Plak! Seorang penggemar sontak menampar Yami dan memaki, "Berengsek! Kamu bisa membeli apartemen ini karena kami. Kami masuk rumah sendiri kok!"Yami menyahut dengan ketakutan, "Sembarangan! Aku yang beli apartemen ini! Sertifikatnya atas namaku!"Plak! Yami lagi-lagi ditampar. Seorang penggemar membentak, "Uangmu dari kami, 'kan? Kamu menghamburkan uang kami, tapi memaki kami di belakang! Dasar miskin! Jalang sepertimu pantas mati!"Yami akhirnya mengerti apa yang terjadi! Jika tebakannya tidak salah, sekelompok orang ini adalah penggemarnya! Jangan-jangan mereka mendengar obrolannya dengan si Botak tadi? Bagaimana mungkin?Yami segera berakting menyedihkan. "Semuanya, tolong dengar penjelasanku dulu. Semua ini cuma salah paham. Ini nggak seperti yang kalian bayangkan ....""Tutup mulutmu! Kamu kira kami idiot?""Kamu kira kami bakal percaya kalau kamu berakting begini? Jangan mimpi!""Hari ini, kamu harus mengembalikan uang-uang kami! Kalau nggak, jangan salahkan kami bertindak lanca
"Maksudmu?" tanya Yoga.Raja Naga membalas, "Aku takut tanaman obat ini nggak bisa melewati bencana bumi."Bencana bumi? Yoga tidak pernah mendengar tentang ini sebelumnya. "Apa itu?""Ketika kemampuan seseorang mencapai ranah tertentu, mereka akan mengalami bencana langit. Kalau tanaman obat tingkat sembilan ini matang terlalu cepat dan kekuatan serta fondasinya nggak cukup kokoh, takutnya nggak bisa melewati bencana bumi. Kalau seperti itu, dia otomatis akan layu," jelas Raja Naga."Apa kita bisa melakukan sesuatu untuk membantunya?" tanya Yoga sambil mengernyit."Kalau bisa menemukan sesuatu yang mengandung elemen yin ekstrem, tanaman obat ini mungkin bisa bertahan," jawab Raja Naga.Elemen yin ekstrem? Yoga tak kuasa menarik napas dalam-dalam. Benda seperti ini sangat langka karena manusia tidak bisa membentuknya. Elemen yin ekstrem terbentuk secara alami.Sulit untuk menemukannya jika hanya diberi waktu 2 hari. Meskipun demikian, Yoga tidak akan menyerah. Dia langsung menelepon Ra
"Di Kota Pawana," sahut Raja Kegelapan.Yoga sontak mengernyit karena merasa ada yang aneh. Dia membutuhkan elemen yin ekstrem dan barang seperti itu ditemukan di rumah lelang Kota Pawana. Semua ini seperti diatur oleh seseorang?Yoga berkata, "Oke, kalian cari terus. Aku akan pergi ke rumah lelang itu sendiri.""Baik." Raja Kegelapan mengakhiri panggilan, lalu Yoga bergegas menuju ke Rumah Lelang Langsat.Rumah Lelang Langsat sangat besar dan memegang peran penting di Provinsi Sadali. Moto mereka yaitu semua yang kalian inginkan ada di sini. Bisa dilihat, betapa kaya dan berkuasanya rumah lelang ini.Terdapat sebuah papan di depan pintu. Di atasnya tertera daftar barang yang akan dilelang hari ini. Kayu dingin kelam termasuk di dalamnya dan berada di urutan kedua dari belakang.Yoga melangkah masuk. Begitu masuk, dia malah bertabrakan dengan seorang wanita. Wanita itu langsung menghardik, "Kamu nggak punya mata ya?"Yoga mengernyit karena merasa itu adalah suara Yami. Begitu melihat d
Leluhur Jahanam Langit mengangguk sambil membalas, "Mau sehebat apa pun dia, dia cuma manusia biasa. Mana mungkin pantas bersanding denganmu yang begitu bermartabat?"Winola bertanya, "Tentu saja. Kamu sudah mengatur semuanya, 'kan? Aku harus mendapatkan tanaman obat tingkat sembilan itu.""Tenang saja, nggak akan terjadi kesalahan apa pun," sahut leluhur Jahanam Langit."Oke." Winola mengiakan.Acara lelang segera dimulai. Pembawa acara naik ke panggung dan memberi kata sambutan sebelum lelang resmi dimulai.Barang-barang lelang di urutan awal adalah perhiasan berharga. Semua ini sangat berharga di mata manusia biasa, tetapi tidak untuk kultivator kuno. Itu sebabnya, Yoga dan Yami tidak ikut menawar harga.Pada akhirnya, giliran kayu dingin kelam. Kayu itu dibawa staf ke atas panggung. Orang-orang pun takjub melihatnya.Begitu kayu itu muncul, suhu di aula sontak menurun, seolah-olah mereka sedang berada di gua es. Kayu itu terlihat hitam, tetapi mengilap. Meskipun hanya sepanjang len
Acara lelang ini ditakdirkan untuk dicatat dalam sejarah!Tanpa ragu sedikit pun, Yoga segera menawar. "Seratus empat puluh triliun!"Duar! Benar-benar persaingan yang sengit! Bos rumah lelang sampai tidak bisa menutup mulutnya saking senangnya. Dia sangat penasaran sampai kapan kedua orang ini akan bersaing.Seketika, harga telah mencapai 200 triliun. Para hadirin yang bisa terkagum-kagum melihat ini. Yang meneriakkan harga 200 triliun adalah Yami. Gayanya terlihat sangat santai, seolah-olah akan terus bersaing dengan Yoga.Tanpa diduga, Yoga malah terkekeh-kekeh dan berkata, "Dua ratus triliun untuk membeli kayu jelek? Hebat, aku salut sekali. Untukmu saja."Semua orang merasa terkejut melihat reaksi Yoga. Yoga tidak terlihat sedih sedikit pun, melainkan terlihat santai. Jelas, Yoga hanya ingin membuat onar dan menaikkan harga untuk mempermainkan Yami.Setelah menyadari hal ini, Yami merasa sangat kesal. Namun, dia sama sekali tidak menyesal karena itu bukan uangnya.Yoga meregangkan
Tampak sebuah tanaman merah sepanjang lengan manusia di dalam kotak. Daun dan bunga yang mekar terus meluapkan energi spiritual.Winola mengangguk dengan puas dan berujar, "Tanaman obat tingkat sembilan memang luar biasa. Energi spiritualnya sangat kaya. Kerja bagus, beri dia hadiah!""Terima kasih, Nona." Gading segera bersujud.Leluhur Jahanam Langit mengernyit sambil berkata, "Tapi Nona, aku merasa ada yang salah dengan tanaman obat ini.""Kenapa?" tanya Winola dengan penasaran.Leluhur Jahanam Langit mengambil dan menggoncangkannya sedikit. Terlihat banyak bubuk putih terjatuh, lalu energi spiritualnya menurun drastis.Leluhur Jahanam Langit sontak berteriak, "Nona, kita ditipu! Ini tanaman obat tingkat lima! Energi spiritualnya dari bubuk putih itu. Bubuk putih itu cuma pil tingkat enam yang dihancurkan!""Berengsek! Beraninya kamu mempermainkanku, Yoga!" maki Winola sambil menggebrak meja.Leluhur Jahanam Langit memelototi Gading sambil bertanya, "Jadi, di mana tanaman obat tingk
Begitu melihat sekilas, Yoga langsung mengenali Gading yang memimpin. "Rupanya kamu. Aku mengampuni nyawamu hari itu, tapi kamu malah mengantar nyawamu sekarang. Menarik sekali."Gading mengerahkan seluruh pasukannya. Totalnya mencapai ribuan orang. Semuanya tampak kuat dan luar biasa.Gading menatap Yoga dengan tatapan penuh percaya diri. Dia membentak, "Yoga, beraninya kamu mempermainkanku! Hari ini, aku pasti akan membunuhmu!"Yoga terkekeh-kekeh sinis dan membalas, "Lucu sekali! Kamu yang nggak punya kemampuan untuk mencuri, tapi malah menyalahkanku. Nggak tahu malu sekali!"Gading langsung membentak, "Tutup mulutmu! Kamu seharusnya merasa terhormat karena majikanku tertarik pada tanaman obatmu! Kamu seharusnya mempersembahkan tanaman obat itu kepada kami!""Oh? Siapa majikanmu?" tanya Yoga dengan senyuman nakal."Huh! Kamu nggak pantas tahu!" hardik Gading."Benar-benar nggak tahu diri," gumam Yoga."Haha! Aku punya ribuan pasukan, kamu cuma sendirian. Justru kamu yang nggak tahu
"Dasar keras kepala!" maki empat dewa perang. Kemudian, mereka meminta kepada Yoga, "Pak, tolong izinkan kami melawannya. Kami akan mempersembahkan kepalanya untukmu nanti."Yoga melambaikan tangan dan membalas, "Kalian nggak perlu repot-repot. Untuk apa membunuh semut dengan meriam?"Gading sontak merasa sangat terhina. Dia membentak, "Yoga, siapa yang kamu sebut semut? Kurang ajar!""Maaf, maaf. Aku salah bicara. Kalian lebih lemah daripada semut," timpal Yoga."Hahaha!" Orang-orang tergelak mendengarnya. Namun, wajah Gading justru memucat. Dia sudah tidak sabar untuk membunuh Yoga.Saat berikutnya, datang lagi beberapa pasukan. Mereka adalah 10 jenderal dari Aula Naga, 10 ahli bela diri dari Aula Kirin, dan 10 tetua Aula Haima. Semuanya adalah tokoh terkemuka di dunia persilatan. Mereka ingin maju untuk membantu Yoga mengalahkan Gading, tetapi Yoga menolak.Tidak berselang lama, puluhan ribu pasukan Sekte Hagisana tiba dan mengepung pasukan Gading. Tentunya, ini belum termasuk selur
"Apa?" Semua orang terkejut saat mendengar jawaban Bimo. Semuanya bertanya-tanya, kapan Bimo melakukannya?Makam besi hitam yang begitu besar direbut dalam rentang waktu selama mereka kabur? Ini terlalu tidak masuk akal!Saat melihat orang-orang dari empat keluarga besar yang munafik ini, Yoga tersenyum menyindir. Mereka baru terpikir akan makam besi hitam sekarang? Lucu sekali!"Kalau begitu, Tuan Bimo, kapan kita berbagi hasil dari makam besi hitam itu?" Tiba-tiba, ada pertanyaan yang salah tempat terdengar. Luna mendongak dengan penuh harap. Matanya tampak berbinar.Semua orang pun menoleh ke arah Luna. Mereka ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak sanggup mengatakannya. Mereka hanya bisa menatap Luna dengan pandangan seperti melihat orang bodoh. Mereka merasa heran, kenapa gadis ini tidak paham situasi?Jelas terlihat, Bimo berniat mengambil makam besi hitam secara seutuhnya! Namun, mereka juga tidak rela menyerahkan makam besi hitam itu begitu saja. Bagaimanapun, semuanya sudah me
Mungkin itu karena semacam belenggu. Setelah itu, Yogi pergi dengan membawa segenap orang."Selanjutnya, aku harus membereskan makam besi hitam ini." Yoga berbalik dan mengamati makam besi hitam ini sekali lagi.Ini adalah sumber besi hitam yang begitu kaya. Di dalam makam tersebut bahkan terdapat banyak harta karun lainnya. Semua ini kini menjadi milik Yoga."Naga Iblis, bawa makam besi hitam ini ke tempat lain. Aku akan menghubungimu lagi nanti." Yoga berseru.Naga Iblis menjawab, "Baik!"Setelah itu, Naga Iblis terbang ke langit jauh sambil membawa makam besi hitam ini. Bagaimanapun, keberadaan makam besi hitam ini hanyalah bencana bagi Kota Pawana. Semuanya tidak akan berhenti kalau belum mendapatkannya."Sepertinya, aku harus memikirkan alasan untuk menutupinya dulu." Yoga bergumam.Di sisi lain, semakin banyak orang yang bisa merasakan menghilangnya formasi itu.Pada awalnya, orang-orang dari empat keluarga besar sudah meninggalkan Kota Pawana. Namun, mereka menghentikan langkah
Yoga menyerang ke seluruh penjuru bagai pemburu iblis yang turun dari langit. Suara Pelindung Kebenaran yang meledak terus terdengar dari sekelilingnya. Sementara itu, Pelindung Kebenaran yang lain ketakutan sampai tidak berani mendekat.Satu demi satu petir yang berkilauan menyembur dari tubuh Yoga. Seiring waktu, auranya juga semakin memadat, seolah-olah memenuhi ruang dan waktu yang berjalan saat ini."Hajar!" Yoga berteriak. Aura membunuhnya memancar. Kemudian, sosok tubuhnya terus bermunculan di berbagai titik di lokasi tersebut.Semua Pelindung Kebenaran terkesiap melihat jurus yang dipakai Yoga. Mereka sama sekali tidak bisa menebak tingkatan kultivatornya."Formasi Puja Dewa nggak pernah gagal sebelum ini. Siapa dia sebenarnya?""Terlalu kuat. Dia akan menjadi musuh kita kelak, ayo pergi!""Selama kita bisa bertahan hidup, pasti ada jalan keluarnya. Kita perlu memberi tahu soal orang ini kepada Pelindung Kebenaran lain!" Semuanya bersuara dengan tidak tenang.Kemudian, satu dem
Semua pandangan menyatu di arah yang sama. Pada saat ini, suhu tinggi sudah melelehkan tempat ini menjadi semacam kaca yang memancarkan cahaya kemilau. Yoga yang masih berada dalam formasi juga terlihat semakin transparan.Tubuhnya sudah memerah hingga menyerupai logam yang terbakar. Retakan yang ada di permukaan tubuhnya juga sudah sirna.Sebagai gantinya, ada kerak kokoh yang muncul dan melapisi tubuhnya. Saat terjatuh ke tanah, kerak-kerak itu mengeluarkan suara tabrakan logam yang nyaring. Tubuh Yoga pun telah menjadi semakin murni.Formasi ini telah membantu Yoga menempa dan memurnikan tubuhnya sehingga menjadi semakin kokoh. Pada saat yang sama, aura yang sangat kuat meluap.Hal ini membuat Yogi, Markus, dan Agnes yang ada di kejauhan terbengong.Markus berkomentar, "Bocah ini hebat juga. Bisa-bisanya menempa diri pakai cara begini!"Agnes membalas, "Ini memang takdir dan jodohnya. Tapi, dia memang cukup bernyali melatih dirinya dengan memanfaatkan kesempatan ini."Sementara itu,
Bimo terdiam. Benak Yoga begitu hening, seperti hamparan bintang di langit. Yoga berteriak dengan kaget, "Kamu benaran menggali kuburan leluhur mereka?"Bimo menjawab, "Lebih baik cepat selesaikan. Cuma salah satu sudut dari formasi, seharusnya nggak bakal membuatmu mati." Setelah itu, suara Bimo pun menghilang.Yoga kehilangan kata-kata. Tua Bangka ini jelas-jelas membuat masalah untuknya! Gara-gara menggali makam leluhur, Bimo diburu hingga ribuan tahun? Tidak heran! Merasa tidak berdaya, Yoga memutuskan untuk mencari cara melawan formasi ini.Tubuhnya sudah menjadi semakin merah dan transparan. Satu demi satu retakan muncul di permukaan tubuhnya, seperti tanah yang retak. Tubuhnya terasa sangat tidak nyaman."Mirip yang di bawah gunung berapi Negara Sakura waktu itu ...."Tiba-tiba.Seperti petir yang menyambar, dia teringat dengan sesuatu. Waktu itu, dia menyatu dengan Pedang Langit dan ditempa menjadi lebih kuat. Kali ini, sekalipun tidak ada Pedang Langit, dia sendiri juga adalah
Jangkauannya semakin luas. Orang-orang dari empat keluarga besar semakin banyak berguguran. Bahkan, ada yang tidak sempat melarikan diri sehingga diserap ke dalam uap darah."Mundur!" Saking paniknya, orang-orang dari empat keluarga besar hanya bisa meneriakkan perintah dengan keras. Saat ini, mundur adalah satu-satunya jalan keluar."Tolong aku!""Jangan buang aku, tolong!""Aku nggak mau mati, aku nggak mau!"Pada akhirnya, banyak orang dari empat keluarga besar yang tidak sempat melarikan diri. Satu demi satu jiwa menghilang. Namun, selain panik, mereka tidak punya solusi lain.Sementara itu, sebelas kultivator prajurit yang sudah terluka parah juga tidak berani melawan karena takut kehilangan nyawa. Seiring meluasnya formasi, mereka pun mundur agar terhindar dari bahaya yang semakin menjadi-jadi. Pada akhirnya, mereka hanya bisa memandang makam besi hitam dari kejauhan."Apa makam besi hitam juga akan rusak kalau formasi ini terus meluas?" ujar Sutrisno dengan wajah pucat.Semua ya
Semua orang tak kuasa berdelik.Asal tahu saja, tubuh Yoga adalah yang terkuat dari semua orang ini. Bagaimanapun, tubuhnya adalah hasil perpaduan dengan Pedang Langit dan sudah diperkaya dengan ratusan senjata ajaib tingkat jumantara. Mana mungkin terluka begitu saja? Jelas-jelas, Yoga cuma sengaja memperlihatkan sedikit darah supaya terbebas dari bahaya."Kalau bukan kamu, rasanya nggak akan ada lagi yang bisa merusak inti formasi!" ucap Markus tak berdaya."Mana mungkin? Di sini ada kultivator prajurit lainnya!" tukas Yoga. Semuanya lantas tertegun dan mengalihkan pandangan mereka ke sebelas kultivator prajurit yang ada di kejauhan.Di medan perang.Bam!Lagi-lagi suara dentuman yang membuat orang-orang dari empat keluarga besar terluka. Tempat ini bagaikan ranjau tersembunyi yang akan meledak sewaktu-waktu.Sebelas kultivator prajurit itu tampak suram. Orang-orang dari empat keluarga besar panik. Mereka saling bertatapan, tapi tidak ada yang mau menyerang. Semuanya tidak berani mel
Seorang Pelindung Kebenaran berseru dengan lantang."Matilah!" Farel berseru dengan marah. Tinjunya menghantam Pelindung Kebenaran itu dan membuat badannya ambruk."Percuma kalian ini empat keluarga besar dari dunia kultivator kuno, bisa-bisanya menyerang kami diam-diam. Sungguh memalukan!" protes seorang Pelindung Kebenaran."Hei, orang terpojok, atas dasar apa kamu berkoar-koar di sini?" Salah satu kultivator prajurit dari empat keluarga besar berseru."Lancarkan Formasi Puja Dewa!" Tiba-tiba, terdengar suara dari kejauhan.Para Pelindung Kebenaran yang mendengarnya terdiam, lalu memasang ekspresi tegas. Mereka menggores pergelangan tangan dan membiarkan darah mereka menetes. Seketika, sebuah formasi raksasa terbentuk.Pada saat yang sama, ada energi mengerikan yang muncul dari dalam formasi itu. Sebelas kultivator prajurit menjadi panik, seolah-olah akan bertemu dengan musuh yang mengerikan. Semuanya sontak berwaspada."Apa? Apa ini?"Orang-orang lain yang melihat situasi ini juga m
Yoga melompat tinggi, bagaikan meriam yang terbang ke arah Winola. Sutrisno yang ingin menyusul juga mengejar ke arah yang sama. Namun, dia terlalu meremehkan kekuatan Yoga.Bam!Yoga mendarat dan menghantam tanah. Tanah tersebut langsung membentuk sebuah lubang yang sangat besar dengan kepulan asap membubung.Di depan sana, dua Pelindung Kebenaran yang tertawa sinis itu sedang bersiap-siap memperlihatkan sesuatu kepada Winola. Namun, pergerakan dari belakang mereka membuat mereka tertegun."Siapa?" Kedua Pelindung Kebenaran itu mencoba menebak. Mereka menatap Yoga dengan waspada."Ternyata ... dia?" Winola berbisik pelan dengan ekspresi terkejut. Dia tidak menyangka, orang yang menyelamatkannya adalah Yoga! Winola yang sudah putus asa kini melihat secercah harapan yang terasa hangat."Bocah! Enyah sana kalau nggak mau mati. Jangan sok jago!""Nggak ada yang bisa mengadang Pelindung Kebenaran!" Dua Pelindung Kebenaran itu menatap Yoga dengan lantang dan tegas.Sementara itu, Yoga menga