Share

Bab 710

Penulis: Vodka
Orang yang mengikutinya itu terkesan sangat ceroboh. Yoga bahkan tidak perlu berusaha keras untuk menyadari sedang dibuntuti orang. Untuk memeriksa identitas mereka dan mencegah timbulnya masalah di kemudian hari, Yoga berbelok di sebuah jalan kecil di persimpangan. Ketiga mobil yang membuntutinya itu juga ikut berbelok tanpa ragu-ragu.

Setelah tiba di tempat yang lebih sepi, Yoga memberhentikan mobilnya. Ketiga mobil itu juga ikut berhenti dan mengepung mobil Yoga. Setelah itu, tujuh atau delapan pria kekar yang bersenjatakan tongkat besi turun dari mobil tersebut. Wajah mereka tampak sangar, tubuhnya yang kekar juga dipenuhi dengan tato.

Yoga kehabisan kata-kata melihat semua orang itu. Mereka tampaknya hanya preman-preman biasanya, bahkan tidak bisa disebut sebagai ahli bela diri. Selain membuat Yoga muak, beberapa orang ini tidak terkesan mengintimidasi sama sekali bagi Yoga. Jelas sekali mereka hanya mengantarkan diri untuk dibunuh Yoga!

Pemimpin mereka yang botak berjalan ke arah
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 711

    "Tapi kalau kamu ulangi lagi lain kali, jangan salahkan aku nggak mengampunimu."Yoga melihat sekumpulan orang itu dengan tatapan merendahkan sambil terpaku di tempatnya. Sorot matanya ini membuat beberapa preman itu tersentak.Pria botak berpura-pura tenang saat berkata, "Semuanya, ayo kita pergi!"Saat mereka hendak pergi, terdengar suara Yoga berkata, "Tunggu dulu, memangnya aku mengizinkan kalian pergi?"Si Botak menghentikan langkahnya. "Nak, jangan keterlaluan.""Apanya yang keterlaluan? Kalian sudah memukulku, nggak mungkin aku nggak membalasnya, 'kan?""Kamu ...." Si Botak berkata dengan kesal, "Kamu ini cari mati sendiri! Semuanya, ayo serang!"Si Botak memutuskan untuk mengakhiri perkelahian ini dengan cepat. Memangnya kenapa kalau tubuh Yoga sangat keras? Jumlah mereka jauh lebih banyak, mereka bisa menghabisi Yoga dengan mudahnya.Dengan demikian, mereka menyerbu Yoga secara bersamaan. Namun sebelum mereka sempat menyentuh Yoga, tubuh mereka telah terhempas jauh. Setelah me

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 712

    Selain itu, dilihat dari platnya, tingkatan mereka sudah pasti tidak rendah. Ini benar-benar bantuan dari langit! Pria botak itu sangat bersemangat. Mereka langsung berbondong-bondong berlutut di depan kumpulan mobil itu."Tuan, tolong tegakkan keadilan untuk kami. Ada yang mau membunuh kami, kumohon lindungilah kami. Kami masih punya keluarga yang menunggu di rumah. Kalau kami sampai terbunuh, istri dan anak kami pasti akan mati kelaparan ...."Rombongan mobil itu berhenti seketika. Sekelompok orang turun dari mobil dan langsung mengepung tempat itu. Tak disangka, ternyata orang yang datang adalah Dirga dan beberapa tetua dari Kota Terlarang. Emran memimpin pasukan imperial untuk melindungi mereka. Sementara itu, Dirga datang untuk mencari Yoga.Yoga telah membunuh banyak sekali warga Jepana dan memicu pergolakan internasional. Oleh karena itu, Yoga harus muncul langsung di hadapan publik untuk mengungkap semua kejahatan yang telah diperbuat oleh warga Jepana.Selain itu, dia juga tel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 713

    Dirga bertanya kepada Yoga, "Gimana kamu akan mengatasi orang-orang ini?"Yoga melirik sekilas si Botak dan lainnya. Lirikan ini langsung membuat mereka ketakutan dan lemas. Mereka segera bersujud meminta maaf kepada Yoga."Kak, Kak, maafkan kami karena sudah meremehkanmu. Tolong jangan bersikap perhitungan dengan orang bodoh seperti kami.""Anggap saja kami semua cuma kentut. Tolong ampuni kami ya. Tenang saja, kami akan membuat perhitungan dengan Yami setelah pulang. Kami akan memberinya pelajaran!"Ketika melihat Yoga diam saja, si Botak segera berkata, "Kak, kami bersedia melakukan sesuatu untuk menebus kesalahan. Tolong beri kami kesempatan."Yoga akhirnya berbicara, "Gimana kalian mau menebus kesalahan? Coba beri tahu aku."Si Botak menyahut, "Masih ada sekelompok penggemar yang jumlahnya sekitar 400 atau 500 orang. Mereka akan membuat keributan di Perusahaan Farmasi Hansa. Mereka sudah menyiapkan spanduk, bensin, telur busuk, dan lainnya. Kalau kalian nggak minta maaf, mereka ak

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 714

    Yoga segera tiba di Perusahaan Farmasi Hansa. Lapangan besar di depan sangat ramai, begitu juga kondisi jalanan.Para penggemar fanatik itu mengangkat spanduk putih untuk mengkritik keras Vania dan Yoga. Ada juga yang terus mengangkut bensin, telur busuk, dan tomat busuk ke depan perusahaan.Mereka menyatakan akan membakar Perusahaan Farmasi Hansa jika orang yang memukul Yami tidak muncul.Pemerintah kota juga mengutus sekelompok orang. Namun, mereka hanya bisa menjaga ketertiban dan menenangkan massa. Jika menangkap orang, mereka hanya akan membuat massa mengamuk. Ketika saat itu tiba, situasi akan menjadi makin kacau.Yoga memasuki perusahaan dengan melewati pintu belakang. Di bawah protes keras semua orang, Yoga berjalan ke luar perusahaan. Begitu dia keluar, semua orang langsung mengenalinya."Dia pelakunya! Akhirnya keluar juga!""Beraninya kamu memukul Yami kami! Kamu sudah bosan hidup ya! Kematianmu nggak bakal bisa menebus dosamu!""Di mana wanita itu? Suruh dia keluar untuk mi

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 715

    Yoga sungguh kehabisan kata-kata dibuat orang-orang ini. Mereka bukan sekadar fanatik, tetapi tidak punya otak untuk membedakan yang benar dan salah.Yoga berucap dengan dingin, "Sepertinya kalian jadi bodoh karena terpana dengan kecantikannya. Kalian sampai nggak bisa menilai dengan baik. Kasihan sekali.""Asal kalian tahu, idola kalian cuma terlihat baik di luar. Dulu dia seorang resepsionis. Kemudian, dia menjadi terkenal di platform video pendek berkat kecantikannya.""Setelah terkenal, dia mulai merajalela. Dari membuka kasino, menjadi muncikari, bahkan punya hubungan dengan penyelundup narkoba. Kalian menjadikan sampah masyarakat seperti ini idola? Konyol sekali!"Ucapan ini sontak membuat massa murka."Sembarangan! Jangan fitnah Yami!""Yami sangat baik hati! Mana mungkin melakukan hal semacam itu!""Kami akan melaporkanmu karena sudah mencemarkan nama baik Yami! Aku punya teman di kantor polisi! Kamu pasti akan dipenjara!""Cepat minta maaf! Ayo cepat!""Nggak percaya ya? Aku p

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 716

    Bukannya menghindar, Yami justru mengambil inisiatif untuk maju. Dia bertanya, "Kamu terluka, memangnya masih bisa melakukannya?""Yami, apa maksudmu? Kamu ingin ingkar janji?" tanya si Botak balik sambil mengernyit."Tentu saja bukan. Maksudku, aku akan lebih berinisiatif kalau kamu terluka," sahut Yami."Haha! Oke!" Si Botak terdengar bahagia. "Tapi, kamu punya banyak penggemar. Kamu nggak takut mengecewakan mereka?"Yami menyahut dengan ekspresi menghina, "Mereka nggak pantas jadi penggemarku. Mereka semua cuma pecundang pelit. Kalau mereka murah hati sepertimu, aku pasti sudah punya vila mewah dan mobil mewah, bahkan punya banyak pria simpanan."Si Botak menasihati, "Yami, kamu selebritas. Sebaiknya jaga omonganmu kalau bicara. Kalau sampai tersebar, kamu akan repot karena diboikot.""Huh! Siapa suruh mereka miskin? Aku cuma bicara kenyataan! Lagian, aku cuma perlu bertingkah manja kalau mereka marah. Setelah itu, mereka akan menjadi anjing-anjingku lagi. Nggak perlu dipikirkan," u

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 717

    Plak! Seorang penggemar sontak menampar Yami dan memaki, "Berengsek! Kamu bisa membeli apartemen ini karena kami. Kami masuk rumah sendiri kok!"Yami menyahut dengan ketakutan, "Sembarangan! Aku yang beli apartemen ini! Sertifikatnya atas namaku!"Plak! Yami lagi-lagi ditampar. Seorang penggemar membentak, "Uangmu dari kami, 'kan? Kamu menghamburkan uang kami, tapi memaki kami di belakang! Dasar miskin! Jalang sepertimu pantas mati!"Yami akhirnya mengerti apa yang terjadi! Jika tebakannya tidak salah, sekelompok orang ini adalah penggemarnya! Jangan-jangan mereka mendengar obrolannya dengan si Botak tadi? Bagaimana mungkin?Yami segera berakting menyedihkan. "Semuanya, tolong dengar penjelasanku dulu. Semua ini cuma salah paham. Ini nggak seperti yang kalian bayangkan ....""Tutup mulutmu! Kamu kira kami idiot?""Kamu kira kami bakal percaya kalau kamu berakting begini? Jangan mimpi!""Hari ini, kamu harus mengembalikan uang-uang kami! Kalau nggak, jangan salahkan kami bertindak lanca

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 718

    "Maksudmu?" tanya Yoga.Raja Naga membalas, "Aku takut tanaman obat ini nggak bisa melewati bencana bumi."Bencana bumi? Yoga tidak pernah mendengar tentang ini sebelumnya. "Apa itu?""Ketika kemampuan seseorang mencapai ranah tertentu, mereka akan mengalami bencana langit. Kalau tanaman obat tingkat sembilan ini matang terlalu cepat dan kekuatan serta fondasinya nggak cukup kokoh, takutnya nggak bisa melewati bencana bumi. Kalau seperti itu, dia otomatis akan layu," jelas Raja Naga."Apa kita bisa melakukan sesuatu untuk membantunya?" tanya Yoga sambil mengernyit."Kalau bisa menemukan sesuatu yang mengandung elemen yin ekstrem, tanaman obat ini mungkin bisa bertahan," jawab Raja Naga.Elemen yin ekstrem? Yoga tak kuasa menarik napas dalam-dalam. Benda seperti ini sangat langka karena manusia tidak bisa membentuknya. Elemen yin ekstrem terbentuk secara alami.Sulit untuk menemukannya jika hanya diberi waktu 2 hari. Meskipun demikian, Yoga tidak akan menyerah. Dia langsung menelepon Ra

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1237

    "Apa?" Setelah mendengar kata-kata itu, wajah semua orang di tempat langsung berubah menjadi pucat pasi. Mereka sangat ketakutan dan gelisah. Bisa-bisanya ketahuan? Bagaimana mungkin rahasia ini bisa bocor? Dalam sekejap, semua orang menjadi panik. Mereka tanpa sadar melirik ke arah menara lonceng."Oh?" Yoga pun tertawa. Nada suaranya terdengar terkejut sekaligus puas.Yoga sebenarnya hanya meminta Winola dan Sutrisno untuk menjauh darinya, tetapi tak disangka mereka malah menemukan sesuatu yang sangat penting. Yoga perlahan mendongak dan menatap ke arah atas, tepat ke lokasi menara lonceng."Kalian jangan bicara sembarangan! Nggak mungkin ada apa-apa di menara lonceng itu!""Benar, tindakan kalian ini adalah pengkhianatan terhadap Bimo! Nggak mungkin pusat formasi ada di sana!""Kalian sungguh keji! Kalian mau mengalihkan perhatian Bimo ya? Pusat formasi yang sebenarnya jelas bukan di sana!"Para tetua dan jenderal mulai berteriak panik. Mereka coba meyakinkan Yoga dengan berbagai

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1236

    "Kalian semua mau mati ya?" Yoga melontarkan pertanyaan dengan nada tenang. Matanya menyapu seluruh orang di tempat itu satu per satu. Wajahnya tetap datar tanpa emosi.Semua orang langsung menutup mulut. Tidak ada yang berani mengucapkan sepatah kata pun. Mereka tahu jika Bimo murka, konsekuensinya bukan hanya kematian, melainkan siksaan yang lebih buruk dari mati.Di saat itulah, Yoga memandang pria di hadapannya dengan tenang. Tanpa berkata sepatah kata pun, dia melayangkan tendangan. Tindakannya membuat pria tersebut terpental.Namun, Yoga sama sekali tidak berniat membunuhnya. Baginya, membunuh pria itu hanya akan menjadikannya salah satu dari boneka dalam formasi ini. Itu hanya akan menambah bebannya. Hal terpenting saat ini adalah menemukan pusat formasi."Hahaha! Aku hidup! Aku benar-benar masih hidup!" seru jenderal itu sambil tertawa terbahak-bahak penuh kegirangan. Wajahnya berseri-seri. Dia tidak mampu menyembunyikan rasa lega yang luar biasa.Mampu bertahan hidup di bawah

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1235

    Hukum alam semesta akan memberikan tekanan jika itu terjadi. Yoga harus tetap waspada. Retakan-retakan di langit adalah hasil dari kekuatan hukum tersebut.Hukum alam semesta telah merasakan keberadaan Yoga sehingga langsung mencarinya tanpa ragu. Bahkan, formasi besar yang mengurung tempat ini pun tak mampu menghentikannya."Sepertinya aku harus sedikit menahan diri," gumam Yoga perlahan.Bimo menambahkan, "Cuma sedikit lagi doang. Meski kekuatanmu mampu menembus level kultivator raja, mana boleh kamu bertindak serampangan begini?""Aku tahu," jawab Yoga singkat, tanpa banyak bicara lagi. Kemudian, dia menoleh ke arah jenderal yang gemetar ketakutan dalam genggamannya. Kakinya bahkan hampir tak mampu menopang tubuhnya."Cepat katakan! Kalau nggak, aku akan menjadikanmu seperti mayat boneka itu, lalu menghancurkanmu hingga menjadi serpihan!" ancam Yoga dengan suara dingin."Aku akan kasih tahu semuanya!" balas jenderal itu sambil buru-buru mengangguk. Ketakutan dan emosinya sudah tak t

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1234

    Wajah jenderal itu langsung memucat. Dia berseru panik dengan nada penuh ketakutan, "Aku ... aku akan bilang! Jangan bunuh aku!"Saat ini, yang tersisa dalam pikiran jenderal itu hanyalah keinginan untuk bertahan hidup. Dia telah sepenuhnya melupakan tanggung jawab sebagai Pelindung Kebenaran yang seharusnya menjaga keadilan.Jenderal itu tidak ingin mati, apalagi mengalami nasib seperti orang yang sudah menjadi boneka itu. Di bawah kendali formasi, dia mungkin tidak akan mati ataupun hancur, tetapi akan kehilangan kesadaran sepenuhnya. Apa gunanya hidup seperti itu? Itu bukan kehidupan yang layak.Pada saat yang sama, suara keras menggema dari kejauhan."Dasar pengkhianat! Apa yang kamu bilang barusan? Dengan sikap seperti itu, apa kamu pantas disebut Pelindung Kebenaran?""Kamu sama sekali nggak layak jadi Pelindung Kebenaran. Kamu cuma sampah!""Dasar berengsek, apa kamu mau mati? Beraninya mengkhianati kami!"Permohonan jenderal itu langsung memancing amarah orang-orang di sekitarn

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1233

    "Hahaha! Bimo, akhirnya kamu mengalami ini juga!""Sekarang, gimana kamu bisa bertarung? Bersiaplah untuk mati!""Nggak peduli apa yang kamu lakukan, hari ini kamu nggak akan bisa kabur. Kematian sudah pasti menjadi akhirmu!"Suara-suara penuh keyakinan itu terdengar jelas di telinga Yoga. Dia agak mengernyit dan menatap dingin ke arah mereka.Yoga agak memiringkan kepala, lalu mengejek sambil menyeringai, "Kalian ini benar-benar terlalu berisik. Sepertinya kalian juga mau jadi boneka ya?"Sekejap kemudian, suasana berubah drastis. Semua orang terdiam, tak ada yang berani bicara lagi. Mereka tahu betul bahwa mereka tidak ingin mati.Sebab begitu mati, mereka akan dikendalikan oleh formasi ini. Mereka akan menjadi makhluk mengerikan yang tak bisa mati dan dihancurkan, kecuali semua makhluk hidup di dalam formasi ini sudah kehilangan nyawa.Yoga mengalihkan targetnya. Dia langsung menuju ke arah orang-orang yang tersisa sambil berujar, "Ya sudah. Kalau begitu seperti yang kalian inginkan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1232

    Di dalam formasi, sepuluh tetua dan tiga jenderal berdiri dengan kewaspadaan penuh. Mereka menatap tajam ke arah Yoga.Tatapan mereka yang dingin tertuju pada Yoga. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang bergerak. Mereka yakin bahwa pertempuran berikutnya akan berlangsung sesuai dengan rencana.Melihat itu, Yoga sedikit mengernyit. Dia bisa merasakan bahwa mereka sepertinya sedang menunggu sesuatu. Perasaan seperti itu sungguh membuatnya merasa sangat tidak nyaman.Akhirnya, Yoga mulai menyadari sesuatu. Dia segera mengalihkan pandangannya ke satu arah. Di sana, dia melihat tubuh jenderal yang sebelumnya telah dia bunuh.Jenderal itu kini seperti boneka yang dikendalikan oleh benang-benang merah. Tubuhnya mulai berubah menjadi makin besar dan berotot. Ini semua adalah hasil dari formasi, yang mengubah mayat itu menjadi lebih kuat dari sebelumnya.Yoga mendengus sebelum berujar, "Sepertinya, mereka mau menguji aku dulu."Yoga tahu betul bahwa orang-orang ini takut mati sehingga berh

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1231

    Kraaak!Tubuh jenderal itu seketika meledak di satu bagian. Separuh tubuhnya berlumuran darah dan terlihat begitu mengerikan. Luka parah di bagian luar tubuhnya bercampur dengan dampak serangan di dalam tubuh. Hal itu membuatnya berada di ambang kematian.Dengan ekspresi datar, Yoga perlahan menoleh dan menatap dingin ke arah yang lain. Dia berujar, "Selanjutnya, giliran kalian!"Kalimat itu penuh dengan aura dominasi, seakan-akan dalam sekejap mampu membekukan seluruh wilayah di sekitar. Kesepuluh tetua dan tiga jenderal yang tersisa terdiam sejenak, lalu raut wajah mereka berubah menjadi garang."Bimo, kamu pasti nggak tahu betapa menakutkannya Formasi Pembantai Dewa ini, 'kan?""Di dalam formasi ini, satu-satunya jalan bagimu adalah mati!""Hmph! Memangnya kenapa kalau kamu bunuh dia? Setelah bunuh kami semua, terus apa?"Dalam sekejap, mereka semua menunjukkan sikap yang sombong dan melontarkan ejekan terhadap Yoga.Di sisi lain, Yoga mengernyit karena bingung. Apa mereka sudah gil

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1230

    Kedua orang itu merasa bahwa jurus yang baru saja mereka lihat sangat mirip dengan gaya Yoga. Hanya saja setelah berpikir dengan saksama, mereka yakin bahwa itu tidak mungkin.Sutrisno dan Winola lebih percaya bahwa jurus itu diajarkan oleh Bimo kepada Yoga. Sebab, mana mungkin Yoga memiliki kemampuan sehebat itu?Winola bertanya dengan serius, "Tapi, apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Sudah begitu banyak orang yang mati!"Sutrisno membalas, "Banyak orang mati, bukannya itu malah bagus? Kalau para Pelindung Kebenaran mati, Tuan Bimo yang diuntungkan. Kalau orang-orang dari empat keluarga besar ikut mati, itu malah menguntungkan kita."Winola hanya terdiam mendengar ucapan itu. Dia menatap Sutrisno dengan pandangan penuh arti sambil mengernyit. Momen itu membuatnya seketika merasa bahwa Sutrisno adalah seorang pengkhianat. Bagaimanapun, orang-orang yang mati berasal dari keluarga mereka sendiri.Melihat ekspresi Winola, Sutrisno coba meyakinkannya dengan berucap, "Kamu lupa dengan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1229

    Pada saat yang bersamaan, seluruh langit berubah menjadi merah dan benang-benang yang memerah juga terus melayang.Saat ini, semua orang merasa sangat terkejut dan tatapan mereka penuh dengan ketakutan. Orang-orang dari empat keluarga besar yang tersisa dan para Pelindung Kebenaran yang masih hidup pun tercengang dengan pemandangan itu."Astaga. Apa yang mereka inginkan? Jangan-jangan ingin membunuh kami?""Kami adalah Pelindung Kebenaran, kita ini satu kelompok. Apa mereka benar-benar ingin membunuh tanpa pandang bulu?""Sialan! Padahal hanya perlu membunuh Bimo saja, kenapa harus membunuh kami juga? Organisasi Pelindung Kebenaran benar-benar akan hancur."Banyak Pelindung Kebenaran yang berteriak dengan marah dan emosi mereka makin meledak karena merasa menderita. Mereka semua tahu mereka akan segera mati.Orang-orang dari empat keluarga besar pun sudah benar-benar putus asa dan terus berlari ke segala arah.Namun, benang-benang merah itu langsung menyerang satu per satu orang di san

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status