Orang itu adalah seorang pemuda. Dia mengenakan pakaian mewah dan perhiasan. Sosoknya penuh karisma.Seluruh Keluarga Wibowo mengelilinginya dan menyanjungnya. Semuanya merendahkan sikap di hadapan di pemuda itu.Sementara itu, si pemuda justru hanya memasang ekspresi dingin dan tidak bereaksi. Dia terus bermain ponsel tanpa memedulikan orang-orang di sekitar.Meskipun demikian, anggota Keluarga Wibowo tetap bersikap ramah padanya. Pemuda itu tidak lain adalah Sutrisno dari Keluarga Salim, salah satu dari empat keluarga besar kultivator kuno.Ketika melihat Nadya, angota Keluarga Wibowo segera berkata."Nadya, kenapa kamu baru datang? Pak Sutrisno sudah menunggu kalian sejak tadi lho. Dasar kalian ini.""Kamu harus bersulang untuk Pak Sutrisno nanti. Anggap saja sebagai permohonan maaf.""Pak Sutrisno, ini Nadya. Gimana? Cantik, 'kan? Nadya, ini Pak Sutrisno. Ayo sapa dia."Jafar dan Yuli menghampiri Sutrisno, lalu berucap sambil tersenyum minta maaf, "Maaf ya, jalanan macet tadi.""Ak
Nadya berulang tahun, tetapi pria yang dicintainya tidak menemaninya. Bahkan, Yoga melupakan ulang tahunnya. Sungguh menyebalkan!'Yoga, kalau hari ini aku melihatmu, aku pasti akan mencabik-cabikmu!' gerutu Nadya dalam hati.Yuli menarik Nadya untuk duduk. Kemudian, dia berkata, "Semuanya sudah sampai. Pak Sutrisno, ayo kita mulai makan."Sutrisno tersenyum dan berujar, "Sepertinya suasana hati Nadya kurang baik hari ini. Begini saja, aku akan memberinya hadiah supaya dia senang."Seluruh anggota Keluarga Wibowo merasa tersanjung."Kedatanganmu sudah membuat kami merasa sangat terhormat. Kamu malah menyiapkan hadiah lagi. Keluarga Wibowo benar-benar beruntung.""Terima kasih banyak atas kebaikanmu. Aku rasa hadiah yang diberikan pasti tak ternilai harganya.""Begini saja, kita keluarkan semua hadiah kita untuk Nadya."Saat berikutnya, adik sepupu Nadya mengeluarkan sebuah kotak perhiasan dan berkata, "Kak, ini set perhiasan yang kupesan khusus untukmu. Kamu suka nggak?"Begitu melihat
Seluruh anggota Keluarga Wibowo tercengang mendengarnya. Secuil Kristal Aegis mampu membeli seluruh aset Keluarga Alfonz yang begitu besar. Itu artinya, Kristal Aegis yang dibawa oleh Sutrisno mampu membeli seluruh negara dong?"Apa kehebatan Kristal Aegis ini?""Seperti yang dibilang Pak Sutrisno, Kristal Aegis bukan berasal dari bumi. Hanya beberapa Kristal Aegis yang mendarat di bumi yang memiliki esensi untuk meningkatkan basis kultivasi pesilat. Hasilnya setara dengan hasil kultivasi selama ratusan tahun.""Kalian tahu Tuan Bimo, 'kan? Tahun itu, dia menjadi sangat terkenal berkat Kristal Aegis. Selama ratusan tahun ini, 80% perang internasional disebabkan oleh Kristal Aegis. Setahuku, Daruna punya dua Kristal Aegis.""Kristal itu disimpan di Kota Terlarang. Selain itu, ukurannya nggak sebesar yang dibawa Pak Sutrisno. Bisa dilihat betapa tulusnya Pak Sutrisno terhadap Kak Nadya."Keluarga Wibowo hampir menggila mendengarnya. Kelangkaan Kristal Aegis ini jauh melampaui bayangan me
"Ya." Nadya memang tidak ingin berlama-lama di sini. Dia langsung bangkit dan mengikuti Yuli keluar.Begitu meninggalkan ruang privat, wajah Yuli langsung menjadi suram. Dia membawa Nadya ke toilet, lalu langsung membentaknya, "Nadya, kamu ingin melihatku mati berdiri ya? Gimana bisa kamu menolak hadiah dari Pak Sutrisno? Apa yang sebenarnya kamu pikirkan? Kalau kamu bukan putriku, aku pasti sudah mencekikmu sampai mati!"Nadya menyahut dengan keras kepala, "Aku dan Sutrisno baru bertemu untuk pertama kalinya. Mana mungkin aku menerima hadiah semahal itu? Aku nggak salah apa pun."Saking kesalnya, Yuli sampai mencubit Nadya. Dia membentak lagi, "Kamu masih berani melawanku ya! Kalian jelas-jelas sudah pernah bertemu. Sutrisno pasti jatuh cinta pada pandangan pertama. Kalau nggak, mana mungkin dia mengundang kita makan, apalagi memberimu hadiah semahal ini!""Kamu seharusnya menghargai kesempatan sebesar ini. Kalau melewatkan kesempatan ini, kamu mungkin bakal nangis darah karena menyes
"Baiklah." Jafar menghela napas dengan kecewa. "Kalau begitu, kamu bersulang sama Pak Sutrisno dulu, lalu lanjutkan kesibukanmu. Biar kami yang jamu Pak Sutrisno."Nadya mengangkat gelas anggurnya, lalu berkata, "Pak Sutrisno, terima kasih telah datang untuk merayakan denganku. Aku bersulang anggur ini untukmu."Tadi Sutrisno melihat dengan mata kepala sendiri bahwa Jafar telah menaruh obat di dalam anggur Nadya. Tentu saja dia tidak akan memberitahukan hal ini kepada Nadya. Dia hanya berkata dengan datar, "Baik."Setelah itu, kedua orang itu menenggak anggur tersebut hingga habis. Nadya mengucapkan beberapa patah kata untuk meminta maaf lagi sebelum beranjak pergi. Namun baru saja dia bangkit dari kursi, tiba-tiba sekujur tubuhnya terasa lemas. Kaki dan tangannya juga tidak bertenaga dan kesadarannya mulai memudar.Lantaran tidak bisa berdiri dengan stabil, dia kembali terjatuh di kursinya. Yuli dan Jafar bergegas bertanya dengan perhatian, "Nadya, kamu nggak apa-apa, 'kan?"Nadya men
Yoga langsung murka mendengar hal itu. Dia mencengkeram leher Jafar dan mengangkatnya. "Kalau nggak jawab pertanyaanku lagi, jangan salahkan aku bersikap kasar."Yuli terkejut melihat kejadian itu. Dia langsung meraih tangan Yoga dan mulai menangis tersedu-sedu. "Mau apa kamu? Cepat lepaskan suamiku .... Siapa pun, tolong! Ada pembunuh di sini ....""Minggir!" Yoga mengguncang lengannya sekilas, Yuli langsung terpental karena kekuatan tenaga dalam Yoga. "Kuberi waktu tiga detik untuk mempertimbangkannya. Tiga, dua ...."Jafar terkejut melihat mata Yoga yang memerah karena amarah. Firasatnya mengatakan bahwa Yoga benar-benar berani membunuhnya. Jafar yang akhirnya tidak bisa menahan diri lagi berkata, "Oke, aku bilang ...."Semua anggota Keluarga Wibowo menjadi panik. "Jafar, nggak boleh beri tahu dia. Usaha kita jadi sia-sia!""Nak, kusarankan sebaiknya kamu lepaskan Jafar. Kalau nggak, jangan salahkan kami nggak sungkan padamu!""Keluarga kami sudah berhasil mendekati Pak Sutrisno, pe
"Aku ... panas sekali .... Yoga, apa ini benar-benar kamu? Tolong aku .... Aku nggak sanggup lagi. Aku menderita sekali ...."Sekujur tubuh Nadya terasa panas bagaikan api yang membara. Dia terus menerus bergumam tanpa henti. Ucapannya terdengar begitu lembut hingga membuat orang tidak bisa menahan diri. Terutama tubuhnya yang terus menggeliat dan kedua kakinya yang bersilangan, membuat orang yang melihatnya langsung merasa tergoda.Yoga menggertakkan giginya dengan marah. Orang yang meracuninya ini benar-benar kejam! Efek obat ini sangat kuat! Jika Yoga tidak tiba tepat waktu, Nadya pasti sudah dinodai orang! Yoga melepas jaketnya dan menutupi tubuh Nadya."Kamu benar-benar cari mati!" Yoga berbalik dan melemparkan pandangan tajam. Sekujur tubuhnya memancarkan hawa dingin yang menyelimuti seisi ruangan itu.Bagaimanapun, Sutrisno adalah salah satu dari empat keluarga kultivator kuno. Oleh karena itu, dia tidak merasa terintimidasi dengan aura yang dipancarkan Yoga. Dia hanya tersenyum
Namun, Yoga tidak ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan. Di saat dia masih sedang ragu-ragu, tiba-tiba sebuah tangan dilingkarkan ke lehernya. Bagaikan seekor ular, Nadya terus menggeliatkan tubuhnya mendekati Yoga.Bibirnya yang ranum membisik di telinga Yoga, "Yoga, bantu aku ... aku mau melahirkan anak untukmu!"Napasnya yang membara itu merasuki telinga Yoga dan menghancurkan pertahanannya yang terakhir. Dia harus menolong Nadya! Yoga langsung berbalik dan menindih tubuh Nadya di ranjang.Setelah ditutup dengan selimut, terdengar erangan yang nikmat memenuhi seisi ruangan.Keesokan paginya saat Yoga terbangun, dia melihat bahwa ranjang itu tampak sangat berantakan dan ada bekas noda darah di atasnya. Tubuh Nadya yang indah kembali membuatnya bereaksi.Yoga terdiam sejenak. Tiba-tiba dia teringat bahwa kemarin adalah hari ulang tahun Nadya. Oleh karena itu, Yoga diam-diam keluar dari kamar dan keluar untuk membelikannya kue. Dia ingin merayakan ulang tahun Nadya berduaan denga