Share

Bab 991

Author: Vodka
Yoga berkata, "Ibu, nggak perlu takut pada Keluarga Husin! Beraninya idiot ini memukulmu! Hari ini, aku pasti akan menghabisinya!"

Ketika melihat Yoga hendak mengambil tindakan, Ayu bergegas menghentikannya dan menegur, "Yoga, berhenti! Jangan bersikap lancang pada seniormu!"

Yoga menatap Farel. Ternyata pria yang bersikap sok mulia ini juga anggota Keluarga Husin?

Saat ini, Farel ingin sekali membunuh Yoga. "Kamu Yoga? Kamu anak haram Ayu?"

"Tutup mulutmu!" hardik Yoga.

"Kamu ...." Farel naik pitam. Dengan dipenuhi niat membunuh, dia membentak, "Beraninya anak haram sepertimu berteriak padaku! Hari ini, kamu harus menanggung konsekuensi atas sikap lancangmu!"

Harsha menggertakkan gigi dan berucap, "Ayah, anak haram ini yang memukulku. Kalau bukan karena aku beruntung, aku pasti sudah mati dibuatnya. Kamu harus membalaskan dendamku."

Farel menghampiri Yoga selangkah demi selangkah. Dia berujar, "Oke. Hari ini, kita selesaikan semua perselisihan kita."

"Rupanya kamu ayah Harsha. Kamu ng
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 992

    Yoga tanpa sadar menghentikan langkah kakinya, lalu berbalik dan berkata kepada Ayu, "Ibu, percaya padaku. Mereka bukan tandinganku ....""Diam! Cepat kemari! Aku nggak main-main denganmu!" bentak Ayu. Tangannya yang menggenggam belati mengerahkan tenaga yang makin besar.Yoga merasa kesal, tetapi tidak berdaya. Dia terpaksa kembali ke sisi ibunya.Farel terkekeh-kekeh dan mengejek, "Hehe! Ternyata kamu tahu diri juga. Kalau bukan karena ibumu, aku pasti sudah menghabisimu. Ayu, kenapa diam saja? Cepat serahkan saham Grup Yoga kepadaku!"Ayu menghela napas, hanya bisa menyerahkan saham miliknya di Grup Yoga kepada Farel.Ketika melihat tingkah Farel yang begitu tercela, Yoga menggertakkan gigi dan berkata, "Hei! Dengar baik-baik, kalian nggak bakal bisa bertahan sampai hari esok. Kalau nggak, aku akan mengganti marga menjadi Husin!""Dasar nggak tahu diri! Anak haram sepertimu nggak pantas bermarga Husin!" hardik Farel."Kalau aku nggak salah, Geng Naga adalah orang-orangmu, 'kan? Kamu

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 993

    "Dengan kemampuan kita, kita nggak mungkin bisa melawan Keluarga Husin," balas Ayu.Yoga tidak berbicara lagi, hanya menyusun rencana di dalam hatinya. Besok, Geng Naga, Farel, dan Harsha harus mendapat ganjaran atas perbuatan mereka.Setelah mengantar Ayu pulang, Yoga langsung pergi ke rumah Nadya. Saham Karina dan Ayu telah direbut oleh Keluarga Husin. Itu artinya, Nadya akan menjadi target selanjutnya.Di perjalanan, Yoga menelepon Nadya untuk memperingatkannya. Panggilan segera tersambung. Siapa sangka, yang terdengar malah suara seorang pria. "Yoga?"Yoga sontak berwaspada. Dia bertanya, "Siapa kamu? Kenapa kamu memegang ponsel Nadya?"Pria itu segera menjawab, "Aku ayah Nadya. Lain kali kamu nggak perlu mencari Nadya lagi. Nadya sudah punya pacar baru."Ayah Nadya? Nadya sudah punya pacar baru? Yoga terkejut mendengarnya. Dia bertanya lagi, "Mana Nadya? Suruh Nadya jawab panggilanku."Ayah Nadya membalas, "Maaf sekali, Nadya sangat sibuk. Dia nggak punya waktu menjawab panggilanm

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 994

    Orang itu adalah seorang pemuda. Dia mengenakan pakaian mewah dan perhiasan. Sosoknya penuh karisma.Seluruh Keluarga Wibowo mengelilinginya dan menyanjungnya. Semuanya merendahkan sikap di hadapan di pemuda itu.Sementara itu, si pemuda justru hanya memasang ekspresi dingin dan tidak bereaksi. Dia terus bermain ponsel tanpa memedulikan orang-orang di sekitar.Meskipun demikian, anggota Keluarga Wibowo tetap bersikap ramah padanya. Pemuda itu tidak lain adalah Sutrisno dari Keluarga Salim, salah satu dari empat keluarga besar kultivator kuno.Ketika melihat Nadya, angota Keluarga Wibowo segera berkata."Nadya, kenapa kamu baru datang? Pak Sutrisno sudah menunggu kalian sejak tadi lho. Dasar kalian ini.""Kamu harus bersulang untuk Pak Sutrisno nanti. Anggap saja sebagai permohonan maaf.""Pak Sutrisno, ini Nadya. Gimana? Cantik, 'kan? Nadya, ini Pak Sutrisno. Ayo sapa dia."Jafar dan Yuli menghampiri Sutrisno, lalu berucap sambil tersenyum minta maaf, "Maaf ya, jalanan macet tadi.""Ak

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 995

    Nadya berulang tahun, tetapi pria yang dicintainya tidak menemaninya. Bahkan, Yoga melupakan ulang tahunnya. Sungguh menyebalkan!'Yoga, kalau hari ini aku melihatmu, aku pasti akan mencabik-cabikmu!' gerutu Nadya dalam hati.Yuli menarik Nadya untuk duduk. Kemudian, dia berkata, "Semuanya sudah sampai. Pak Sutrisno, ayo kita mulai makan."Sutrisno tersenyum dan berujar, "Sepertinya suasana hati Nadya kurang baik hari ini. Begini saja, aku akan memberinya hadiah supaya dia senang."Seluruh anggota Keluarga Wibowo merasa tersanjung."Kedatanganmu sudah membuat kami merasa sangat terhormat. Kamu malah menyiapkan hadiah lagi. Keluarga Wibowo benar-benar beruntung.""Terima kasih banyak atas kebaikanmu. Aku rasa hadiah yang diberikan pasti tak ternilai harganya.""Begini saja, kita keluarkan semua hadiah kita untuk Nadya."Saat berikutnya, adik sepupu Nadya mengeluarkan sebuah kotak perhiasan dan berkata, "Kak, ini set perhiasan yang kupesan khusus untukmu. Kamu suka nggak?"Begitu melihat

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 996

    Seluruh anggota Keluarga Wibowo tercengang mendengarnya. Secuil Kristal Aegis mampu membeli seluruh aset Keluarga Alfonz yang begitu besar. Itu artinya, Kristal Aegis yang dibawa oleh Sutrisno mampu membeli seluruh negara dong?"Apa kehebatan Kristal Aegis ini?""Seperti yang dibilang Pak Sutrisno, Kristal Aegis bukan berasal dari bumi. Hanya beberapa Kristal Aegis yang mendarat di bumi yang memiliki esensi untuk meningkatkan basis kultivasi pesilat. Hasilnya setara dengan hasil kultivasi selama ratusan tahun.""Kalian tahu Tuan Bimo, 'kan? Tahun itu, dia menjadi sangat terkenal berkat Kristal Aegis. Selama ratusan tahun ini, 80% perang internasional disebabkan oleh Kristal Aegis. Setahuku, Daruna punya dua Kristal Aegis.""Kristal itu disimpan di Kota Terlarang. Selain itu, ukurannya nggak sebesar yang dibawa Pak Sutrisno. Bisa dilihat betapa tulusnya Pak Sutrisno terhadap Kak Nadya."Keluarga Wibowo hampir menggila mendengarnya. Kelangkaan Kristal Aegis ini jauh melampaui bayangan me

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 997

    "Ya." Nadya memang tidak ingin berlama-lama di sini. Dia langsung bangkit dan mengikuti Yuli keluar.Begitu meninggalkan ruang privat, wajah Yuli langsung menjadi suram. Dia membawa Nadya ke toilet, lalu langsung membentaknya, "Nadya, kamu ingin melihatku mati berdiri ya? Gimana bisa kamu menolak hadiah dari Pak Sutrisno? Apa yang sebenarnya kamu pikirkan? Kalau kamu bukan putriku, aku pasti sudah mencekikmu sampai mati!"Nadya menyahut dengan keras kepala, "Aku dan Sutrisno baru bertemu untuk pertama kalinya. Mana mungkin aku menerima hadiah semahal itu? Aku nggak salah apa pun."Saking kesalnya, Yuli sampai mencubit Nadya. Dia membentak lagi, "Kamu masih berani melawanku ya! Kalian jelas-jelas sudah pernah bertemu. Sutrisno pasti jatuh cinta pada pandangan pertama. Kalau nggak, mana mungkin dia mengundang kita makan, apalagi memberimu hadiah semahal ini!""Kamu seharusnya menghargai kesempatan sebesar ini. Kalau melewatkan kesempatan ini, kamu mungkin bakal nangis darah karena menyes

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 998

    "Baiklah." Jafar menghela napas dengan kecewa. "Kalau begitu, kamu bersulang sama Pak Sutrisno dulu, lalu lanjutkan kesibukanmu. Biar kami yang jamu Pak Sutrisno."Nadya mengangkat gelas anggurnya, lalu berkata, "Pak Sutrisno, terima kasih telah datang untuk merayakan denganku. Aku bersulang anggur ini untukmu."Tadi Sutrisno melihat dengan mata kepala sendiri bahwa Jafar telah menaruh obat di dalam anggur Nadya. Tentu saja dia tidak akan memberitahukan hal ini kepada Nadya. Dia hanya berkata dengan datar, "Baik."Setelah itu, kedua orang itu menenggak anggur tersebut hingga habis. Nadya mengucapkan beberapa patah kata untuk meminta maaf lagi sebelum beranjak pergi. Namun baru saja dia bangkit dari kursi, tiba-tiba sekujur tubuhnya terasa lemas. Kaki dan tangannya juga tidak bertenaga dan kesadarannya mulai memudar.Lantaran tidak bisa berdiri dengan stabil, dia kembali terjatuh di kursinya. Yuli dan Jafar bergegas bertanya dengan perhatian, "Nadya, kamu nggak apa-apa, 'kan?"Nadya men

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 999

    Yoga langsung murka mendengar hal itu. Dia mencengkeram leher Jafar dan mengangkatnya. "Kalau nggak jawab pertanyaanku lagi, jangan salahkan aku bersikap kasar."Yuli terkejut melihat kejadian itu. Dia langsung meraih tangan Yoga dan mulai menangis tersedu-sedu. "Mau apa kamu? Cepat lepaskan suamiku .... Siapa pun, tolong! Ada pembunuh di sini ....""Minggir!" Yoga mengguncang lengannya sekilas, Yuli langsung terpental karena kekuatan tenaga dalam Yoga. "Kuberi waktu tiga detik untuk mempertimbangkannya. Tiga, dua ...."Jafar terkejut melihat mata Yoga yang memerah karena amarah. Firasatnya mengatakan bahwa Yoga benar-benar berani membunuhnya. Jafar yang akhirnya tidak bisa menahan diri lagi berkata, "Oke, aku bilang ...."Semua anggota Keluarga Wibowo menjadi panik. "Jafar, nggak boleh beri tahu dia. Usaha kita jadi sia-sia!""Nak, kusarankan sebaiknya kamu lepaskan Jafar. Kalau nggak, jangan salahkan kami nggak sungkan padamu!""Keluarga kami sudah berhasil mendekati Pak Sutrisno, pe

Latest chapter

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1278

    Seiring terdengarnya suara Yoga, mata hijau besar di langit tiba-tiba meledakkan cahaya yang luar biasa terang. Cahaya hijau yang menyilaukan langsung menerangi seluruh langit, lalu menciptakan suasana yang terasa sangat aneh dan menakutkan.Prajna dan yang lainnya terdiam di tempat. Mereka menatap kosong ke arah langit. Ekspresi mereka dipenuhi keterkejutan yang tidak bisa disembunyikan."Apa yang terjadi? Apakah makhluk ini benar-benar akan menunjukkan kekuatannya?""Ya ampun! Gimana dia bisa memancarkan cahaya sekuat ini? Apa yang sebenarnya terjadi?""Mengerikan, benar-benar terlalu mengerikan! Apa ini berarti wujud aslinya akan segera muncul?"Dalam sekejap, hati mereka semua dipenuhi kecemasan yang mendalam. Pikiran mereka kacau. Semuanya saling bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.Namun, Yoga tetap berdiri di tempatnya dengan tenang. Tatapannya dingin dan penuh keyakinan saat memandang ke arah langit.Yoga sudah lama menyadari bahwa mata hijau di atas sana b

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1277

    Tiba-tiba Yoga berseru demikian. Semua orang makin terkejut. Raut wajah mereka penuh keterkejutan dan keraguan. Di saat genting seperti ini, Yoga menyuruh mereka keluar untuk mengambil Bunga Putih? Bukankah itu sama saja dengan mengirim mereka ke kematian?Dalam sekejap, hati semua orang dipenuhi rasa takut. Wajah mereka menjadi pucat, sementara tubuh mereka gemetar. Tidak ada yang berani maju.Yoga pun mengernyit. Suaranya meningkat dengan nada perintah ketika berseru, "Cepat!" Mendengar itu, wajah semua orang makin menunjukkan ekspresi kebingungan dan dilema.Kemudian, Yoga menambahkan dengan nada dingin, "Makhluk di langit ini urusanku. Kalian jangan jadi pengecut!"Semua orang saling berpandangan. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Tentu saja mereka tidak ingin mati. Hanya saja jika Yoga sudah memberikan perintah, mereka tidak berani menolaknya."Ayo kita lakukan bersama! Jangan sampai Bos meremehkan kita!" seru Prajna sambil menggertakkan giginya dengan penuh tekad.Orang-orang

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1276

    Sungguh kekuatan yang mengejutkan. Salah satu orang bertanya, "Apa ini? Kenapa kelihatannya seperti mata?"Alis Yoga terangkat sedikit. Dia menunjukkan ekspresi terkejut. Benar-benar seperti yang dikatakan Prajna dan yang lainnya, ini terlalu mirip.Prajna dan yang lainnya terlihat sangat cemas. Salah satu dari mereka memanggil Yoga dengan suara pelan, "Bos, cepatlah kembali! Kalau nggak, ini bisa jadi sangat berbahaya!"Mereka sudah mengingatkan sebelumnya agar Yoga tidak muncul di tempat terbuka. Kalau dia terlihat, itu bisa membahayakan nyawanya.Namun, Yoga tetap tidak mendengarkan dan dengan sengaja menampakkan diri. Dia justru membalas dengan tenang, "Nggak apa-apa."Jika ada yang ingin membunuh Yoga, mereka setidaknya harus memiliki kekuatan setara dengan kultivator raja. Mata di langit itu memang membawa aura bahaya, tetapi Yoga tidak merasa itu cukup untuk mengancam dirinya.Melihat sikapnya yang begitu santai, Prajna dan yang lainnya hanya bisa menghela napas dengan perasaan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1275

    Boom!Hardi langsung terlempar dan menghantam permukaan tanah dengan keras. Terdapat cekung di antara dada dan perutnya dan memuntahkan darah, lalu terjatuh ke tanah dan tidak bergerak lagi. Dia mati dengan kedua mata yang terbuka dan terlihat penuh dengan penyesalan. Dia merasa dia tidak seharusnya menyinggung pria ini, sehingga dia tidak akan mati."Kamu nggak boleh membunuhku, aku adalah anggota Keluarga Husin. Ini sama saja kamu mencari mati," kata Girbet yang ketakutan sampai kedua kakinya gemetar, lalu terjatuh ke tanah dan terus mundur.Yoga yang berdiri di depan mengamati Girbet dari atas ke bawah dengan tatapan yang meremehkan, lalu berkata dengan tenang, "Aku nggak akan membunuhmu."Mendengar perkataan itu, ekspresi Girbet menjadi ganas dan juga gembira. Sepertinya, pria ini juga takut dengan reputasi Keluarga Husin. Di dunia kultivator kuno ini, tidak ada yang berani melawan keluarganya ini."Huh. Kalau sekarang kamu berlutut di depanku dan minta maaf, aku akan memaafkanmu,"

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1274

    Pada saat itu, suasana di seluruh tempat itu menjadi sunyi. Mereka semua tercengang dan berdiri dengan diam di tempatnya. Mereka tidak menyangka pria di depannya mereka ini ternyata memiliki kekuatan yang begitu menakutkan. Hanya dengan satu serangan saja, Yoga berhasil membantai orang-orang dari Keluarga Husin.Yoga berdiri dengan gagah di tubuh orang yang sudah mati itu dan mengamati semua orang di depannya dengan tenang. Sementara itu, tubuh yang berada di bawah kakinya sudah menjadi lubang darah karena diinjak. Pemandangan itu terlihat sangat berwibawa dan menakutkan."Kenapa kalian masih berdiri saja? Dia hanya sendirian, mana mungkin bisa mengalahkan begitu banyak orang. Dia hanya sampah yang bersekongkol dengan manusia hantu, apa haknya sombong di sini?" teriak Girbet dengan marah dan ekspresinya sangat muram.Selama ini, tidak ada orang yang berani melukai orang-orang dari Keluarga Husin. Apalagi Yoga di depan mereka ini hanya sampah yang bersekongkol dengan manusia hantu."Ser

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1273

    Saat melihat orang-orang di belakang, mata Prajna dan yang lainnya langsung membelalak. Tatapan mereka terlihat terkejut dan gelisah."Bukankah orang-orang ini ... dari Keluarga Husin?""Gawat, mereka datang secepat ini. Bahkan membawa begitu banyak orang.""Orang itu juga ada, pasti dia yang bilang pada mereka. Kali ini kita sepertinya sudah salah melepaskan orang itu."Semua orang mengeluh dan melampiaskan ketakutan mereka. Mereka merasa tidak ada peluang untuk menang melawan orang-orang dari Keluarga Husin."Bos ...." Semua orang hanya bisa menatap pada Yoga dan menaruh harapan mereka pada kekuatan Yoga. Bagaimanapun juga, mereka semua mengandalkan kekuatan Yoga untuk sampai di sini."Tuan, orang ini yang membunuh orang-orang dari Keluarga Teungku," kata Hardi yang langsung marah saat melihat Yoga dan segera menunjuknya. Ekspresinya yang marah sampai menggertakkan gigi, seolah-olah ingin mengoyak Yoga sampai berkeping-keping."Hehe!" Girbet melirik Yoga dengan sikap yang meremehkan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1272

    "Manusia hantu?" Ekspresi Girbet langsung terlihat meremehkan dan penuh dengan kebencian.Orang-orang di belakangnya langsung saling memandang dan mendengus.Bagi empat keluarga besar, manusia hantu ini dianggap sebagai kelompok yang menjijikkan. Siapa pun yang berteman dengan mereka sama saja merendahkan martabatnya sendiri."Huh. Sampah seperti ini juga bisa membunuh orang juga? Jadi, kamu lebih parah daripada sampah ini?" sindir Girbet."Aku ...." Hardi terbata-bata dengan ekspresi yang sangat muram. Bagaimanapun juga, Keluarga Husin adalah tuan dari Keluarga Teungku. Mereka adalah bawahan seumur hidupnya, sehingga Hardi tidak berani membantah."Ayo pergi. Aku kebetulan sedang senggang, nggak ada salahnya melihat-lihat. Memukul anjing juga harus melihat siapa tuannya. Orang itu pasti mati," kata Girbet dengan santai, lalu langsung membawa orang-orangnya untuk mengejar."Orang itu sepertinya belum bermutasi, mungkin baru saja dibuang ke sini. Kalau kamu yang turun tangan, kamu pasti

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1271

    Semua orang segera membujuk Yoga karena merasa sangat cemas. Merasa sangat ketakutan, khawatir Hardi benar-benar akan kembali dan menyampaikan pesan itu pada Keluarga Husin. Melihat bayangan Hardi yang makin menjauh dan hampir menghilang dari pandangan mereka, mereka pun gelisah sampai tidak bisa berdiri dengan tenang."Aku memang sengaja membiarkan dia pulang. Cepat atau lambat aku akan mengendalikan Keluarga Husin dan membuat mereka tunduk padaku. Kalian takut? Meskipun takut, kalian tetap harus berdiri dengan tegak," kata Yoga dengan nada datar sambil menatap semua orang dengan tenang. Aura yang menekan pun perlahan-lahan menyebar ke sekitar dan ekspresinya dingin serta penuh tekad.Prajna dan yang lainnya langsung tertegun sejenak dan tidak bisa berkata apa-apa. Tidak ada satu pun dari mereka yang menyangka sikap Yoga akan begitu tegas seperti ini. Melihat sikapnya yang begitu, mereka hanya bisa menutup mulut dan tidak mencoba untuk membujuknya lagi.Namun, dalam hati Prajna dan ya

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1270

    "Dari mana datangnya keberanianmu ini sampai berani begitu angkuh?" kata Hardi dengan sudut bibir yang berkedut dan ekspresi yang sangat jijik. Dia menatap Yoga dengan tajam dan penuh dengan niat membunuh.Orang-orang di sekitar Hardi semuanya menyerbu dan bersiap untuk membunuh Yoga.Prajna dan yang lainnya juga tidak mungkin hanya diam dan melihat Yoga dihina.Namun, saat Prajna dan yang lainnya hendak bergerak, Yoga berkata dengan tenang dan tersenyum dingin, "Biar aku saja."Setelah datang ke dunia kultivator kuno, Yoga belum pernah melawan orang-orang di tempat ini. Dia masih tidak tahu apakah kekuatan mereka yang ada di sini berbeda dengan dirinya.Melihat situasinya, Prajna dan yang lainnya juga berhenti bergerak lagi dan segera mundur. Mereka menunggu untuk menonton pertunjukan karena orang yang sudah berani menyinggung Yoga sama saja mencari mati.Tepat pada saat itu, orang-orang dari Keluarga Teungku di sekitar sudah berdiri di depan Yoga dan langsung melayangkan serangan-ser

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status