Pada saat Shinta mendesak bala bantuannya untuk datang lebih cepat, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang nyaring. Kemudian, sebuah sosok menghantam lantai di depan mereka dengan kuat. Begitu melihat dengan jelas, sosok itu adalah salah satu pengawal Denny. Wajahnya dilumuri dengan darah dan seluruh tulang di tubuhnya langsung patah begitu mendarat di lantai sebelum kehilangan kesadarannya.Situasi macam apa ini? Beberapa wanita itu segera menoleh ke arah kerumunan dan melihat satu demi satu orang “terbang” ke langit sebelum jatuh ke lantai. Dalam sekejap, “hujan orang” mulai terjadi di tempat ini. Pemandangan ini terlihat sangat spektakuler.Tidak lama kemudian, hanya tersisa beberapa orang yang masih berdiri. Mereka semua juga akhirnya melihat sosok Yoga. Saat ini, Yoga terlihat bagaikan seorang dewa perang yang tak terkalahkan. Dia berdiri tegak di tengah dan tidak ada satu pun bekas sepatu di tubuhnya. Dia mampu membuat orang melayang dengan mudah hanya dengan mengandalkan satu t
“Jangan!” Denny merasa sangat panik dan berkata, “Baik! Baik! Aku akan menyerahkannya. Tapi, kamu juga harus mengembalikan putraku kepadaku.”“Oke. Lagian, nyawanya juga nggak berarti bagiku,” jawab Yoga. Kemudian, dia berteriak ke kejauhan, “Bawa orangnya kemari!”Di sebuah sudut tersembunyi di kejauhan, tiba-tiba muncul dua orang yang sedang menyeret Reza yang pingsan. Entah kenapa, Nadya dan Shinta merasa kedua orang itu terlihat tidak asing. Namun, mereka juga tidak bisa mengingat di mana mereka pernah melihat kedua orang itu.Sebenarnya, mereka adalah pengawal pribadi Raja Kegelapan. Saat Raja Kegelapan pergi mengantarkan kontrak kerja sama kepada Nadya sebelumnya, kedua orang ini juga hadir.Melihat tampang putranya yang mengenaskan, Denny merasa sangat sedih dan ingin langsung membunuh Yoga.Yoga mengeluarkan kontrak yang sudah dipersiapkannya dan berkata, “Tanda tangan.”Denny sedang berada dalam situasi yang tidak menguntungkan. Dia pun mau tak mau harus menandatangani kontrak
Ani merasa agak ketakutan karena mendapat perlakuan seperti ini dan buru-buru menolak, “Nggak usah, nggak usah. A ... aku sudah tinggal di sini selama sebagian besar hidupku dan lebih terbiasa di sini. Sebaiknya aku lanjut tinggal di sini saja.”Shinta berkata, “Nggak masalah kalau Nenek nggak mau pindah. Gang Burung Batu dan beberapa jalan di sekitar sini adalah milik Keluarga Gozali. Aku berencana untuk mengembangkan tempat ini menjadi wilayah kompleks mewah. Nanti, semua rumah di Gang Burung Batu ini akan jadi milik Nenek. Kelak, Nenek hanya perlu bertanggung jawab untuk menagih uang sewa.”Karina juga tidak ingin menunjukkan kelemahannya dan berkata, “Nenek, kesehatanmu kurang bagus. Nanti, aku akan memberimu sebuah panti jompo ....”Para penduduk Gang Burung Batu langsung tercengang setelah mendengarnya. Mereka hendak memberikan vila, kompleks, dan panti jompo kepada Ani? Seberapa kaya sebenarnya orang-orang ini? Kenapa gadis busuk yang dulunya mengangkut air tinja itu memiliki la
“Benar! Susan juga mengundang Raja Agoy yang Perkasa dan Komandan Perbatasan Barat untuk mendukungnya. Dia benar-benar hebat!” “Apa kalian sudah dengar? Katanya, dia mengerahkan pasukan sebesar itu demi menghadapi seorang pemuda bernama Yoga Kusuma.”“Yoga Kusuma? Aku nggak pernah dengar namanya. Dia itu tokoh hebat dari mana?”“Tokoh hebat apanya! Dia itu keturunan Grup Kusuma yang sudah bangkrut itu. Sekarang, dia bukan hanya jadi menantu pecundang yang bergantung hidup pada istri, tapi juga sudah diusir keluar dari rumah istrinya.”“Pfft! Kali ini, Keluarga Kusuma benar-benar akan kehilangan penerus keluarga!”Susi mengirim undangan kepada semua tokoh-tokoh terkemuka di dunia bisnis Kota Pawana termasuk Karina, Nadya, dan Yoga untuk menghadiri perjamuan yang akan diadakannya.Setelah mendapat undangan dari Susi, Nadya menelepon Yoga dan berkata, “Yoga, apa kamu sudah menerima undangan dari Susi? Lebih baik kita pergi atau nggak?”“Tentu saja pergi. Kalau nggak pergi, bukankah kita
Semua orang menatap Yoga dengan tatapan meremehkan. Susi sudah datang ke Kota Pawana, tetapi Yoga bukan hanya tidak takut dan juga berani menghadiahkan peti mati untuk memprovokasi Susi. Hari ini, dia pasti akan mati.Pada saat yang sama, semua orang juga merasa kagum pada keberanian Yoga. Orang biasa tidak akan mungkin berani datang sendiri untuk menghadapi Susi. Jika Yoga benar-benar bisa melewati rintangan ini, mungkin saja kelak dia bisa mendominasi sebuah wilayah. Sayangnya, itu semua hanyalah angan-angan belaka.Susi tidak marah dan malah tertawa mengejek sambil berkata, “Yoga, apa kamu tahu hari ini kamu akan mati, makanya kamu duluan menyiapkan peti mati ini?”Yoga tersenyum sinis dan menjawab, “Betapa sayangnya kalau peti mati sebesar ini hanya digunakan untuk menguburku seorang. Ini adalah peti mati yang kusiapkan untuk kalian sekeluarga.”“Arogan banget kamu!” Susi berseru marah, “Kalau nggak berhasil membunuhmu hari ini, aku akan ganti marga!”“Menurutku, orang yang akan ma
Semua orang pun menatap hadiah itu dengan bersemangat. Tidak peduli apa yang diberikan Raja Agoy yang Perkasa, harganya pasti tak ternilai. Dengan adanya hadiah ini, kelak Keluarga Wijaya pasti bisa lebih berjaya lagi.Dari semua orang yang ada di lokasi, Susi tentu saja merupakan orang yang paling bersemangat. Dia bahkan sudah melupakan bahwa dirinya sedang berada dalam situasi yang memalukan dan berkata, “Aku benar-benar beruntung bisa mendapatkan hadiah dari Raja Agoy yang Perkasa!”“Ini adalah hadiah istimewa yang sengaja dipesan Raja Agoy yang Perkasa untuk Nyonya Susi. Apa Nyonya mau melihat isinya?” tanya Raja Kegelapan.Hadiah khusus yang sengaja dipesan Raja Agoy yang Perkasa untuk dirinya? Susi merasa sangat gembira dan berseru, “Terima kasih, Raja Agoy yang Perkasa! Pengawal, bukalah kotak hadiah itu!”“Baik!” Para pengawal Susi segera melangkah maju dan membuka kotak hadiah itu.Begitu melihat isi kotak hadiah itu, semua orang langsung tercengang. Isinya ternyata adalah kar
Begitu melihat keadaan tragis Susi, Rafi langsung murka dan mengutuk, “Berengsek! Susi, jangan khawatir. Hari ini, aku pasti akan membantumu balas dendam!”Yoga menahan amarahnya dan berkata, “Paman Rafi, lama nggak jumpa ya. Haih, ternyata segala persembahan yang kuberikan untukmu selama ini sia-sia saja.”Rafi menggenggam pedang yang tergantung di pinggangnya dengan erat sambil memaki, “Yoga, apa kamu yang melukai Susi? Dasar bajingan!”“Diam!” Yoga akhirnya tidak mampu mengendalikan emosinya lagi dan berkata, “Kalau dibandingkan dengan perbuatanmu, aku sudah termasuk baik hati.”“Apa yang kamu ngerti? Semua yang kulakukan adalah demi Keluarga Kusuma! Kalau kalian nggak mati, seluruh Keluarga Kusuma akan berakhir!” seru Rafi.“Kalau begitu, apa aku harus berterima kasih padamu?” sindir Yoga.Rafi berdesah, “Haih, seharusnya aku dengar kata-kata Susi dulu dan membunuhmu sekaligus. Ya sudahlah, hari ini, aku akan menebus kesalahanku itu dengan menyingkirkan akar permasalahannya.”“Kita
Mobil itu melaju masuk ke hotel. Kemudian, seorang pria berperawakan tinggi dan kekar keluar dari mobil. Begitu melihat pria itu, Rafi langsung tercengang. Pria itu tidak lain adalah Dewa Perang Kulusa! Kenapa seseorang yang berstatus begitu tinggi tiba-tiba datang ke tempat ini?Rafi buru-buru berlutut dan menyapanya, “Hormat, Dewa Perang Kulusa! Aku adalah Rafi Kusuma, komandan Perbatasan Barat.”Begitu mendengar nama “Dewa Perang Kulusa”, semua orang langsung heboh dan buru-buru berlutut dan memberi hormat kepadanya. Mereka merasa sangat beruntung karena bisa melihat tampang asli Dewa Perang Kulusa. Namun, kenapa orang berstatus setinggi ini datang ke tempat kecil seperti Kota Pawana? Apa Rafi yang mengundangnya kemari? Jika begitu, mereka juga tidak perlu takut pada Raja Agoy yang Perkasa lagi.Dewa Perang Kulusa menyapu seluruh ruangan dan tatapannya berhenti di tubuh Rafi. Kemudian, dia memberi perintah, “Pengawal, tangkap Rafi Kusuma!”“Baik!” Pengawal pribadi Dewa Perang Kulus
Semua orang segera membujuk Yoga karena merasa sangat cemas. Merasa sangat ketakutan, khawatir Hardi benar-benar akan kembali dan menyampaikan pesan itu pada Keluarga Husin. Melihat bayangan Hardi yang makin menjauh dan hampir menghilang dari pandangan mereka, mereka pun gelisah sampai tidak bisa berdiri dengan tenang."Aku memang sengaja membiarkan dia pulang. Cepat atau lambat aku akan mengendalikan Keluarga Husin dan membuat mereka tunduk padaku. Kalian takut? Meskipun takut, kalian tetap harus berdiri dengan tegak," kata Yoga dengan nada datar sambil menatap semua orang dengan tenang. Aura yang menekan pun perlahan-lahan menyebar ke sekitar dan ekspresinya dingin serta penuh tekad.Prajna dan yang lainnya langsung tertegun sejenak dan tidak bisa berkata apa-apa. Tidak ada satu pun dari mereka yang menyangka sikap Yoga akan begitu tegas seperti ini. Melihat sikapnya yang begitu, mereka hanya bisa menutup mulut dan tidak mencoba untuk membujuknya lagi.Namun, dalam hati Prajna dan ya
"Dari mana datangnya keberanianmu ini sampai berani begitu angkuh?" kata Hardi dengan sudut bibir yang berkedut dan ekspresi yang sangat jijik. Dia menatap Yoga dengan tajam dan penuh dengan niat membunuh.Orang-orang di sekitar Hardi semuanya menyerbu dan bersiap untuk membunuh Yoga.Prajna dan yang lainnya juga tidak mungkin hanya diam dan melihat Yoga dihina.Namun, saat Prajna dan yang lainnya hendak bergerak, Yoga berkata dengan tenang dan tersenyum dingin, "Biar aku saja."Setelah datang ke dunia kultivator kuno, Yoga belum pernah melawan orang-orang di tempat ini. Dia masih tidak tahu apakah kekuatan mereka yang ada di sini berbeda dengan dirinya.Melihat situasinya, Prajna dan yang lainnya juga berhenti bergerak lagi dan segera mundur. Mereka menunggu untuk menonton pertunjukan karena orang yang sudah berani menyinggung Yoga sama saja mencari mati.Tepat pada saat itu, orang-orang dari Keluarga Teungku di sekitar sudah berdiri di depan Yoga dan langsung melayangkan serangan-ser
Siapa yang tidak menyukai dunia yang normal?Namun, pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara seseorang."Berani-beraninya manusia hantu ini muncul di siang bolong seperti ini. Kalian semua ingin mati ya?"Terlihat sekelompok orang yang perlahan-lahan keluar dan mendekati Yoga dan yang lainnya. Mereka mengenakan serangan yang sama yang terlihat mewah dan indah. Satu per satu mengamati Yoga dan yang lainnya dengan ekspresi yang sangat angkuh."Eh? Ada satu di sini yang masih belum bermutasi jadi manusia hantu. Sungguh langka!""Bagus sekali. Tangkap dia dan lempar ke area terlarang. Kita lihat bagaimana dia berubah menjadi manusia hantu.""Aku dengar prosesnya agak lambat. Bagaimana kalau kita langsung mengirimnya ke area yang lebih dalam?"Semua orang tertawa terbahak-bahak dan terus menyindir. Mereka semua menatap Yoga dengan penuh semangat dan membuat ekspresi Yoga langsung menjadi muram."Bos, apa yang aku katakan nggak salah, 'kan? Kemunculan kita pasti akan membuat mereka merasa ng
Yoga melihat ke sekeliling, lalu menyipitkan matanya. Dia bisa merasakan ada sebuah kutukan yang sangat kuat muncul di wilayah di depannya. Ada kekuatan yang sulit untuk dijelaskan di dalam kutukan itu yang bisa memengaruhi tubuh manusia.Yoga berkata, "Ternyata ini adalah kekuatan yang kalian terima selama ini."Saat mengatakan itu, tatapan Yoga terlihat penuh dengan belas kasihan. Para manusia hantu itu semuanya tadinya adalah manusia, tetapi mereka didesak dan dikucilkan sampai terpaksa datang ke area terlarang ini. Pada akhirnya, mereka malah menjadi orang yang terkutuk.Prajna membalas, "Bos, apa kutukan ini bisa dihilangkan?"Semua orang menatap Yoga dengan penuh harapan karena mereka semua berharap bisa kembali seperti semula.Namun, Yoga tetap menggelengkan kepala, lalu berkata dengan nada yang muram, "Kekuatan dari kutukan ini terlalu hebat, bahkan aku pun hanya bisa menahannya dengan susah payah."Ekspresi Prajna dan yang lainnya langsung menjadi muram dan perlahan-lahan menu
Sangat jelas, perbedaannya hanya pada lokasi. Yoga menyeringai dingin dan menunjukkan ekspresi penuh kejutan.Yoga menarik napas dalam-dalam, lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya. Setelah membukanya, terlihat seekor serangga kecil berwarna putih di dalamnya.Yoga meletakkan serangga itu di tanah. Serangga kecil itu perlahan merangkak keluar, lalu mengangkat kepalanya sedikit, seolah-olah sedang memanggil sesuatu.Tak lama kemudian, terdengar suara langkah-langkah yang mendekat. Siluet-siluet mulai bermunculan satu per satu, lalu berkumpul di tempat itu.Di antara kerumunan itu, pemimpinnya adalah Prajna. Begitu melihat Yoga, ekspresinya berubah drastis. Dia bertanya dengan kaget, "Bos, kamu benar-benar datang?" Tatapan terkejut mereka terus mengamati Yoga, seakan-akan tidak percaya apa yang mereka lihat."Ya," jawab Yoga dengan tenang. Suaranya datar tanpa emosi.Yoga telah menanamkan serangga anak di tubuh mereka sebelumnya. Dengan serangga induk putih di tangannya, dia d
Setelah selesai membaca sebuah buku, Yoga perlahan menutupnya. Matanya berkilat dengan ekspresi penuh tanda tanya. Dia terdiam, sementara pandangannya tertuju pada halaman pertama buku itu.Tiba-tiba, suara Bimo terdengar kembali di pikirannya. Dia bertanya, "Gimana perasaanmu setelah membaca?""Sulit diungkapkan ... tapi aku merasa ada sesuatu yang nggak beres!" ucap Yoga.Itulah yang dirasakan Yoga. Sejarah dunia kultivator kuno yang diklaim sudah berlangsung ribuan tahun hanya diceritakan secara sepintas. Banyak peristiwa penting bahkan sama sekali tidak disebutkan. Semua yang tercatat terkesan terlalu biasa, seperti tidak ada apa-apa.Hal ini membuat Yoga merasa, ada banyak hal yang sengaja disembunyikan dari sejarah tersebut. Dia pun merenungkan kata-kata Bimo yang terus terngiang di pikirannya. Apa yang Yoga lihat hanyalah apa yang mereka izinkan untuk dia lihat!"Sudahlah, nggak usah baca lagi!" Yoga akhirnya membuat keputusan itu sambil menghela napas kecil. Dia merasa kecewa.
Yoga memberi tahu, "Aku lagi berada di vila Sutrisno. Untuk sementara, seharusnya nggak akan ada bahaya."Winola mengingatkannya, "Tapi kamu tetap harus berhati-hati. Ingat baik-baik, jangan biarkan besi hitam itu terlihat lagi. Kalau nggak, kamu akan menghadapi lebih banyak bahaya."Yoga bertanya dengan serius, "Menurutmu, apa tiga barang itu bisa ditemukan dengan mudah?""Di mana ada hadiah besar, pasti ada orang yang berani mengambil risiko. Harusnya bisa ditemukan! Jangan terlalu khawatir, aku juga akan membantumu mencarinya secepat mungkin!" ucap Winola."Makasih," jawab Yoga dengan tulus.Kemudian, Winola bertanya, "Apa Tuan Bimo datang?"Yoga menjawab dengan samar, "Dia bisa datang." Jawaban ini penuh arti, tidak langsung mengiakan tetapi juga tidak membantah.Winola bertanya dengan penuh harap, "Kalau begitu ... bisakah kamu memintanya untuk datang?"Bagaimanapun, Winola pernah meminta hal ini kepada Yoga sebelumnya saat masih di dunia bela diri kuno. Jika Bimo bisa datang, dia
Yoga sangat percaya diri dengan penyamarannya. Dengan pakaian serba tertutup seperti itu, mana mungkin ada yang bisa mengenalinya? Begitu pakaian tersebut dilepas, semua urusan akan seolah tak ada hubungannya dengan dirinya."Aduh!" Sutrisno kembali menghela napas panjang. Wajahnya dipenuhi ekspresi tak berdaya dan kesedihan yang mendalam. Tidak disangka, orang yang berada di satu perahu dengannya ini malah menjadi orang pertama yang memunculkan bahaya.Yoga berucap dengan santai, "Sudahlah, berhenti mengeluh. Kamu nggak percaya padaku?"Sutrisno membalas, "Aku terlalu mengenalmu. Setiap kali muncul, kamu nggak pernah bisa duduk diam!"Benarkah? Yoga merenung sejenak dan merasa bahwa itu tidak benar. Menurutnya, dia selalu bersikap sangat tenang dan patuh.Sutrisno akhirnya menutup telepon dengan hati yang gelisah. Dia berharap semuanya tidak akan bertambah buruk. Tepat saat itu, sebuah panggilan telepon masuk lagi ke ponsel Yoga. Kali ini dari Winola. Nada suara Winola terdengar sanga
Burhan tersenyum tipis, lalu mengangkat tangan sedikit untuk memberi isyarat kepada pria muda itu. Orang itu segera membawa besi hitam dengan hati-hati. Dia memegangnya seperti benda paling berharga, lalu beranjak pergi.Pandangan semua orang masih terpaku pada pria muda tersebut. Mereka mengikuti setiap gerakannya dengan penuh perhatian."Semuanya!" Burhan tiba-tiba bertepuk tangan perlahan dan tersenyum. Dalam sekejap, semua orang tak punya pilihan selain mengalihkan pandangan kembali ke arah Burhan. Ekspresi mereka sedikit berubah, sementara raut wajah mereka penuh keterkejutan.Dengan mata terbelalak, mereka menatap Burhan tanpa berkedip, seolah tatapan mereka seperti kail yang mencengkeram sosoknya dengan erat."Pak Burhan, kenapa cepat sekali dibawa pergi? Kami bahkan belum puas melihatnya!""Benar banget! Dari mana kalian mendapatkan besi hitam itu? Kalau kalian ingin menukarnya, apa yang kalian inginkan sebagai gantinya?""Apa pun yang kalian inginkan, katakan saja! Aku akan pa