Demi menyerang Yoga secara diam-diam, leluhur Jahanam Langit tega mengorbankannya. Bromo merasa seluruh organ dalamnya telah hancur dan dirinya akan segera mati.Bromo menatap leluhur Jahanam Langit dengan mata terbelalak dan merah. Dia berkata, "Guru ... kamu ... tega membunuhku ...."Leluhur Jahanam Langit membalas, "Kalau nyawamu bisa membuat Yoga terluka parah, kamu pantas mati. Seharusnya kamu merasa terhormat karena mati di tanganku.""Ka ... kamu ...." Darah Bromo bergejolak hebat. Setelah memuntahkan darah, dia langsung tewas di tempat.Yoga bertanya dengan dingin, "Kamu menghalalkan segala cara hanya untuk mencapai tujuanmu. Kamu sampai tega membunuh muridmu sendiri. Apa begini sifat para kultivator kuno? Aku paham sekarang."Leluhur Jahanam Langit terkekeh-kekeh dan menyahut, "Dia cuma anjing peliharaanku di dunia fana. Dia bukan muridku.""Bukankah kamu juga cuma seekor anjing di mata Keluarga Bramasta?" cemooh Yoga."Suatu kehormatan bagiku bisa menjadi anjing Keluarga Bram
Pukulan ini dilayangkan dengan kekuatan penuh, seperti yang diharapkan dari seorang kultivator tingkat bentala. Yoga kembali mengerahkan seluruh tenaganya untuk melawan musuh.Duar!Setelah terdengar suara dentuman, kedua orang itu terlempar secara bersamaan. Gelombang benturan yang kuat menyapu bersih semua benda di puncak gunung. Lava di dalam kawah gunung berapi bergolak semakin hebat, seolah-olah terlihat seperti akan meledak.Kali ini keduanya terpukul mundur sama jauhnya dan tidak ada yang unggul.Leluhur Jahanam Langit berkata, "Kelihatannya, inilah kekuatanmu yang sesungguhnya. Bisa mencapai tingkat bentala di usia semuda ini memang sangat langka. Aku jadi nggak tega mau membunuhmu."Melihat ekspresi leluhur Jahanam Langit yang percaya diri, hati Yoga tersentak. Jangan-jangan, leluhur Jahanam Langit masih belum menunjukkan kekuatannya sesungguhnya? Apakah dia adalah kultivator tingkat jumantara? Kalau benar-benar seperti itu, masalahnya jadi agak repot.Leluhur Jahanam Langit b
Yoga bertekad untuk membuat leluhur Jahanam Langit mati kelelahan. Menghadapi orang yang telah memukulnya berkali-kali, Yoga tidak mungkin akan membiarkannya begitu saja. Sebagai seorang Raja Agoy yang perkasa, mana pernah Yoga diperlakukan seperti ini sebelumnya?Oleh karena itu, strategi pertempuran Yoga selanjutnya adalah terus bangkit kembali setelah dihajar oleh leluhur Jahanam Langit. Yoga sendiri paham bahwa dia bukanlah saingan leluhur Jahanam Langit. Maka dari itu, dia tidak menangkis serangan leluhur Jahanam Langit sama sekali. Dia hanya terus membiarkan pria itu menyerangnya.Sementara itu, Yoga yakin dia akan bisa menemukan kesempatan untuk menyerang leluhur Jahanam Langit diam-diam. Ini benar-benar sebuah strategi yang mempertaruhkan nyawa.Dalam sekejap, kedua belah pihak telah melancarkan puluhan serangan secara berturut-turut. Tubuh Yoga telah babak belur, tetapi semuanya hanya luka luar. Organ dalamnya tidak terluka sama sekali. Leluhur Jahanam Langit juga terluka cuku
Leluhur Jahanam Langit ingin menerobos dan menahan petir itu dengan tubuhnya. Namun, tubuhnya hanya berada di tingkat bentala sehingga tidak akan mampu menahan petir tersebut. Sebuah sambaran petir hampir saja merenggut nyawanya dan membuat kemampuannya berkurang drastis.Melihat aura Yoga yang semakin kuat, leluhur Jahanam Langit merasa putus asa dan kewalahan. Pada saat ini, Winola meneleponnya. Leluhur Jahanam Langit pun menerima panggilan tersebut."Leluhur Jahanam Langit, bawa jasad Yoga pulang. Tubuhnya sangat patut diteliti."Leluhur Jahanam Langit menjawab dengan perasaan bersalah, "Nona, Yoga masih belum mati.""Apa?!" Winola marah besar, "Gimana kamu melakukan pekerjaanmu? Sudah kuingatkan berulang kali untuk cepat selesaikan semuanya, tapi kamu malah belum membunuhnya sampai sekarang. Apa lagi yang kamu tunggu?"Leluhur Jahanam Langit menjawab, "Nona, bukannya aku nggak mau membunuhnya. Tapi ... aku nggak sanggup membunuhnya.""Mustahil!" Winola berseru kaget, "Kamu ini kult
Air mata membasahi seluruh wajah Hilda. Saat ini, hanya ada sebuah pikiran yang terlintas dalam benaknya. Dia ingin menerobos ke Gunung Sakura untuk menolong Yoga."Yoga, jangan mati dulu. Kumohon jangan mati .... Huhu ... aku akan menolongmu sekarang. Kamu harus bertahan .... Yoga, nyawaku ini milikmu. Kalaupun mau mati, kita harus mati bersama ...."Salah seorang petugas keamanan menyadari keberadaan Hilda dan langsung menahannya. "Tunggu! Kamu nggak sayang nyawa lagi ya? Saat ini gunung sedang ....""Minggir!" Hilda mendorong petugas itu dengan marah. "Aku mau menolong orang, jangan halangi aku ...." Namun, semakin banyak petugas keamanan yang menyerbu untuk menghalangi Hilda.Gunung berapi meletus selama satu hari satu malam penuh sebelum akhirnya mereda. Kota-kota kecil yang terletak dalam radius lima kilometer di sekitarnya tertutup abu vulkanik dan tidak ada sebatang rumput pun yang tersisa.Untungnya, pemerintah Jepana segera mengevakuasi penduduk setempat, sehingga tidak ada k
Kamal berkata dengan wajah muram, "Apa kalian tahu bagaimana Yoga bisa meninggal?"Tim sekretariat melaporkan, "Menurut informasi yang kami dapat, Pak Yoga meninggal dalam letusan gunung berapi."Letusan gunung berapi?Kamal mendengus dingin, lalu berkata, "Mana mungkin ada yang percaya sama ucapan ini? Yoga baru saja membuat kekacauan di Jepana, sekarang Jepana malah terjadi bencana. Aku benar-benar curiga kematian Yoga berhubungan dengan Jepana."Beberapa tetua Kota Terlarang lainnya juga mengangguk menyetujui pendapat Kamal.Dirga mengepalkan tangannya dan berkata, "Kita harus temukan jasadnya dan cari tahu penyebab kematiannya yang sesungguhnya. Tiba saatnya nanti, kita harus balas dendam!"Tim sekretariat buru-buru menjawab, "Pak Dirga, kami sudah utus orang untuk menyelidikinya di Jepana, mungkin sebentar lagi akan ada hasilnya."Dirga menggelengkan kepalanya. "Kali ini aku harus turun tangan sendiri."Kamal menimpali, "Aku juga ikut."Para tetua lainnya di Kota Terlarang juga me
Meskipun begitu, dia masih tetap merasa tidak puas."Pengawal!" teriak Kaisar Jepana.Salah seorang pengawal langsung maju dan bertanya, "Ada perintah apa, Kaisar?"Kaisar Jepana menjawab, "Tangkap semua praktisi pengobatan tradisional di Jepana dan sita semua harta mereka."Lantaran tidak bisa mendapatkannya, Kaisar Jepana bertekad untuk menghancurkan semuanya.Pengawal tersebut berkata, "Baik. Izin bertanya, Kaisar. Dengan tuduhan apa kita menangkap mereka?"Kaisar menjawab, "Katakan saja mereka hanya berpura-pura menjalankan pengobatan tradisional di sini, tapi sebenarnya adalah sedang mencuri informasi rahasia dari Jepana. Mereka semua adalah mata-mata yang diutus Negara Daruna di Jepana. Aku mau hukum mereka dengan tuduhan sebagai mata-mata!"Tuduhan sebagai mata-mata telah cukup untuk menghukum mati seseorang.Pengawal tersebut lantas menjawab, "Baik. Akan segera saya laksanakan.""Masih ada satu hal lagi," timpal Kaisar Jepana, "Perintahkan semua pedagang di seluruh pelosok Nega
"Setelah memenangkan perang, para pejuang dari zaman dulu membangun penghalang antara dunia para kultivator kuno dan dunia fana. Sejak saat itu, para kultivator kuno nggak bisa sembarangan masuk ke dunia fana. Kalaupun bisa datang ke dunia fana, mereka nggak akan bisa membawa sumber daya mereka ke sini.""Sumber daya para kultivator kuno yang terkubur di bawah medan perang itu adalah satu-satunya sumber daya di dunia fana ini. Benda-benda itu sangat berharga dan dikenal sebagai peninggalan para kultivator kuno.""Siapa pun yang bisa mendapatkan peninggalan ini, akan bisa menguasai dunia dan menjadi penguasa mutlak."Dewa Digdaya mengangguk. "Benar. Peninggalan kultivator kuno ini adalah satu-satunya kesempatan kita untuk menaklukkan Pulau Neraka."Nalif menimpali, "Sejak zaman dulu, entah sudah berapa banyak kultivator yang menghabiskan hidupnya untuk mencari peninggalan ini. Tapi pada akhirnya, semuanya kembali dengan tangan kosong. Mencari peninggalan ini adalah hal yang mustahil."D