Share

Bab 75

Penulis: Vodka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Para penduduk Gang Burung Batu tidak tahu bahwa gadis manis nan imut yang mereka lihat itu adalah Lili yang mereka sebut-sebut jelek selama ini.

Begitu turun dari mobil dan melihat keadaan tragis Ani, mereka semua langsung murka. Sekelompok orang ini benar-benar adalah bajingan yang tidak manusiawi.

Lili merasa sangat sedih dan buru-buru berlari ke arah Ani sambil menangis. Dia memapah Ani, lalu berkata, “Huhu .... Nenek Ani, maaf aku datang terlambat ....”

Ani menyeka darah dan air ludah dari wajahnya, lalu bertanya dengan lemah, “Nona, si ... siapa kamu?” Ce ... cepat pergi. Kamu nggak boleh menyinggung orang-orang ini.”

“Nenek Ani, aku ini Lili. Nenek nggak mengenaliku?” jawab Lili dengan terburu-buru.

Apa? Ani sontak terkejut dan mengamati Lili dengan saksama. Setelah sesaat, dia akhirnya mengenali Lili dan berkata dengan ekspresi tidak percaya, “Lili, ke ... kenapa kamu bisa berubah jadi begitu cantik? Baguslah .... Gawat! Lili, cepat pergi. Mereka datang untuk mencarimu ....”

Lil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 76

    Pada saat Shinta mendesak bala bantuannya untuk datang lebih cepat, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang nyaring. Kemudian, sebuah sosok menghantam lantai di depan mereka dengan kuat. Begitu melihat dengan jelas, sosok itu adalah salah satu pengawal Denny. Wajahnya dilumuri dengan darah dan seluruh tulang di tubuhnya langsung patah begitu mendarat di lantai sebelum kehilangan kesadarannya.Situasi macam apa ini? Beberapa wanita itu segera menoleh ke arah kerumunan dan melihat satu demi satu orang “terbang” ke langit sebelum jatuh ke lantai. Dalam sekejap, “hujan orang” mulai terjadi di tempat ini. Pemandangan ini terlihat sangat spektakuler.Tidak lama kemudian, hanya tersisa beberapa orang yang masih berdiri. Mereka semua juga akhirnya melihat sosok Yoga. Saat ini, Yoga terlihat bagaikan seorang dewa perang yang tak terkalahkan. Dia berdiri tegak di tengah dan tidak ada satu pun bekas sepatu di tubuhnya. Dia mampu membuat orang melayang dengan mudah hanya dengan mengandalkan satu t

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 77

    “Jangan!” Denny merasa sangat panik dan berkata, “Baik! Baik! Aku akan menyerahkannya. Tapi, kamu juga harus mengembalikan putraku kepadaku.”“Oke. Lagian, nyawanya juga nggak berarti bagiku,” jawab Yoga. Kemudian, dia berteriak ke kejauhan, “Bawa orangnya kemari!”Di sebuah sudut tersembunyi di kejauhan, tiba-tiba muncul dua orang yang sedang menyeret Reza yang pingsan. Entah kenapa, Nadya dan Shinta merasa kedua orang itu terlihat tidak asing. Namun, mereka juga tidak bisa mengingat di mana mereka pernah melihat kedua orang itu.Sebenarnya, mereka adalah pengawal pribadi Raja Kegelapan. Saat Raja Kegelapan pergi mengantarkan kontrak kerja sama kepada Nadya sebelumnya, kedua orang ini juga hadir.Melihat tampang putranya yang mengenaskan, Denny merasa sangat sedih dan ingin langsung membunuh Yoga.Yoga mengeluarkan kontrak yang sudah dipersiapkannya dan berkata, “Tanda tangan.”Denny sedang berada dalam situasi yang tidak menguntungkan. Dia pun mau tak mau harus menandatangani kontrak

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 78

    Ani merasa agak ketakutan karena mendapat perlakuan seperti ini dan buru-buru menolak, “Nggak usah, nggak usah. A ... aku sudah tinggal di sini selama sebagian besar hidupku dan lebih terbiasa di sini. Sebaiknya aku lanjut tinggal di sini saja.”Shinta berkata, “Nggak masalah kalau Nenek nggak mau pindah. Gang Burung Batu dan beberapa jalan di sekitar sini adalah milik Keluarga Gozali. Aku berencana untuk mengembangkan tempat ini menjadi wilayah kompleks mewah. Nanti, semua rumah di Gang Burung Batu ini akan jadi milik Nenek. Kelak, Nenek hanya perlu bertanggung jawab untuk menagih uang sewa.”Karina juga tidak ingin menunjukkan kelemahannya dan berkata, “Nenek, kesehatanmu kurang bagus. Nanti, aku akan memberimu sebuah panti jompo ....”Para penduduk Gang Burung Batu langsung tercengang setelah mendengarnya. Mereka hendak memberikan vila, kompleks, dan panti jompo kepada Ani? Seberapa kaya sebenarnya orang-orang ini? Kenapa gadis busuk yang dulunya mengangkut air tinja itu memiliki la

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 79

    “Benar! Susan juga mengundang Raja Agoy yang Perkasa dan Komandan Perbatasan Barat untuk mendukungnya. Dia benar-benar hebat!” “Apa kalian sudah dengar? Katanya, dia mengerahkan pasukan sebesar itu demi menghadapi seorang pemuda bernama Yoga Kusuma.”“Yoga Kusuma? Aku nggak pernah dengar namanya. Dia itu tokoh hebat dari mana?”“Tokoh hebat apanya! Dia itu keturunan Grup Kusuma yang sudah bangkrut itu. Sekarang, dia bukan hanya jadi menantu pecundang yang bergantung hidup pada istri, tapi juga sudah diusir keluar dari rumah istrinya.”“Pfft! Kali ini, Keluarga Kusuma benar-benar akan kehilangan penerus keluarga!”Susi mengirim undangan kepada semua tokoh-tokoh terkemuka di dunia bisnis Kota Pawana termasuk Karina, Nadya, dan Yoga untuk menghadiri perjamuan yang akan diadakannya.Setelah mendapat undangan dari Susi, Nadya menelepon Yoga dan berkata, “Yoga, apa kamu sudah menerima undangan dari Susi? Lebih baik kita pergi atau nggak?”“Tentu saja pergi. Kalau nggak pergi, bukankah kita

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 80

    Semua orang menatap Yoga dengan tatapan meremehkan. Susi sudah datang ke Kota Pawana, tetapi Yoga bukan hanya tidak takut dan juga berani menghadiahkan peti mati untuk memprovokasi Susi. Hari ini, dia pasti akan mati.Pada saat yang sama, semua orang juga merasa kagum pada keberanian Yoga. Orang biasa tidak akan mungkin berani datang sendiri untuk menghadapi Susi. Jika Yoga benar-benar bisa melewati rintangan ini, mungkin saja kelak dia bisa mendominasi sebuah wilayah. Sayangnya, itu semua hanyalah angan-angan belaka.Susi tidak marah dan malah tertawa mengejek sambil berkata, “Yoga, apa kamu tahu hari ini kamu akan mati, makanya kamu duluan menyiapkan peti mati ini?”Yoga tersenyum sinis dan menjawab, “Betapa sayangnya kalau peti mati sebesar ini hanya digunakan untuk menguburku seorang. Ini adalah peti mati yang kusiapkan untuk kalian sekeluarga.”“Arogan banget kamu!” Susi berseru marah, “Kalau nggak berhasil membunuhmu hari ini, aku akan ganti marga!”“Menurutku, orang yang akan ma

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 81

    Semua orang pun menatap hadiah itu dengan bersemangat. Tidak peduli apa yang diberikan Raja Agoy yang Perkasa, harganya pasti tak ternilai. Dengan adanya hadiah ini, kelak Keluarga Wijaya pasti bisa lebih berjaya lagi.Dari semua orang yang ada di lokasi, Susi tentu saja merupakan orang yang paling bersemangat. Dia bahkan sudah melupakan bahwa dirinya sedang berada dalam situasi yang memalukan dan berkata, “Aku benar-benar beruntung bisa mendapatkan hadiah dari Raja Agoy yang Perkasa!”“Ini adalah hadiah istimewa yang sengaja dipesan Raja Agoy yang Perkasa untuk Nyonya Susi. Apa Nyonya mau melihat isinya?” tanya Raja Kegelapan.Hadiah khusus yang sengaja dipesan Raja Agoy yang Perkasa untuk dirinya? Susi merasa sangat gembira dan berseru, “Terima kasih, Raja Agoy yang Perkasa! Pengawal, bukalah kotak hadiah itu!”“Baik!” Para pengawal Susi segera melangkah maju dan membuka kotak hadiah itu.Begitu melihat isi kotak hadiah itu, semua orang langsung tercengang. Isinya ternyata adalah kar

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 82

    Begitu melihat keadaan tragis Susi, Rafi langsung murka dan mengutuk, “Berengsek! Susi, jangan khawatir. Hari ini, aku pasti akan membantumu balas dendam!”Yoga menahan amarahnya dan berkata, “Paman Rafi, lama nggak jumpa ya. Haih, ternyata segala persembahan yang kuberikan untukmu selama ini sia-sia saja.”Rafi menggenggam pedang yang tergantung di pinggangnya dengan erat sambil memaki, “Yoga, apa kamu yang melukai Susi? Dasar bajingan!”“Diam!” Yoga akhirnya tidak mampu mengendalikan emosinya lagi dan berkata, “Kalau dibandingkan dengan perbuatanmu, aku sudah termasuk baik hati.”“Apa yang kamu ngerti? Semua yang kulakukan adalah demi Keluarga Kusuma! Kalau kalian nggak mati, seluruh Keluarga Kusuma akan berakhir!” seru Rafi.“Kalau begitu, apa aku harus berterima kasih padamu?” sindir Yoga.Rafi berdesah, “Haih, seharusnya aku dengar kata-kata Susi dulu dan membunuhmu sekaligus. Ya sudahlah, hari ini, aku akan menebus kesalahanku itu dengan menyingkirkan akar permasalahannya.”“Kita

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 83

    Mobil itu melaju masuk ke hotel. Kemudian, seorang pria berperawakan tinggi dan kekar keluar dari mobil. Begitu melihat pria itu, Rafi langsung tercengang. Pria itu tidak lain adalah Dewa Perang Kulusa! Kenapa seseorang yang berstatus begitu tinggi tiba-tiba datang ke tempat ini?Rafi buru-buru berlutut dan menyapanya, “Hormat, Dewa Perang Kulusa! Aku adalah Rafi Kusuma, komandan Perbatasan Barat.”Begitu mendengar nama “Dewa Perang Kulusa”, semua orang langsung heboh dan buru-buru berlutut dan memberi hormat kepadanya. Mereka merasa sangat beruntung karena bisa melihat tampang asli Dewa Perang Kulusa. Namun, kenapa orang berstatus setinggi ini datang ke tempat kecil seperti Kota Pawana? Apa Rafi yang mengundangnya kemari? Jika begitu, mereka juga tidak perlu takut pada Raja Agoy yang Perkasa lagi.Dewa Perang Kulusa menyapu seluruh ruangan dan tatapannya berhenti di tubuh Rafi. Kemudian, dia memberi perintah, “Pengawal, tangkap Rafi Kusuma!”“Baik!” Pengawal pribadi Dewa Perang Kulus

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1110

    Setelah menerima telepon, Yoga langsung datang ke tempat di mana Ayu berada. Ketika melihat Farel ada di sampingnya, dia langsung terlihat kesal. Apa yang dilakukan orang itu di sini?"Nak, kamu jelaskan saja rahasia Pil Ketenangan Jiwa padanya," ucap Ayu dengan suara kecil sambil menunduk. Ada rasa sedih dan keraguan di dalam hatinya."Kamu dengar, 'kan? Yoga, lebih baik kamu kasih tahu rahasianya. Kalau nggak, akan ada lebih banyak orang yang terseret karena hal ini," ujar Farel dengan nada dingin. Tatapannya penuh ejekan dan ketidakpedulian terhadap Yoga."Kamu ... mau tahu rahasia Pil Ketenangan Jiwa?" tanya Yoga dengan ekspresi agak berubah. Aura membunuh mulai terpancar dari dirinya.Rahasia Pil Ketenangan Jiwa memang diinginkan oleh banyak orang. Selain Keluarga Kusuma, sekarang bahkan Keluarga Husin juga ingin ikut campur?Farel membalas dengan angkuh, "Cepat kasih tahu, supaya aku nggak perlu cari Lili lagi.""Apa?" tanya Yoga. Dia langsung terlihat sangat marah dengan mata be

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1109

    Ucapan Farel mengejutkan semua orang di sana."Apa? Kenapa dia bisa nggak tahu? Apa ayahnya juga nggak tahu?" tanya Luna dengan kaget."Aku nggak yakin Arjuna tahu atau nggak, tapi Yoga sudah pasti nggak tahu. Masalah ini sudah pernah menggemparkan dunia bela diri kuno sebelumnya. Biarpun begitu menghebohkan, tetap nggak ada yang tahu rahasianya," jelas Farel sambil menggeleng."Sial, sepertinya satu-satunya jalan adalah mencari Arjuna. Gimana kita bisa mendapatkan rahasia Pil Ketenangan Jiwa ini?" gumam Luna sambil mengernyit."Nggak ada yang bisa memastikan apakah Arjuna masih hidup atau sudah mati. Keberadaannya juga menjadi misteri. Gimana kita bisa mencarinya?" ucap Farel dengan cuek sambil mengangkat bahunya. Dia sudah pernah memikirkan berbagai kemungkinan yang ada sebelumnya."Sialan! Gimana sekarang?" ucap Luna sambil menghela napas frustrasi."Tenang, serahkan saja padaku. Tapi, aku punya syarat. Kalau rahasia Pil Ketenangan Jiwa benaran didapatkan, 70% manfaatnya harus diber

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1108

    Pada saat yang sama, di Kediaman Kusuma."Jadi ini Pil Ketenangan Jiwa? Apa rahasia yang tersembunyi di dalamnya?" tanya Luna sambil menatap dingin pria yang berlutut di bawah."Aku juga nggak tahu. Dia hanya memberiku pil itu tanpa mengatakan apa-apa. Dia pasti ingin menjadikanku tumbal!" sahut pria itu dengan raut muram. Dia berlutut ketakutan di sana.Pria yang diberikan Pil Ketenangan Jiwa oleh Yoga ini baru mau pergi ketika orang-orang Keluarga Kusuma tiba-tiba mengadangnya. Dia seketika tahu bahwa situasinya tidak baik."Begitu banyak orang yang menginginkan Pil Ketenangan Jiwa, tapi kenapa dia hanya memberikannya padamu?" tanya Luna lagi sambil mengernyit. Dia mengamati Pil Ketenangan Jiwa itu dengan ekspresi bingung."Aku benaran nggak tahu. Aku nggak bohong!" ucap pria itu dengan panik. Dia sudah berusaha menjelaskan semuanya, tetapi lawan bicara sama sekali tidak mau percaya.Situasi pria ini memang mencurigakan. Sebab, dia adalah orang pertama yang diberikan Pil Ketenangan J

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1107

    Yoga menatap pria di depannya dengan alis berkerut dan ekspresi muram. Setelah beberapa saat, akhirnya dia menghela napas. Sepertinya pria itu tidak berbohong."Kalau kamu mendapatkan Pil Ketenangan Jiwa, apa kamu akan memberikannya ke Keluarga Kusuma?" tanya Sutrisno ingin tahu."Nggak, kebanyakan dari kami yang sudah mendengar kabar ini memutuskan untuk mendapatkan Pil Ketenangan Jiwa sendiri, baru mencari tahu rahasianya. Kami tahu Keluarga Kusuma nggak mungkin membagikan jawabannya," ujar pria itu dengan ekspresi kaku.Yoga mengernyit. Sepertinya semua masalah kali ini adalah ulah Keluarga Kusuma ...."Aku punya ide," bisik Sutrisno di telinga Yoga.Yoga tertegun sejenak usai mendengar ide Sutrisno. Keduanya saling memandang, memutuskan dalam diam bahwa ide itu cukup bagus."Karena kamu begitu menginginkan Pil Ketenangan Jiwa, aku akan berikan padamu!" ucap Yoga sambil menyerahkan sebutir Pil Ketenangan Jiwa pada pria itu."Hah? Apa?" gumam itu sambil menatap Yoga dengan raut tidak

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1106

    Sutrisno terdiam menatap Yoga. Apa pria itu ingin memperdaya dirinya? Yoga benar-benar tidak tahu malu. Dia berencana untuk membuat dirinya menanggung semua bahaya!Sutrisno berucap, "Kalau memang ada rahasia, katakan langsung padaku. Kalau nggak ada, jangan mempermainkanku begini.""Mungkin memang ada rahasianya. Kamu cari saja sendiri!" balas Yoga.Sutrisno terdiam. Yoga ini mudah saja bicara. Akhirnya, Sutrisno menghela napas dan berkata, "Baiklah ...."Satu masalah selesai. Namun, Yoga masih harus menyelamatkan Nadya. Yoga membalas pesan dari nomor asing tadi.[ Aku akan memberimu Pil Ketenangan Jiwa. Tapi, kalau Nadya sampai celaka, kamu akan mati! ]Balasan dari orang itu segera datang.[ Taruh Pil Ketenangan Jiwa itu di meja bar Hotel Okane. ]Yoga berkendara menuju hotel itu dan meletakkan Pil Ketenangan Jiwa di tempat yang ditentukan.Pesan lain masuk ke ponsel Yoga.[ Kamu bisa pergi sekarang. Nadya ada di kamar 301 Hotel Pater! ]Yoga tersenyum sinis saat membaca pesan itu.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1105

    Di luar vila.Sutrisno yang baru masuk mobil tertegun sejenak saat melihat Yoga masih di kursinya."Sudah selesai?" tanya Yoga dengan datar."Ya. Ada yang aneh. Apa barusan kamu naik ke atas untuk mengobrol dengan Nadya?" tanya Sutrisno balik."Mengobrol apa?" tanya Yoga bingung."Aku merasa ada seseorang di atas. Terus juga ada suara-suara aneh, seperti ada yang bergulat sama Nadya. Kukira itu kamu," ujar Sutrisno sambil tersenyum canggung.Bibir Yoga berkedut-kedut. Dia lantas mendongak dan memandang ke lantai atas vila. Firasat buruk hinggap di hatinya.Bertepatan dengan itu, semua orang Keluarga Wibowo berlarian keluar. Mereka memandang sekeliling dengan panik."Nadya! Di mana kamu?""Jawab kami! Kamu di mana?""Nadya! Jangan marah. Jangan kabur dari rumah!"Orang-orang Keluarga Wibowo berteriak lantang dengan ekspresi gugup. Mereka menyadari Nadya menghilang setelah naik ke lantai atas dan tidak menemukan siapa pun di sana.Yoga menyipitkan mata. Kilat curiga melintas di sana. Jan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1104

    "Ini bukan hal baru. Dulu, ada banyak orang di dunia kultivator kuno yang menginginkan Pil Ketenangan Jiwa, tapi mereka semua mati," ucap Yoga dengan tenang."Kalau begitu, mungkin rumor itu ada benarnya. Buktinya, orang-orang sudah menginginkannya sejak dulu," kata Sutrisno sambil menggeleng dengan sentimental.Yoga memikirkan masalah ini dengan ekspresi serius. Kemudian, dia bertanya dengan dingin, "Siapa yang menyebarkan rumor itu?"Jika informasi ini tersebar ke makin banyak kultivator kuno, mereka pasti akan terus mengusik Yoga dan orang-orang di sekitarnya. Ini jelas adalah sebuah potensi ancaman."Siapa yang tahu? Tapi, rumor nggak mungkin muncul tanpa alasan. Apa Pil Ketenangan Jiwa benaran menyimpan rahasia untuk menguasai dunia?" tanya Sutrisno. Dia menatap Yoga dengan antusias, berharap bisa mendengar kebenarannya."Apa kamu pernah lihat orang yang berhasil menguasai dunia?" balas Yoga sambil memelototinya. Pertanyaan Sutrisno terasa sangat menggelikan di telinganya.Sutrisn

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1103

    Yoga menginjak pria itu sambil menatapnya dengan dingin. Jika dia mengerahkan sedikit tenaganya, tubuh orang ini akan luluh lantak di tanah."Aku datang sendiri, nggak ada yang mengutusku," ucap pria itu dengan gugup."Oke, mana adikku?" tanya Yoga lagi."Di parit sana, aku nggak menyentuhnya," jelas pria itu dengan cepat.Yoga mengangkat pria itu dengan satu tangan dan melangkah menuju parit. Tak lama, dia menemukan Lili di sana dalam keadaan terikat."Uhmm ... uhm!" Mulut Lili disumpal kain. Begitu melihat Yoga, dia terlihat sangat gembira."Jangan takut. Selama aku di sini, kamu nggak akan kenapa-kenapa," hibur Yoga sambil mengambil kain yang menyumpal mulut Lili dan melepas ikatan talinya."Kak, kukira aku nggak akan pernah bertemu denganmu lagi. Huhuhu ...," kata Lili sambil berlinang air mata.Yoga membelai rambut adiknya. Matanya berkilat dingin saat dia bertanya pada pria di tanah, "Katakan, apa tujuanmu?""Aku dengar kalau Pil Ketenangan Jiwa menyimpan rahasia untuk menguasai

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1102

    Dalam sekejap, Yoga sudah tiba di mal.Setelah menemukan toko yang disebut, Yoga melihat Karina yang sedang menangis di tempat duduk. Begitu melihat Yoga, Karina langsung menerjang ke arahnya sambil terisak-isak."Hiks, hiks. Aku nggak tahu apa yang terjadi. Dia menghilang di kamar pas. Aku nggak menemukannya di mana-mana, dia nggak ada di mal ini!" Karina menangis tersedu-sedu di pelukan Yoga."Jangan khawatir. Aku sudah di sini, 'kan? Serahkan saja padaku." Yoga menghibur. Dia tidak percaya bahwa manusia dapat menghilang begitu saja di hadapannya."Um. Kamu harus menemukan Lili!" ujar Karina dengan merasa bersalah sambil mengusap matanya.Setelahnya, Yoga pun pergi ke kamar pas yang dimaksud dan mulai memeriksa tempat itu. Tidak ada bekas perlawanan, jadi adiknya pasti bukan diculik.Namun, Yoga merasa bingung harus memeriksanya dari mana karena kamar pas yang kosong melompong itu juga tidak memiliki kamera pengawas."Kamu sudah mencari di seluruh mal?" Yoga memastikan sekali lagi."

DMCA.com Protection Status