Share

Titik Terang

“Jangan melamun, nanti bisa kesambet.”

"Eh!" Lamunan Revan buyar saat seseorang menepuk bahunya. Ia menoleh melihat seseorang yang berdiri di sampingnya dengan penyangga tongkat kruk di lengannya untuk menopang tubuhnya agar tidak jatuh.

"Roy," gumam Revan sembari memperhatikan tubuh Roy dari ujung kepala hingga kaki.

"Apa kabar? Lama tak jumpa," tanya Roy dengan ekspresi datar pandangannya lurus tertuju pada Vanessa yang terbaring tak sadarkan diri di ranjang.

"Baik, kau sendiri apa kabar?" Mata Revan fokus tertuju pada kaki Roy. Ia sudah salah sasaran, andaikan Roy tidak menyelamatkan Alfian waktu itu, nyawa Alfian pasti sudah melayang.

"Seperti yang kau lihat." Roy melihat kakinya sendiri yang pincang. Keduanya terlihat canggung tak seakrab dahulu.

"Om, supermarket di sini jauh nggak, Om?" Roy menoleh ke belakang melihat Toni yang duduk di kursi.

“Cukup jauh kalau jalan kaki, Nak.”

"Memangnya kau mau beli apa ke supermarket dengan kaki pincangmu itu?" tanya Revan.

“Mau beli minum,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status