripada luka batin yang dialami Nick hari ini.Melihat Laura menangis, Adam mengepalkan tangannya, menahan dirinya untuk tidak memeluk Laura detik itu juga. Dia tahu, bukan hal mudah bagi Laura untuk menjadi orang tua tunggal bagi anak lelaki yang aktif dan reaktif seperti Nicholas. “Bu Laura, tenanglah. Mungkin saat ini Anda merasa bersalah, tapi jangan larut dengan rasa bersalah itu. Anda hanya perlu bicara dan mengobrol dengan Nick setelah dia bangun nanti.”Laura mengangguk-angguk. “Terima kasih, Keanu. Kau telah membuka sebuah pemahaman penting yang sebelumnya tak pernah terpikirkan olehku.”Adam mengangguk dan tersenyum. Dan melihat senyum Adam yang lembut dan terasa menenangkan hatinya, perasaan Laura seke
Jantung Laura berdebar kencang saat Keanu meraihnya, menghindarkannya dari tabrakan dengan si pelayan. Sensasi tangan besar dan kuat Keanu yang mendekapnya membuat Laura merasa aman terlindungi. Namun, saat Keanu berbicara dan suaranya berubah menjadi rendah dan tajam, Laura merinding. Dia seperti dalam pelukan Adam Ashford yang telah tiada.Sementara itu, pelayan yang tadi menabrak Laura berdiri ketakutan oleh aura dingin yang dipancarkan Keanu alias Adam. Dia segera membersihkan sisa-sisa gelas yang pecah dengan gemetar, tidak berani melihat langsung ke arah mereka berdua.Laura bisa merasakan kemarahan Adam yang terasa berbahaya. Dia mencoba menenangkan keadaan. "Bukan hanya dia yang salah, aku juga salah,” katanya.“Anda tidak salah,” tegas Adam. “Dia berjalan tanpa melihat ke depan dan mengambil jalur yang tak seharusnya.”“Ma-maaf. Tadi saya terburu-buru.” Si pelayan mengakui kesalahannya, dia sedang tidak fokus bekerja hari ini karena pikirannya sedang kacau memikirkan masalah
Para pelayan di rumah Laura dibuat geger melihat ketampanan bodyguard pribadi Laura yang baru. Mereka bukan hanya mengagumi ketampanannya, tetapi juga merasa heran oleh kemiripan pria itu dengan mendiang sosok suami nyonya mereka yang fotonya terpajang besar di ruang meditasinya. Bahkan Nicholas sempat bengong dan berkali-kali memanggil Keanu dengan tanda tanya yang menggantung di ujung kalimatnya, “Daddy …?”“He’s not your daddy, baby …,” tegas Laura seraya tersenyum kepada putranya yang salah paham melihat sosok bodyguardnya yang begitu mirip dengan Adam Ashford yang dia ketahui sebagai ayahnya.“Halo, Nick. I’m your friend, my name is Keanu.” Adam membungkuk dan mengajak Nicholas melakukan tos dengannya.Nicholas mengerutkan keningnya dengan bingung. Dia menerima ajakan tos Adam dengan ragu-ragu. Tapi dia menyukai keramahan teman barunya ini yang begitu mirip dengan daddy-nya yang sering menjenguknya di malam hari. Bahkan suara Keanu terdengar sama dengan suara daddy yang sering me
Senyum Sam terpancar penuh makna ketika ia menatap Adam. Ia ikut merasa lega akhirnya Adam mendapatkan kesempatan kedua dalam hidupnya, menjalani kehidupan barunya sebagai pria biasa dengan identitas Keanu Royce. Sam memahami bahwa keputusan Adam untuk menjalani "kematian" sebagai Adam Ashford adalah tindakan yang berani demi keselamatan Laura dan Nicholas. Dengan kematian sosok Adam Ashford dalam dunia mafia, kedua orang yang dicintainya itu tidak lagi menjadi buruan musuh-musuh sesama mafia. Sam tahu bahwa Adam telah mengorbankan identitasnya sebagai sosok Adam Ashford yang berkuasa dan kaya raya demi melindungi mereka, dan itulah salah satu tindakan paling mulia yang bisa dilakukan seseorang yang memiliki ketulusan cinta. Sam mengingat lagi bagaimana “transformasi” Adam Ashford menjadi Keanu Royce itu terjadi. Hari itu, setelah John Wick membantai seluruh pasukan Michael dan pasukan Damon Redwood, Laura keluar dari persembunyiannya dan memeluk tubuh Adam Ashford yang bersimbah d