Ani merasa agak ketakutan karena mendapat perlakuan seperti ini dan buru-buru menolak, “Nggak usah, nggak usah. A ... aku sudah tinggal di sini selama sebagian besar hidupku dan lebih terbiasa di sini. Sebaiknya aku lanjut tinggal di sini saja.”Shinta berkata, “Nggak masalah kalau Nenek nggak mau pindah. Gang Burung Batu dan beberapa jalan di sekitar sini adalah milik Keluarga Gozali. Aku berencana untuk mengembangkan tempat ini menjadi wilayah kompleks mewah. Nanti, semua rumah di Gang Burung Batu ini akan jadi milik Nenek. Kelak, Nenek hanya perlu bertanggung jawab untuk menagih uang sewa.”Karina juga tidak ingin menunjukkan kelemahannya dan berkata, “Nenek, kesehatanmu kurang bagus. Nanti, aku akan memberimu sebuah panti jompo ....”Para penduduk Gang Burung Batu langsung tercengang setelah mendengarnya. Mereka hendak memberikan vila, kompleks, dan panti jompo kepada Ani? Seberapa kaya sebenarnya orang-orang ini? Kenapa gadis busuk yang dulunya mengangkut air tinja itu memiliki la
“Benar! Susan juga mengundang Raja Agoy yang Perkasa dan Komandan Perbatasan Barat untuk mendukungnya. Dia benar-benar hebat!” “Apa kalian sudah dengar? Katanya, dia mengerahkan pasukan sebesar itu demi menghadapi seorang pemuda bernama Yoga Kusuma.”“Yoga Kusuma? Aku nggak pernah dengar namanya. Dia itu tokoh hebat dari mana?”“Tokoh hebat apanya! Dia itu keturunan Grup Kusuma yang sudah bangkrut itu. Sekarang, dia bukan hanya jadi menantu pecundang yang bergantung hidup pada istri, tapi juga sudah diusir keluar dari rumah istrinya.”“Pfft! Kali ini, Keluarga Kusuma benar-benar akan kehilangan penerus keluarga!”Susi mengirim undangan kepada semua tokoh-tokoh terkemuka di dunia bisnis Kota Pawana termasuk Karina, Nadya, dan Yoga untuk menghadiri perjamuan yang akan diadakannya.Setelah mendapat undangan dari Susi, Nadya menelepon Yoga dan berkata, “Yoga, apa kamu sudah menerima undangan dari Susi? Lebih baik kita pergi atau nggak?”“Tentu saja pergi. Kalau nggak pergi, bukankah kita
Semua orang menatap Yoga dengan tatapan meremehkan. Susi sudah datang ke Kota Pawana, tetapi Yoga bukan hanya tidak takut dan juga berani menghadiahkan peti mati untuk memprovokasi Susi. Hari ini, dia pasti akan mati.Pada saat yang sama, semua orang juga merasa kagum pada keberanian Yoga. Orang biasa tidak akan mungkin berani datang sendiri untuk menghadapi Susi. Jika Yoga benar-benar bisa melewati rintangan ini, mungkin saja kelak dia bisa mendominasi sebuah wilayah. Sayangnya, itu semua hanyalah angan-angan belaka.Susi tidak marah dan malah tertawa mengejek sambil berkata, “Yoga, apa kamu tahu hari ini kamu akan mati, makanya kamu duluan menyiapkan peti mati ini?”Yoga tersenyum sinis dan menjawab, “Betapa sayangnya kalau peti mati sebesar ini hanya digunakan untuk menguburku seorang. Ini adalah peti mati yang kusiapkan untuk kalian sekeluarga.”“Arogan banget kamu!” Susi berseru marah, “Kalau nggak berhasil membunuhmu hari ini, aku akan ganti marga!”“Menurutku, orang yang akan ma
Semua orang pun menatap hadiah itu dengan bersemangat. Tidak peduli apa yang diberikan Raja Agoy yang Perkasa, harganya pasti tak ternilai. Dengan adanya hadiah ini, kelak Keluarga Wijaya pasti bisa lebih berjaya lagi.Dari semua orang yang ada di lokasi, Susi tentu saja merupakan orang yang paling bersemangat. Dia bahkan sudah melupakan bahwa dirinya sedang berada dalam situasi yang memalukan dan berkata, “Aku benar-benar beruntung bisa mendapatkan hadiah dari Raja Agoy yang Perkasa!”“Ini adalah hadiah istimewa yang sengaja dipesan Raja Agoy yang Perkasa untuk Nyonya Susi. Apa Nyonya mau melihat isinya?” tanya Raja Kegelapan.Hadiah khusus yang sengaja dipesan Raja Agoy yang Perkasa untuk dirinya? Susi merasa sangat gembira dan berseru, “Terima kasih, Raja Agoy yang Perkasa! Pengawal, bukalah kotak hadiah itu!”“Baik!” Para pengawal Susi segera melangkah maju dan membuka kotak hadiah itu.Begitu melihat isi kotak hadiah itu, semua orang langsung tercengang. Isinya ternyata adalah kar
Begitu melihat keadaan tragis Susi, Rafi langsung murka dan mengutuk, “Berengsek! Susi, jangan khawatir. Hari ini, aku pasti akan membantumu balas dendam!”Yoga menahan amarahnya dan berkata, “Paman Rafi, lama nggak jumpa ya. Haih, ternyata segala persembahan yang kuberikan untukmu selama ini sia-sia saja.”Rafi menggenggam pedang yang tergantung di pinggangnya dengan erat sambil memaki, “Yoga, apa kamu yang melukai Susi? Dasar bajingan!”“Diam!” Yoga akhirnya tidak mampu mengendalikan emosinya lagi dan berkata, “Kalau dibandingkan dengan perbuatanmu, aku sudah termasuk baik hati.”“Apa yang kamu ngerti? Semua yang kulakukan adalah demi Keluarga Kusuma! Kalau kalian nggak mati, seluruh Keluarga Kusuma akan berakhir!” seru Rafi.“Kalau begitu, apa aku harus berterima kasih padamu?” sindir Yoga.Rafi berdesah, “Haih, seharusnya aku dengar kata-kata Susi dulu dan membunuhmu sekaligus. Ya sudahlah, hari ini, aku akan menebus kesalahanku itu dengan menyingkirkan akar permasalahannya.”“Kita
Mobil itu melaju masuk ke hotel. Kemudian, seorang pria berperawakan tinggi dan kekar keluar dari mobil. Begitu melihat pria itu, Rafi langsung tercengang. Pria itu tidak lain adalah Dewa Perang Kulusa! Kenapa seseorang yang berstatus begitu tinggi tiba-tiba datang ke tempat ini?Rafi buru-buru berlutut dan menyapanya, “Hormat, Dewa Perang Kulusa! Aku adalah Rafi Kusuma, komandan Perbatasan Barat.”Begitu mendengar nama “Dewa Perang Kulusa”, semua orang langsung heboh dan buru-buru berlutut dan memberi hormat kepadanya. Mereka merasa sangat beruntung karena bisa melihat tampang asli Dewa Perang Kulusa. Namun, kenapa orang berstatus setinggi ini datang ke tempat kecil seperti Kota Pawana? Apa Rafi yang mengundangnya kemari? Jika begitu, mereka juga tidak perlu takut pada Raja Agoy yang Perkasa lagi.Dewa Perang Kulusa menyapu seluruh ruangan dan tatapannya berhenti di tubuh Rafi. Kemudian, dia memberi perintah, “Pengawal, tangkap Rafi Kusuma!”“Baik!” Pengawal pribadi Dewa Perang Kulus
Saat ini, ketakutan ekstrem yang dirasakan Rafi sudah membuatnya menjadi agak tidak waras.Yoga berkata, “Nggak perlu merasa putus asa secepat itu. Sekarang, kamu masih punya sebuah kesempatan untuk hidup.”“A ... apa kamu bersedia mengampuniku? Serius?” tanya Yoga dengan mata membara.“Tentu saja. Kalau kamu memberitahuku identitas dua orang berpakaian hitam itu, aku nggak akan membunuhmu,” jawab Yoga.Rafi terdiam sejenak, lalu memaksakan diri untuk berkata, “Sebenarnya, kedua orang itu sangat pandai menyembunyikan identitas mereka. Bahkan aku juga nggak tahu secara spesifik mengenai identitas mereka. Tapi, aku bisa menghubungi mereka sekarang juga. Hanya saja, bisa mengorek identitas mereka atau nggak tergantung kamu sendiri.”“Oke,” jawab Yoga.Kemudian, Rafi buru-buru mengeluarkan sebuah komunikator khusus dan menghubungi sebuah nomor. Telepon itu segera tersambung dan Rafi berseru, “Bos, tolong! Rencana kita gagal. Sekarang, Yoga hendak membunuhku. Aku mohon, tolonglah aku!”Rafi
Hanya saja, Kelvin perlahan-lahan menjauhi Yoga setelah insiden Keluarga Kusuma. Yoga pernah meminta pertolongan pada Kelvin, tetapi Kelvin tidak pernah membantunya.Setelah Yoga menikah dengan Karina, perusahaan Karina pernah mengalami sebuah krisis besar. Pada saat itu, Kelvin baru bersedia membantu Yoga setelah Yoga menggadaikan fondasi Keluarga Kusuma yang terakhir kepada Kelvin.Dulu, Yoga mengira Kelvin hanyalah orang yang hanya bisa berbagi suka bersama, tetapi tidak bisa berbagi duka bersama. Setelah menemukan kontaknya di komunikator Rafi, Yoga baru menyadari bahwa masalahnya sepertinya tidak sesederhana itu. Jangan-jangan, Kelvin juga berpartisipasi dalam insiden waktu itu?Tidak peduli apakah Kelvin berpartisipasi dalam insiden itu atau tidak, setidaknya dia tahu bahwa Rafi masih hidup. Namun, Kelvin malah tidak memberi tahu Yoga. Ini adalah bentuk pengkhianatan yang tidak bisa dimaafkan. Yoga harus menyelidiki masalah ini dengan jelas. Selain itu, sudah saatnya Yoga mengamb
Namun sekarang, Farel malah terjebak di sebuah dunia rahasia dan akan dibunuh oleh Yoga. Dia tidak bisa menerima kenyataan tersebut.Farel telah memikirkan banyak bahaya dan peluang dalam hidupnya, tetapi tak satu pun dari skenario tersebut termasuk dibunuh oleh Yoga. Hanya saja, sekarang tangan keponakannya sudah bergerak dan perlahan mendekati dahinya."Jangan! Jangan!" seru Farel dengan putus asa. Suaranya penuh dengan rasa sakit dan kepanikan. Teriakan ketidakrelaan itu menggema di udara. Bahkan, tubuhnya memancarkan energi kuat dalam upaya perlawanan terakhir.Beberapa saat kemudian, semuanya berhenti begitu saja. Yoga menatap dingin ke tubuh tak bernyawa Farel. Dia menghela napas pelan, seolah-olah beban beratnya telah terangkat. Akhirnya, masalah ini selesai juga.Sesuai rencana, yang harus dilakukan Yoga sekarang hanyalah meninggalkan dunia rahasia ini. Segala hal yang terjadi di sini tidak akan ada hubungannya lagi dengan dirinya, asalkan Luna menjalankan rencana seperti yang
Jaring Langit dan Bumi memiliki hubungan yang sangat erat dengan Farel. Bisa dibilang mereka saling tergantung dan saling mendukung.Itu sebabnya, Jaring Langit dan Bumi bisa digunakan dengan sangat fleksibel olehnya tetapi tetap menunjukkan kekuatan yang luar biasa.Namun, kini jaring itu dihancurkan secara langsung oleh Yoga dengan cara yang brutal dan kasar. Akibat kehancuran tersebut, Farel hampir kehilangan nyawanya karena reaksi balik yang ditimbulkan.Kini, Farel berseru marah, "Kenapa? Kenapa kamu punya kekuatan sebesar ini?""Jangan tanya alasannya. Pergilah, tanyakan pada anakmu di sana nanti!" ucap Yoga sambil tersenyum meremehkan, lalu langsung menusuk titik lemah Farel.Ucapan Yoga mengingatkan Farel akan anaknya. Dia pun mengancam dengan nada dingin, "Yoga, kamu nggak boleh membunuhku! Kalau aku mati, ibumu pasti akan jadi target Keluarga Husin. Kamu tahu betul, akibatnya akan lebih besar dari yang bisa kamu kendalikan!"Sementara itu, pikiran Farel mulai berputar. Dia me
Dengan kecepatan yang bisa dilihat dengan mata, benang-benang itu segera mengurung Yoga. Yoga pun tidak memiliki kesempatan untuk melarikan diri lagi."Hahaha. Bagus. Biar kamu melihat kematianmu sendiri, pasti akan sangat menakutkan, 'kan? Tempat ini akan menjadi kuburanmu, matilah!" kata Farel sambil mengendalikan benang-benang itu untuk terus menyusut.Krak krak krak krak.Benang-benang itu makin kencang dan bahkan memotong gunung dan dinding-dindingnya. Seluruh makam pun mulai berguncang, seolah-olah akan hancur total.Yoga bertanya, "Kamu benar-benar nggak punya cara ya?"Bimo menjawab, "Aku pernah mendengar orang itu punya bakat yang luar biasa dan tegas dalam membunuh, jadi nggak ada orang yang bisa selamat dari teknik Jaring Langit Bumi ini."Yoga kembali berkata, "Kalau aku mati dan tubuhku hancur, kesempatanmu untuk menguasaiku pun akan hilang."Bimo langsung terdiam, sepertinya perkataan Yoga ini menyentuh titik kelemahannya. Setelah terdiam cukup lama, dia akhirnya hanya b
"Kamu bisa menghindar sekali, tapi kamu pikir kamu bisa menghindar dari semua serangan berikutnya?" kata Farel sambil tertawa terbahak-bahak dan penuh semangat. Dia yakin serangan ini bisa membunuh Yoga."Ini benar-benar merepotkan," kata Yoga sambil mengernyitkan alisnya karena tidak menyangka orang ini bisa mendapatkan kesempatan seperti ini. Bukan hanya bisa menjadi kultivator jenderal, Farel juga memiliki teknik seperti ini. Apakah Farel ini anak beruntung yang legendaris? Dia menyipitkan mata dan berpikir hari ini dia harus membunuhnya meskipun Farel adalah protagonisnya.Boom!Aura dalam tubuh Yoga terus meningkat dan perlahan-lahan menuju level kultivator jenderal. Seluruh lorong itu seolah-olah akan dihancurkan kekuatan yang luar biasa itu. Dinding-dinding runtuh dan berbagai benda di dalamnya terlempar jauh.Pada saat itu, ekspresi Farel terlihat sangat terkejut, lalu matanya membelalak dan menatap Yoga dengan bingung. Tingkat kekuatan yang terpancar dari Yoga membuat Farel be
Bukankah Yoga hanya memiliki kekuatan seorang kultivator prajurit? Tidak mungkin, ini pasti tidak mungkin.Saat ini, Yoga kembali mendekat dan menatap Farel dengan ekspresi yang datar.Hanya dengan gerakan kecil ini saja, Farel langsung terkejut hingga tubuhnya bergetar dan mundur beberapa langkah. Perasaan ketakutan ini membuat ekspresinya menjadi makin muram dan menggertakkan giginya dengan kuat. Dia berpikir dia tidak boleh seperti ini karena dia bukan kultivator prajurit lagi, melainkan seorang kultivator jenderal. Mengapa dia harus takut pada Yoga?Saat terus meyakinkan dirinya, emosi Farel makin meningkat dan amarah di hatinya makin membara. "Kamu hanya mengandalkan ada harta karun saja. Kalau nggak, kamu pasti bukan tandinganku."Setelah mengatakan itu, Farel pun tidak menahan dirinya lagi. Energi yang sangat kuat di seluruh tubuhnya langsung menyembur keluar dan menerjang depan sampai pakaiannya pun berkibar."Kecuekan manusia adalah hal yang paling konyol dan juga penyebab keg
"Seharunya nggak ada masalah, perasaanmu pasti salah. Pasti begitu," kata Sutrisno dengan tatapan penuh ketakutan dan menatap lorong yang dalam itu dengan bengong. Dia juga tidak percaya bisa terjadi perubahan yang begitu mengerikan. Bagaimana bisa Farel itu mencapai kultivator jenderal?Mata Winola bergetar dan ekspresinya terlihat panik. Dia tidak bisa menahan diri lagi, sehingga segera berbalik dan pergi."Kamu mau ke mana?" tanya Sutrisno yang terkejut dan segera menahan Winola agar tidak pergi."Lepaskan aku! Lepaskan aku! Aku harus pergi mencari dia, harus sekarang juga," kata Winola yang merasa gelisah dan cemas hingga memberontak dengan panik. Dia tidak bisa menerima fakta dia harus bersembunyi, sedangkan Yoga harus menghadapi risiko sendirian. Saat itu, hatinya benar-benar merasa kacau."Kamu gila ya? Kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan? Apa ada gunanya kamu pergi ke sana? Itu adalah kekuatan kultivator jenderal, kamu hanya akan mati dan menjadi beban Yoga," teriak Sutrisno
Sutrisno dan Winola langsung menganggukkan kepala, lalu segera berlari ke ruang makam di depan.Tanpa adanya beban yang mengganggu, pandangan Yoga perlahan-lahan beralih ke arah Farel. Kali ini, tempat ini akan menjadi tempat untuk mengakhiri dendam antara dia dan Farel."Serang!" teriak Yoga sambil mengentakkan kakinya dan langsung menyerang. Aura yang tajam di sekitar pun menghantam tubuhnya, tetapi hanya pakaiannya yang koyak-koyak. Sementara itu, tubuhnya sendiri tetap seperti semula, tidak terluka sedikit pun."Apa-apaan ini? Kamu pakai senjata ajaib tingkat jumantara sebagai pelindung?" tanya Farel yang langsung terkejut. Selain itu, dia tidak bisa memikirkan alasan lain. Bagaimana mungkin serangannya yang begitu kuat malah tidak melukai Yoga sedikit pun?"Huh! Untuk apa aku pakai benda seperti itu?" kata Yoga dengan cuek. Kekuatan fisiknya sudah mencapai tingkat yang tidak bisa dipahami oleh orang biasa. Bagaimana mungkin kekuatan seorang kultivator jenderal bisa menyakitinya?
"Apa hebatnya kultivator prajurit itu? Tapi, kamu nggak perlu tahu soal itu, kamu hanya perlu tahu kamu akan mati di sini," kata Yoga dengan aura membunuh yang menyebar dan perlahan-lahan mendekati Farel dengan langkah yang sangat berat."Kamu berani membunuhku?" teriak Farel dengan marah dan mata yang membelalak."Kenapa kalau aku membunuhmu?" kata Yoga dengan senyuman yang menyindir."Ibumu pun nggak berani menyentuhku, kamu malah berani membunuhku? Kalau dia tahu, kamu pasti akan menerima akibatnya. Apalagi kalau Keluarga Husin yang tahu masalah ini, ibumu akan mendapat masalah," ancam Farel dengan segera. Seperti sebelumnya, Yoga sebenarnya bisa membunuhnya. Namun, Ayu menghentikannya, sehingga Yoga tidak bisa bergerak.Namun, Yoga tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Dia menunjuk pada Sutrisno dan berkata sambil tersenyum, "Keluarga Salim yang merupakan salah satu dari empat keluarga besar di dunia kultivator kuno pun kamu berani membunuh. Bukankah tadi kamu sendiri yang mengatakan a
Yoga menunjuk ke satu arah dan berkata dengan tenang, "Sudah mati. Pergi lihat saja sendiri, sekalian ikut mati di sana.""Apa?"Farel menjadi makin marah karena dia tidak bisa menerima kenyataan itu dan memerintahkan kultivator prajurit lainnya, "Bunuh dia!"Ekspresi kultivator prajurit itu menjadi serius dan merasa sangat tegang. Dia menatap Yoga, tetapi dia tidak bisa melihat dengan jelas kekuatan lawannya itu. Seolah-olah ada lapisan kabut tipis yang menyelimuti sosok Yoga."Kamu nggak mungkin bisa membunuh mereka. Hari ini aku akan melihat sendiri apa yang sebenarnya telah terjadi," kata kultivator prajurit itu dengan dingin dan langsung menyerang Yoga. Tidak ada yang percaya Yoga memiliki kekuatan untuk melawan seorang kultivator prajurit."Huh!" Yoga tersenyum dingin dan tatapannya terlihat menyindir. Menghadapi serangan lawan, dia tidak menghindar dan hanya berdiri di tempat dengan diam. Seolah-olah, dia sengaja menunggu lawannya menyerang."Matilah!" teriak kultivator prajurit